Rabu, 06 November 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 68. Pertempuran antara Tombak dan Perisai

Chapter 68. Pertempuran antara Tombak dan Perisai


“Firo, kau tangani Motoyasu~”

Aku memberi intruksi pada Firo begitu pertempuran dimulai.
Motoyasu tidak bisa menyakiti perempuan. Terlebih Firo, Motoyasu bahkan pernah ragu untuk mengarahkan tombak kepadanya.
Bahkan jika Motoyasu bisa menyerang Firo dengan tepat, dia mampu untuk menghentikan tombaknya.

“Aku adalah ratu yang memerintahkan kekuatan asal. Aku telah membaca dan menguraikan hukum alam. Hujani api terhadap musuhku!”
"Tzuvait ・Fire Squall!"

Si Bitch melantunkan sihir api dengan jangkauan area yang luas

“Naofumi! Firo-Chan!”

“Aku adalah ratu yang memerintahkan kekuatan asal. Aku telah membaca dan menguraikan hukum alam. Halangi hujan api yang mengenai kami!”
"Tzuvait ・Fire Squall!"

Melty langsung mengimbagi sihir yang dikeluarkan oleh Bitch sebelum mengenai kami.

Bagaimanapun, dia tidak bisa benar-benar mengimbanginya dan hujan api masih mengenai kita.
Beruntungnya, itu hanya mengenai Firo dan aku yang berada didepan.
Hutan terbakar.
Area disekitarnya langsung berubah menjadi lautan api.
Banyak penduduk desa yang mulai panik saat api menyebar.

“Aku tidak akan memaafkanmu karena menendang Motoyasu-sama berkali-kali”

Bitch itu melemparkan sihir kearah kami dengan serius.
Melty pandai menggunakan sihir, tapi dia juga cukup handal juga.
Ada perbedaan besar antara Bitch dan Melty yang disebut Level, karena dia berada di party Motoyasu.

“Firo, Apa kau baik-baik saja!?”
“Yup. Aku baik-“

Firo sepertinya tidak terpengaruh dengan hujan api.
Yah…… selama gelombang pertama aku juga nyaris tidak merasakan apa-apa ketika para ksatria menghujaniku dengan sihir.
Tapi permasalahan besar saat ini adalah tanaman Bio di sekitarnya yang ikut terbakar.
Orang tolol macam apa yang menggunakan sihir api didalam hutan? Apa kau bahkan tidak memikirkan sekitarmu?

“Aku adalah ratu yang memerintahkan kekuatan asal. Aku telah membaca dan menguraikan hukum alam. Berkati kami dengan hujan yang sangat kami rindukan!”
"Tzuvait ・Squall!"

Melty mengarahkan sihirnya ke hutan sementara Raphtalia melilndunginya.

“Mein, Terima kasih” 

Motoyasu yang menerima bantuan Bitch menunjukkan rasa terima kasihnya dengan memberi dia jempol.
Semua yang dilakukan pria ini menyebalkan.

“Sekarang! Motoyasu-sama tolong berkonsentrasi pada iblis perisai! Kami akan menahan burung sialan itu dengan sihir!”
Di bawah perintah Bitch bawahan Motoyasu mulai membaca mantra.

“Aku datang~!”

Firo mengabaikannya dan menyerang langsung kearah Motoyasu.

“Tunggu Firo—“

Aku tidak mengerti apa yang mereka lakukan, tapi menyerang sembarangan tidak akan berhasil!

"Wing ・Tackle!"

Firo mencoba untuk menyerang Motoyasu dengan tubuh besarnya yang diselimuti angin.

“Fube---”

Hasilnya, Firo tertiup angin saat berputar, dia merentangkan sayapnya untuk mendarat.

“Tadi itu mengejutkan. Tapi, Aku akan menyerang lagi!”

Firo menyerang Motoyasu lagi tanpa belajar dari kesalahannya. Bagaimanapun, aku tidak mengerti sihir apa yang membuat terhempas lagi.
Ini bukan strategi pertempuran yang baik.
Ketika firo berhasil dikalahkan, Motoyasu bergegas kearahku—

“Terima ini Naofumi! Meteor Spear!”

Tombak Motoyasu bersinar cemerlang saat dia berteriak dan melompat. 

“Guu…….!?”

Aku menerima serangan itu dengan bagian paling tebal dari perisaiku.
Lewat perisai, aku menerima pukuran berat yang mempengaruhi seluruh tubuhku.
Aku kira itu adalah serangan pamungkas.
Yah, tidak ada alasan untuk menahan diri di pertempuran yang sebenarnya.
Seluruh tulang di tubuhku mengerang dibawah tekanan.
Aku pikir ini adalah serangan yang terburuk.
Serangan Gelas tidak seberat itu berkat perisai amarah.

“Bagaimana! Masih ada lagi! Disorder Piercing! Rising Dragon Spear!”

Motoyasu menggunakan skillnya terus menerus. Aku mengeluarkan skill khusus dari Chimeric Viper Shield, Snake poison fang. 
Sial….. Itu tidak efektif karena levelnya terlalu tinggi!
Rasa sakit yang hebat bisa dirasakan dari serangan yang gagal aku tahan.
Aku mengerti kalau aku berdarah bahkan tanpa melihatnya.
Sihir pemulihan….. Tetapi Motoyasu tidak memberiku ruang untuk menyembuhkan diri.

“Shield Prison!”

Aku memerangkap Motoyasu dengan Cage of Shield.

“Giant Windmill!”

Motoyasu mengayunkan tombaknya seperti tongkat, dan memotong perisai yang aku panggil. 
Sial…… Kekuatan ofensifnya sudah melebihi kekuatan defensifku. 
Ketika waktu cooldown selesai aku menggunakan skillnya kembali.
Tidak ada kesempatan untuk menang didalam pertempuran defensif.
Apa yang harus aku lakukan……
Firo bahkan tidak bisa mendekati Motoyasu berkat Bitch dan bawahannya.

“Firo memerintahkan kekuatan asal. Firo telah membaca dan menguraikan hukum alam. Terbangkan mereka dengan amukan tornado!”
"Tzuvait ・Tornado!"

“Aku yang memerintahkan kekuatan asal. Aku telah membaca dan menguraikan hukum alam. Tornado seharusnya menyebar dan menghilang!”
"Anti ・Tzuvait ・Tornado!"

Sihir yang dikeluarkan Firo mengalahkan kekuatan penyeimbang tiga orang dan mengalahkannya, tetapi kehilangan kekuatan.

“Yaay, Aku datang~”
“Wing ・ Tackle!”

Firo mencoba mengambil keuntungan dari situasi dan segera menyerang Motoyasu.  Tapi, dia terhempas lagi.
Ini…. Tampak menjengkelkan.
Sepertinya mereka bertiga sudah melakukan persiapan melawan Firo, dan telah mengambil langkah sebelumnya.

Motoyasu sialan, aku benar-benar ingin membunuhmu.
Beruntungnya Raphtalia dan Melty bukan termasuk sasaran.
Apakah mereka meremehkan kami karena kekurangan kekuatan untuk membunuh mereka?
Mungkin jika Raphtalia bergabung dalam pertempuran, dan Firo tidak dipojokkan seperti itu.
Jelas bahwa itu membutuhkan tiga orang, dan mereka hampir tidak bisa menghentikan Firo. 

Melty ahli menggunakan sihir. Akan mungkin untuk mengimbanginya, tapi Levelnya terlalu rendah.
Aku bilang pada Raphtalia untuk tidak ikut campur karena dia tidak menggunakan armor.
Tidak tunggu, jika aku mendekat bersama dengan Firo, aku seharusnya bisa menahan sihir mereka.
Untuk saat ini kekuatan sihir Bitch dan kekuatan fisikku mulai menurun.

“Hm!?”

Bitch dan para bawahannya meminum sesuatu.
Apa mungkin itu adalah potion yang memulihkan kekuatan sihir mereka?
Bahaya…. Aku pikir tidak mungkin kami bisa bertahan sampai mereka kehabisan potion.

“Pria yang tangguh. Berkat skill dari perisainya, dia tidak akan kalah…..”

Motoyasu sepertinya kehabisan napas saat ia terus menggunakan skillnya. Aku juga menerima kerusakan yang cukup besar!
Aku merasa darah menetes dari tubuhku.

“Aku menerima informasi bagus dan menjadi kuat dengan cara yang berbeda.”

Sejauh ini, setelah datang ke dunia ini, semuanya telah dikembangkan dengan mencoba-coba.
Aku tidak memilih cara untuk menjadi kuat.
Dengan penuh semangat, aku menumpuk bonus perlalatan dari perisai yang tidak disegel. 
Meski begitu…… Aku masih tidak mampu untuk menang?

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
“Apa yang terjadi!?”

Perhatian Motoyasu teralihkan. Salah satu dari kawannya menjerit.
Aku mengikuti arah pandangan Motoyasu dan mengeceknya.
Salah satu dari kawan Motoyasu tertusuk pedang dipundaknya dari belakang.
Melty dinilai terlalu lemah, dan karena Raphtalia dalam mode bertahan dia diabaikan.

“Kau hanya memperhatikan Firo, ada terlalu banyak celah!”

Sosok Raphtalia tiba-tiba muncul. 

“Kau!”

Setelah kawannya ditikam, si Bitch mengayunkan pedangnya dan menebasnya.

"Hide ・Mirage"

Ketika Raphtalia hampir ditikam dia tiba-tiba menghilang seperti asap.
Raphtalia menggunakan sihir bersembunyi untuk membuat bayangan tiruan ‘Hide ・ Mirage’.
Tampaknya sihir penyembunyian menggunakan ilusi.

“Jangan tertipu oleh sihir ilusi belaka!”

“Aku adalah ratu yang memerintahkan kekuatan asal. Aku telah membaca dan menguraikan hukum alam. Hilangkan ilusinya!”
 “Wind Flasher!”

Sihir ilusi Raphtalia yang digunakan untuk sembunyi menghilang.
Raphtalia muncul dari kabut yang tertiup angin.

“Disana!”

Si Bitch menyerang ke arah Raphtalia.
Raphtalia…. akan menerima serangan!?
Raphtalia tidak memiliki armor. Dia menggunakan pakaian penduduk desa.
Pedang si Bitch mungkin berkualitas tinggi. Jika sesuatu terjadi maka kita berakhir.
Tidak ada waktu untuk berpikir.
Shield of Anger!
Dengan pemikiran akan kehilangan Raphtalia, aku mengaktidkan Curse Series Shield.

“Ah, Tunggu!”
Uooooooooooo!“

Tepat waktulah….. Tepat waktulah….. Tepat waktulaaaaaaaaaaaaah!
Kata-kata itu dengan cepat melambat. Ketika pikiranku terkikis, aku mengeluarkan skillku.

“Air Strike Shiled! Air Strike Shiled!”

Dua perisai muncul diantara Raphtalia dan pedangnya.
Dengan dentangan, pedang Bitch itu tertangkis.

“Haa……Haa……”

Aku tepat waktu, entah bagaimana.

“Terima ini!”

Motoyasu mengarahkan skillnya ke arahku yang baru saja mendesah lega.
Kalau aku tidak salah, itu adalah pergerakan dari Meteor Spear.
Sepertinya ketika menggunakan Curse Series, tidak hanya kekuatan tubuhku yang meningkat, tetapi juga pengelihatanku.
Aku dengan kuat menangkap ujung dari tombaknya yang bersinar.

“Ti-tidak mungkin! Memegang Meteor Spear!?”

“Kau idiot, kau baru saja menggunakan skill itu tadi! Idiot mana yang melupakan hal itu!? Tolol!”

Serangan balasan dari Shield of Anger berdasarkan kekuatan serangannya. Self Curse Burning telah aktif.
Kekuatan dari api terpengaruh oleh kemarahanku.
Aku hampir termakan kemarahan ketika aku melihat Raphtalia akan ditikam. Ini menghasilkan sejumlah kekuatan yang besar.

“Uwaaaaaaah!”

Seluruh tubuh Motoyasu tertutupi oleh api hitam, dan dia berguling-guling kesakitan. 
Guu…… Jika aku tidak merubah perisaiku, aku akan lupa diri dalam kemarahan.

“Masih belum!”

Si Bitch itu tidak belajar dari kesalahannya dan mencoba untuk menikam Raphtalia lagi.
Sial….. waktu cool down!
Itu hampir selesai!

“Shield---”

Tidak sempat!
Raphtalia telah…..
Pisau si Bitch itu mengenai Raphtalia.

“Ahahahaha, mencoba untuk menangkapku…. Apa!?”

Raphtalia menghilang dan yang tersisa hanyalah bayangan saja.

“Kekuatan sihirmu tidak cukup untuk sepenuhnya membatalkan sihir ilusiku. Sekarang giliranku!” 




TL: Fujiwara-Sama
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar