Kamis, 22 September 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 3 Chapter 6 - Hal Yang Memisahkan Dunia

 

Volume 3
Chapter 6 - Hal Yang Memisahkan Dunia
Cover


[lu xemille-l-phenoria xiss.]

Semua anak yang belum lahir

[Sez cia lisya pha peln lef Es]

Aku akan mencintai dunia atas namamu.

[eyen Ez et shela, alra, hem, meki, ende bleiya.]

Aku akan membelaimu, aku akan menyentuhmu, aku akan memelukmu, aku akan menghancurkanmu.


Note :
<TLN: World 6 dimulai dengan dialog rasterizer dengan bahasa rasterizer nya, dibawah nya itu arti setiap kalimat yang diucapin sama si rasterizer.

dan untuk di chapter ini buat ngebedain siapa yang lagi bicara dan dengan siapa dia lagi bicara bakal dibedain kek gini.

[] -> kurung siku dengan bold + italic berarti dari rasterizer yang bicara.

[] -> kurung siku dengan kondisi teks normal berarti Rikugen Kyouko yang bicara.

“” -> tanda kutip berarti dari pihak resistance entah itu Kai, Rinne, Jeanne, Farin atau balmung pokoknya yang dari Resistance lah.>




“Pas sekali. Aku sangat menantikan kesempatan ini.”

Mengibarkan jubah tujuh lapisnya, Reiren berjongkok.

Siap untuk bertarung. Dengan kekuatan kaki elf yang sudah menjelajahi seluruh hutan, Reiren bisa menembus masuk ke dada rasterizer kapan saja.

“Aku akan membalaskan kematian Heavenly Lord Alfreyja. Aku akan membuat nya Aku akan membuatnya mengungkapkan tujuan Fang King Rath=IE. Membiarkan kita masuk ke dunia yang sangat berbeda seperti ini. Semua yang terjadi saat ini adalah hal yang bagus.”

“Aku sangat setuju.”

Sang Lion King, Balmung, melangkah ke samping Reiren. Wajahnya berubah menjadi ekspresi yang lebih menyeramkan.

“Aku adalah seorang yang menentang peperangan, tapi melihat situasi nya menjadi seperti ini, aku rasa aku bukanlah sosok yang bisa kamu ajak bicara... Aku mencium bau yang sangat menjijikan. Seperti bau kematian yang sangat menjijikan.”

“Farin...”

“Jeanne-dono, tenang saja... Aku mengerti sekarang, inilah monster yang sudah menyerang Heavenly Lord Alfreyja.”

Rinne, membawa pedang scimitar nya, sambil tetap menjaga jarak tanpa bergerak sedikitpun.

<TLN: scimitar itu jenis pedang yang melengkung, kalau main elden ring pasti tau.>

Garis kematian.

Seorang prajurit memperkirakan waktu kematiannya berdasarkan pengalaman.

Hal yang sama berlaku untuk Lion King Balmung dan Reiren.

[…………Penyusup……Diamati……Ssst……Pengusiran……Jika perlu……Penghancuran……]

Diujung altar.

Makhluk yang terdistorsi dan cacat muncul di tangga, mengucapkan kalimat yang tidak jelas.

Jika ada dewa, apakah monster ini adalah perwujudan dari keburukan dewa itu? Ini sangat mengerikan sehingga membuat ku merasa ketakutan.

“Rikugen Kyouko!”

Kai Berteriak ke hadapan nya, yaitu ke makhluk slime berwarna biru yang menyerupai seorang wanita.

“Aku yakin kamu pasti sudah pernah melawannya sebelum ini. Jenis serangan seperti apa yang dia miliki? Aku harus waspada terhadap apa?”

[Jangan tersentuh olehnya.]

Rikugen Kyouko menatap ke arah rasterizer yang sedang berjalan ke tujuan altar.

[Jika aku tersentuh oleh tangan itu, aku akan terhapus. Terhapus dari tubuh Kyoko, tapi hanya sebagian saja lah yang terhapus.]

“Itu yang disebut dengan no-coordinates zero code.”

Kai menggenggam erat Code Holder untuk mengkoordinasi dunia.

Sid memenangkan Perang Besar Kelima Ras dengan pedang ini, pedang yang terbilang ampuh untuk melawan keempat ras. Tapi mungkin pedang ini tidak akan mampu untuk melawan monster ini.

Sosok yang menyerang Dark Empress Vanessa, tetapi pada kenyataannya, lenyap secara paksa oleh Vanessa.

Jika itu permasalahannya, mungkinkah serangan sihir Rinne dan Reire akan berhasil?

Memperhatikan setiap pergerakan monster buruk rupa ini.

Tapi.

Naik ke altar, rasterizer berhenti bergerak Hanya mata menakutkan nya yang bergerak dari sisi ke sisi, tetapi tidak ada tanda-tanda ia akan menyerang.

“Hei Kai. Tidak ada tanda-tanda monster ini akan menyerang... Inilah kesempatan terbaik kita untuk menyerangnya...”

“Jangan mendekat lebih jauh lagi, shorty. Sudah menjadi aturan dasar bahwa monster akan terlihat tenang sebelum mereka menerjang manga mereka. Karena itulah.”

Balmung mengeluarkan senapan yang diikatkan di punggungnya.

Pelontar granat. Itu diisi dengan peluru pembakar untuk roh, tetapi senjata ini adalah senjata besar yang dibuat khusus yang dirancang agar sesuai dengan kekuatan Lion King yang sangat kuat.

“Jika monster ini tidak bergerak, maka aku yang akan menyerang. Jika dia tidak menghindar, maka ini akan menjadi serangan langsung.”

Sang Lion King mengarahkan senapannya.

Ada jarak sekitar sepuluh meter antara pelontar itu dengan Kai.

[Ah.]

Tiba-tiba.

Mulut rasterizer, yang mana sampai sejauh ini belum bergerak sedikit pun, mulai tersenyum.

[Jadi, jumlah individu yang harus dipantau ada,……tu, tujuh,……sekitar, atau, memang segitu……jumlah tanggapan terhadap kata terlarang “Sid,” tiga……untuk……ha, ha, hancurkan……… ]

Lengan putih bersih seperti elf.

Lengan kanan bersisik seperti ular.

Dengan tangan terentang, rasterizer menyatakan "Niat Merusak".

[Usir empat yang tidak responsif.]

Swoosh.

Keheningan menghilang saat suara hunusan terdengar.

Sebuah lubang distorsi besar tercipta di belakang Jeanne, Farin, Lion King, dan Reirin. Di sisi lain lubang adalah pemandangan dari dalam makam.

“Apa!?”

“Whoa, apa-apaan angin ini!?”

Mulai terhisap.

Lingkaran itu sendiri berputar dan berputar seperti bak mandi yang penutup lubang nya dicabut, menyeret keempat orang itu ke sisi lain dari lubang besar.

“Jeanne!”

“Kai!”

Kai mencoba untuk meraih teman masa kecilnya yang mulai terhisap ke sisi lain dari lubang besar. Ujung jari mereka bersentuhan dan saat kai mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menggenggam lengan Jeanne.

[Pengusiran selesai.]

Lubang lingkaran tertutup.

Farin, Lion King Balmung, Reiren dan Jeanne, yang seharusnya memegang lengan Kai, sudah menghilang dari ruangan ini.

Satu-satunya yang tersisa adalah Kai, Rinne, dan Rikugen Kyoko.

“Kai? Jeanne? Siapapun!”

“Tetap tenang.”

Kai Menggertakan giginya dan berusaha untuk tetap tenang.

Kai ingin berteriak jika bisa, tapi sekarang dia harus fokus kepada monster yang ada di hadapannya.

“Kamu melihatnya juga, Rinne. Mereka berempat menghilang begitu saja dari tempat ini. Aku rasa mereka semua hanya kembali lagi ke dalam makam.”

Kai menunjuk ke tempat kosong di mana lubang besar itu muncul.

“Yang lebih mengerikan adalah situasi kita saat ini. Kenapa membiarkan kita untuk tetap disini? Jika kamu memikirkan alasannya. Maka kamu sudah tahu apa yang harus kita lakukan.”

[Aku setuju. Alasan nya pasti karena kita membicarakan sosok ‘Sid’. Karena itu Rikugen Kyouko dan yang lain ditinggalkan.]

Rikugen Kyouko mundur satu langkah.

[Kemungkinan rasterizer ini memiliki kebiasaan untuk menyerang siapa saja yang memiliki ingatan akan sosok ‘Sid’. Keberadaan yang membuat Rikugen Kyoko dan teman-menjadi tidak nyaman dengan dunia ini. Jadi...]

[Hancurlah.]

Sang Rasterizer, dengan organ yang dimutilasinya, mulai melebarkan sayapnya.

Membentangkan sayapnya yang seperti fosil tulang-belulang, itu menjadi deklarasi perang.



Aula hitam yang hanya terisi keheningan.

Di dalam makam.

Satu-satunya yang memecah keheningan adalah teriakan Jeanne, sang Ksatria Cahaya.

“Kai!? Rinne!? Dimana kalian, jawab aku! Reiren, Dimana kamu?”

“Tidak, aku tidak bisa mencium bau Kai dan Rinne. Mereka tidak berada di sekitar sini.”

Elf dan Sang Lion King muncul dari balik dinding labirin yang rumit.

Kenapa hanya Kai dan Rinne saja yang menghilang?

“Jeanne-dono, Farin, kumohon kesini sebentar. Ini penting.”

