Rabu, 06 November 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 9 : Chapter 3 - Lure

Volume 9
Chapter 3 - Lure


Pagi berikutnya, tepat ketika kami akan pergi untuk bertemu dengan L'Arc, Kizuna muncul dengan kantung mata di bawah matanya. Aku sangat kesal sehingga tidak bisa memikirkan apa pun untuk dikatakan.
Malam sebelumnya, dia pergi ke laut dengan umpan baru yang kubuat untuknya. Dia pasti memancing sampai larut malam.

“Lure ini luar biasa! Aku hanya mengaitkannya di tali pancing lalu setiap kali masuk air sudah ada ikan yang terkail! Jumlah ikan yang kupancing terus bertambah. Aku sangat menikmatinya! Ayo kita tunda saja keberangkatannya besok!”

Apa yang baru saja dia katakan?
Pupil matanya melebar dan terus melebar, dia tampaknya akan lari dan pergi memancing lagi. Pergerakan matanya saat ini cukup mengerikan untuk dilihat. Seperti hantu mencari mangsa dalam film horor.
Glass tampak mengerti apa yang sedang terjadi, jadi dia mencoba menenangkan Kizuna.

“Kizuna, kau pasti kelelahan sekarang? Sebaiknya kau pendam dulu rasa semangatmu.”
“Tidak mau! Jika aku memancing lagi di sana, aku bisa menangkap ikan yang lebih besar! Glass, kau pasti ingin makan ikan yang lezat, bukan! Biarkan aku pergi memancing!”
“Kizuna! Cukup! Sudahi saja! Kau perlu istirahat sekarang.” 
“Tapi…”

Dia terjebak di antara tugasnya atau hobinya, dan kantung matanya tampak menggantung secara merata.
Aku tidak pernah melihat dia begitu terobsesi dengan hal itu. Matanya membuatku takut. Aku berharap dia berhenti menatapku.

“Baik. Baiklah. Tapi nanti ketika kita kembali, kau harus membiarkan aku pergi memancing.” 
“Iya,” kata Glass, dan Kizuna akhirnya duduk sambil mendengus.

Dia sudah lelah dengan semua pertempuran dan pelatihan. Lalu dia pergi memancing sepanjang malam. Dia pasti kelelahan.
Seberapa asyiknya memancing? 

“Umpan itu pasti terkutuk.” 
“Tuan Naofumi lah yang membuatnya.”
“Benar sekali, kau pasti mencoba untuk membunuh Kizuna?!” 
“Ini salahku sekarang?”

Kizuna adalah orang yang terobsesi dengan umpan tersebut. Itu bukan salahku. 

“Hei Alto, kau juga ikut?”
“Ya, hanya untuk melihat bahan apa yang bisa kugunakan. Aku tidak terlalu menikmati pertempuran.”

Bagaimanapun, dia seorang pedagang, berbeda dengan kami. Dia bersemangat menuju medan perang dalam dunia bisnis. Aku berasumsi dia ikut untuk melihat apakah dia bisa menemukan drop item yang menarik.

“Aku ikut untuk item drop. Aku mencoba membeli beberapa bubuk khusus, jenis bubuk yang memiliki skill.”
“Apa itu?”
“Itu seperti bubuk kekuatan dan bubuk sihir.”

Aku tidak pernah mendengar hal seperti itu, tetapi konsepnya menarik. Aku merasakan gatal untuk mulai mengumpulkan dan mengelompokkannya.

“Biasanya itu digunakan untuk membuat berbagai obat-obatan. Obat-obatan yang dibuat dengan bubuk itu akan memiliki harga yang bagus karena mereka memiliki sifat meningkatkan manfaat dari obat tersebut.”
“Hm...”

Aku pernah mendengar konsep itu sebelumnya dalam RPG jadul. Pahlawan sepertiku tidak perlu bergantung pada hal-hal seperti itu, karena setiap materi yang kami temukan membuka lebih banyak senjata dan skill.

Setetes air menjadi hulu sungai — seperti itulah ibaratnya, para petualang yang telah mencapai batas level mereka mungkin akan mengejar material seperti itu, karena itu akan menjadi satu-satunya cara untuk terus meningkatkan statistik mereka.

Itu menjelaskan semuanya. Ada banyak petualang di dunia ini yang sangat kuat, bahkan tanpa memegang senjata suci atau senjata Vassal. Serbuk ini pasti ada hubungannya dengan itu.

“Aku lebih suka menggunakannya daripada menjualnya.”
“Serbuk itu semakin kurang efektif bila sering kali kau gunakan, jadi kebanyakan orang menjualnya begitu efisiensinya mulai menurun.”

Aku bisa mengerti itu. Itu akan menjelaskan bagaimana teman-teman Sampah #2 dapat menerobos penghalang Shooting Star Shield. Mereka tampak seperti bawahan yang lemah, tapi aku terkejut dengan betapa kuatnya mereka sebab bantuan serbuk itu.

“Kalau begitu, mari kita berangkat? Mungkin Kizuna bisa menggunakan waktu perjalanan kita untuk beristirahat.”

Atas perkataan Ethnobalt tadi, kami menaiki kapalnya.
Aku tidak menyangka akan berangkat menggunakan kapalnya. Alasannya masuk akal, kemudahan bepergian mungkin adalah bagian terbaik dari memiliki senjata Vassal kapal. Kapal itu seperti tiruan dari keterampilan portalku, belum lagi, cara kerjanya berhubungan dengan melakukan perjalanan melalui hal yang disebut Dragon Vein, yang merupakan semacam aliran jaringan. Kami pernah menggunakannya sekali sebelumnya, dan itu sangat cepat.

Kami bergerak sangat cepat sekarang, cukup cepat untuk mengabaikan para monster, tetapi aku tidak bisa mengabaikan berapa banyak monster yang terbang di langit.
Kukira monster terbang tidak terlalu langka, tapi aku terkejut melihat ada begitu banyak.

“Hari ini jumlah monsternya banyak sekali ya.”
“Oh ya?”
“Iya. Aku akan mengambil jalan lain.”

Jika kami harus berada dalam pertempuran udara di atas kapal, orang-orang dengan serangan jarak jauh akan lebih unggul daripada yang lainnya.
Sayang sekali, Pahlawan Pemburu monster yang bisa menanganinya sedang tidur siang.

“Aku sangat senang bisa lolos dari semua diplomasi yang membosankan itu! Waktunya beraksi!” L'Arc berteriak.

Aku mengabaikannya. Jika kau bertanya kepadaku, dia bukan tipe pria yang harus ditempatkan pada posisi otoritas apapun.
Kami terbang di udara menaiki kapal Ethnobalt untuk pergi ke daerah dengan monster yang kuat. Ethnobalt mungkin tidak banyak berguna dalam pertempuran, tetapi senjata Vassalnya sangat membantu.

“Hei, Ethnobalt, kau monster, kan? Apa nama rasmu?”

Apakah dia demi-human, seperti Raphtalia? Lagipula dia adalah kelinci raksasa yang bisa bicara.

“Nama rasku Toshousagi, di negara L’Arc kami dipanggil Library Rabbit..”
“Hanya ada satu tempat dimana mereka hidup secara alami, tempat itu adalah perpustakaan labirin,” L'Arc menjelaskan.
“Aku merasa ras beastmen memang menyesuaikan diri dengan perpustakaan.”

Aku harus menanyakan perbedaan antara beastmen dunia ini dengan dunia tempatku dipanggil.
Jika mereka tidak begitu berbeda, maka definisi manusia dan monster harus diperbaharui.

“Kebetulan sebentar lagi kita akan melewati kota asalku. Mari kita lihat-lihat sebentar saja.” Ethnobalt berkata, mengubah arah haluan kapal melalui rute memutar yang membawa kami ke sebuah gedung besar yang menyerupai kuil. 

Kemudian ada seorang kelinci tinggi di dekat sana, sebab Ethnobalt memanggilnya dia segera mendekatinya.
Kelinci datang dan membungkuk kepada kami sebelum mengendus-endus udara dengan hidung kecilnya.

“Oh, dia Toshousagi?”

Sayangnya dia memiliki ukuran yang lebih kecil dari Ethnobalt, perbedaan diantara mereka hampir dua kali lipat.
Apakah Ethnobalt semacam bos?

“Ya, baik. Lakukan yang terbaik,” kata Ethnobalt kepada kelinci yang dia panggil, yang hanya terus mengendus sebagai tanggapan. Coba jawab balik? 

“Hmm, ‘dia bilang kami mengerti, kepala suku.’” jelas Filo.

Mengapa Filo bisa memahaminya?
Jika mereka berbicara dalam bahasa monster, maka mereka termasuk monster juga? Tunggu, jadi yang dia lakukan adalah berbicara? Kelinci itu lebih pintar dari yang kulihat.

“Kami sedang melakukan perjalanan untuk latihan. Aku ingin menjadi cukup kuat untuk membantu melindungi dunia ini.”

Banyak kelinci datang berlompatan dan mereka mulai bertepuk tangan, meskipun cakar mereka tidak membuat banyak suara.
Itu adalah pemandangan yang cukup menakjubkan untuk dilihat.

“Ethnobalt adalah pemimpin suku ini. Orang-orangnya menyukainya, yang merupakan pertanda pemimpin yang baik,” kata L'Arc.

Dia sendiri adalah seorang raja. Sebab dia seorang Tuan Muda.
Ternyata Kizuna dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki otoritas tinggi.
Jika aku mencari orang seperti itu dari yang aku kenal, maka Melty saja? Dia adalah puan putri, jika terjadi tragedi yang menyebabkan ratu tewas, maka dia akan menjadi ratu Melromarc, sama dengan halnya L'Arc. Heh — ketika itu terjadi, aku akan terus memanggilnya Putri. Aku bisa membayangkannya sekarang wajahnya memerah karena marah. Dia mungkin akan menghentakkan kakinya dan meneriakiku.

Bagaimanapun, sejak aku bertemu dengannya, aku merasa Ethnobalt memiliki kesamaan dengan Fitoria, namun dia jauh lebih lemah dari Fitoria. Aku memutuskan untuk menanyakan ini langsung.

“Hei, berapa umurmu, Ethnobalt?”
“Aku? Aku akan berusia lima belas tahun ini.”

Hm... bukan itu yang aku harapkan. Aku tidak tahu berapa umur Fitoria, tetapi dia sudah hidup sejak pahlawan pertama ada, jadi mungkin dia sudah tua.
Jadi bagaimana Ethnobalt bisa begitu muda? Bukankah dia seharusnya menjadi versi monster dari pahlawan?

“Bagaimana cara hidup Toshousagi?” 
“Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya?” tanya L’Arc.
“Bukan apa-apa, di tempatku ada ras monster yang disebut Filolial. Itu merupakan ras dari Filo...” aku menjelaskan semua yang aku ketahui tentang Filolial kepada Glass dan L'Arc.
“Ah, maksudmu monster raksasa yang muncul untuk membantu kita selama pertempuran dengan Spirit Tortoise? Makhluk itu adalah ras monster yang sama dengan Filo?”
“Iya. Tampaknya mereka mendapatkan skill unik saat dibesarkan oleh para pahlawan. Itu sebabnya Filo adalah petarung yang kuat, tetapi aku tidak tahu apakah itu yang terjadi di dunia ini.” Ethnobalt mengeluarkan sebuah buku dan mulai membolak-baliknya.
“Ada kisah legendaris mengenai Toshousagi... Itu tertulis di sini.” dia menunjukkan kepada kami sebuah ilustrasi tentang kelinci perpustakaan yang mengenakan jubah seperti pakaian yang dipakai Ethnobalt. “Dikatakan mereka adalah leluhur yang menjadi asal mula kami semua, di sini juga menjelaskan kematian mereka sebab pertempuran pada zaman itu.”

Jadi, kelinci legendaris ini telah terbunuh. Dia tampak sangat cerdas dalam ilustrasinya.

“Aku dinamai seperti Toshousagi oleh legendaris ini. Tapi, aku belum layak menyandang namanya. Ada begitu banyak yang aku tidak tahu, tetapi aku berharap sewaktu-waktu aku bisa menjadi seperti dirinya.”
“Hm ...”

Kizuna akhirnya terbangun. Jadi aku jelaskan hal yang sama padanya juga.

“Wow! Kukira semua dunia memiliki kesamaan seperti ini.”
“Aku tidak tahu sejauh mana kesamaan ini terjadi. Tapi Ethnobalt, kau bilang ingin menjadi lebih kuat...”

Dia terpilih untuk menjadi pemegang senjata Vassal. Aku penasaran apabila mantra sihir yang biasa aku gunakan untuk monster dapat bermanfaat untuknya, sebab dia mengeti bahasa monster. Seingatku ada Ofuda Kendali, suatu ofuda yang digunakan dunia ini untuk mengendalikan monster.

“Kizuna, atau Glass juga tidak apa, coba kalian besarkan Toshousagi menggunakan Ofuda Kendali. Mungkin saja hal yang luar biasa akan terjadi.”

“Bila itu terjadi, maka makna keberadaanku akan semakin menurun.” 
“Bila terjadi pun, kau harus terus berusaha keras.”

Filo bisa tumbuh menjadi lebih kuat dari Fitoria. Jadi, tidak pernah tahu bagaimana akhirnya.

“Tapi, dari dulu aku diajarkan bahwa Toshousagi tidak pernah cocok untuk bertarung.” kata Glass.

Apakah itu semacam karakteristik ras? Seperti seluruh ras, seluruh spesies, klon Rishia? Betapa menyedihkannya itu?

“Jika mereka dibesarkan seorang pahlawan dan hasilnya sangat memuaskan, maka mereka mungkin seperti Filolial di duniaku.”
“Aku bisa mencobanya bila ada waktu,” Kizuna setuju.
“Aku ... berusaha keras agar tidak kalah!” tegas Ethnobalt.

Dia sebagai pemegang senjata Vassal bisa saja dikalahkan oleh itu, agar itu tidak terjadi, dia harus berusaha keras. 

“Untuk saat ini, kau cukup melakukan apa saja yang kau bisa, sama halnya seperti Rishia jangan mencoba hal yang berbahaya. Sisanya bisa kami urus nanti.”
“Baik.”

Kami selesai berbicara dan mulai berangkat kembali. Ketika kami tiba di tujuan, kami menemukan diri kami dikelilingi oleh monster yang marah. Mereka menunjukkan taring mereka dan menyerang.

“Whoa!”

Aku dengan cepat menggunakan Shooting Star Shield untuk melindungi kami.

“Ha!”

Raphtalia menarik pedangnya dari sarung yang terisi penuh dan terbang melalui kerumunan monster, lebih cepat dari yang bisa dilihat mata.
Beberapa monster jatuh ke tanah, namun setelah itu mereka terus bermunculan lebih banyak, mulai menarik lebih banyak monster di sana.

“Hya!”

Glass berteriak, mengibaskan kipasnya dan mementalkan monster yang mendekat.
Panah cahaya ditembakkan dan menabrak monster yang sedang mengisi daya. 

“Apa itu...” Glass bergumam, menatapku dan kemudian melihat pada kipas di tangannya. 
“Bukankah itu skill?”
“Itu benar, tapi aku tidak secara sengaja menggunakannya, sebab aku tidak memiliki energi cadangan bila menggunakannya.”
“Mungkin saja itu efek dari aksesori yang dibuat Naofumi untuk kipasmu, Glass?”
“Pasti begitu. Aku belum pernah melihat aksesori dengan efek seperti ini. Pasti aksesoris ini benar-benar luar biasa,” kata Glass sambil tersenyum.

Memang selalu menyenangkan untuk mendapatkan senjata baru.
Dia terus menggerakkan kipasnya ke kiri dan kanan, mengirimkan gelombang kejut kepada gelombang monster yang mendekat.

“Sekarang giliranku untuk pamer, aku tidak mau kalah dari kalian!” L'Arc berteriak, mengayunkan sabitnya. Bilahnya bersinar penuh energi dan membelah monster di dekatnya menjadi dua. “Bagus! Sabitku lebih kuat! Aksesori yang kau buat itu benar-benar mengagumkan, Bocah!”

Aku tidak keberatan dengan semua pujian itu. Tapi rasanya aneh saja, sebab orang yang memujiku adalah orang yang awalnya berusaha menyerangku waktu dulu.
Mereka semua tumbuh sangat kuat. Aku benar-benar terkejut melihat betapa efektifnya aksesoriku.
Tetapi kemudian, ketika L'Arc terus mengayunkan sabitnya lagi dan lagi, aksesori itu mulai berasap.

“L'Arc, sepertinya itu akan hancur bila kau terus gunakan, hati-hati.”
“Iya, ini akan sangat berguna ketika dibutuhkan saja.”
“Kupikir begitu. Tapi, lihat semua monster yang terus berdatangan ini.”

Monster telah mengerumuni kami tanpa henti sejak saat kami memasuki labirin.
Karena Kizuna dan aku berada di jarak yang dekat, kami tidak mendapatkan exp dari mengalahkan mereka. Pemegang senjata Vassal tunduk pada masalah yang sama, jadi Glass dan yang lainnya juga tidak mendapatkan exp. Hanya Rishia, Filo, dan Therese yang mendapatkan exp dari mengalahkan mereka.

“Ini sangat aneh,” kata Ethnobalt, melindungi Rishia dan yang lainnya dari garis belakang.
“Aku juga pernah ke sini sebelumnya, tapi ini memang sangat aneh!”

L'Arc melihat gerombolan monster yang mendekat dengan kebingungan. Glass juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Monster-monster itu tidak begitu kuat sehingga kami bisa menanganinya, tetapi jumlahnya tidak masuk akal. Kami akhirnya akan lelah bila melawan monster sebanyak ini, jika kami berencana untuk mengalahkan mereka, tetap saja kami harus menemukan cara untuk melarikan diri.

“Ha!”

Kizuna beralih antara bertarung dengan pisaunya untuk pertarungan jarak dekat dan pancingnya untuk serangan jarak jauh. Dia memiliki akses untuk menggunakan senjata lain dari kedua senjata yang sering dia gunakan, aku tidak tahu mengapa dia tidak menggunakan yang lainnya.
Umpan yang aku buat untuknya tergantung di senjatanya, apa pun bentuknya. Aku ingat dia sangat bersemangat tentang umpan tersebut. Tunggu.

“Lure ini luar biasa! Aku hanya mengaitkannya di tali pancing lalu setiap kali masuk air sudah ada ikan yang terkail! Jumlah ikan yang kupancing terus bertambah. Aku sangat menikmatinya! Ayo kita tunda saja keberangkatannya besok!”

Itu pendapatnya mengenai umpan yang aku buat.

“Kizuna, coba lepaskan umpan itu sebentar!”
“Hah? Oke!”

Kemudian dia melepaskan umpan itu dari senjatanya. Saat dia melakukannya, jumlah banyak monster berhenti datang.

“Sudah kuduga sebab itu.” 
“Apa maksudmu?”
“Kupikir umpan itu menarik para monster.”

Aku memiliki skill dengan efek yang sama. Itu disebut Hate Reaction. Sepertinya umpan Kizuna memiliki skill tersebut selama umpan tersebut melekat pada senjatanya.

“Sepertinya aku membuat benda yang sangat buruk. Aku harus menghancurkannya nanti.”
“TI.DAK BO.LEH!” Kizuna menyalak, memegangi umpannya seperti seuntai mutiara. “Memangnya kau tahu sebanyak apa ikan yang berhasil aku tangkap dengan Lure ini? Siapa yang peduli jika itu menarik monster juga?”
“Yah, kurasa selama kau memilih waktu dan tempat, itu b—”
“Itu bermasalah! Cepat berikan umpan itu padaku, Kizuna!” Glass berteriak menyelaku, mengulurkan tangannya dengan penuh harap.

Kizuna hanya menggelengkan kepalanya. Tidak mau memberikannya.
Aku mengerti mengapa Glass bersikap seperti itu, tetapi dia sedikit bereaksi berlebihan. Mungkin ada sesuatu yang tidak kuketahui.

“Nona Kizuna. Sebaiknya kau berikan itu pada Nona Glass,” kata L'Arc dengan tenang. Semua orang, termasuk Therese dan Ethnobalt, tanpa kusadari Chris menunjukkan ekspresi yang sama.

“Rafu?”
“Kalian ini kenapa?”

Raphtalia dan Raph-chan sama-sama tampak bingung sepertiku. Aku melihat sekeliling dan melihat Filo dan Rishia juga bingung.

“Bocah, Kizuna adalah gadis yang hebat, tapi dia memiliki penyakit berbahaya, yaitu memancing. Perlu kau ketahui, dia pernah memancing di atas kapal hantu yang kami temui sebelumnya dan berhasil memancing sesuatu yang tidak mungkin ingin kau ketahui,” L'Arc menghela nafas.  Dan menjelaskan mereka tentu saja berusaha menghentikannya.
“Maksudmu dia berpikir tentang memancing bahkan di tengah pertempuran?” 
“Benar sekali.”
“Aku tidak memikirkan itu sekarang!” Kizuna berteriak.
“Kalau begitu, maukah kau memberiku umpan itu?” 
“Aku... Um...”
“Bukankah kalian terlalu tegas padanya? Cukup kalian awasi saja.” komentarku.
“Mungkin saja dia nanti memutuskan untuk memancing ketika kita istirahat dan berhasil mendapatkan tikus.”

Memancing tikus? Apakah dia benar-benar akan melakukannya? Jika dia tahu itu akan menarik monster lain? Kizuna tidak pernah tampak seperti orang yang ceroboh bagiku.

Ethnobalt mengangguk, seolah tiba-tiba dia menyadari sesuatu, “Itulah sebabnya ada begitu banyak monster terbang hari ini. Kita hampir menabraknya tadi.”
Aku ingat dia telah menyebutkan ada lebih banyak monster daripada biasanya.

“Aku setuju kalau begitu. Kau harus menyerahkannya ke Glass. Ketika kau ingin menggunakannya, Glass akan memberikannya padamu,” Kataku padanya.
“Aku mungkin kehilangan kesempatan untuk menangkap ikan yang besar! Bagaimana jika Glass tidak ada saat aku membutuhkannya?!”
“Peduli amat. Sudah cepat selesaikan. Aku yakin kau bisa mengatasi ini jika ada masalah di antara kalian.”
“Tuan Naofumi, jangan menyerah meyakinkan dia.”
“Aku mempunyai impian! Aku ingin menangkap ikan besar yang pernah belum pernah dilihat orang-orang!”
“Kalau begitu, pancing saja ikan paus!”

Tunggu. Aku tidak ingin dia meninggalkan pertarungan Gelombang untuk memancing.

“Bocah, kau tahan dia dari kanan, aku akan menahannya dari kiri. Nona Glass dan Nona Raphtalia, pastikan jangan sampai dia lolos.”
“Baik.”

Semua orang langsung melakukannya, dan kami segera mengepung Kizuna. 

“Apa yang sedang kalian lakukan? Tinggalkan aku sendiri!”

Dia bisa menolak jika dia mau, tapi kami akan mengambil umpan darinya meski kami harus membunuhnya untuk melakukannya.
Dia bisa bermain dengan umpannya setelah kami mengalahkan Kyo dan kembali ke dunia kami.

“Tidaaaak! Aksesoris favoritku dicuri!” rengek Kizuna. Jeritan kekanak-kanakannya bergema di telinga kami.

Hal seperti itu sepertinya tidak cocok dengan usianya. Sebab seperti anak kecil saja.

“Baiklah...” aku menoleh untuk mengamati Glass yang mengabaikan cibiran dan permintaan Kizuna.

Monster itu tangguh, tapi tidak ada yang tidak bisa kami tangani.
Kami keluar ke tempat ini untuk memeriksa efek dari aksesori baru. Semuanya lebih mengesankan dari yang aku duga, dan kami tidak memiliki masalah dengan monster. Itu tidak mengherankan, mengingat sebagian besar dari party kami terdiri pemegang senjata Vassal, dan dua orang pahlawan suci dari dunia yang berbeda.

“Oh. Ada monster yang datang. Mari kita lakukan.” 
“Iya!”
“Tepat! Mari kita dapatkan beberapa bahan bagus dari mereka dan lihat apa yang bisa dibuat Naofumi untuk kita selanjutnya!”
“Mintalah L'Arc atau Romina untuk melakukannya!” aku membentak Kizuna. Dia memang tidak kenal kapok.

Untuk pertempuran itu sendiri, tidak layak untuk dijelaskan. Kami menang dengan mudah.
Kami terus maju, dan monster yang kami temui perlahan menjadi lebih kuat.
Kami belum pernah bertemu yang cukup kuat untuk menerobos pertahananku, meskipun kami telah bertemu beberapa yang bisa menghancurkan Shooting Star Shield.
Kizuna, L'Arc, dan Glass mulai lelah.

“Mari kita istirahat dulu,” kataku, dan semua orang setuju. 
“Malam sebentar lagi tiba. Mau buat api unggun?” 
“Kita akan berjaga bergiliran.”
“Kedengarannya bagus, kalau begitu aku akan...” Kizuna memulai. 
“Dilarang memancing.”
“Aku tidak akan melakukannya!”

Kami duduk untuk beristirahat, berjaga bergiliran.
Dulu, aku mendengar ide berkemah layaknya kejadian romantis. Sekarang, kenyataannya tidak seperti itu. Seseorang harus tetap terjaga dan mengawasi, dan itu cukup melelahkan. Tetap saja, aku sudah terbiasa sekarang, itu bukan masalah.

Aku memiliki waktu luang, jadi aku memutuskan untuk melihat apa yang bisa aku buat dari bahan yang aku simpan dalam perisai. Kizuna dan yang lainnya menghabiskan waktu mereka dengan melakukan hal yang sama.

Filo dan Raph-chan meringkuk di sampingku dan tertidur.
Raphtalia meluangkan waktu untuk berlatih dengan pedangnya. Dia benar-benar semangat berlatih dengan senjata baru itu. Dan untuk Rishia, dia membungkuk membaca buku dan mulai belajar. Dia entah mencoba mencari cara membaca tulisan di dunia ini, atau dia sudah bisa dan hanya membaca buku itu. Mungkin yang terakhir. Sang Gadis Berakal Tinggi Rishia. Teruskan usahamu!

Begitu aku menunjukkan apa yang aku inginkan untuk meningkatkan perisai, aku akhirnya tidak melakukan apa pun. Aku agak mengantuk. Namun karena punya waktu senggang, jadi aku memutuskan untuk memanfaatkannya.

“Raph-chan.”
“Rafu?”

Raph-chan tidur di dekatku, jadi aku mengangkatnya dan meletakkannya di atas pahaku. Aku memanggil menu untuk shikigami power-up, dan mulai melihat daftar bahan yang bisa aku gunakan untuk meningkatkan kemampuannya.

Shikigami tidak memiliki level seperti yang dimiliki orang lain dan monster. Namun, statistik dan skill mereka dapat disesuaikan secara langsung dengan menggunakan berbagai objek dan bahan. Itu seperti menyesuaikan spesifikasi Bio Plant, dan sepertinya ada banyak yang harus dipelajari. Bahkan memungkinkan untuk menyesuaikan kemilau bulunya!

Hal tersebut lebih dalam dari pada kelihatannya. Tidak hanya ada satu hal yang bisa di ubah, tetapi ada banyak. Kekakuan, kelembutan, kekenyalan, halus, panjang, dan hal-hal lain semua bisa disesuaikan.

Jadi, setiap kali aku menemukan waktu luang untukku, aku akan memperkuat Raph-chan.
Saat ini, aku telah membawanya ke titik di mana dia bisa menggunakan sihir ilusi untuk mendukung kami dalam pertempuran. Akhirnya, aku berharap dia bisa mengambil alih beberapa peran Raphtalia sebagai tangan kananku dalam pertempuran.

“Rafu!”

Aku duduk sambil mengelus Raph-chan dan memikirkan beberapa kemungkinan ketika aku menyadari sesuatu yang besar mendekatiku. Aku menoleh untuk melihat apa itu  ternyata mendapati Ethnobalt duduk di belakangku.
Dia dalam bentuk kelinci, dan cukup besar untuk membuat sandaran yang sempurna. 

“Kenapa?”
“Tidak ada apa-apa. Hanya saja... Aku merasa ini tempat paling aman.” 
“Hah?”
“Naofumi, kau sangat populer di kalangan monster,” Kizuna tersenyum. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
“Tuan Naofumi adalah pengasuh yang sangat baik. Aku bisa ada di sini hari ini karena kebaikannya,” kata Raphtalia. Dia mungkin berpikir dia mengatakan sesuatu yang baik, tetapi itu tidak membuatku bahagia. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa mereka mengolok-olokku. 
“Tuan! Adalah milik Firo!”
“Siapa yang kau bilang milikmu?” 
“Rafu?” 
“Pen!”
“Filo-chan dan Chris merasa kan hal yang sama,” Kata Kizuna.

Aku mengerti setelah melihat apa yang dia maksud, dan menemukan diriku dikelilingi oleh Filo, Raph-chan, Chris, dan Ethnobalt.

“Naofumi mungkin berasal dari dunia lain, tapi kau Pahlawan Perisai, bukan? Monster seharusnya menyadari dia bukan musuh, tetapi dia ada di sini untuk melindungi mereka.” sebut Glass menjelaskan apa yang dia duga.
“Ya, sisi Naofumi mungkin adalah tempat yang paling aman.”
“Kurasa itu benar. HEI! Gerah sekali!” aku berdiri dan berpindah, membawa Raph-chan bersamaku.

Begitu aku duduk, Filo, Chris, dan Ethnobalt mengikutiku dan bersandar di dekatku lagi. Mereka diam di tempat yang agak jauh, tetapi tidak ada bedanya. Aku hampir tidak bisa mengerti manusia, apalagi semua monster ini. Kukira itu masuk akal — mereka ingin tidur di suatu tempat yang mereka tahu akan dilindungi. Itu adalah insting alami.

“Aku tidak punya waktu untuk bermain-main,” kataku, membalik Raph-chan ke punggungnya dan mengelus perutnya yang empuk untuk melihat bulunya.
“Aku rasa itu bukan penjelasan yang paling meyakinkan.” kata Kizuna.
“Kau bilang apa tadi?”
“Rafuuuu...”
“Tuan Naofumi, jangan terlalu memanjakan Raph-chan.” 
“Memangnya kenapa?”

Setiap kali aku memperhatikan Raph-chan, Raphtalia tampak sedikit jengkel.

“Yah, Raph-chan terbuat dari rambutku,... yah, aku merasa sedikit malu ketika kau membelainya seperti itu.”
“Oh kenapa malu begitu. Kau sendiri masih anak kecil. Tak masalah jika kau masih ingin aku manja.”

Raphtalia menggembungkan pipinya, tidak puas dengan jawabanku, dan kembali berlatih dengan pedangnya. Dia tampak seperti mengayunkannya lebih keras dari sebelumnya.

“Haaa. Itu memang seperti dirimu, Naofumi...”
“Rafu!” Raph-chan mengangkat tangannya dan menggelengkan kepalanya.

Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?
Raphtalia seperti putriku, dan Raph-chan mengingatkanku padanya, jadi tentu saja aku peduli pada Raph-chan juga. Aku tidak mengerti apa yang salah tentang itu.

“Maksudnya apa?”
“Oh, tidak apa-apa. Sudah waktunya kau istirahat, bukan? L'Arc sudah mendengkur di sana.”

Dia benar. L'Arc tertidur dan mendengkur. Sangat keras sehingga aku takut dia akan menarik monster.
Tepat ketika aku mulai bertanya-tanya tentang hal itu, Therese berjalan mendekat dan meletakkan selimut di atasnya, lalu mengucapkan mantra yang membungkam dengkurannya. Itu tidak benar-benar menggangguku, tetapi sesuatu tentangnya terasa salah.
Glass dari tadi bicara di beberapa menit yang lalu, tapi sekarang dia tertidur di sebelah Kizuna.

“Masih banyak waktu. Raphtalia-san dan aku akan berjaga, jadi sebaiknya kau tidur aja?”
“Baiklah.”

Sejak aku dikhianati oleh Bitch, aku sulit tidur nyenyak. Aku harus mengambil kesempatan untuk beristirahat selagi ada waktunya.
Aku berbaring untuk beristirahat, berpikir bahwa perjalanan ini telah berubah menjadi kamp pelatihan.

Kami menyelesaikan pelatihan kami saat siang hari berikutnya, dan kembali ke kastil.

Filo menaikkan level cukup banyak pada perjalanan kali ini, ada hal yang ingin aku perhatikan. Ketika kami menyeberang ke dunia ini, Filo berubah menjadi Humming Fairy, sekarang wujudnya itu bisa berubah bentuk yang berbeda saat naik level.
Mungkin karena Filo awalnya Ratu Filolial, dia bisa berubah bentuk menjadi Humming Fairy dari jenis yang lain.

“Tuan! Sekarang Firo lebih mirip dengan wujud lama Firo?”
“Ya, lebih mirip.”

Kami kembali ke halaman kastil, Filo berubah menjadi bentuk yang berbeda untuk dipamerkan kepadaku.

Aku mulai berharap Raph-chan bisa berubah bentuk, seperti yang dilakukan Filo. Jika dia sedikit lebih besar, dia akan sempurna untuk dijadikan dakimakura. Atau jika dia bertambah besar, aku bisa berbaring di perutnya untuk tidur. Aku pernah melihat hal seperti itu di sebuah anime.

Tentu, aku bisa melakukan itu dengan Ethnobalt atau Filo, tetapi aku lebih suka meringkuk dengan Raph-chan.
Oke, itu agak menyimpang.

Filo saat ini mengambil bentuk sesuatu yang Kizuna sebut sebagai Humming Big Owl, yang tampak persis seperti burung hantu. Dia memiliki ukuran yang sama seperti dulu ketika dalam bentuk Ratu Filolial. Dia tampak sangat mirip, kecuali area di sekitar pinggangnya.

Dia juga bisa berubah menjadi Humming Emperor Penguin, lengkap dengan lambang bulu di kepalanya. Shikigami Kizuna, Chris, juga seekor penguin, jadi dia memandangi Filo dengan cemburu.

“Firo saat ini~ bisa menyanyi lebih baik sekarang!” Filo berteriak. Kemudian dia membusungkan lehernya dan mulai bernyanyi.

Rasanya hampir terdengar seperti ada musik yang mengiringinya. Nyanyian dan musik yang sangat bersemangat.

Aku tidak tahu bagaimana dia membuat begitu banyak suara yang berbeda sekaligus, tetapi itu terdengar seperti seseorang memainkan koto bersama dengan lagunya.

Musik tradisional dunia ini terdengar seperti lagu dari Jepang bagiku.
Negara tempat Kizuna dipanggil sebagian besar bergaya Barat, tetapi pakaian yang dikenakan orang-orang tampak seperti perpaduan antara elemen Jepang dan Barat.

Kami pernah berada di sebuah bar dan aku melihat seorang musisi memainkan shamisen — itu terlihat aneh, untuk penampilannya. Tapi itu tidak terlalu buruk
— aku tentu senang dengan pakaian miko Raphtalia.

“Rafu!” Raph-chan melompat dan mulai menari bersama dengan lagu Filo.
“Oh wow. Semangat ya!”

Aku menyemangati mereka, tapi aku tidak tertarik untuk ikut, dan kembali ke latihan sihir yang sedang kulakukan. Filo mengatakan itu adalah lagu menyenangkan yang memberimu energi. Aku memang merasa seperti kekuatan sihirku terisi lebih cepat dari biasanya. Pelatihan Raphtalia berjalan sangat baik juga.
Apakah ini efek dari spesial dari Humming Fairy?

“Oke, sudah waktunya kita pulang.”
“Oke!”

Jadi kami menghabiskan hari-hari kami mempersiapkan pertempuran yang akan datang. Tetapi kemudian, malam harinya, ketika kami semua tidur, sesuatu terjadi. Bila dipikirkan kembali, aku terkejut atas kami yang tidak lebih waspada, terutama mengingat sudah berapa banyak usaha kotor Kyo yang telah dia lakukan.

Ada harga yang harus dibayar untuk ketidakwaspadaan kami.




TL: Kuaci
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader : Bajatsu, Hantu

0 komentar:

Posting Komentar