Senin, 11 November 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 9 : Chapter 8 - Cara Penggunaan Dua Pedang

Volume 9
Chapter 8 - Cara Penggunaan Dua Pedang


Aku memelototi Filo sehingga dia tahu aku serius. Tanpa kusadari Romina dan Alto masuk kedalam toko dan kembali ke meja kasir sambil membawa sejumlah senjata.

“Hah? Masih ada lagi?
“Ya, L’Arc yang memesankan ini semua, aku kerjakan sebisa mungkin.”
“Oh!”
“Alto juga ikut membantuku, sebaiknya kau berterima kasih padanya juga.”

Aku tidak bisa mempercayainya, tetapi menyadari mereka sampai mempersiapkan perisai untukku. Kurasa aku tidak layak untuk mengeluh tentang semua ini...

“Jadi, apa yang kalian buatkan untuk kami?”
“Naofumi dan Raphtalia-san bisa menyalin apa yang sudah kami buat, kan?”
“Ya.”
“Oleh karena itu, coba kalian lakukan.”

Romina menunjukkan dua katana pada kami. Keduanya disimpan dalam sarung dengan hiasan. Kau bisa tahu dengan pandangan sekilas bahwa itu adalah katana fantastis yang dibuat oleh pengrajin ahli. Dengan skill penilaian yang aku miliki, aku hanya bisa melihat namanya.

Katana Byakko 
Kodachi Suzaku 

“Ini adalah...”
“Salah satu dari dua katanya ini aku buat dan dijual waktu dulu. Untuk sementara aku pinjam dulu dari pemiliknya. Aku yakin sekarang kau mengerti betapa langkanya material empat bintang suci. Aku cukup beruntung mendapatkan kesempatan membuat senjata dari material itu, jarang sekali ada yang memiliki kesempatan yang sama.”

Romina kebanyakan mengerjakan peralatan untuk Glass, Kizuna, dan L’Arc. Aku yakin dia tidak membuat katana untuk mereka.

“Dia benar-benar bekerja keras untuk itu,” kata Alto.

Romina mengambil Katana Byakko dan menariknya dari sarungnya. Itu menyelinap keluar dengan suara yang tajam, dan sepertinya ada sesuatu yang terbang dari bilahnya ketika dikeluarkan.

Bilahnya sendiri berwarna putih, dipoles seperti cermin, dan lengkungan bilahnya membuatnya tampak lebih lebar dari sebelumnya. Sepertinya itu penuh dengan cahaya. Sebenarnya, aku pikir itu menakjubkan.

“Aku pikir ini sangat mengesankan, tetapi bagaimana menurutmu?”
“Aku setuju.”

Itu adalah jenis pedang yang kau dapatkan sebagai peralatan khusus dalam RPG, seperti Muramasa atau Masamune. Mereka biasanya adalah senjata terbaik dalam game.
Ini terbuat dari bahan dari empat binatang suci.
Kira-kira hal yang sama dapat terjadi di duniaku juga? Toko senjata membuat senjata dari material empat penjaga.

“Pengolahan materialnya sendiri cukup sulit dilakukan, bukan hanya itu, aku sendiri sampai terluka ketika mencoba menggunakannya.”
“Apa yang kau lakukan sampai bisa terluka?”
“Yah, aku menggunakan kulit dan tulang Byakko. Kau bisa mendapatkan efek tambahan jika dicampurkan dengan logam. Kekuatan dari bilah itu sendiri sudah sangat kuat, mencoba mengayunkannya saja sudah membuat tulangmu bergetar, dan masih ada banyak masalah lainnya.”
“Oh…”
“Yang kau lihat sekarang adalah hasil perbaikan dari masalah tadi. Lalu sisa materialnya dijadikan senjata untuk Glass dan yang lainnya.”

Itu berarti senjata yang Glass gunakan sekarang terbuat dari bahan dari empat binatang suci?
Aku merasa kipasnya tidak memunculkan sifat dari materialnya, tapi setelah aku perhatikan lagi...

“Seingatku Glass masih kesusahan untuk menggunakan senjata itu. Kalau tidak salah, serangan Reverse Snow Moon Flower miliknya berasal dari material Byakko.”

Itulah sebabnya dia begitu kuat, perlengkapannya lebih baik dari kami.

“Untuk saat ini, dia menggunakan Demon Dragon Fan. Dia mengatakan lebih mudah digunakan dalam situasi pertempuran yang sebenarnya.”
“Apa kau tidak membuatnya lagi dari material itu?”
“Sayangnya tidak. Aku membuatnya dari material dragon emperor yang Kizuna dapatkan setelah mengalahkannya. Hanya pandai besi tertentu yang diizinkan untuk mengolah material semacam itu,” kata Romina, lalu menunjuk ke armorku, “Contohnya pancingan yang digunakan Kizuna, itu terbuat dari Demon Dragon yang satu tingkat lebih rendah dari yang lainnya tapi bisa aku olah dengan baik.”

Itu terdengar seperti bahan yang cukup nyaman untuk dikerjakan.
Sejauh ini semua peralatan yang dia berikan kepada kami memiliki warna yang sama, warna hitam gelap. Aku mulai bertanya-tanya mengapa, tetapi aku rasa itu karena semuanya terbuat dari bahan yang sama.

“Aku menggunakan material yang sama untuk membuat armormu, Naofumi. Ada bagian Seiryuu juga di armormu yang aku buat dari Demon Dragon, sebab keberadaannya masih tidak diketahui dan memang masih belum muncul juga, itu termasuk inti Dragon Emeperor.”
“Jadi, kau tidak membuat perisai?”
“Aku akan membuatnya jika aku punya waktu. Material yang aku miliki cukup terbatas juga.”

Aku tidak akan mengeluh, mengingat berapa banyak waktu dan upaya yang telah dia lakukan untuk membuat semua hal ini untuk kami. Sedangkan untuk perisai... aku harus mendapatkannya dengan cara lain. Aku tidak ingin bergantung pada Wrath Shield.

“Jika yang kau tawarkan Katana, Raphtalia, kau yang akan mengambilnya.”
“Ya.”

Romina memasukkan Katana Byakko kembali ke sarungnya dan menyerahkannya pada Raphtalia.
Ada suara gemeretak ketika dia menyentuhnya, seperti listrik statis yang mengejutkan ujung jarinya, tetapi dia mencengkeram pedang dengan erat dan mengangguk ke arah Romina. Kemudian dia mengubah senjata Vassal katana menjadi Katana Byakko.

Begitulah cara kerja sistem penyalinan senjata. Daripada membuat senjata baru dari bahan yang kau kumpulkan, kami dapat menyalin senjata yang kami temukan di toko hanya dengan menyentuhnya.
Aku bisa melakukannya dengan perisaiku, dan sekarang Raphtalia bisa melakukannya karena katananya adalah senjata Vassal.

“Jadi ini adalah Katana Byakko. Ini luar biasa. Aku merasa naik level cukup banyak hanya dengan menyalin itu,” katanya ketika dia menarik pedangnya. Tangannya gemetaran.

Katana itu pasti sangat berat. Butir-butir keringat menonjol di dahinya sebagai upaya yang diperlukan untuk menggunakannya.

“Kau kenapa?”
“Aku telah membuka skill untuk menggunakannya, tetapi sepertinya aku masih kurang kuat untuk menggunakannya.”

Aku tidak terlalu khawatir tentang hal itu, tetapi aku memiliki perisai seperti itu juga.
Terkadang skill yang kau butuhkan untuk membuka kunci bukanlah skill yang sama dengan yang kau butuhkan untuk menggunakannya dengan baik. Aku tidak pernah terlalu memikirkannya, kesenjangan antara skill untuk melengkapi sesuatu dan skill untuk menggunakannya dengan baik.
Glass juga menyebutkan masalah yang sama. Itu adalah masalah yang kau hadapi cukup sering ketika kau memiliki senjata yang baik.

“Kurasa kau harus menaikkan level sampai bisa menggunakannya.”
“Iya.”
“Skill apa yang dimilikinya?”
“Hmm... Kemampuannya? Pedang Ganda.”

Itu adalah salah satu skill yang hebat.
Raphtalia melepaskan cengkeraman tangan kirinya, lalu satu katana lagi muncul di udara tepat di hadapannya.
Oh, sebab dia tidak bisa menahan keduanya disaat bersamaan, Raphtalia tak sengaja menjatuhkan ujung kedua katana itu ke bawah. Karena cukup cepat dan berat, lantainya rusak tersayat.

“Hei, jangan memotong bengkelku.”
“Maaf, tapi ini sangat berat.”
“Mungkin ada cara agar bisa menggunakan keduanya? Jika kau belum bisa menahan keduanya, mungkin kau bisa mengubah salah satunya?”
“Um...”

Raphtalia berkonsentrasi. Kemudian katana di tangannya berubah menjadi katana yang terlihat cukup ringan untuk diangkat satu tangan. Lalu tangan kirinya masih memegang Katana Byakko.


Hei, hei! itu adalah skill yang luar biasa!

“Raphtalia, sarungkan pedang yang ada di tangan kirimu.”
“Baiklah,” katanya, memasukkan katana itu ke sarungnya. Dia masih memegang katana yang lebih ringan di tangan kanannya.

Oh, meski sekarang dia memiliki dua katana, dia tidak perlu menggunakan keduanya disaat yang bersamaan, dia bisa memakai dua katana berbeda dan menyarungkannya kembali dengan cepat. Selain itu, dia bisa mengeluarkan satu katana sementara katana yang lain akan mengisi energi untuk high quick ketika berada dalam sarungnya. Itu terdengar cukup berat untuknya, tetapi itu akan membuat perbedaan besar setelah dia belajar cara menggunakannya. Aku yakin ada baiknya dia mencobanya.

“Apa yang harus aku lakukan dengan katana yang satunya?”

Agar dia tidak sengaja menyayat siapa pun, dia mengubah salah satu dari katananya menjadi katana bambu. Tapi dia khawatir tentang apa yang harus dilakukan dengan pedang di tangan kanannya.

“Aku rasa, kau minta buatan sarung lagi untuk katana yang satunya.”

Mungkin ini sangat tiba-tiba untuk Romina, tapi ini cukup baik untuk Raphtalia dikedepannya.

“Ok, selanjutnya adalah Kodachi Suzaku,” kata Romina, menyerahkan katana berikutnya kepada Raphtalia, secara otomatis weapon copy aktif.
“Memiliki senjata vassal sangat menguntungkan. Tidak hanya mendapatkan senjata baru, tapi bisa diduplikasikan juga.” kata Alto.
“Iya, benar. Jika saja senjata ini bisa lepas dari pemegangnya, pasti akan ada yang memproduksi senjata yang sama tanpa henti.”
“Oh? Ternyata kau pernah memikirkannya juga,” kata Alto.

Aku mengangguk atas perkataan Alto. Romina yang memperhatikan kami mulai berekspresi khawatir.

“Jika itu bisa terjadi, maka setiap pandai besi akan rugi besar.”

Hm? Oh benar juga. Aku sendiri tidak mau jika ada orang yang bisa menduplikasikan aksesori dan obat-obatan. Hmm, bila itu terjadi maka stok barangnya akan menumpuk banyak dan membuat harga barang menurun. Aku rasa itu bukan masalah jika jumlah barang yang terjual cukup banyak.
Bukan hanya itu, jika menduplikasi dapat dilakukan, maka produksinya juga akan sangat mudah.

“Bagiku itu bukan masalah. Selama barang aku yang jual seimbang dengan jumlah produksi.”
“Aku sudah menduga kau akan mengatakan itu. Kau benar-benar mungkin lebih handal dalam hal ini daripada Alto.”
“Aku sendiri tidak tahu bagian mana yang membuatmu yakin akan hal itu?”
“Um... Aku belum bisa membuka syarat untuk penggunaan katana ini.”

Hm... Itu pasti senjata yang sangat mengesankan.

“Ya tidak apa-apa. Sekarang kau cukup menggunakan katana yang nyaman untuk kau gunakan.”
“Baiklah. Bagaimanapun juga, aku harus leveling lagi agar bisa menggunakannya.”
“Tidak juga, setelah kita memenuhi tujuan kita di dunia ini, kita akan kembali ke duniamu. Level yang kita dapatkan di sini tidak begitu penting.”

Dengan kata lain, datang dan pergi setelah selesai.


“Itu benar. Tapi kalau katana ini tidak mau lepas ketika kita kembali, aku harus bagaimana?”
“...”

Aku benar-benar khawatir.
Jika dia tidak bisa melepaskan senjata vassal ini, aku merasa takut jika saat gelombang terjadi di dunia ini dan Raphtalia tiba-tiba menghilang dari hadapanku.

“Um... Tuan Naofumi?”
“Jangan khawatir. Kita bisa membicarakan ini dengan Therese dan Glass, mereka pasti akan meyakinkan senjatamu meninggalkanmu saat kita kembali ke duniamu.”

Perisaiku bekerja dengan cara yang sama, seperti sebuah kutukan.
Daripada memikirkan sekuat apa dia nanti, dia memikirkan masalah yang akan muncul nanti di masa yang akan datang.

“Sangat mengkilap!” Teriak Filo. Dia cenderung senang dengan benda-benda mengkilap.
“Tadi kau bilang ini hanya barang pinjaman, bukan? Kalau iya berarti kami tidak bisa meminjamnya untuk Rishia gunakan di pertarungan nanti?” tanyaku.
“Maaf sekali ya, jika itu terjadi, kami sendiri yang akan kena masalah.” 

Alto meminta maaf pada kami.
Aku bisa saja mengambil dan lari tanpa memedulikan keadaannya.
Tetapi jika Raphtalia saja tidak bisa menggunakannya, ada juga katana yang belum bisa dia rubah sebagai senjatanya, maka peluang apa yang akan dimiliki Rishia untuk memanfaatkannya? Selain itu, aku tidak tahu siapa pun yang bisa bertarung dengan katana ini.

“Karena sudah ada yang akan menggunakan itu nanti,” kata Alto.
“Apa? Sudah ada penggunanya?”
“Dia teman Kizuna, rencananya akan digunakan dalam perang nanti.” 

Jika itu kegunaan untuknya, kami tidak bisa mencurinya.
Tetapi apakah teman Kizuna ini dapat menggunakannya?
Itu cukup membingungkan. Jika kau tidak dapat meningkatkan kekuatan seperti yang dilakukan oleh pemegang senjata Vassal, senjata itu tidak akan berkembang lebih kuat lagi.

“Terakhir, sisa materialnya, cukup ambil saja di sini” kata Romina. Dia mengeluarkan koleksi material yang dikumpulkan semua orang dari waktu ke waktu, dan aku menyerapnya ke dalam perisaiku.

Itu membuka beberapa perisai, salah satunya dari material Byakko. Koleksi bahan tidak lengkap, jadi untuk sekarang, yang aku miliki hanyalah barang-barang seperti Byakko Pelt Shield.
Kalau saja ada darah dan daging juga. Ngomong-ngomong, statistiknya sangat bagus.

Byakko Pelt Shield kondisi terpenuhi!
Byakko Fang Shield kondisi terpenuhi!
Byakko Bone Shield kondisi terpenuhi!
Dan seterusnya…

Byakko Pelt Shield
Kemampuannya Terbuka: Bonus Pemakaian: [Awareness Boost (Menengah)
Efek Spesial: [Agility Up (Tinggi)] [Impact Absorption (Menengah)] [Parry (Menengah)] [Support Nullification] [Wind Pressure]

Byakko Fang Shield
Kemampuan Terbuka: Bonus Pemakaian: [Skill Point 30]
Efek Spesial: [Agility Up (Tinggi)] [Parry (Menengah)] [Support Nullification] [Wind Pressure] [Byakko Fang]

Support nullification benar-benar menyulitkan, itu benar-benar dapat mempengaruhi peranku dalam pertempuran.

Adapun Wind Pressure, itu adalah efek yang dipicu ketika aku mengganti perisai. Itu membentuk dinding yang terbuat dari angin. Jika tembok itu cukup kuat untuk memblokir sihir dan serangan, maka aku mungkin sedikit lebih menerimanya tapi ternyata tidak. Itu hanya seperti angin sepoi-sepoi, tidak terlalu bagus. Terlebih lagi, suaranya benar-benar bising jika dirasakan dari tempatku berdiri, dan itu agak menyakiti telingaku.

Kemampuannya, jika aku mengingatnya dengan baik, ini sedikit lebih baik daripada Soul Eater Shield.
Tapi bagian support nullification! Itu masalah.

Namun, setelah mencobanya aku harus mengatakan bahwa peningkatan agility sangat mengesankan, dan efek menangkis sangatlah hebat ketika aku melakukannya dengan benar. Perisai memiliki efek yang hebat juga, tetapi mereka akan sulit digunakan.

Fang Shield memiliki serangan balik. Aku selalu menyukai perisai dengan serangan balik.
Tetapi kedua perisai memiliki masalah support nullification.

Setelah perisai itu, aku juga menerima perisai seri Suzaku dan Genbu. Tetapi aku tidak cukup kuat untuk membuka banyak perisainya sekarang iini.
Apakah levelku tidak cukup tinggi? Ini bukan game, tetapi apa aku harus menaikkan level sebelum menghadapi bos?

“Ini juga sisa material yang lainnya...” kata Romina, memberiku beberapa sisik dan tulang hitam dan sepotong inti dragon yang pernah kulihat sebelumnya.

Aku mencoba menempatkan mereka ke dalam perisai. Tapi perisai menyala dan berderak. Apa yang sedang terjadi? Itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Ini Terkunci.

“Itu hanya memberitahuku bahwa itu terkunci, tapi...”

Kemudian aku menyadarinya, aku belum mencoba menggunakan perisai tipe dragon sejak aku tiba di dunia ini. Pada awalnya, aku pikir, aku tidak bisa mengaksesnya karena levelku, tetapi sekarang aku tidak yakin apa yang sedang terjadi. Mengapa ada kunci segala?

“Eh, tidak ada yang kau dapatkan?”
“Aku rasa tidak.”

Raphtalia menyerap bahan yang sama ke dalam senjatanya, tapi dia bisa mengubah katananya menjadi pisau hitam yang gelap, mirip dengan senjata yang digunakan Glass dan yang lainnya.

“Oh! Ini luar biasa! Aku memang tidak kesusahan ketika menggunakannya, level penggunaannya juga cukup rendah.”

Mengapa? Aku mulai cemburu!
Apa alasannya? Mengapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama? Hm... 

Bukan berarti aku tidak tahu sama sekali.
Perisaiku bukan senjata suci dari dunia ini. Jadi, itu membuka dan menghasilkan hal-hal yang berbeda jika menggunakan material yang berasal dari dunia ini. Jika seperti itu, tidak terlalu mengejutkan ada perisai yang tidak dapat aku buka.

Tetapi, aku masih bisa membuka segala macam perisai, tapi setiap kali perisai yang berhubungan dengan dragon selalu saja begini.
Tiba-tiba aku merasakan denyut nadi menembus perisai dan baju besiku. 

“Apa?”

Perisaiku bergetar di tanganku. Lalu…

Demon Dragon Shield kondisi terpenuhi!

Satu perisai terbuka.

Demon Dragon Shield 
Kemampuannya Terbuka: Bonus Pemakaian: Skill [Attack Support]
Efek Spesial: [Dragon Scale (Tinggi)] [C Demon Bullet] [All Resistances (Menengah)] [Magic Power Consumption Reduction (Rendah)] Skill Point Consumption Reduction (Rendah)]

Statistiknya sangat bagus dan tidak memiliki efek samping. Ini akan mudah digunakan.
Ada pengurangan dan peningkatan semua resistensi juga. Jika disatukan, mungkin itu adalah perisai yang paling bagus. Aku bisa beralih ke perisai ini setiap kali aku dalam kesulitan.
Itu tidak memerlukan level tinggi untuk menggunakannya. Perisai ini luar biasa!

“Heem...”
“Ada apa, Filo?”

Filo bergumam pada dirinya sendiri. Dia sedang menatap perisai itu. Raph-chan memiringkan kepalanya dengan bingung, tidak mengerti mengapa Filo bersikap seperti itu.

“Filo tidak tahu, tapi... rasanya sangat kesal.”
“Kau mungkin mulas karena terlalu banyak makan.”

Aku penasaran kegunaan dari “Attack Support”?

“Attack Support!”

Setelah aku mengucapkannya, sebuah benda runcing kecil muncul di tanganku. Aku memegangnya dan melihatnya.
Itu tampak seperti anak panah kecil, ada benda mirip panah segitiga di ujungnya. Itu mungkin dibuat untuk dilempar.

Oh itu baru saja lenyap. Ini skill membuat anak panah misterius kecil yang menghilang dalam waktu singkat? Waktu cooldown agak lama, memakan waktu sekitar tiga puluh detik.
Aku tidak tahu untuk apa itu digunakan, aku bisa coba itu nanti.

“Aku rasa senjata yang sematerial dengan Kizuna mudah digunakan.”
“Sepertinya begitu.”
“Terima kasih telah menyiapkan ini untuk kami.”

Dari semua pesanan yang kami berikan pada Romina, keseluruhannya sangat berguna.

“Oh, itu bukan masalah. Selain itu, kalian menggunakan itu untuk keselamatan dunia kami juga, belum lagi rasa terima kasihku karena kalian telah membawa kembali Kizuna.” 

Romina dan Alto tersenyum pada kami.

“Jika Naofumi tidak menemukan Kizuna, mungkin saja sampai saat ini kami belum menemukannya. Aku merasa tidak enak jika tidak menyampaikan rasa terima kasihku padamu.”
“Aku cukup yakin Glass dan L’Arc merasa lebih berterima kasih kepadamu daripada yang bisa mereka ungkapkan.”
“Yah, pertemuanku dengan Kizuna hanya sebuah kebetulan.”

Aku telah jatuh ke dalam perangkap musuh dan kebetulan berakhir di tempat yang sama dengan Kizuna. Aku benar-benar tidak pantas menerima semua ucapan terima kasih dari mereka. Walaupun, kurasa aku memang membantunya keluar dari tempat itu.

“Bagaimanapun, sebentar lagi kau akan menghadapi pertempuran yang besar, bukan? Serahkan saja pengurusan alat-alat pada kami! Segeralah kau selesaikan tujuanmu datang ke dunia ini dan menyelamatkan duniamu!”
“Iya, tanpa kau ingatkan akan kulakukan. Sebisa mungkin kami akan melakukan yang bisa dilakukan.”

Itu benar. Sudah hampir waktunya untuk pertempuran kami dengan Kyo.

Akan ada perang. Kami telah menemukan Kyo, di mana dia bersembunyi di balik bayangan negara musuh, kami akan segera kesana untuk membuatnya menerima akibat yang dia lakukan.

Kami selesai dengan persiapan kami, dan sudah waktunya untuk pergi.



Hari berikutnya, saat kami sampai di kastil, Kizuna dan tiga rekan utamanya lalu Ethobalt dan juga Yomogi menunggu kedatangan kami. 
Tsugumi masih harus beristirahat, tetapi dia juga ada di sana, berdiri dengan tongkat.

“Baiklah, ayo pergi.”
“Apa kita akan menaiki Vassal Kapal ketika sampai dipertengahan jalan?”
“Tidak, kita langsung menuju tujuan utama.”
“Ada satu hal yang perlu kita luruskan dalam strategi. Ingatlah kita, pemegang senjata suci dan senjata vassal akan bertarung bersama melawan pemegang senjata vassal yang menyimpang.”

Tangan Yomogi meringkuk ketika dia mendengar itu.
Mempertimbangkan keadaan, sekarang sangat jelas bahwa Kyo adalah pelaku dari semua ini, tetapi dia masih ingin mempercayainya.

“Kita mungkin bisa mengajak Kyo bicara untuk meyakinkannya, meski itu hampir tidak mungkin terjadi. Jika ternyata kita harus melawannya, maka setelah kita mengalahkannya, Naofumi akan mengambil kembali energi empat binatang penjaga dunianya, setelah semua itu, kita bisa menghentikan perang yang terjadi.”
“Terdengar sangat sederhana. Hanya itu yang perlu kita lakukan?”

Ada sesuatu menggangguku.
Kyo adalah seorang pengecut. Dia adalah orang yang mengatur banyak jebakan dan menghindari pertempuran selama yang dia bisa. Aku tidak bilang kami ini serupa, tetapi aku merasa bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan jika aku memikirkannya.

Aku melihat ke arah Glass.
Aku tidak terlalu mengerti tetapi aku merasa kami kekurangan sesuatu, sesuatu yang kami butuhkan untuk mengalahkannya.

Aku ingat ketika Rishia melemparkan pedangnya dan pedang itu menusuk jauh kedalam dirinya, itu belum cukup untuk menghabisinya. Dia adalah monster.

Jika serangan terbaik Glass dan L’Arc, berhasil mengenai juga masih ada keraguan itu bisa mengalahkannya atau tidak.
Mungkin saja kami berhasil menang darinya, tapi aku merasa belum mengalahkannya.

Setiap kali memikirkan masalah ini, aku selalu terpikirkan pada Kyo dan Sampah #2. Sifat mereka sangat mirip, pastinya aku mengira rencana mereka pasti sama. 
Aku teringat dengan cara kematiannya, kami sudah memberitahu untuk tidak bergerak, jika tidak dia akan mati. Tapi mengapa dia bersih keras menginginkan kematian kami? Apa yang membuatnya melakukan itu?
Bukan hanya itu, orang yang memiliki ras yang sama dengan Glass, mengapa tidak ada satupun Spirit yang menjadi pengikut Sampah #2?

Hah? Aku baru saja menyadari sesuatu. Tidak ada satu seorang pun Spirit diantara wanitanya?
Kenapa tidak ada? Tidak, aku yakin mereka ada saat kami melawan mereka, tapi mengapa sekarang ini mereka menghilang?

“Kizuna, aku mau mengecek orang-orang yang menyerang kita waktu itu, masih ada waktu, kan?”
“Uh ... Tentu.”

Aku menoleh untuk melihat kelompok wanita Sampah #2.

“Di antara kalian yang sangat menyukai orang itu, mengapa tidak ada satu seorang pun Spirit?”
“Mereka semua tiba-tiba menghilang, kami sudah berusaha mencari mereka, tapi kami tidak menemukan mereka.”

Hm, aku merasa seperti potongan puzzle baru saja terkumpulkan semua.

“Glass.”
“Iya?”
“Kalau tidak salah, Spirit, mereka itu jiwa bergentayangan namun bukan hantu, bukan?”
“Iya, tapi kami memiliki perbedaan.”
“Kizuna, hantu itu ada di dunia ini juga, kan?”
“Iya, ada hantu di dunia ini. Sebelumnya aku pernah bilang bertarung di atas kapal hantu?”


Berarti, sesuatu yang disebut jiwa di dunia ini cukup mencurigakan.
Jika Sampah #2 dan Kyo benar-benar orang yang aku perkirakan, mereka pasti akan meneliti hal itu. 

“Aku mau bertanya, Glass, apa Spirit bisa melihat jiwa seseorang?”
“Ya, kami bisa melihatnya lebih baik dari manusia pada umumnya, kau juga bisa melihatnya disaat seseorang menggunakan shikigami mereka, Naofumi.”
“Apakah ada hal aneh yang terjadi?” Tanya salah seorang wanita di kelompok Sampah #2. Glass tampak sama bingungnya dengan mereka.
“Aku yakin Spirit yang menjadi pengikut orang yang kalian sukai akan mengejar jiwanya?”
“Iya, itu benar... ada pemahaman Spirit, yang mengatakan akhir dari seseorang tidak berhenti dari jiwa mereka yang lepas dari tubuh mereka sendiri.”

Dugaan yang aku sebutkan ternyata benar, tetapi masih ada yang aneh.

“Aku ingin tahu apa yang Kyo lakukan pada orang dia tangkap? Aku yakin dunia ini punya hukumnya sendiri?”
“Iya. Pasti akan ada masalah jika orang yang kau bunuh kembali sebagai zombie, atau sebagai ghost...”

Glass tiba-tiba menyadari apa yang aku katakan. Yomogi dan Tsugumi juga menyadarinya.

“Dugaan kalian mungkin benar. Ingat baik-baik bahwa orang yang kalian cintai itu mungkin akan disingkirkan oleh Kyo.”
“Uh...”

Air mata menetes dari mata para wanita Sampah #2, dan mereka berpaling dariku.

“Tetapi, jika ternyata dia dikembalikan kepada kalian dalam keadaan mati atau hidup, dia tetap saja akan mengganggu.”
“Aku tidak bilang dia akan menjadi undead. Ini hanya jika dugaanku benar...”

Aku menjelaskan penelitian yang mungkin akan dilakukan oleh Kyo.

“Waktu dulu, ada peneliti yang memiliki ide itu. Jangan-jangan...”
“Mungkin saja itu benar. Dulu aku pernah memainkan game aksi yang serupa, tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang, tapi aneh sekali jika kau tidak menyiapkan persiapan bila akan mati.” kata Kizuna.
“Hei, aku rasa ini sudah jauh dari nalar! Hal semacam itu hanya terjadi dalam dongeng saja!” Komentar L’Arc.
“Dongeng macam apa yang kau pikirkan? Di dunia lain ini dipenuhi dengan kejadian dalam dongeng, memangnya dipilih oleh senjata vassal tidak termasuk dari dongeng itu sendiri?”

Tak mungkin satu dari hal yang aku ucapkan terjadi di dunia nyata, tetapi ini adalah dunia fantasi.
L’Arc tidak yakin mengenai itu, tapi aku yakin.

Sekarang, kami hanya perlu masuk ke laboratorium Kyo untuk mendapatkan buktinya.
Kami harus bersiap untuk pengepungannya.


Kami naik kapal Ethnobalt dan berangkat.

Untuk jalur pertama yang kami ambil adalah jalur yang menghubungkan sejumlah jam pasir naga. Sepanjang jalan, kami sesekali bertemu dengan sekelompok monster terbang, dan beberapa tentara musuh. Berkat aksesoris baru yang aku berikan kepada Glass dan L’Arc, kami dapat mengalahkan mereka semua dengan mudah.

Perjalanannya begitu mudah sehingga nyaris membuatku khawatir. Kami bepergian seperti itu selama tiga hari ketika kami menemukannya.

“Itu laboratorium Kyo, di sebelah sana,” kata Yomogi, menunjuk ke langit di atas area hutan yang berkabut tebal.
“Dimana? Mungkin aku tidak bisa melihatnya karena kabut, tetapi itu hanya terlihat seperti hutan bagiku.”
“Kau tidak bisa melihatnya dari luar.”
“Kita tidak bisa lewat menggunakan kapal sebab kabut yang pekat ini. Terlalu berbahaya untuk lewat,” kata Ethnobalt.
“Kabut ini dibuat untuk membuat penyusup tersesat di dalam, karena lonceng ini, kita pasti akan dilemparkan jauh dari hutan ini,” kata Yomogi, menunjukkan kepada kami lonceng kecil.

Aku belum pernah mendengar tentang lonceng khusus ini, tetapi kedengarannya sangat penting. Kyo, dia telah memanfaatkan Yomogi selama ini, mungkin belnya juga tidak akan bekerja.

“Dengan bel ini, kita seharusnya bisa melihat laboratorium segera setelah memasuki kabut.”
“Kalau begitu, kurasa kita sebaiknya coba dulu saja.”
“Baiklah,” kata Ethnobalt.

Yomogi membunyikan lonceng itu.
Perahu berlayar dan memasuki kabut. 

“Uhm...?”

Raphtalia tampak khawatir, tetapi kami terus maju. Yomogi terus membunyikan lonceng, dan suaranya berdentang melalui kabut.
Tetapi kemudian kabut itu menghilang sejenak, dan kami mendapati telah kembali ke tempat kami semula memasukinya.

“Inikah yang kau maksud dalam kabut itu?”
“Tidak, tidak mungkin! Kita pasti salah ambil jalur. Mari kita coba lagi,” kata Yomogi.

Ethnobalt mengubah haluan kapalnya dan memasuki kabut lagi.
Sekali lagi, beberapa saat kemudian, kabut menghilang dan kami segera kembali ke tempat kami memulainya.
Jika aku Kyo, aku akan melakukan hal yang sama. 

“Aku rasa, lonceng yang bawa itu sudah tidak berfungsi lagi.”
“Tidak... Kyo...”

Kami terjebak. Terjebak tepat sebelum sampai ke persembunyian musuh. Dia benar-benar memiliki tempat yang bagus untuk menyembunyikan dirinya sendiri. Jika mereka kalah perang, dia akan aman di sana, aman untuk menginfeksi beberapa negara lain untuk tujuannya.

“Apa tidak ada cara untuk menghilangkan kabut ini?”
“Tentu ada,” kataku, menunjukkan benih Bio Plant kepada Kizuna.
“Naofumi, jangan bilang kau mau...” katanya, wajahnya pucat.
“Iya. Aku sudah mengaturnya agar bereproduksi dengan cepat, dengan begitu hutan ini akan tergeserkan. Bio Plant akan mengambil alih hutan ini dalam beberapa hari. Setelah itu terjadi, apa pertahanan terbaiknya akan tetap berfungsi dengan baik?”
“Bagaimana jika itu menyebar ke seluruh benua?”

Itu sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Tapi kami harus menemukan cara untuk bisa menghentikan Kyo melarikan diri.
Kami perlu mencoba sesuatu, dan ini adalah ide terbaikku. Setelah kami mengalahkan Kyo, kami juga bisa mencoba menggunakannya di medan perang.

“Jika ternyata dapat menyebar sampai ke seluruh benua, maka mau tidak mau, kalian harus menggunakan sihir api untuk menghentikannya. Aku juga memiliki herbisida jika diperlukan.”

Selain itu, ketika Bio Plant menyebar, mereka selalu memiliki pohon induk yang mengendalikan sisanya. Jika kami mengalahkan pohon induk, maka semuanya akan selesai. Aku juga bisa memberikan kelemahan pada Bio Plant agar bisa lebih mudah dibersihkan.

“Tidak. Aku tidak mau menggunakan cara itu.”
“Kau kasihan lagi? Jika tidak mau, apa rencanamu? Jika ada caranya, jangan bilang ada di sebuah reruntuhan yang memakan cukup banyak waktu untuk memecahkan teka-tekinya?”
“Kau harus perhatikan efeknya pada lingkungan nanti!”

Kizuna dan aku benar-benar saling bertengkar sekarang. Di belakang kami, Raphtalia dan Raph-chan mengangkat tangan mereka.

“Uhm. Mau kita coba sekali lagi?”
“Hm? Memangnya ada solusinya?”
“Iya. Ethnobalt, tolong lakukan seperti yang aku katakan.”
“Rafuuu!”
“Baik.”

Kapal kami berbalik, dan sekali lagi memasuki kabut. Setelah kami terbang sedikit...

“Belok kanan, sekarang belok kiri. Lalu.... terus lurus ke depan.”

Ethnobalt mendengarkan instruksi Raphtalia dan Raph-chan, waktu melewati kabut ini lebih lama dari sebelumnya.

“Belok kanan perlahan-lahan. Sekarang mundur.”
“Mundur?”
“Baiklah.”

Dia melakukan seperti yang diminta Raphtalia dan mengarahkan kapal sehingga kapal itu mundur.
Kami menyelinap keluar dari kabut lagi, tetapi sekarang kami menemukan diri kami di tempat yang baru. Dinding kabut berdiri tegak di depan kami, tetapi ada sesuatu yang baru menonjol keluar, sebuah bangunan megah. Kami berhasil.

“Wah! Kita berhasil!”
“Kabut itu mengingatkanku pada sihir ilusi yang telah aku pelajari. Aku curiga mungkin ada jalan tertentu agar bisa melewatinya, aku hanya mengikuti jalur yang mungkin benar,” kata Raphtalia kepada kami.

Jadi itu adalah labirin ...
Itu mengirim kami kembali ke awal setiap kali kami menabrak salah satu dinding yang tak terlihat. Raphtalia dan Raph-chan bisa menemukan jalan keluar karena mereka ahli dalam sihir ilusi. Ilusi hutan yang membuat orang-orang tersesat tidak akan bekerja jika ada mereka di pihak kami!

“Baiklah, kita telah menemukan labnya, semua ini berkat Raphtalia! Ayo selesaikan ini!”
“Ya!”


Ethnobalt mengemudikan perahu ke halaman kediaman itu setelah mendengar teriakan kami, tak lama kami berada di hadapan pintu kediaman Kyo.




TL: Kuaci
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader : Bajatsu, Hantu

0 komentar:

Posting Komentar