Sang Lion King memberi isyarat untuk menghampirinya.

Jeanne berbalik di dinding perempatan, cahaya yang bersinar dengan cepat membakar kelopak matanya.

“Hah. Matahari!?”

“Sepertinya kita sudah dikirim kembali ke depan makam.”

Pintu depan makam sudah kosong.

Awan melayang di langit biru dan matahari yang bersinar terpantul di cakrawala. Pintu di depan makam berjarak 30 meter di atas tanah.

Dari ketinggian yang menjulang ini, seluruh benua bagian selatan bisa terlihat.

“Kita harus masuk kembali ke pintu belakang makam.”

“Oh. Dan sekarang kita berada di pintu depan. Aku kira kita sudah diserang oleh monster itu di ruangan aneh tersebut, tapi aku sadar bahwa itu lah masalahnya.”

Pintu untuk keluar dari makam ada disini.

“Monster itu, rasterizer, pasti sangat membenci keberadaan kita.”

Farin, berdiri di hadapan pintu, menatap secara langsung ke arah matahari.

“Tapi ini sangat tidak masuk akal. Jika tujuan nya adalah untuk menyingkirkan kita, maka seharusnya Kai dan Rinne ada disini.”

“Si roh juga. Tapi bagaimanapun keadaannya, mereka tidak ada disini.”

Sang miko elf menggertakan giginya.

“Jika kamu masih berada di altar yang sama dengan si rasterizer, maka situasinya justru akan semakin membingungkan.”

“Aku akan kembali.”

Jeanne berbalik dengan cepat sama seperti detak jantungnya yang semakin cepat juga.

“Ayo coba kembali masuk melalui pintu belakang makam lagi. Pasti masih ada pintu yang mengarahkan kita ke ruangan itu lagi!”

“Jeanne, tunggu.”

Lengan kanan yang kuat menyentuh pundak Jeanne. Sang Lion King memegang pundak nya dengan kuat, dan Jeanne berbalik ke arah pria besar yang ada di belakang nya.

“Apa yang kamu lakukan, Tuan Balmung? Setiap detik nya sangat penting sekarang!”

“Karena itulah aku meminta mu untuk tenang sekarang.”

Balmung memiliki tatapan pria yang tajam seperti seorang tentara perlawanan.

“Monster itu jelas sangat tidak normal. Bagaimana kamu bisa yakin kalau kamu bisa membunuhnya ketika kamu kembali kesana?”

“I-itu...”

Monster itu mungkin lebih kuat daripada keempat pahlawan ras.

Bahkan Rikugen Kyouko sang pahlawan roh sampai mengakuinya.

Baik Jeanne dan Reiren menyaksikan Heavenly Lord Alfreyja sudah diserang oleh rasterizer.

Mungkinkah mereka bisa mengalahkan monster itu, monster yang berhasil membuat pahlawan foreign god tewas, bahkan jika mereka menggunakan serangan kejutan, mungkinkah?

“Apa yang harus kita lakukan kalau begitu...”

“ini aku.”

Suara ini.

Itu tidak ditujukan kepada Jeanne, tetapi kepada komunikator yang dia ambil.

“Kapten, bawa benda itu ke sini. Ya, kita akan membutuhkannya sekarang.”

Menutup panggilan.

Sang Lion King mengangguk dengan penuh semangat kepada Jeanne, yang menatapnya dengan napas tertahan.

“Ayo pergi, Jeanne. Aku ini seorang tentara perlawanan. Aku tidak begitu mengerti sampai aku merasa takut dan ingin melarikan diri ketika aku melihat monster itu.”



No Coordinates World Zero.

Lautan awan dengan tujuh warna serta koridor batu yang membentang di atas awan. Ruang anorganik yang hanya terdiri dari dua elemen. Dan disana...

[Eep.]

Senyuman rusak yang tertampil di wajah monster itu bergema seperti gong yang mengumumkan pembantaian

Rasterizer Phase I [Niat menghancurkan].

Begitu monster cacat yang aneh itu membungkuk, kakinya mulai membengkak dengan suara yang menakutkan.

“Serangannya datang!”

Dengan momentum ketika mendorong lantai batu, rasterizer melompat dengan sayapnya terbentang.

Lengan kirinya yang seputih salju dan halus seperti milik gadis cantik yang mungil. Tapi Kai tahu lengan itu tidak seperti kelihatannya.

Jangan biarkan lengan nya menyentuh mu.

Pada saat lengan itu menyentuh mu, kamu akan terhapus seperti Heavenly Lord Alfreyja!

“Kai!”

“Rinne, menjauh!”

Aku lah targetnya.

Kai menendang lantai altar dan melompat sebelum Rinne bisa melihat dan mencoba melindunginya.

[Eep.]

Ejekan dari rasterizer yang sangat kuat.

Ini adalah monster yang melenyapkan Heavenly Lord Alfreyja, yang memiliki perlindungan dari banyak peralatan sihir, tidak membiarkan terkena satu serangan pun. Tidak mengherankan jika manusia bisa terhapus hanya dengan tersentuh oleh lengan itu.

“Bagus.”

Matahari yang bersinar.

Kai mengayunkan Code Holder nya ke arah lengan rasterizer yang memanjang.

[Huh?]

Senyuman monster ini terhenti.

“serangan selanjutnya ada disana.”

Lengan kanan yang tampak seperti ekor ular bersisik.

Lengannya menjadi seperti cambuk dan langsung berada di belakang Kai dengan panjang sekitar empat meter. Bahkan kemudian, Kai langsung berbalik dan menyingkirkannya.

[......Informasi kekuatan......koreksi......mengenali ancaman......!]

Mata rasterizer melebar hampir seperti melotot dengan sempurna.

Saling bertukar pandang antara Kai dan dengan [Code Holder], dan gerakan rasterizer membeku saat mencoba melompat ke bawah untuk menjaga jarak di antara mereka.

Rinne berada di belakang Kai.

Dan merasakan badai besar dengan kekuatan sihir berputar-putar di sekitarnya.

“Serang sekarang Kai.”

[Huh?]


“Aku tidak akan memaafkanmu!”

Lebih cepat daripada rasterizer.

Rinne mulai menyerang punggung monster itu dengan seluruh kekuatannya. Punggung rasterizer berderit saat dipukul oleh kekuatan lengan naga yang diwarisi dari darah campuran Rinne.

“K-keras sekali!”

Rinne adalah orang yang menyerang tinjunya tapi justru tangan nya malah bengkak dan melompat menjauh.

“jenis tulang seperti apa yang dimiliki oleh monster ini? Keras sekali seperti baja....!”

[kakakaka]

Kepala monster itu berputar 180 derajat.

Monster itu membuka tangannya dan melompat ke arah Rinne.

[Tahan.]

“Tidak! Aku tidak ingin dipeluk oleh orang lain selain Kai!”

Tepat sebelum dicengkeram oleh lengan yang mendekat dari kedua sisi, Rinne menendang rasterizer itu.

“Aku masih belum selesai!”

Bulu hitam dan putih menari-nari di udara.

Sayap tenma mulai terbentang dari punggung Rinne yang menunjukan bahwa Rinne mulai menggunakan kekuatan penuhnya.

Petir besar menyambar.

Sebuah petir besar yang bahkan bisa disebut pilar cahaya menerangi altar layaknya cahaya ilahi.

Rasterizer disambar semburan petir dari otak ke kaki. Tubuhnya hangus di beberapa tempat, dan sayapnya tertekuk menjadi dua.

[Tahan.]

“Apa!? Monster itu masih bisa bergerak....!”

Monster itu pasti terluka. Tapi monster itu masih bergerak. Apakah monster ini tidak merasakan sakit, atau urat syaraf nya sudah mulai rusak? Bukannya melambat, lompatan monster ini malah semakin cepat.

[Aku menangkapmu.]

Lengan biru cerah melingkari leher rasterizer.

Kai dan Rin. Monster itu begitu fokus pada mereka sehingga tidak menyadari slime lengket yang merayap di belakangnya.

[Menjauh dari ku.]

Tanpa menunggu jawaban mereka, lengan kanan Rikugen Kyoko meledak. Ratusan tetesan lendir mulai menempel pada tubuh yang monster buruk rupa, dan mulai bersinar.

Cermin [Guntur.]

Bunga petir besar mulai mekar.

Kai mundur, dan bahkan Rinne tersentak saat semburan yang petir yang mengamuk menghanguskan udara.

......Pelepasan Bunga Petir!?


......Apakah ini juga teknik ras roh yang diaktifkan dengan menggunakan tubuh lendir seseorang sebagai bahan bakar?

Kekuatannya tidak pada tingkat Pelepasan Bunga Petir. Ini sekuat sihir penghancur para iblis tingkat tinggi, atau mungkin lebih. Dan yang lebih penting lagi, teknik ini lah yang paling merepotkan.

......Jika aku berada di pihak penerima sihir.

......Bahkan [Code Holder] belum tentu bisa memotongnya, kan?

Lagipula, sumber Mirrored Thunder adalah kumpulan lendir Rikugen yang tak terhitung jumlahnya yang tersebar di mana-mana. Akan sangat mustahil untuk memotong semua pelepasan yang berjumlah sekitar seratus atau dua ratus pecahan sel fragmen.

Hal yang sama juga berlaku untuk juba spiritual Reiren [Jubah roh tujuh lapis].

Bahkan jubah yang mencegah hingga tujuh serangan sihir secara bersamaan tidak akan mampu mencegah akumulasi ratusan petir.

[Aku kelelahan.]

“Rikugen Kyouko!? Kamu...”

[Aku sudah mengerahkan tubuhku. Aku tidak bisa berbuat lebih.”

Petir berhenti.

Setelah cahaya menyilaukan memudar, lendir lengket biru di altar menjadi sedikit lebih kecil.

Seharusnya setinggi Rinne, tapi sekarang lebih kecil dari Reiren yang bertubuh kecil.

Ini bayaran dari sihir roh.

[Aku memiliki tubuh yang kecil karena pertarungan ku melawan Rath=IE. Petir nya juga seperti ini.]

“Namun, tidak terlihat seperti itu.”

Rasterizer yang berada di altar.

Tubuh cacat mulai berjatuhan dan hampir tidak bisa bertahan sebelum jatuh berlutut.

[...... Kerusakan ...... ‘Pintu’  Tidak ada persembunyian ...... Penghalang ......]

Pecahan cahaya.

Segera setelah itu, seberkas cahaya di atas kepala membentuk pintu ilahi.

“Kai, lihat, pintunya!?”

“Disana kah monster itu berusaha untuk sembunyi?”

Sejak awal, pintu keluar dari dunia yang berbeda ini ada di altar. Pintu tersebut disembunyikan oleh monster itu.

“Rinne, cepat keluar. Rikugen Kyouko, pintu itu!”

[Tubuhku terasa berat.]

Mungkin berjuang untuk mempertahankan tubuhnya, bagian bawah tubuh slime nya menjadi tidak beraturan, tidak membentuk kaki manusia.

“Bisakah kamu bergerak?”

[Bisa.]

Kaki manusia terbentuk lagi. Namun, Pahlawan Ras Roh tidak mulai berlari. Rasterizer berdiri di depan pintu cahaya.

Mulai tertawa.

[Reinkarnasi dunia. Mengeksekusi Rasterizer. Tulis ulang.]

Saat Kai melihat, ruang di sekitar monster buruk rupa itu berputar dan berputar. Pusaran hitam yang lahir di kehampaan membungkus tubuh yang terluka.

Pusaran hitam berkumpul.

Ruang yang terpelintir mereda, dan keheningan memenuhi udara seperti tidak ada yang terjadi.

[Selesai.]

Sang rasterizer sudah pulih kembali ke bentuk awalnya.

<TLN: ngecheat anjir.>

Seperti waktu sudah diputar ulang. Tidak ada goresan di tubuhnya. Di belakangnya, pintu cahaya yang seharusnya terbuka mulai tertutup.

‘Tidak mungkin! Apa-apaan ini? Luka-luka nya pulih kembali!?”

[Regenerasinya. Tapi itu terlalu cepat.]

“Bukan.”

Tidak perlu waktu lama bagi Kai untuk menyadarinya...

“Ditulis ulang. Monster itu menulis ulang dirinya sehingga membuat dirinya terlihat seperti baru lagi!”

Kekuatan yang mengubah Heavenly Lord Alfreyja

Dengan menerapkannya pada dirinya sendiri, dia menulis ulang tubuhnya setelah menerima banyak luka. Akibatnya, semuanya kembali ke ketiadaan seolah-olah waktu mengalir mundur.

Dan ini bukan hanya kemampuan sekali pakai. Mungkin kemampuan ini bisa dipakai lagi secara terus menerus.

“Monster ini, hampir seperti tidak bisa dihancurkan...!”

[Kahakaha.]

Rasterizer membuat ejekan yang aneh.

Cahaya ungu gelap menyinari kedua tangannya, menciptakan lingkaran teror magis.

[Reproduction of the Forbidden Curse - Demon Mask]


Wajah iblis kuno lahir di seluruh lantai altar berwarna kapur. Wajah iblis kuno itu perlahan membuka mulutnya di bawah Kai, Rinne, dan Rikugen Kyoko.

A-apa ini!?

Sihir iblis? Tidak, teknik ini tidak pernah tercatat di catatan Perang Besar Lima Ras.

“Kai, lari, atau kamu akan dimakan oleh kutukan!”

Wajah iblis itu bersinar curiga.

Sesaat kemudian, Kai, diterangi oleh cahaya, melompat dengan Rinne dari altar. Dia melompati selusin anak tangga sekaligus ke lorong batu.

Setelah beberapa saat, Rikugen Kyoko juga mendarat di belakang.

Tangan kanan rasterizer menusuk perut Rikugen Kyouko.

[Tangkap roh itu.]

[Apa!?]

Tubuh slime tidak rusak saat ditusuk. Tapi itu cukup untuk menghentikan pergerakan Rikugen Kyouko.

[No Coordinates Zero Code]

“Kamu pikir aku akan membiarkanmu!?”

Sebuah pedang bersinar.

Cahaya yang berasal dari Code Holder dengan mudah memotong lengan yang menusuk Rikugen Kyoko. Lengan bersisik seperti ular berguling di lantai batu.

‘Ini sudah ketiga kalinya. Pasti aku sudah belajar mengenai itu!”

Dark Empress Vanessa, Heavenly Lord Alfreyja, dan sekarang.

Monster itu menyerang setiap pahlawan yang memiliki ingatan akan sosok Sid. Jika seseorang memahami bagaimana monster ini bertindak, tidak sulit untuk bereaksi.

[Kamu menyelamatkan ku?]

“Sekarang kita berdua saling membantu. Kita harus mundur! Tangan nya akan segera beregenerasi!”

Lengan yang jatuh ke tanah mulai mengerut.

Rasterizer melihat ke bawah ke arah lengannya sendiri, yang menjadi sehalus pasir gurun, dan mengangkat bahu kanannya ke langit seolah-olah tidak ada yang terjadi.

[Tulis ulang Kio...]

Lengan kanan mulai tercipta.

Tidak seperti regenerasi pada kadal, melainkan lengan baru tercipta yang secara langsung terhubung ke bahu.

[Selesai.]

“Oh, Aku tahu!”

Kai menggigit gigi belakangnya dan mencengkeram pedang Sid dengan seluruh kekuatannya.

...Kamu tidak bisa keluar dari dunia ini jika kamu tidak bisa mengalahkan monster ini.

...Dan yang diperlukan adalah satu serangan telak.

Satu serangan yang tidak membiarkan dirinya memiliki kesempatan untuk menulis ulang. Rinne dan Kai saling memandang dan diam-diam menganggukkan kepala mereka. Rikugen Kyouko pasti sudah bersiap untuk melakukannya.

Tapi.

Kai dan rasterizer. Saat itulah terjadi [miskalkulasi] timbal balik mereka.

“Apa?”

Sebuah pukulan, lalu.

Di depan tangga yang menuju ke altar, rasterizer yang akan melompat ke arah Kai berhenti bergerak dan melihat ke lantai. Lengan kanannya baru saja ‘ditulis ulang’ dan beregenerasi.

Lengan nya terjatuh dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan kembali menjadi pasir.

[?]

Rasterizer, melihat perubahan, mengangkat bahu kanannya ke langit lagi.

[Tulis ulang kio...]

[Tidak ada gangguan yang diizinkan.]

[Pemotong takdir Code Holder. ‘penulisan ulang’ takdir yang telah rusak tidak diizinkan.]


Pada saat itu.

Kai adalah satu-satunya yang mendengar suara Asurasoraka, Dewa Doa, bergema dari Code Holder.

Itu tidak aktif.

[Penulisan ulang] ketika sambaran petir yang dilakukan oleh Rikugen Kyouko tidak terpicu. Saat semua orang menyaksikan situasi dengan terkejut, pintu cahaya terbuka lagi di belakang rasterizer.

Ada jalan keluar menuju makam.

“Wow!? Kai, kamu berhasil!”

“Tidak, aku tidak melakukan apapun... Tapi...”

Pedang Sid bersinar di bawah sinar matahari.

Pedang ini dikenal sebagai pedang ‘pemotong takdir’. Tapi bahkan Kai tidak menyangka bahwa luka rasterizer bisa dibuat untuk tidak meregenerasi.

Rasterizer mengabaikan takdir dan berpura-pura hal tersebut tidak pernah terjadi.

Tapi Code Holder adalah pedang yang mampu memotong takdir sampai ke akar. Hal ini diketahui dari pertarungan melawan Dark Empress Vanessa dan Heavenly Lord Alfrejya.

“...Apa aku salah?”

Sid memenangkan Perang Besar Lima Ras dengan pedang ini.

Oleh karena itu, Code Holder diakui sebagai kartu AS bagi para pahlawan dari empat ras. Tapi apakah ada kebenaran yang lain dibalik pedang ini?

Alasan kenapa pedang ini ada di sejarah yang berbeda.

Alasan sebenarnya kenapa Sid menyimpan pedang ini di sarang iblis.

“Apakah ini kartu AS untuk melawan rasterizer!?”

Kekuatan maha dahsyat yang mampu [mengambil alih] takdir dari dunia. Namun, Code Holder meniadakan perusakan dengan menebas takdir itu sendiri.

... Tidak membiarkan takdir dirusak? Itu tidak mungkin benar.

... Dunia Reinkarnasi juga.

Semua sejarah sudah ditulis ulang, dan semua ras sudah kehilangan ingatan mereka. Kenapa hanya aku yang masih memiliki ingatan akan dunia yang sebenarnya?

... Pertama aku menemukan pedang Sid sepuluh tahun yang lalu.

... Pada saat aku jatuh kedalam sarang para iblis.

Terkepung oleh kumpulan iblis.

Aku dengan jelas mengingat memegang erat Code Holder sebelum diriku diserang. Pada saat itu, sangat jelas bahwa aku menyentuh Code Holder.

Hanya itu yang bisa kupikirkan.

Sepuluh tahun yang lalu, ketika Kai pertama kali menyentuh pedang Sid.

Kai diakui sebagai pemegang baru pedang Sid.

Code Holder melindungi Kai.

Di tengah perubahan yang disebabkan oleh reinkarnasi dunia.

Hanya Kai yang terhindar dari kejadian [Penulisan ulang] takdir dalam skala global. Code Holder tidak membiarkan takdir berubah.

... Code Holder bukan hanya pedang yang mengakhiri Perang Besar Lima Ras.

... Apakah Sid menyembunyikan pedang ini dengan maksud untuk mencegah reinkarnasi dunia!?

Bagaimana mungkin Sid mampu meramal masa depan dari reinkarnasi dunia?

Aku tidak begitu yakin, tapi dengan pedang ini, aku bisa melawan takdir yang berubah.

[Sid adalah musuh. Dia punya dendam terhadap Code Holder.]

Rikugen Kyouko memiliki tampang yang sedikit kesal.

[Agak sulit bagi Rikugen Kyouko untuk yakin kepada pedang itu.]

“Kita masih belum selesai.”

Kai menatap dengan tenang ke hadapan rasterizer.

“Hanya serangannya saja yang berhasil menembus masuk... Segalanya belum membaik...”

Aku menemukan celah untuk menembus masuk ke musuh yang abadi. Pada saat yang sama, ini berarti aku membuat sang monster untuk bersikap lebih serius.

[Tidak berguna.]

Sang monster buruk rupa bergumam dengan ekspresi seperti boneka yang rusak.

[Reproduction of the Forbidden Curse - Demon Mask]

“Ini sihir yang baru saja dikeluarkan!?”

Wajah iblis kuno muncul dari lantai.

Sebelumnya di altar besar, tapi sekarang di koridor sempit. Tidak ada tempat untuk melarikan diri.

“Rinne, lari ke atas altar!”

Ke altar lagi. Rinne terbang di udara dan Kai melompat ke arah tangga dalam satu lompatan. Rikugen Kyouko berada satu langkah di belakang Kai. Sang rasterizer mengejar mereka di belakang.

“Ulurkan tanganmu!”

Kai mengulurkan tangan dari altar.

Rikugien Kyoko, yang menyadari maksudnya, mengangkat tangannya. Mengulurkan lengannya yang berlendir seperti karet gelang, dia menggenggam tangan Kai dari jarak lebih dari sepuluh meter.

[Menyusut!]

Lengan yang terulur sepenuhnya mundur dan berkontraksi sekaligus. Kekuatan reaksi mengangkat tubuh Rikugen Kyoko dari lantai. Aku menepis tangan rasterizer yang akan menyerangku dan pergi ke altar.

... Aku pikir begitu.

Lalu Kai. Dan bahkan Rikugen Kyouko, yang berhasil kabur dari tangan monster.

[Lepaskan otoritas.]


Rasterizer mencoba menjangkau.

Itu hanya jarak setipis kertas yang mencegahnya mencapai Rikugen Kyoko. Tetapi.

“Kemampuan Tingkat Lebih Tinggi [Race Tampering Alter Code], Izin digunakan.”

Lengan kiri seputih salju dan sehalus bunga.

Ujung jarinya menggenggam [bayangan] Rikugen Kyouko. Seolah-olah menarik papan dari lantai, mosnter itu menarik bayangan yang seharusnya tak tersentuh.

“Huh!?’

[Sakit!]

Kai tidak bisa mempercayai telinga nya ketika mendengar jeritan.

Sakit? Apakah Pahlawan Roh baru saja menjerit kesakitan?

Seharusnya tidak ada reseptor rasa sakit di tubuh slime. Apakah Rikugen Kyoko hanya tidak bereaksi saat ditusuk oleh lengan rasterizer?

[Dia menyentuhku.]

Seorang gadis biru cerah mendarat di altar dan berlutut di lantai.

[Monster itu menyerap kehidupan ku.]

“Apa?”

Monster buruk rupa mulai menaiki altar.

Apa yang dulunya adalah bayangan Rikugen Kyoko yang telah diambil oleh ujung jari rasterizer mulai tumbuh dan menggeliat saat Kai dan Rinne terengah-engah menyaksikan.

Bayangan hitam berubah menjadi pola belang-belang yang menakutkan.

Bayangan tersebut menggeliat seperti amuba, dan berubah menjadi bentuk gadis yang dikenalnya.

Pahlawan Roh, Rikugen Kyouko.

Namun, permukaan tubuhnya tidak berwarna biru laut, tapi warna beracun dari pola belang-belang. Tubuh lendir nya juga memiliki banyak tanduk seperti kambing.

[Menyebalkan.]

Suara Rikugen Kyouko bercampur dengan kemarahan yang luar biasa.

Dia menatap tajam ke arah mahluk yang baru saja terlahir.

[Ini bukan provokasi untuk Rikugen Kyoko. Ini adalah pelecehan terhadap suku roh itu sendiri. Sekarang, Sid bukanlah hal yang paling aku benci di dunia.]

Hidup yang diubah.

... Jika apa yang diucapkan oleh Rikugen Kyouko benar.

... Menggunakan energi kehidupan dari makhluk lain sebagai bahan baku, rasterizer membuat monster-monster baru menjadi kehidupan yang menyeramkan seperti ini!

Rasterizer memiliki kemampuan untuk [menulis ulang]  bentuk kehidupan dari makhluk lain.

Ini hampir terasa seperti dewa. Tidak, ini adalah kemampuan yang bahkan tidak akan dimaafkan oleh dewa.

“Apa-apaan monster ini...”

“Aku juga membenci nya.”

Dengan tenggorokan nya yang gemetar ketakutan, Rinne terus berbicara.

‘Aku tidak tahu kenapa, tapi aku membencinya. Hanya dengan melihatnya saja sudah membuat seluruh tubuhku merinding.”

[Aarghh.]


Di sisi lain, misteri di balik Pahlawan Cryptid Rath=IE semakin dalam. Bagaimana dia menjinakkan monster seperti ini, dan apa yang dia rencanakan?

[... Aku ‘mahluk spiritual’ Rikugen Kyouko.]

Makhluk lendir lengket berwarna mengerikan mendekat dengan terhuyung-huyung.

Avatar yang menjelma

Kawanan lendir itu bergerak.

Kawanan lendir itu menjadi dinding daging yang cukup tinggi untuk menutupi bahkan sebuah tangki, dan kawanan lendir ini akan menghancurkan mereka.

... Target nya adalah aku.

“Kai!?”

“Jangan khawatirkan aku, Rinne, fokus saja ke depan!”

Kai melihat rasterizer melebarkan sayapnya di udara ke hadapan Rinne.

Bukannya terbang, rasterizer malah menerjang Rinne dengan kecepatan seperti peluru dari tanah.

... Satu-satunya luka yang tidak dapat dipulihkan oleh rasterizer adalah luka yang diakibatkan oleh Code Holder.

... Rasterizer benar-benar berusaha untuk menghindari pertarungan dengan ku. Jadi seperti itu!

Rasterizer memerintahkan avatar Rikugen Kyouko untuk melawan Kai.

Rasterizer itu sendiri mengganggu kemampuan Rinne untuk membantu Kai. Strategi yang menakutkan.

[Orang-orang berbahaya. Terbakarlah.]

“Gu!?”

[Cermin ‘api’]

Slime dengan tampilan berbintik-bintik menyala.

Dinding daging yang mendekat mendidih dan meletus seperti magma. Nyala api menyebarkan panas yang menyengat ke mana-mana.

“Bahkan avatar itu menggunakan teknik yang sama!”

“Ini adalah berkah tidak terlihat. Lebih baik kita pergi dari sini karena avatar Rikugen Kyoko lemah. Karena energi kehidupan yang diambil terbilang sedikit, nyala api ini juga sangat kecil.”

Seperti Kai, Rikugen Kyouko juga berhasil menghindar dari gelombang api.

[Itu tumbuh di bawah kita.]

“Aku tahu!”

Kai menggunakan Code Holder untuk untuk memotong berbagai tentakel lendir yang tumbuh di bawah kakinya. Kelompok lendir yang terpotong menghilang.

Namun, tidak ada perubahan dari pergerakan avatar Rikugen Kyouko.

... Tidak akan ada habisnya jika dipotong terus.

... Aku mengerti. Bagi para slime, Code Holder ini hanyalah pedang tajam lainnya.

Cerita nya akan berbeda jika serangan sebelumnya adalah bubuk mesiu dari Drake Nail.

Bagi lawan seperti roh dan ras cryptid, bayonet akan lebih efektif daripada Code Holder karena daya ledaknya.

“Bukankah mahluk ini seperti dirimu? Apa cara terbaik untuk melawannya? Dimana titik vitalnya!?”

[Aku tidak memberitahumu pengetahuan mengenai ras lain.]

“Seperti itukah?”

[Ada alasan lain kenapa aku tidak memberitahumu. Kamu tidak bisa mencari titik vitalnya seperti yang bisa kamu cari di tubuh Rikugen Kyouko. Kamu harus menganggap bahwa kawanan slime ini sebagai ras yang berbeda dari ku.]

Benar juga.

Jika bahkan Rikugen Kyouko sendiri tidak bisa mendeteksi organ vitalnya, maka avatar – Rikugen Kyouko ini hampir tak terkalahkan dengan cara yang sangat berbeda daripada rasterizer.

[Tapi ada yang mengganggu Rikugen Kyouko.]

“Apa itu?”

[Kenapa rasterizer mengurung Rikugen Kyouko dan kamu berdua di dunia yang berbeda ini? Dan malah mengusir manusia lain dan Reiren keluar.]

“Karena rasterizer sedang mengincar kita. Jeanne dan lainnya seperti gangguan bagi nya.”

[Bukan.]

“Apa?”

[Pada awalnya, Rikugen Kyouko juga berpikir seperti itu. Tapi ada sesuatu yang salah.]

Pahlawan Roh menegaskan.

Rikugen Kyouko menunjuk ke arah avatar – Rikugen Kyouko yang berdiri di hadapannya.

[Jika rasterizer memiliki kemampuan Race Tampering Alter Code, perbedaan jumlah tidak akan menjadi persoalan. Faktanya, hanya akan ada lebih banyak target untuk diincar.”

“... Itu benar.”

Jika Jeanne dan Farin masih tetap berada disini, mereka sudah pasti akan menjadi target dari kemampuan Race Tampering Alter Code. Dan pertempuran akan menjadi semakin sengit ketika avatar-avatar baru terbentuk dari setiap makhluk hidup yang berbeda.

“Jadi ada alasan lain kenapa rasterizer menginginkan kita untuk tetap berada di dunia yang berbeda ini?”

[Tapi alasannya masih Rikugen Kyouko tidak ketahui.]

“...Tidak.”

Hanya itu saja yang perlu Kai tahu.

Kai mungkin mengetahui sesuatu asalkan apa yang dikatakan oleh Rikugen Kyouko itu benar.

[Kamu menyadari sesuatu?]

“Iya, terima kasih!”

Rikugen Kyouko benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Tapi bagi Kai, yang pernah melawan Dark Empress Vanessa, dengan petunjuk yang diberikan oleh Rikugen Kyouko berdasarkan spekulasi nya sudah sangat cukup.

“Rasterizer yang pernah melawan Dark Empress Vanessa tidak beregenerasi.”

[Ah.]

“Jadi seperti itu.”

“Apa kau pikir anjing Heavenly Lord Alfreyja bisa mengambil kepala ku?”

“Ketahanan Dark Empress Vanessa semakin meningkat? Kekuatan sihir yang tidak terbayangkan. Kita hampir berhasil melakukan No Coordinates ....”

“Terpecah-belah lah.”

Rasterizer yang menyerang Dark Empress Vanessa diserang balik oleh kemarahan Dark Empress Vanessa.

Itu lah jawabannya.

“Satu-satunya tempat rasterizer bisa [menulis ulang] tubuhnya adalah di dunia yang berbeda!”

[Atau mungkin Avatar – Rikugen Kyouko hanya bisa hidup di dunia yang berbeda. Bagaimanapun, tidak ada keuntungan bagi Rikugen Kyouko dan kamu berdua untuk terus bertarung disini.”

“Benar... Tapi apa yang harus kita lakukan?”

Di atas altar, rasterizer berbenturan dengan keras dengan Rinne yang menerjang.

Lengan kanan yang terpotong oleh Code Holder masih belum terpulihkan. Rasterizer masih terluka, dan pintu cahaya yang menuju keluar dari dunia yang berbeda masih terbuka.

... Tidak akan sulit untuk kabur sekarang karena pintunya masih terbuka.

......Tapi jika kita ingin mengalahkannya, maka semua luka yang sudah dia terima akan percuma jika dia tidak mengikuti kita saat kita berlari keluar.

Aku menghapus segala penyusup yang berasal dari dunia yang berbeda.

Dari sudut pandang rasterizer, itu akan mencapai tujuan minimum. Hampi seperti dia akan terus mengikuti meskipun kemampuan [menulis ulang] tidak akan bekerja di dunia luar.

[Rikugen Kyouko serta teman-teman akan kabur dan memancing nya ke makam. Disana kamu bisa mengalahkannya.]

“Memancingnya?”

Bagaimana?

Sebelum aku bisa menanyakan nya, gadis berwarna biru cerah menendang lantai dan mulai berlari.

[Seperti ini.]

Ke tengah altar.

Rikugen Kyouko mengambil patung Heavenly Lord Alfrejya.

[~~~~~~~Tsutsu]


Monster buruk rupa itu mengeluarkan raungan yang terdengar di seluruh dimensi suara. Rasterizer itu bahkan mengabaikan Rinne, yang sudah bersiap untuk melompat menerjang ke arahnya, dan malah menatap tajam ke arah Rikugen Kyouko , yang sedang memegang patung Heavenly Lord Alfreyja.

[Seperti nya patung ini masih dianggap penting. Benar-benar amukan yang luar biasa... atmosfer yang diciptakan sangat mengerikan...]

“Rinne, cepat kemari!”

“Uh, Iya!”

Menuju ke pintu cahaya.

Mengikuti Rikugen Kyouko, Kai melompat di saat yang bersamaan dengan Rinne. Di luar lingkaran cahaya.

Di dalam makam hitam, dekat dengan pintu depan...

Untuk sesaat, Kai menutup mata nya di hadapan cahaya yang menyilaukan.

Ketika Kai membuka mata nya lagi, Rinne dan dirinya mendarat di balok lantai yang keras. Angin dingin berhembus di pipi mereka.

“Kita sudah berada di makam!?”

Pergantian tempat terasa begitu mendadak sehingga situasinya tidak dapat segera dikenali.

Keadaannya sangat gelap gulita.

Dibandingkan dengan dunia lain yang dipenuhi cahaya dengan tujuh warna, hanya ada beberapa batu bercahaya di tempat ini, membuatnya segelap kehampaan.

“Aku kembali! Eh, tapi disini berbeda?”

“Ini bukan tempat dimana kita masuk sebelumnya. Tapi kita harus lari sekarang!”

Aku merasakan kehadiran baru di belakang ku.

Disaat yang bersamaan, makam dipenuhi dengan teriakan amukan yang sangat keras. Itu bukan suara manusia atau binatang. Itu adalah raungan rasterizer.

“Sudah pasti dia akan mengejar kita!”

Ini buah dari apa yang dikatakan oleh Rikugen Kyouko itu ada benar nya.

Ada beberapa alasan mengapa Pahlawan Foreign God dikurung di dunia yang berbeda itu. Dan sekarang, rasterizer berusaha keras untuk mendapatkan kembali buktinya.

Artinya, setelah sempat melenyapkan para saksi.

“Kai!? Aku tidak bisa melihat rasterizer...!”

Rinner berteriak.

Sesosok monster buruk rupa merangkak keluar dari pintu cahaya. Melihat ke belakang, suara Kai membeku di tenggorokannya.

.... Evolusi alien

Di dahinya, mata ketiga bersinar sangat terang sehingga bisa disalah artikan sebagai permata.

Mulutnya robek sampai telinga, dan yang terlihat dari robekan itu adalah taring tajam. Lengan kanannya, yang putih dan ramping seperti elf, telah tumbuh secara eksplosif dan lebih tebal dari lengan sang Lion King.

......Sepertinya tidak tertarik untuk melakukan sesuatu seperti Race Tampering Alter Code lagi.

......Ini adalah bentuk murni dari kehancuran.

Dia tidak akan berhenti sampai dia menghancurkan semua musuh di depannya.

[Lari keluar.]

Rikugen Kyouko, membawa patung Heavenly Lord Alfreyja, mulai berlari ke ujung lorong yang gelap.

[Aku bisa mencium bau elf.]

“Kai, ada cahaya yang bersinar di sisi sebelah sana! Aku yakin itu pasti jalan keluar nya!”

Rinne terbang tepat di atas langit-langit dengan sayapnya.

Kai lari di sepanjang lorong bersama dengan Rikugen Kyouko. Sesosok monster buruk rupa dari jarak yang cukup dekat sedang mengejar mereka di belakang dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Zun, suara langkah kaki terdengar jelas.

Getaran gempa bumi yang akibat dari langkah kaki raksasa. Meskipun rasterizer itu hanya seukuran Rinne.

“Apa sudah dekat, Rinne!?”

“Hampir sampai! Matahari nya bersinar di arah sana!”

Kami berbalik ke arah kanan di pojok lorong.

Hampir pada saat yang sama ketika Rikugen Kyoko berbelok di koridor, dinding hitam itu pecah dengan keras.

[Kalian pergi kemana?]

Sang monster menghancurkan dinding untuk memangkas jarak.

“Kai, cepat!”

“Rinne, terbang! Rikugen Kyouko, sekarang... Huh?”

Patung yang dibawa berguling-guling di lantai. Pahlawan Roh, yang sedang membawa patung Heavenly Lord Alfreyja, berdiri dalam keadaan linglung.\

[Lelah.]

Kata-kata itu.

Seperti energi kehidupan terakhir yang dimiliki sudah terkuras habis. Seperti itulah yang terlihat oleh Kai.

[Kita sudah hampir sampai dengan pintu keluar. Kamu harus membawa patung nya.]

“Tunggu, Riku...”

Kai mencoba mengulurkan tangannya.

Kai terjerat dengan patung archangel. Dengan cambuk tentakel Rikugen Kyoko yang diperpanjang.

Untuk bisa keluar dari sini lebih jauh.

[Tangkap.]

Lengan bengkak yang menakutkan itu meraih Pahlawan Roh dan mengangkatnya.

Lengannya semakin mengencangkan cengkramannya pada Rikugen Kyouko.

[Jalankan No Coordinates Zero Code. ‘Code Record’ dari pahlawan – Rikugen Kyouko dihapus dari dunia.]

[.....]

Pada saat itu.

Kai yakin mendengar ucapan tak bertenaga dari gadis berwarna biru cerah.

Cermin – Final Performance [Light]

Bersinar seperti matahari tengah malam.

Kejutan yang membuatku tercekik.

Suara menderu bergema melalui semua dinding makam.

Tubuhnya membengkak dan meledak dari dalam gadis biru cerah, menjadi badai cahaya yang menelan rasterizer, dan meniup ke bagian dalam makam.

Ada kekuatan penghancur yang tinggi sehingga membuat dinding berjatuhan dan hancur seperti domino.

Cahaya kunang-kunang.

Warna dan kondisi cahaya harus berbeda.

Kefanaannya mengingatkan ku pada seekor serangga yang menari dengan cahaya kehidupan.

[....]

Apa yang menempel di pipi Kai adalah sekelompok lendir yang tidak mempertahankan bentuk aslinya dan meledak menjadi ribuan kepingan kecil. Sisa-sisa yang pernah membentuk tubuh Pahlawan Roh.

Di lantai. Di langit-langit.

Fragmen biru laut menempel di pipi dan pakaian Kai.

“A-apa yang terjadi?”

Rasterizer juga menghilang dalam sekejap.

Ras roh adalah musuh manusia.

Pahlawan Roh adalah ancaman terbesar bagi Federasi Yurun. Ini adalah kebenaran umum dalam sejarah saat ini dan alternatif. Rikugen Kyoko sendiri mengatakan bahwa dia masih membenci Sid.

Itu benar. Dia adalah musuh.

Kami berdua tidak berada di pihak yang sama bagaimanapun juga.

Seperti itulah permasalahannya.

Lalu rasa kehilangan intens macam apa ini yang aku rasakan saat ini?

Tenggorokanku sangat kering hingga sakit, dan aku tidak bisa menghentikan keringat dingin mengalir di dahiku.

“Kaiiiii! Disana ada Jeanne dan Farin.”

Aku berbalik ketika mendengar panggilan Rinne.

Matahari bersinar dari balik sudut. Matahari bersinar di punggung mereka, dan Jeanne dan Reiren muncul dengan napas pendek.

‘Kai, kamu baik-baik saja?”

“Cepat kesini.... Eh, Heavenly Lord Alfreyja!? Dan sihir aneh apa ini? Apa yang sudah terjadi!”

Arus udara besar yang berputar-putar di dalam makam disebabkan oleh ledakan Rikugen Kyoko.

Saat Reiren menyadari kekuatan tersebut, dia menjadi cemas. Namun, Reiren dengan cepat kembali sadar dan lari menuju patung batu yang terbaring di belakang.

“Berat sekali. Jeanne, tolong bantu aku membawa Heavenly Lord Alfreyja menjauh.”

“Tunggu, Kai, bagaimana dengan monster itu!? Apa kamu kabur dengan selamat?”

Jeanne menatap jauh ke dalam lorong dengan tatapan waspada.

Mereka berdua masih belum tahu.

Demi mengalahkan monster tak terkalahkan itu, Heavenly Lord Alfreyja digunakan sebagai umpan untuk memancing rasterizer keluar ke dunia yang berbeda. Rikugen Kyouko yang sudah kelelahan meledakkan dirinya bersama dengan monster itu.

“Ada apa, Kai?”

“Bukan apa-apa, cepat kita pergi dari sini. Aku baik-baik saja.”

Menuju cahaya.

Disana ada Lion King Balmung bersama dengan lusinan para tentara perlawanan di belakangnya.

‘Apa semua baik-baik saja!? Semua lari, kabur dari tempat ini...”

Terdengar suara kerikil berguling-guling di atas puing-puing.

Lalu ada raungan aneh.

Itu terdengar seperti teriakan atau ringisan. Suara aneh seperti itu meraung, dan Jeanne, Reiren, dan Lion King membuka mata mereka.

... Tidak mungkin.

... Karena itu... Ledakan diri Rikugen Kyouko...

Aku melihat kembali.

Di bagian belakang lorong yang gelap. Cahaya yang bersinar melalui pintu depan makam memperlihatkan suatu sosok yang menggeliat di sana.

Monster dengan bentuk yang tidak karuan.

Seluruh tubuh nya terbakar hangus, dengan dengan cairan tubuh aneh yang berserakan, tapi niat membunuh di matanya tidak berkurang sedikitpun.

“Benar-benar monster!”

Jeanne, sang Ksatria Cahaya, membentak.

Dia tidak memberi tahu monster itu apa pun, tetapi malah mencoba menginspirasi bawahannya yang takut melihat bentuk aneh tersebut untuk pertama kalinya.

“Kai, makhluk itu mengikuti kita kesini!”

“Aku tahu.”

Aku memegang Code Holder.

Tidak boleh ada siapapun yang mendekati monster itu. Atau keberadaan mereka akan terhapuskan oleh No Coordinates Zero Code, atau hidup mereka akan direbut oleh Race Tampering Alter Code, yang mana akan mengakibatkan bentuk kehidupan mereka dirubah dan makhluk buruk rupa akan terlahir.

“Komandan Balmung, senapan sudah terisi dan siap, pak!”

Seorang tentara perlawanan melompat ke pintu masuk makam.

“Aku bisa menembak!”

“Semua mundur. Bagi monster tersebut kalian ada harganya!”

“Kai, Rinne. Menunduk!”

Apa?

Kai didorong ke tanah tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi.

Kai bersama dengan Jeanne. Rinne terjatuh ke tanah sambil memeluk Reiren. Satu-satunya orang yang masih berdiri adalah Lion King.

Dia mengarahkan jarinya ke rasterizer.

“Kamu harus merasa terhormat, monster. Ini adalah senjata penentu yang dikembangkan oleh Federasi untuk melawan para pahlawan.”

[Tsu.]

“Meriam pemusnah biologis, tembak!”

Sang Lion King berteriak.

Cangkang itu tidak terlihat seperti peluru.

Sinar optik.

Itu bukan api atau peluru.

Ini adalah laser yang sangat tajam yang menggunakan sinar cahaya yang dikompresi hingga batas melalui refleksi berulang dan amplifikasi untuk membakar apapun, terlepas dari baja atau batu.

Laser itu menembus pintu makam dan menembak langsung rasterizer.

“Bagaimana....!”

Jeanne dan Farin mengeluarkan desahan kagum.

Aku belum pernah melihat sesuatu yang seperti ini. Sinar optik yang mampu menembus dinding makam yang sangat kuat adalah penelitian yang belum pernah dilakukan di Federasi Urza.

Pedang laser!?

Kamu sudah mengambil salah satu senjata MDA yang belum dikembangkan dan mampu membuatnya dengan sangat praktis.

Kekuatan destruktif yang bahkan bisa memotong dinding terluar makam.

Ketika Kai melihat sekilas ketajaman bilahnya, Kai merasa tubuhnya menjadi tergila-gila. Bahkan dalam sejarah resmi Perang Lima Ras, senjata ini masih dalam tahap perencanaan.

Pengembangannya hampir dihentikan karena biaya yang terlalu besar dan biaya penelitian yang terlibat.

<TLN: Sasuga Yurun federation.>

“Sulit dipercaya. Dengan manusia yang mampu membuat senjata seperti ini....!”

Miko elf kehilangan kata-kata.

Bahkan Rinne, yang berjongkok di sampingnya, menatap sisa-sisa sinar cahaya dengan mulut setengah terbuka.

“Setiap senapan nya hanya bisa digunakan sekali, tapi untuk monster seperti itu? Bagaimana mungkin kita tidak menggunakan kesempatan ini untuk memakainya?”

“...Aku terkejut. Apakah Tuan Balmung yang bertanggung jawab atas ini?”

‘Aku hanya memberi izin untuk membuat ini. Jeanne, kita berdua diberkahi dengan bawahan yang kita miliki. Sekarang kalian, pergi. Kita tidak tahu kapan batu-batu yang hancur di pintu depan akan runtuh.”

Lion King memberi isyarat dari luar pintu.

“Cepat, pendek. Cepat kesini.”

“Siapa yang kamu panggil pendek! Tidak bisakah kamu melihat aku memegang patung ini dengan sangat hati-hati? Jika seberat ini, kita harus membawanya keluar.”

[....Kemana kalian ingin pergi?]


Suara langkah kaki menggema dari dalam labirin yang gelap.

Suara berat dipenuhi dengan niat membunuh yang mengguncang semua pendengarnya.

“Apa!”

Rasterizer diterangi oleh sinar matahari.

Kali ini, Balmung berteriak serak di depan monster buruk rupa yang sedang merangkak menaiki puing-puing ubin yang runtuh.

‘Tembakan yang tadi sudah sangat jelas merupakan serangan telak. Monster itu masih memiliki bekas luka nya. Apa kau masih bernafas....?”

Kenapa tidak mati?

Kenapa masih hidup?

Tidak ada alasan untuk itu. Monster ini berada di luar pemahaman manusia. Beranikah aku mengatakan seperti itu?

“Jadi itu obsesi mu, Huh?”

“Tunggu, Kai!?”

Kai menghentakkan kaki nya ke arah lantai hitam sekeras yang dia bisa, mengabaikan Rinne yang berkata kepadanya untuk berhenti.

Di dalam makam dimana sinar matahari terbenam terpantul.

Monster buruk rupa yang diterangi sinar itu terlihat begitu kesakitan dan membara dalam asap hitam sehingga dia tidak bisa mempertahankan bentuk aslinya lagi.

Rikugen Kyouko sampai rela meledakan dirinya.

Bahkan setelah terkena tembakan dari senapan mutlak dari Yurun Resistance, mereka masih datang kepada kami dengan niat membunuh yang semakin tinggi.

Satu tembakan lagi.

Mungkin, yang diperlukan hanyalah satu tembakan lagi. Hanya itu yang diperlukan untuk membuat monster ini lenyap.

Namun,

Monster itu tidak akan jatuh sampai titik darah penghabisan. Jika bukan obsesi, maka bisa disebut apa ini?

“Mereka tidak membiarkan kita pergi, apapun yang terjadi. Itu benar.”

[...]

Rastetizer melompat.

Rasterizer mengangkat tangannya yang besar, satu-satunya bagian tubuhnya yang tidak terbakar, tidak tergores, dan seputih salju. Rasterizer mengarahkan pukulannya ke kepala Kai.

Di sisi lain, Kai, mengayunkan Code Holder nya keatas.

Lengan besar dan ujung bilah. Saling beradu.

“Huh?”

[... Code Holder.]

Suara berat keluar dari mulut yang robek sampai ke pipi.

Monster buruk rupa tertawa sambil memegang pedang yang diangkat oleh Kai.

[Code Holder sudah diamankan.]

Pedang yang memotong takdir.

Satu-satunya pedang yang ditakuti oleh rasterizer sudah terebut, dan rasterizer bergegas mundur dengan kekuatan ganas.

[Mencuri, pedang itu...]


“Itu adalah jenis yang diproduksi secara massal.”

[Apa!?]


“Lihat baik-baik ke pedang yang sedang kau pegang.”

Senapan berjenis khusus bayonet ‘Drake Nail’.

Itu bukan pedang Sid. Rasterizer memegang pedang hitam. Keberadaan dari Code Holder dikenal sebagai pedang bentuk mekanis yang agak kasar.

Pedang yang diambil oleh monster buruk rupa itu dan tidak mau terlepas.

Percikan menyala di ujung bilahnya.

“Peluru drake singkat.”

Meledak dengan jarak yang sangat dekat.

Ledakan dari bilah Drake Nail membakar rasterizer dan membantingnya ke dinding lorong.

Tapi rasterizer masih belum mati. Aku tahu itu. Tingkat ledakan seperti ini tidak akan cukup untuk menjatuhkan obsesi monster ini, bahkan jika ratusan ledakan mengenainya.

“Ayo.”

Kai membawa Drake Nail nya dan berlari.

Monster buruk rupa, yang terhantam ke arah dinding, sudah tidak bisa lagi untuk berdiri. Dia sudah tidak memiliki kekuatan untuk menangkap pedang seperti yang dia lakukan sebelumnya.

“Kali ini aku akan mengakhirinya. Dirimu sudah tamat, monster.”

[Eep.]

Rasterizer mulai meringis.

Cahaya putih seperti susu menerangi lantai makam, menciptakan lingkaran sihir yang kompleks dan misterius. Begitu Rinne melihatnya, Rinne berteriak.

“Itu jebakan!? Tidak, Kai, berhenti! Jebakan sihirnya terletak aktif disana!”

[Reproduction of the Forbidden Curse・Angelic Mask]

Pola cahaya berwarna putih bersih muncul dari lantai batu hitam.

Pola sihir nya berubah menjadi malaikat berwajah aneh.

... Jenis lain dari sihir yang sebelumnya!?

... Jadi bukannya wajah iblis, tapi kali ini wajah malaikat menjadi hidup?

Sihir foreign god? Jenis serangan macam apa kali ini? Karena Rinne berteriak, maka sihir pengganti ini sudah pasti sangat berbahaya.

Gemuruh.

Wajah malaikat mulai muncul.

Bagi Kai, yang menunggu sampai saat-saat terakhir untuk bergerak.

“Jangan takut. Cepat lari!”

Jubah pucat tujuh warna menutupi lengan kirinya.

Seven Princess Guardians...

“Lompat!”

Kai menendang lantai saat teriakan Reiren terdengar.

Kai melompat melewati wajah malaikat yang baru saja muncul. Cahaya yang muncul dari bawahnya menghanguskan seluruh tubuh Kai.

... Sihir itu tidak ada gunanya.

Rasterizer telah terdeteksi.

Menggunakan baju besi spiritual akan menjadi masuk akal dengan kekuatan sihir elf yang kuat.

Sihir ini tidak bisa ditangani oleh manusia, makhluk yang tidak memiliki sihir. Bahkan jika manusia menggunakan energi kehidupannya untuk mengaktifkan sihir, efek yang dihasilkan akan lemah. Akan mustahil untuk menghalau kutukan ini.

Pakaian spiritual yang melilit lengan Kai hanyalah taktik menakut-nakuti.

[Light of Divine Punishment.]


“Repel Bullets.”

[.....!]

Pada saat itulah rasterizer berhenti tersenyum.

Jubah tujuh warna yang melilit lengan kiri Kai diaktifkan. Itu menyebar dalam lintasan yang indah dan bertindak sebagai perisai untuk menyerap radiasi cahaya.

“Aku tidak bisa mengaktifkannya karena aku tidak memiliki kekuatan sihir. Kau pikir seperti itu?”

Melompati tanah di mana wajah malaikat itu menaik.

Kai melompati kepala rasterizer yang tak berdaya.

[Tsutsutsutsu.]

“Ya ampun, kau terlalu meremehkan seorang foreign god.”

Miko elf.

Ramuan yang dia siapkan terlalu kuat untuk manusia. Jika digunakan oleh manusia, itu akan memiliki efek samping yang dramatis dan kuat.

Salah satu efek samping nya...

Manusia diberikan kekuatan sihir sementara.

.... Jika dari awal tidak memiliki kekuatan sihir, kekuatan sihir bisa ditambahkan secara paksa.

... Ini hanya kebetulan!

Ramuan obat untuk menyembuhkan luka di lengan kirinya. Itulah yang memberi Kai kekuatan sihir yang kuat. Itu sebabnya Seven Princess Guardians diaktifkan.

“Rasterizer. Apa kau tahu bagaimana semua cerita ini bisa terjadi?”

Inilah mengapa aku sangat menjaga Code Holder.

Dari sudut pandang rasterizer, ia mengerti bahwa Code Holder adalah satu-satunya hal yang harus ditakuti. Bukan hanya manusia, tetapi juga senjata foreign god, yang dia remehkan.

Karena itulah...

Kai, yang diberi ramuan elf, mencoba melampaui harapan itu.

Mustahil sosok elf membuatkan ramuan untuk seorang manusia di sejarah yang sebenarnya.

Bela diri manusia dan pengetahuan foreign god.

Integrasi keduanya tidak pernah tercapai, bahkan oleh Sid dalam Perang Lima Ras. Koordinasi kekuatan ras yang berbeda seharusnya tidak mungkin terjadi dalam sejarah.

Tapi seperti inilah yang terjadi di dunia yang ditulis ulang.

Seorang anak yang mengetahui sejarah yang sebenarnya mampu melampaui sejarah yang sebenarnya, meskipun hanya sesaat.

<TLN: maksudnya pengalaman yang belum pernah terjadi di dunia sebelum ditulis ulang, kejadian di dunia yang ditulis ulang, yaitu bentuk kerja sama antara kedua ras, yah walaupun secara tidak langsung sama cuman kebetulan aja ini.>

Bukan lima pahlawan yang harus kita waspadai. Bukan juga pedang Sid.

Monster cacat ini jelas mengetahui itu.

“Dua serangan.”

[Tsutsutsutsutsu!?]

Drake Nail menembakkan api dan menyalibkan tubuh rasterizer ke dinding lagi. Monster cacat itu menjerit saat bagian belakang kepala dan punggungnya membentur dinding.

“Itu bagian ku. Dan serangan selanjutnya akan diberikan oleh...”

Rasterizer masih bergerak. Kepada monster yang memiliki tatapan tajam, membunuh. Aku melangkah lebih jauh.

Ini.

Pukulan halus bagi jiwa untuk memotong obsesi rasterizer.

... Ini untuk Pahlawan Foreign God.

Suara raungan.

Seperti inilah hasil akhir sudah diputuskan.


Kali ini, serangan full-throttle Kai benar-benar merobohkan rasterizer yang disalibkan.

[.... tidak bisa.... Sid....]

Monster cacat mulai menyerah.

[.... Dunia...]

Code Holder, yang dia pegang dan tolak untuk melepaskannya, akhirnya jatuh ke lantai dengan bunyi berderik.

Tubuhnya hancur di depan mata Kai. Rasterizer itu menjadi partikel sebening bubuk kaca, dan meleleh lalu menghilang di bawah sinar matahari seperti kepingan salju yang tipis.

“... Aku berhasil... mengalahkannya?”

“Aku juga ingin berpikir seperti itu.”

Menanggapi Rinne yang mendekat, Kai mengambil Code Holder dari lantai.

Lalu, di belakangku, aku mendengar suara langkah kaki besar dari seorang pria.

“Aku kira makhluk yang paling menakutkan di dunia adalah foreign god.”

Sang Lion King berjalan sendiri, meninggalkan kawanan nya menunggu diluar.

“Tapi, ada beberapa makhluk aneh di luar sana, bukan? Jeanne-dono, apakah monster seperti ini yang pernah kamu bicarakan?”

“Ya, penampilannya terlihat berbeda, tapi mereka seharusnya dari ras yang sama.”

Jeanne dan Farin mengikuti dengan waspada.

Masing-masing menutup rapat mulutnya di depan dinding tempat rasterizer yang baru saja menghilang.

... Tidak ada yang tersisa.

Seperti baru saja bermimpi.

Tidak ada bukti bahwa monster itu baru saja ada disini. Akan sulit bahkan bagi Lion King untuk membuat orang percaya cerita ini.

“Jadi ras keenam?”

“Kita belum mengetahui banyak. Aku tidak berpikir ada individu yang menyebut mereka ras. Satu-satunya yang aku lihat adalah penyerang Heavenly Lord Alfrejya’s dan yang ini.”

Wajah Jeanne berbalik.

“Bagaimana dengan Kai?”

“Ah, Rinne dan aku sudah melihat tiga dari mereka sejauh ini, tetapi satu-satunya yang tersisa adalah yang menyerang Heavenly Lord Alfrejya. Dua lainnya seharusnya sudah hilang.”

Yang pertama... Anjing penjaga yang mengurung Rinne. Individu yang sama yang menyerang Heavenly Lord Alfrejya.

Yang kedua... Menghilang setelah dikalahkan oleh Dark Empress Vanessa.

Yang ketiga... Dikalahkan oleh Kai lalu menghilang.

Itu yang pertama.

<TLN: yang berhasil dikalahin sama Kai maksudnya.>

Aku yakin makhluk yang mengawasi Rinne di ruang lain itu masih ada.

“Omong-omong Kai. Aku tidak bisa menemukan pahlawan itu.”

Reiren melihat sekitar, meninggalkan patung Heavenly Lord Alfreyja di belakang. Ini adalah sesuatu yang Jeanne, Farin, dan lebih dari siapapun, bahkan Lion King, khawatirkan.

“Kekuatan sihir yang berterbangan di udara. Ini seperti ada ledakan sebelumnya.”

“....”

“Kai?”

“Rikugen Kyouko.... merelakan hidup nya untuk menahan rasterizer.”

Aku hanya perlu mengatakan satu kata.

Aku tidak yakin kenapa aku kesulitan untuk mengeluarkan kata itu disaat seperti ini dan membuat tenggorokan ku serak.

Rikugen Kyouko bukanlah manusia.

Sosok musuh manusia. Jika aku bisa berpikir secara tenang, seharusnya ini menjadi berita bagus bahwa satu ancaman sudah musnah.

“Rikugen Kyouko tertangkap oleh rasterizer dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak berpikir bahwa dirinya masih memiliki kekuatan untuk kabur... Jadi dia memilih untuk meledakkan diri.”

Teknik pendamping.

Ledakan itu hampir membunuh rasterizer. Dan karena diperlambat, rasterizer bisa terkena tembakan laser dari senjata Tentara Yurun Resistance.

“Dan Reiren?”

“Apa?”

“Bukan aku yang membawa patung ini kesini. Rikugen Kyouko lah yang membawanya. Hanya itu yang bisa kukatakan, tapi kumohon ingat ini.”

“Benarkah?”

Reiren terlihat sangat terkejut.

Patung dari Pahlawan Foreign God. Masih belum jelas apakah ini sungguh Heavenly Lord Alfrejya itu sendiri, tapi rasterizer jelas tidak ingin patung ini ada dibawa keluar.

“Ini masih belum selesai...”

Lion King Balmung menggeram pelan.

Dia menyipitkan mata pada sisa-sisa lendir kental yang menempel di dinding di mana-mana.

“Gadis Rikugen Kyouko merupakan musuh terbesar dari federasi kami. Tapi disaat yang bersamaan, dia merupakan tantangan terbesar yang harus kuhadapi. Suatu saat aku akan mengakhirinya dengan tangan ku sendiri. Seperti itulah apa yang kupikirkan...”

Komandan, yang dibesarkan sebagai tentara, menutup matanya.

Dia menghembuskan napas dalam-dalam.

“Aku akan mengalahkan cryptid sesuai dengan janji yang sudah dibuat. Aku tidak tahu keinginan terakhirnya... Jadi kurasa inilah satu-satunya yang bisa kulakukan yaitu menggantikan dirinya untuk mengalahkan cryptid.”

[Apa Rikugen Kyouko perlu melakukan sesuatu?]

<TLN: njir terkejut aku mbak, kamu masih hidup.>

“Ah iya. Lihatlah pertarunganku dari dunia lain.”

[Baiklah. Ngomong-ngomong, ‘dunia lain’ itu dimana?]

“Itu ada di... Hmm?”

Pria besar dengan janggut itu mengerutkan kening.

“Mungkin hanya imajinasi ku saja. Aku kira aku mendengar suara yang terdengar seperti Rikugen Kyouko yang baru saja hidup kembali...”

[Aku bukan nya baru hidup kembali. Aku masih belum mati.”

“Aku mengerti. Bagus, maka... itu tidak mungkin!”

Sang Lion King melihat sekitar dengan panik.

Kai, juga Rinne dan Jeanne, bisa mendengar jelas, tapi sumber suara nya tidak muncul.

“Umm, tunjukan dirimu! Dimana kamu!?”

[Disini.]

“Disini itu dimana?”

Di balik teriakan Balmung.

Jeanne, yang melihat Balmung, tiba-tiba membuat lompatan kecil.

“Kyaa!?”

Jeritan perempuan.

Jeanne menjerit dengan sangat imut dan menggemaskan, seperti Jeanne melupakan fakta bahwa dia sedang berpakaian seperti pria.

“Tunggu, apa... eh? Fa-farin tolong aku! Dia bergerak dibalik armor ku!?”

“Jeanne-sama!?”

“Ah, benarkah! Apa itu! Cepat keluar!”

Pada saat yang sama dengan pernyataan marah Jeanne, sesuatu jatuh dari celah di armornya.

Lendir kental berwarna biru cerah. Meskipun terlihat seperti perempuan, ukurannya cukup kecil untuk muat di telapak tangan Kai.

<TLN: asal lo tau ya deck, perkenalkan, penerus dari rimuru-sama, Rikugen Kyouko loli-sama.>

“Uh...Ummm”    

[Rikugen Kyouko. Apakah kamu tidak mengerti?]

Sosok kecil seperti burung, Rikugen Kyoko, menatap manusia dan elf di kerumunan. Aku tidak yakin apakah itu efek dari ukuran yang lebih kecil atau hanya karena suaranya terdengar lebih muda.

... Maksud ku.

... Ini nyata. Sudah jelas.

“Aku tahu ini pertanyaan aneh, tapi bukannya kamu mati?”

[Kenapa?]

“Kenapa... kamu meledakkan dirimu sendiri dengan dahsyat. Sangat sulit untuk mempercayai bahwa hanya organ inti saja lah yang berhasil selamat.”

[Organ inti nya sudah hancur.]

Pahlawan dari ras roh dengan enteng menegaskan ini.

Bagaimanapun, bagi Kai dan yang lain, misteri nya malah semakin dalam. Organ inti dari roh seperti organ vital pada manusia. Regenerasi tidaklah mungkin. Jika organ inti nya hancur, maka roh hanya akan mati.

[Rikugen Kyouko tidak mengatakan hanya ada satu inti. Memang ada satu inti, tapi organ inti nya bisa membelah diri.]

“Wow?”

Rikugen Kyouko melompat dan mendarat di bahu Ksatria Cahaya.

[Hal yang sama terjadi ketika aku melawan Fang Lord Rath=IE. Aku membuatnya berpikir bahwa aku melakukan peledakan diri lalu kabur. Kali ini, kupikir akan aman untuk bersembunyi di dalam orang ini.”

“...Sejak kapan kamu masuk ke balik baju pelindung ku?”

Jeanne bertanya dengan tenang, cara yang maskulin.

“Kami adalah yang pertama dikirim kembali dari dunia yang berbeda itu. Setelah itu, kita pasti terpisah.”

[Jadi aku membelah organ inti ku pada saat itu.]

Jeanne, Farin, Reirin, dan Lion King semuanya dikirim kembali dari dunia yang berbeda.

Kai dan Rinne ditinggalkan di dunia yang berbeda.

Rikugen Kyouko ada di dua dimensi yang berbeda.

[Pada saat itu, aku tidak yakin apakah lebih baik untuk tetap berada di dunia yang berbeda atau kembali ke makam. Aku tidak yakin pilihan mana yang akan memberikan hasil yang lebih baik dalam bertahan hidup. Karena itulah Rikugen Kyouko putuskan untuk membelah organ inti menjadi dua adalah pilihan yang tepat.]

“Licik!?”

[Ini bukan licik. Aku sudah kehilangan banyak tenaga. Dan sekarang seperti inilah tubuhku.]

Rikugen Kyoko menghela nafas sambil duduk di bahu Jeanne.

Rikugen Kyouko menunjuk Kai yang ada di hadapannya.

[Jadi aku serahkan padamu.]

“... Padaku? Apanya?”

[Melawan Fang Emperor Rath=IE.]

Pahlawan Roh menegaskan.

[Karena dia seharusnya tahu bagaimana caranya memulihkan Heavenly Lord Alfreyja dan bagaimana dia merusak dunia.]


TL : Nouzen
Editor : Regent



0 komentar:

Posting Komentar