Jumat, 01 Mei 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 117. Saat Pengetahuan Game mengkhianatimu

Chapter 117. Saat Pengetahuan Game mengkhianatimu


Beberapa jam kemudian kami mengetahui apa yang terjadi.
Naga yang ditunggangi oleh Prajurit pembawa informasi telah kembali dengan penuh luka.

“Apa yang terjadi?”

Dengan keadaan terluka, Prajurit pembawa informasi menuju ruang tahta dimana tempat kami berkumpul, dia datang dengan ekspresi suram.

“Ga-Gawat! Segel dari Monster Legendaris, Segel dari Reiki telah hancur!”
“Reiki....?”

Maksudmu roh kura-kura?
Kalau tidak salah, nama Reiki itu hampir sama dengan kura-kura legendaris yang ada di duniaku.
Ya, dalam game sering terjadi penamaan ulang yang hampir sama dengan aslinya....
Disini juga sering dipanggil Empat Roh atau Monster Sakral, makhluk seperti ini selalu berada diposisi yang sama.

Empat Roh, yaitu, Seiryuu, Suzaku, Genbu dan Byakkou. Kalau begitu nama lain Empat Roh, yaitu, Kirin, Houou, Reiki, Ryuu.
Keempatnya hampir sama jadi tidak dapat dihindari bila ada orang yang salah menyebutnya.
Hal yang sama terjadi pada Reiki ini. Keberadaannya hampir sama dengan Genbu.

Reiki itu kura-kura yang membawa Gunung Horai di punggungnya.
Genbu itu kura-kura berekor ular dan berkaki panjang yang digambarkan sebagai Penjaga Utara.
Gunung Horai terletak di daerah Timur yaitu sebuah gunung ditinggali oleh para biksu. Lalu bila disambungkan dengan Penjaga Utara maka hal tersebut tidak mungkin terjadi.

“Tidak mungkin....”

Raut wajah Ratu berubah.
....Itu berarti situasinya sangat buruk ya. Mungkin aku akan dikirim kesana.

“Sebenarnya, Aku pernah mendengar cerita tentang Reiki di duniaku..... tapi, kenapa segelnya hancur?”
“Ya. Pada zaman dahulu, Hero yang dipanggil, memberikan nama pada monster yang telah mereka segel itu. Dan kemunculannya itu sangat tiba-tiba.”
“Begitu...”

Apa mungkin.... karena efek dari Gelombang segelnya hancur? Lalu apa yang menghubungkan ini dengan jam pasir naga yang terhenti.
Biasanya, jam pasir naga ini akan terhenti ketika ada masalah besar yang baru muncul.....?

“Kemudian.... para hero membuat segel yang tidak bisa dihancurkan, ketika itu terjadi para hero tidak memberitahukan apapun kepada kami. Jadi kami juga tidak tahu cara membuka segelnya.”
“Mungkin ini terjadi karena Gelombang?”
“Mungkin saja....”
“Tapi, itu tidak menjelaskan angka 7 ini.”

Angka 7 — — merupakan angka yang membawa kesialan bagiku. 
<TLN : Oh Chapter 7 ya>

Aku harap Ketujuh Hero Bintang bisa ikut andil dalam masalah ini.
Jika itu tidak terjadi, maka.....

“Bu...hem.”

Prajurit pembawa informasi itu merasa ketakutan sampai memalingkan wajahnya.

“Kenapa? Apa masih ada informasi lain?”
“Ti-tidak...”

Prajurit pembawa informasi itu terus memalingkan wajahnya.
Hmm? Ia terus melihat ke arahku terus.

“Cepat katakan!”
“Se-sebenarnya—“

Apa yang dikatakan oleh prajurit pembawa informasi telah menjelaskan semua akar masalah ini.

“Empat Hero Suci, yaitu Hero Pedang, Tombak dan Busur lah yang telah memecahkan segelnya!”
“Apa itu informasi yang benar?”
“Benar! Desa yang menjadi tempat penyegelan telah didatangi oleh para Hero tersebut, kemudian mereka memulai sebuah ritual, dan juga menghancurkan patung kuil disana. Tepat setelah itu dilakukan segel Reiki terbuka, kemudian mereka langsung menuju ke arah Reiki. Itulah informasi yang Aku dapat.”

Wajah Ratu menjadi pucat.
Anak pertamanya berada disana. Itu pasti membuatnya khawatir.

“Itsuki-sama!”

Rishia langsung lari menuju tempat kejadian yang belum pasti itu.

“Filo, tangkap Rishia.”
“Baik.”

Tak lama kemudian Filo berhasil menangkapnya dari belakang.

“Lepaskan Aku! Aku ingin menyelamatkan Itsuki-sama. Itsuki-sama!”

Walau sudah diperlakukan sebegitu kejamnya, Itsuki sangat beruntung.

“Tetapi.... kenapa para hero melakukan hal seperti itu..... lalu bagaimana caranya mereka berhasil memecahkan segelnya?”
“Hero selain aku memiliki pengetahuan lebih tentang dunia ini, mungkin?”

Mereka itu, pasti menggunakan pengetahuan game untuk memecahkan segelnya.
Kalau diingat-ingat, Itsuki pernah mengatakan sesuatu yang tidak bisa Aku mengerti.
Ia bilang pada Raphtalia “Dan pada akhirnya, kau akan menyerah dan terpaksa harus mengandalkanku”. Dan dia juga mengatakan kepadaku “Hanya kali ini saja kau bisa bertindak seperti ini.”.
Waktu itu, Aku merasakan raungan pecundang dari dirinya, mungkin ini penyebabnya.

Kemungkinan EXP yang dihasilkan Reiki sangatlah banyak, dan juga bisa menghasilkan senjata yang bagus juga.
Mereka bertiga menuju tempat yang sama, itu berarti musuh yang bisa dikalahkan dengan level 80. Dengan level segitu sudah membuat mereka nyaman.

Lagi-lagi pengetahuan game. Aku sangat ingin mereka berhenti melakukannya.
Mungkin, dengan mengalahkan Reiki mereka akan memiliki kekuatan lebih besar dariku, itu lah yang mereka incar.
Apa maksud dari solidaritas. Pada akhirnya mereka hanya ingin menjadi lebih kuat saja.
Ini akan mengomeli mereka nanti.

“Begitulah yang terjadi....”
“Segelnya terpecahkan lalu mereka mengalahkannya, kan?”

Entah kenapa, jam pasir naga ini masih terhenti, mereka itu sangat tahu tentang game yang mirip dengan dunia ini jadi tidak mungkin mereka bertarung dalam pertarungan yang tidak ada kemungkinan menangnya.
Sekarang, orang yang mengalahkan Reiki pasti sedang merayakan kemenangannya disuatu tempat.
Setelah memenangkan sesuatu akan enak dilanjutkan dengan makan-makan.

“Tidak.... setelah para hero memecahkan segel Reiki, mereka langsung menghilang, sekarang, Reiki sedang menuju ke arah pemukiman penduduk.”
“Apa!?”

Apa-apaan itu?
Tidak mungkin mereka bertarung dengan kemungkinan menang nol.
Tidak, mungkin itu hanya berlaku pada Keempat Hero sepertiku saja.
Setidaknya Aku bisa memprediksi kejadian buruknya.
Kemungkinan akan ada reaksi dari Reiki bila Aku menuju kesana, kemungkinan besar Aku bisa bertemu dengan mereka.

Ditambah lagi, monster yang seharusnya tersegel menuju pemukiman penduduk....
Bukankah ini, sudah sangat berbahaya?

“Bagaimana dengan informasi dari Shadow?”
“Kami sudah mengikuti semua hero, tapi....”

Shadow muncul disebelah Ratu, lalu dia membisikan sesuatu.
Sepertinya, Shadow ini tidak berbelit-belit dengan kata Gojaru.

“...... Keberadaan mereka, tidak diketahui.”


2 hari kemudian.
Setelah itu, kami diperintahkan oleh ratu untuk membawa pasukan ksatria untuk bergabung dalam Pasukan Anti Reiki yang didalamnya tergabung pasukan berbagai negara lain juga.
Yang menjadi komandannya adalah Aku.
Ketika itu juga, laporan kerusakan yang disebabkan oleh Reiki dilaporkan.

Sudah ada 5 kota, 3 benteng dan 2 istana yang hancur. Sudah ada banyak korban jiwa yang tak terselamatkan dari kejadian ini.
Reiki itu monster besar, sudah dipastikan ada familiar yang berkeliaran di sekitarnya. Serangan Reiki saja sudah menghasilkan banyak korban, apa lagi ditambah dengan familiar-nya yang ikut menghabisi orang yang melarikan diri.
Pergerakannya sudah pasti menuju tempat yang banyak penghuninya.

“Apa Ketujuh Hero Bintang akan datang?”
“Kami sudah memintanya...... tapi, kedatangan kita lebih awal dari mereka.”

Melarikan diri dan menyerahkan semuanya kepada Ketujuh Hero Bintang merupakan pilihan yang bagus..... tapi, ketika korban jiwa terus bertambah, itu akan menjadi masalah untuk hero.
Lagi pula, cukup sulit untuk mempercayai kekuatan dari Ketujuh Hero Bintang.
Dan juga.... kekuatan dari Reiki berhasil membuat hero lain menghilang, kalau dipikirkan lagi, mungkin ini akan menjadi masalah besar untukku juga.

Tapi, Aku tidak bisa melarikan diri begitu saja.
Kejadian ini disebabkan oleh Empat Hero Suci. Kalau ini tidak segera diatasi, maka bunuh saja Hero Suci lalu panggil yang baru saja. Hatiku sangat ingin mengatakan itu.
Tentu saja, bila hal seperti itu terjadi Aku akan melawannya.
Walaupun begitu, demi kebaikan dunia ini pasti akan ada yang mau membunuhku, dan Aku tidak bisa terus bertarung dengan mereka.

Tidak ada pilihan lain selain melakukannya.

Apa mungkin hero lain.... memecahkan segelnya dan lari begitu saja agar Aku dan ratu dalam kesulitan yang besar, ku harap itu tidak terjadi.
Tapi Aku tidak bisa menyangkal itu.
Lagi pula, risikonya cukup besar jadi itu tidak mungkin terjadi.

Kurasa aku harus menganggap ketiga orang itu sudah mati.
Pengetahuan Game..... pemikiran yang memungkinkan mereka untuk percaya bahwa mereka mengerti segalanya tentang dunia ini. Namun itu akhirnya mengkhianati mereka dan menyebabkan mereka meremehkan musuh yang mengerikan.
Jika tidak begitu, tidak ada alasan lain yang menjelaskan kegagalan mereka.
Mungkin dalam game mereka, monster yang disegel berbeda dari ini.

“.....Apapun yang terjadi kita harus melakukannya. Lalu, kekuatan apa saja yang kita punya?”
“Yang kita miliki adalah Ksatria Gabungan, Prajurit, dan Petualang yang tergabung dalam Pasukan Anti Reiki. Tapi.... salah satu negara sudah menyerang, dan dilaporkan mengalami kekalahan telak.”
“Apa mereka menyerang sebelum hero tiba?”
“Mereka menyerang monster yang sedang menghancurkan negara mereka.”
“...Begitu...”

Itu bukan tindakan gegabah, melainkan terpaksa harus menyerang.
Bukan sebuah perasaan yang tidak bisa dimengerti.

“Hero yang bisa diandalkan hanya Aku saja....ya.”

Setidaknya Aku harus mengurangi jumlah korban jiwa, jika tidak itu akan terus bertambah.
Karena ketiga hero dinyatakan hilang, dan lagi mereka dinyatakan sebagai penyebab kejadian ini, hanya Aku sebagai Hero Perisai yang harus bertindak seperti pahlawan pada umumnya.
.... Sejujurnya, Aku tidak perlu berperilaku seperti pahlawan.
Kenapa hanya satu orang hero yang harus mengalahkan monster yang sudah menyebabkan kerusakan besar ini, dan lagi seorang yang ahli dalam pertahanan yaitu Hero Perisai. Kurasa ini terlalu gegabah. Tetapi, agar bisa diakui Aku harus mengalahkan monster terbesar terlebih dahulu.

“Aku bisa melihatnya.”

Dalam kereta Filo, ratu mengatakan itu dengan mengenakan armornya.
Aku melihat langit yang ditunjuknya — — Aku tidak bisa mengatakan apapun lagi.

“Eto.... Aku melihat gunung yang sedang berjalan....”

Aku harus melawan makhluk itu?
Dari jarak yang jauh ini Aku tidak bisa memastikannya, dalam game Monster Hunter akan muncul naga yang seukuran gunung, tapi ini lebih besar daripada itu.
Gambaran lebih dekatnya adalah kura-kura besar yang bisa melewati dunia hanya dengan beberapa langkah saja.
Di atasnya terdapat sebuah desa yang hancur, sebuah monster yang membawa gunung.
Jadi ini adalah Reiki.



“Ratu, bagaimana cara bertarung Reiki dengan Hero dalam legenda?”
“Sepertinya mereka masuk kedalam tubuhnya melalui desa di punggungnya, lalu mereka menyegel jantungnya dari dalam.”

Kalau begitu, kita harus menghentikan pergerakannya... tidak, untuk menghentikan monster itu Pasukan Anti Reiki saja tidak cukup. Karena langkahnya saja sudah menghancurkan banyak hal.

“Apa kau punya rencana?”
“Iya, ada. Reiki itu memiliki kebisaan untuk menyerang pemukiman warga, dengan begitu dia pasti mengarah ke desa atau kota, ketika itu terjadi kita akan membuat satu jalur evakuasi, dan menyerangnya ketika berada ditempat yang ditentukan, itu lah rencananya.”
“Rencananya bukan itu saja, kan?”
“Iya, sesuai dengan legenda, hero akan masuk kedalam tubuh Reiki dan menyerang jantungnya.”

Berati Aku akan menggunakan Wrath Shield dengan skill Iron Maiden atau Blutopfer?
Baru saja Aku sembuh dari kutukannya, sudah harus kugunakan lagi. Tidak ada cara lain.

“Tapi, dengan rencana itu bukankah hanya akan membuat korban jiwa semakin bertambah?”

Ketika kita menyerang Reiki dari dalam tubuhnya, maka Reiki akan tetap menyerang pemukiman warga.
Dengan mengalahkannya.... akan membuat kerusakan besar diluar.

“....Iya.”
“Lepaskan Aku! Aku itu, tidak akan bertarung! Perisai! Kirimkan Perisai saja~AAAAA!”

“......”

Sampah mengatakan hal itu pada Ratu yang sedang duduk disebelahnya.
Lalu Ratu memegang Sampah dengan satu lengan dan mendorongnya dari kereta.
..... Sudah tidak ada harapan.

“Aku tahu itu. Tapi, tidak ada cara lain untuk mengalahkan monster kuat itu.”

Keberadaan Sampah membuat keadaan disini memburuk.
Lagi pula, untuk apa orang seperti dia ada disini.
Ia terlihat seperti Komandan, tapi akan lebih baik untuk tidak ada orang seperti dia disini.

Sudah kuduga, cerita dari Hero Tongkat dan Raja Bijaksana hanyalah propaganda saja.

“Sudah tidak ada harapan. Terutama dalam rencana itu.”
“Maksudnya?”
“Suamimu sudah tidak ada harapan, tapi bila rencana itu dilakukan maka akan ada banyak nyawa yang tak terselamatkan.”

Bukan hanya gegabah, ini juga akan membuat korban terus bertambah.
Selama kita tidak mengetahui seberapa kuat Reiki, maka pembicaraan ini tidak berguna.
Yang orang lakukan didunia ini hanya menyerang dan kalah saja, itu hanya untuk membawakan sebuah informasi saja.

“.... Untuk mencobanya, aku harus melawannya.”

Jika Aku bisa menahan serangannya, maka itu pertanda baik. Bila tidak, maka Aku harus mengikuti rencana ratu saja.

“Fu ~e....”
“Rishia, kita akan menganalisa kekuatan Reiki. Dengan melihat keadaannya, Aku ingin kau yang melaporkan keadaannya kepada ratu.”
“Ta-tapi.”
“Aku tahu. Dengan Kigurumi itu kau bisa lari dengan cepat. Belum tentu kita akan melawannya.”

Sepertinya.... dengan kekuatan hero saja ini tidak bisa dikalahkan dengan mudah.
Tetapi, sudah bukan waktunya untuk lari ketakutan.
Dan juga jika aku melarikan diri dari sini hanya akan membuat lebih banyak musuh.
Aku harus mencoba melawannya dulu.

“Aku mengerti. Tergantung dari keadaannya, rencananya juga akan ikut berubah.”
“Aku mengandalkan sihir dukunganmu. Jika hal buruk terjadi, Aku juga akan mundur, dan menunggu kedatangan hero lain.”
“Aku mengerti. Iwatani-sama, ini akan menjadi perhatian dunia. Pastikan untuk berhati-hati.”
“Baiklah.”

Ratu memberikan hormat, lalu Firo melepaskan diri dari kereta Ratu. Dan Firo akan membawa kita semua dipunggungnya.

“Filo, segera menuju monster itu!”
“Siap!”

“Raphtalia, lakukan seperti biasanya. Ratu juga sudah mengatakan itu, bila tidak berhasil maka kita tinggal memikirkan cara lain.”
“Aku mengerti.”

“Rishia, pikirkan keselamatan dirimu saja. Bila hal buruk terjadi, cepat laporkan itu pada ratu.”
“I-iya.”

Aku memberikan perintah, lalu mempersiapkan diri untuk bertarung.

“Ayo~!”

Filo mulai lari dengan kecepatan penuh. Kita memulai penyerangan pada Reiki.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar