Selasa, 12 November 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-Intermission 2 : Dewi Kecil

Chapter 17-Intermission 2 : Dewi Kecil


"Demon god, kau baik-baik saja?"
"Parion huh."
"Un."

Demon god mengangkat tubuhnya dari tempat tidur mewahnya.
Dia saat ini sedang beristirahat untuk menghilangkan ketidakmurnian yang ia dapatkan saat penggabungan dengan [Satou Palsu], perangkap yang dibuat oleh para dewa.

Demon god menghentikan Parion saat dia akan memeluknya dengan polos seperti biasanya.

"Mengapa?"

Parion menanyakan alasannya karena Demon god biasanya akan senang setiap kali dia memeluknya ketika mereka berada dalam bentuk fisik.

"Kau akan terinfeksi ketidakmurnian ini."
"...Uh huh."

Sepertinya dia masih belum terbiasa dengan tubuhnya yang baru dibuat, wajahnya menggeliat seperti 'poyayan'.
<TLN : Ehm, entahlah mungkin wajahnya kayak jelly gitu, gak bisa mempertahankan bentuknya>

"Tapi aku terkesan kau berhasil sampai sejauh ini."

Terkesan bahwa dia dapat mencapai bagian terdalam dari Netherworld yang dipenuhi dengan demon-demon yang benar-benar membenci dewa tanpa menyebabkan keributan sekalipun.

"Otoritas, sopan santun."
"Begitu, gadis baik, Parion"

Dipuji oleh Demon god, Parion membusungkan dadanya penuh kemenangan.
Sebuah objek asing muncul dalam pandangan Parion.

"Apa itu?"

Parion mengalihkan perhatiannya ke sabit mutiara dengan cahaya berwarna pelangi yang menghiasi kamar tidur.

"『 Godreaping Scythe』- senjata yang mampu membunuh dewa."
"Membunuh dewa?"
<TLN : Godreaping Scythe = sabit pembunuh dewa>

Parion mengenggam sabit tersebut di lengannya saat dia bergumam.
Tampaknya terlalu berat untuk tubuh Parion, dia terhuyung-huyung saat membawanya.

"Benda itu berbahaya, kembalikan Parion."
"Harus membunuh dulu sebelum kukembalikan."

Parion dengan goyah berpose dengan sabit itu.

"Itu masih belum selesai."
"Mengapa?"

Parion memiringkan kepalanya seperti 'poyayan'.

"Itu belum memiliki Keilahian."
"Bagaimana kau memasukkannya?"
"Senjata itu adalah alasan mengapa aku menciptakan Menara Ungu, untuk mengumpulkan keilahian. Itu akan terisi penuh dalam waktu 10.000 tahun."
"Mengapa tidak menggunakan Keilahian para Bidadari?"
"Bidadari memiliki terlalu sedikit Keilahian. Bahkan jika mereka semua digabungkan tidak akan cukup untuk mengisi sabit ini."
"Berapa banyak yang dibutuhkan?"
"Sama dengan keilahian yang dimiliki satu dewa."

Mata Parion terbuka lebar, mendengar jumlah yang sangat besar.

"Apa yang harus dilakukan."

Parion memiringkan kepala dan tubuhnya dengan alis berkerut.
Dia tidak pernah berpikir bahwa penyelesaian senjata untuk membunuh dewa memerlukan tindakan kontradiktif untuk membunuh dewa terlebih dahulu.

"Aku akan datang lagi."

Parion meninggalkan istana Demon God setelah menggumamkan itu.



"Demon god. Aku memikirkan ide yang bagus."

Parion langsung langsung ke inti pembicaraan pada kunjungan keduanya.
Demon god tidak tidur di ranjangnya hari ini, tampaknya miasma yang dimasukkan ke dalam Satou palsu sudah hilang.

"Selamat datang, Parion. Apa ide bagusmu ini?"
"Mari kita gunakan White Radiant Crystal."
"--White Radiant Crystal? Benda itu tersembunyi di bagian terdalam dari Dunia Para Dewa ya ..."
"Un."

Demon god menyadari bahwa dewa Parion mengatakan kepadanya untuk menggunakan White Radiant Crystal untuk mengisi Godreaping Scythe ketika Parion melirik sabit itu.

"Cukup?"
"Kristalisasi dari Keilahian [White Radiant Crystal] memang mencukupi ... Tapi aku tidak bisa setuju untuk itu."
"Mengapa?"
"Kristal itu diperlukan untuk melindungi dunia manusia di atas Dunia Para Dewa."

Itu adalah [Penghalang Tujuh Dewa] yang melindungi dunia manusia dari ancaman [Penjajah] yang berkeliaran di ruang hampa, dan White Radiant Crystal adalah sumber kekuatan yang membuat penghalan tersebut.

Itulah pengetahuan yang dimiliki Demon god tentang hal itu.

"Tidak apa-apa."

Parion membusungkan dadanya dengan percaya diri.

"Apakah begitu?"
"Semuanya bisa membuatnya sendiri. Semuanya menyembunyikan Keilahian cadangan."

Parion bersikeras bahwa para dewa bisa membuat White Radiant Crystal baru jika mereka semua mengumpulkan simpanan Keilahian mereka.

"Ambisi kita bisa diwujudkan kalau begitu."

Demon god merenung. Dia bisa membebaskan manusia dari kekuasan dewa jika dia menggunakan [Godreaping Scythe] untuk mengancam para dewa itu.
Tetapi apa yang ada dalam pikiran Parion ketika dia tersenyum -.

"Ayo lakukan."
"Baiklah. Aku mengandalkanmu untuk membimbingku ke Dunia Para Dewa."
"Kau bisa mengandalkanku."

Dengan demikian tim gabungan dari Demon God dan Parion terbentuk, dan pencurian White Radiant Crystal dari Dunia Para Dewa dilakukan.



"Demon god, kau baik-baik saja?"
"... Pa-Parion."
"Un."

Demon god bahkan tidak mampu mengangkat tubuhnya dari tempat tidur saat dia menatap Parion sambil kesakitan.
Keilahian yang meluap keluar dari tubuhnya jauh melebihi jumlah yang biasanya, tetapi stagnan seperti lumpur hitam.

Kabut miasma tidak murni yang menutupi seluruh Netherworld rupanya berasal dari Demon god.

"Apa yang terjadi?"
"Dewa-dewa itu menebak jalan pemikiranku. White Radiant Crystal memiliki Kebencian terkandung di dalamnya."

Kebencian - [Kekuatan Terlarang] yang disegel di bulan.
Demon god mengatakan seseorang telah meletakkannya di dalam White Radiant Crystal.

Dia mungkin perlu untuk memasukkan Keilahian ke dalam tubuhnya sebelum dia bisa memasukkannya ke dalam sabit.

"Siapa yang melakukan itu?"
"Kemungkinan besar Zaikuon. Dia satu-satunya yang akan melakukan tindakan bodoh menyabotase seperti itu di antara para dewa."
"Uh huh."

God Parion mengangguk dengan wajah 'poyayan'.

"Apakah itu sudah terisi dengan Keilahian?"

God Parion bertanya sambil menunjuk pada [Godreaping Scythe].

"Belum."

Ketidakpuasan tampak di wajah dewa Parion begitu dia mendengar jawaban Demon God.

"Mengapa?"
"Jika aku melakukan itu,『 Godreaping Scythe』akan dikotori oleh ketidakmurnian. Dan kita harus mengulangnya lagi jika itu terjadi."
"Uh huh."

God Parion berjalan menuju [Godreaping Scythe].
Demon dalam bentuk saintess berdiri di depan Parion tepat ketika dia mengulurkan tangannya ke sabit.

"Minggir."
"Kau tidak boleh melakukannya."
"Aku tidak bisa membunuh tanpa itu."

Saintess itu memandang dewa Parion yang memberi tatapan [Berikan itu].
Namun penjagaan saintess itu sempurna, ia memblokir semua upaya yang dilakukan dewa Parion untuk mengambil sabit.

"Hentikan, Parion. Kau tidak perlu membalas dendam pada Zaikuon."
"Tapi."
"Jangan khawatir. Para pengikutku yang tepercaya saat ini sedang membuat kambing hitam untuk memindahkan ketidakmurnian ini. Mari kita berpikir tentang mengancam dewa-dewa itu sesudahnya."
"Baik."

Parion mengangguk dengan enggan.

"Tinggalkan Netherworld, Parion."
"Mengapa?"
"Aku tidak bisa menahan ketidakmurnian pada tingkat ini."

Jika dia gagal menahannya, dunia bawah akan terkontaminasi oleh ketidakmurnian yang cukup parah untuk mengotori seorang dewi suci seperti dia.
Demon god takut bahwa kekuatannya akan mencemari dewi kecil itu.

"Aku juga tidak bisa membiarkan dunia manusia terkotori oleh ketidakmurnian. Aku harus menutup gate ke dunia manusia sebelum itu terjadi. Tinggalkan Netherworld sebelum gate ditutup."

Demon god rupanya sadar bahwa dia masuk melalui gate di dunia manusia setiap kali dia mengunjungi Netherworld.

"Aku akan datang lagi."

Setelah mengatakan itu dengan wajah poyayan-nya, dewa Parion meninggalkan Demon god.

Berkat Otoritasnya, tidak ada demon yang datang menyerangnya di lorong.

"Kambing hitam untuk memindahkan ketidakmurnian ..."

God Parion bergumam.

"...Ada satu."

Parion tahu.
Yang dimaksud oleh Demon god Satou adalah dewa palsu lain yang telah diciptakan.

Parion tidak memberitahunya.
Karena dia berpikir bahwa Demon god sudah merupakan bentuk sempurna yang tidak membutuhkan Satou.

Parion merenungkan.
Tubuh yang serupa dengan Demon god, yang ada di dunia manusia paling cocok sebagai kambing hitam untuk mentransfer ketidakmurnian.

Parion merencanakan sesuatu.
Cara untuk membawa Tubuh serupa ke Netherworld untuk memindahkan ketidakmurnian.

"—Itu dia."

Di sana, berdiri salah satu gadis kecil berambut merah muda dalam penglihatan Parion.
Dia adalah salah satu gadis yang bergerak tanpa tujuan di koridor sambil mengatakan hal-hal seperti, "Oh tidak ~", "Apa yang harus kita lakukan ~" dengan gelisah.

Parion mendekati gadis kecil yang keluar dari kelompoknya.

Dia memperbaiki wajah 'poyayan'-nya sambil bergerak, memasang wajah yang sesuai dengan seorang dewi.
Dia hidup selama 100 juta tahun bukan tanpa hasil. Selama dia mau, Parion mampu berperan sebagai seorang dewi yang agung.

"Kau, ya kau gadis kecil, apakah kau ingin menyelamatkan Demon god?"
"--Siapa?"
"Aku adalah teman lama Demon god."

Gadis kecil itu melonggarkan penjagaannya setelah mendengar suara lembut Parion.

"Aku akan memberikan misi kepadamu yang paling mencintai Demon god di antara semua familiar."
"Misi?"
"Kau bisa menyelamatkan Demon god jika kau melakukan apa yang diperintahkan."
"Sungguh ?!"
"Ya, aku berjanji. Maukah kau melakukan misi ini?"
"Un!"

Maka, dewa Parion dengan licik mengirim seekor domba malang ke tempat Satou yang berada di dunia manusia.

Dia bahkan memberinya otoritas untuk membuka kunci gate yang tertutup.
Meskipun tidak mungkin dewa seperti dia tidak menyadari bahwa melakukan hal itu akan membawa ketidakmurnian ke dunia manusia.

"Kufuu, kufufufufu."

Parion tertawa polos.

"Aku akhirnya akan mendapatkannya.『 Godreaping Scythe 』- senjata untuk membunuh dewa."

Bisikan Parion menghilang ke dalam celah tanpa mencapai telinga siapa pun.
Tidak ada yang tahu sifat asli dewa Parion.


Note :
Woah, ini semua memutar balikkan fakta yang udah kita duga-duga~ 
Ternyata tujuan demon god hanya untuk membebaskan manusia dari kekuasaan para dewa. Dan ternyata dewa parion yang ‘terlihat’ polos dan imut punya sisi yandere yang mengerikan x’D 
Akhirnya kita tahu siapa yang sebenarnya jahat disini~
Good job Ainana-sensei~



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar