Minggu, 17 November 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 9 : Chapter 12 - Harga Mahal dari Sebuah Kekuatan

Volume 9
Chapter 12 - Harga Mahal dari Sebuah Kekuatan


Apa?! Sacrifice? Bukan ini! Yang ingin kugunakan adalah mantra Liberation!
Tidak ada yang bisa menghentikannya sekarang. Api hitam yang mengerikan keluar dari perisai dan menelan Raphtalia, Filo, dan aku.

“Ugh...”

Aku merasakan seluruh tubuhku terbakar, dan aku bisa melihat HP-ku, HP-ku mulai berkurang.
Partikel hitam dan merah yang aneh menutupi kami bertiga sepenuhnya, menghasilkan kekuatan energi yang dikuras dari kami.

“Apa?! Ini…”
“Sakit sekali! Oh, Firo merasa kuat!” 

Kami bertiga merasakan kekuatan yang membara.

“Ha! Powder Snow!”

Raphtalia melompat maju, pedangnya mengiris penghalang pertahanan Kyo layaknya mentega. Sangat mudah. Dia tidak membutuhkan serangan lanjutan, hanya satu tebasan.
Filo tepat di belakangnya, cakarnya bersinar. Dalam sekejap, semua penghalangnya hancur. Dia tak terlindungi.
Kemudian Rishia menyerangnya. Dia meloncat dan memberikan serangan yang hebat.

“Apa?!”

Dia cukup lengah, dia dengan cepat mengangkat lengan untuk memblokir serangan itu. Dia berhasil menghentikan serangan itu, tetapi darah menyembur keluar. Lengannya patah.

“Arrgh! Sakit! Sialan! Kurang ajar kau!”

Dia menarik halaman dari buku itu dan mencoba menggunakannya untuk menutupi luka, berpikir dia bisa menggunakan energi Spirit Tortoise untuk menyembuhkannya. Tapi memangnya aku akan membiarkannya?

Aku berlari ke depan, mempersiapkan serangan dengan perisaiku, menabrak penghalang yang dia gunakan. Dia sedang menggunakan skill berbentuk kepala Spirit Tortoise. Ketika bersentuhan, api hitam mengalir dari perisaiku, membakar kepala dan menghancurkannya.
Lalu aku meraih kerah Kyo dengan tangan kiri dan menggunakan skill dengan tangan kananku. 

Attack Support! Raphtalia! Rishia! Filo!”
“Iya! Misty Moon!

Raphtalia menurunkan pedangnya lalu dengan cepat mengirisnya dari bawah ke atas. Bilahnya melintas, dan cakram gelap seperti bulan muncul, berputar dan mengiris bagian tubuh Kyo.
Kemudian… 

“Hyaaa!”

Rishia berlari dalam postur yang sempurna seperti serangan Éclair, kodachinya bersinar.
Kodachinya menembus jauh ke dada Kyo.

“Hei, Manusia Buku! Membuat Reiki-no-onechan menangis! Manusia Buku harus dikalahkan!” 

Filo mengayunkan cakarnya menembus tenggorokan Kyo.

“A... Ah... ARGH?!”

Kyo tidak dapat berbicara, tetapi itu belum berakhir!
Energi Spirit Tortoise mengalir dari semua luka di sekujur tubuhnya. Aku menggunakan perisaiku untuk menyerap semuanya.

“Belum selesai!”
“Benar! Brave Blade: Mist!
“High Quick!”
“Aku belum selesai! Banyak sekali orang yang mati ditanganmu! Aku tidak akan mengampunimu!”

Aku masih memegang kerah Kyo, jadi semua orang bisa melakukan serangan tambahan.

“Rafuuu!”

Sayang sekali bagi Raph-chan. Dia tidak cukup kuat untuk bergabung menyerangnya.
Tetapi dia tidak puas untuk duduk dan menonton. Dia melompat di lenganku yang terulur dan mulai meninju wajahnya.

Ya! Aku akhirnya memiliki kekuatan yang cukup untuk kembali menggunakan Spirit Tortoise Shield. Tapi ini bukan waktunya untuk itu. Kyo sudah diserang hingga babak belur.

“Bajingan.... Ingat sa—”
“Siapa yang peduli? Kau telah menginjak-injak tugas mulia temanku Ost! Kemarahanku... Kemarahan kami akan menghapus keberadaanmu!”

Aku membebankan seluruh berat tubuhku ke depan dan menabrakkannya ke dinding. 

“Shield Prison! Change Shield (attack)! Iron Maiden!”

Sangkar dari perisai muncul di sekelilingnya dan paku muncul di bagian dalam sangkar yang menutup dan mengurungnya. Akhirnya dia terkurung dalam Iron Maiden raksasa, menusuknya dari segala arah.

Iron Maiden akan menggunakan semua SP-ku, jika berjalan lancar itu akan cukup untuk menghabisinya. Sejujurnya, sebab All Sacrifice Aura pertempuran ini tidak bisa berlangsung lebih lama lagi.

“Argh...?!”

Jeritan Kyo bergema di seluruh laboratorium.
Akhirnya, Iron Maiden terbuka dan menghilang. Kyo tertusuk dari mana-mana. Dia terhuyung, dan jatuh ke depan.

Ugh... Aku sangat kesakitan sampai aku tidak bisa melihat dengan benar. Tapi aku tidak bisa pingsan disini. Aku tidak bisa membiarkan diriku pingsan — tidak saat pertempuran masih berlangsung!

“S... Sial... belum... berakhir.” 

Bajingan itu masih hidup!
Dia dengan kikuk berusaha menyembuhkan lukanya, sambil menatap kami. 

Semua energi yang terkuras darinya terus mengalir ke perisaiku.
Raphtalia dan yang lainnya semuanya kelelahan dan kehabisan nafas.

“Aku sudah tidak peduli lagi! Kau akan melihat serangan terbesarku! Forbidden Composition…

Kyo memegang bukunya tinggi-tinggi. Sampulnya telah berubah secara dramatis. Itu tidak terlihat menyenangkan dan menakutkan.
Itu pasti mirip dengan seri kutukan.

Sial! Jika dia memiliki serangan yang lebih kuat yang di sembunyikan, kami kehabisan pilihan.

Aku telah menggunakan sihir dukungan terkuatku dan Wrath Shield juga! Aku tidak tahu harus berbuat apa, lalu Ost terpintas di pikiranku.

...Benar. Kau pasti ingin... memberikan serangan terakhir pada Kyo.
Aku menguban perisai menjadi Spirit Tortoise Heart Shield.

Indikator mengatakan bahwa hanya dua puluh persen dari energi yang diperlukan telah terisi tiba- tiba menyala dan, seolah-olah tahu persis apa yang sedang terjadi, itu terus terisi hingga 100 persen.

“Serangan terkuatku akan membunuh kalian semua! Mati! Apocalypse!
“Energy Blast!”

Sebuah tumpuan yang terbentuk dari sihir muncul di hadapanku. Aku memasang perisaiku di atasnya dan mempersiapkan diri untuk menghancurkan segala yang menghalangiku. Aku menembakkan Energy Blast!

Pada saat yang sama, buku Kyo terbuka dan bulu-bulu putih menyeramkan terbang darinya. Mereka berbalik dan menari di udara. Mereka hampir tampak hitam tergantung pada sudut kau melihatnya.

Lalu aku tahu kenapa. Setiap bulu mulai menembakkan laser hitam keseluruh sisi ruangan.

Kemudian banyak bulu menggumpal di satu tempat, dan semua sinar laser mereka berkumpul untuk membentuk sinar hitam raksasa yang menabrak sinar Energy Blastku, menghentikannya di udara.

Bulu-bulu lain terbang kembali ke Kyo dan mengelilinginya, menyembuhkan lukanya.

Skill ofensif dan defensif pada saat yang sama?! Itu pasti semacam serangan yang bisa menyembuhkan dirinya dengan menyerang orang lain.

Tetapi menilai dari cara Kyo menghindari penggunaannya, lalu perkataannya sebelum menggunakannya, aku rasa dia mengambil risiko juga.

“Ahahaha! Luar biasa sekali, bukan? Serangan terbesarmu tidak ada bandingannya dengan milikku! Ahaha!”
“Sialan.”

Perlahan-lahan, sinar Energy Blastku mulai menghilang.
Aku fokus dan memberikan semua kekuatan, emosi, dan tekad yang aku miliki, tetapi itu masih kalah dari serangan Kyo.

Jika serangannya menembus Energy Blast, bagaimana aku bisa melindungi Raphtalia dan yang lainnya? Aku tidak yakin apakah perisaiku menahan langsung serangan sinar hitamnya.

Jika aku kalah, jika sinar itu berhasil menerobos, kami semua akan mati. Rishia, Raphtalia, Raph-chan, Filo — mereka semua mati.

Satu pikiran itu melintas di benakku, aku tidak tahu berapa banyak waktu yang berlalu. Aku dipenuhi dengan rasa kehilangan yang tak terhindari, kehilangan hal- hal yang tidak bisa Kau dapatkan kembali.

Waktu menjadi semakin melambat, tapi jantungku berdebar dengan cepat.
Aku merasakan diriku masuk ke dalam kesunyian dan keputusasaan, tetapi kemudian aku mendengar suara-suara memanggilku.

“Tuan Naofumi!”
“Tuan!”
“Naofumi-san!”
“Rafuuu!”

Semua orang memanggilku, bergegas maju untuk mendukungku dan menjaga agar aku tetap berdiri.

Benar. Aku tidak berjuang dalam pertempuran ini sendirian. Dan aku... Aku tidak akan kalah. Tidak disini!
Ada alasan mengapa aku ada di sini, alasan aku sampai sejauh ini.

Untuk Ost, untuk semua yang telah dikorbankan Spirit Tortoise demi menahan bencana yang akan datang... Dan bukan itu saja.

Itu untuk mereka yang tidak bisa aku selamatkan, musuh yang aku kalahkan, dan teman-teman yang bertarung bersamaku.

Aku membawa semua keinginan mereka, semua harapan mereka bersamaku. Aku harus memastikan keadilan ditegakkan.

Saat itu, sebuah cahaya datang menembus dinding dan terbang ke perisaiku.

Apakah itu senjata Vassal cermin?
Banyak cermin muncul di sekelilingku, memusatkan sinar Energy Blast. 

“Senjata Vassal cermin?!”
“Banyak sekali kebencian yang kau kumpulkan. Alasannya mudah sekali!”

Denyut nadi seperti detak jantung berdetak di dalam perisaiku. Batu permata yang berada di tengahnya dipenuhi energi dan mulai bersinar.

63%... 61% ... 58%... 62%... 65%.

Energi itu perlahan habis sebelum berhenti dan mulai terisi lagi. Itu hampir seperti bereaksi terhadap tekadku.
Hingga akhirnya.

“A... Apa?!”

98%... 105%... 110%... 120%... 130%.

Ketika tingkat energi melampaui seratus persen, sinar itu tumbuh lebih kuat dan lebih tebal, bergerak layaknya denyut nadi sampai mendorong mundur serangan Kyo.

“Ha! Belum! Itu tidak cukup untuk mengalahkanku!”

Dia membuat pembatas buku lain dan memasukkannya ke dalam bukunya. Jumlah bulu yang melayang di udara meningkat, tetapi itu tidak cukup untuk mengimbangi Energy Blast yang semakin kuat.

“Haaaaaaaa!”

Tumpuanku terbentuk dari energi sihir, jadi aku segera mengirim energi tersebut ke dalam serangan itu. Akhirnya, sinar itu cukup kuat untuk menghabisi serangan Kyo.

“Hidupmu berakhir sekarang!” aku berteriak, menguatkan kaki belakangku dan menekan perisai ke depan.

Raphtalia dan yang lainnya berdiri di belakangku, tangan mereka berada di punggungku, mendorongku ke depan, menopang berat badanku.

“Tuan Naofumi! Kita hampir selesai!”
“Tuan pasti bisa melakukannya!”
“Inilah waktu penentuannya! Untuk Ost-san, aku akan membantu juga!” Rishia memantapkan pijakannya dan meluncurkan kodachinya pada Kyo.


Bilah yang bersinar terbang di samping sinar Energy Blast, menyerap cahaya. Pedang itu tidak hancur. Bahkan, itu tampaknya dipenuhi dengan kekuatan baru yang besar.

Bilah yang bersinar memotong cahaya hitam yang tersisa dari serangan Kyo sebelum menembus jauh ke dadanya.
Seluruh urutan pertarungan ini mengingatkanku pada pertempuran yang telah kami lalui dengan Kyo, yang ada di ruangan Inti Spirit Tortoise.

Tetapi ada satu perbedaan penting.
Saat itu, Rishia melemparkan pedangnya untuk menyelamatkan pahlawan lain. Kali ini, dia memilih untuk mengalahkan Kyo.

“Buakh! Ugh! Bajingan, lagi-laginya kau!”

Aku tidak punya waktu untuk melihat bagaimana bilah itu menusuknya, bagaimana itu menyakitinya, karena pada saat yang sama ledakan energi itu sepenuhnya mengalahkan serangannya dan menerobos semuanya.
Dia diterjam oleh sinar cahaya. Dirinya terbakar dan halaman bukunya hangus. 

“Gyaaaaa!”

Skillnya tersapu dalam sinar cahaya. Serangan kami dan juga Ost menembus jantungnya.
Sinar itu melubangi dinding yang mengarah ke luar. Terlihat jelas ruang bawah tanah ini cukup dalam.

Kyo berdiri di depannya. Sambil memegangi perutnya, dia jatuh ke tanah, babak belur terkena serangan.
Dia adalah seorang bajingan yang keras kepala. Aku berharap Energy Blast dapat menguapkannya.

“Jika dia mencoba menyembuhkan dirinya sendiri, apa yang harus kita lakukan?”

Rishia berjalan mendekatinya dan menggunakan gagang pedangnya untuk menggulingkannya.

“Ugh... kau... Aku akan membunuh kalian semua...”

Sepertinya dia tidak akan bangun dalam waktu dekat.
Tetap saja, aku kaget dia masih hidup setelah terkena serangan besar itu.

Tapi dia lesu, dan sepertinya bergantung pada seutas benang. Dia batuk darah, napasnya berat dan lemah.
Dia akan segera mati.

“Waktunya mengakhiri nafasmu. Ada kata-kata terakhir?”
“Siapa... yang mau mati?... karena... tub..h ini...” 

Dia tidak menyelesaikan kalimatnya sebelum dia mati.
Tiba-tiba medan gravitasi menjadi lebih ringan.

Itu meninggalkan rasa tidak enak di mulutku, melihat seseorang mati.
Tetapi rasa pertanggung jawaban dirinya membuatku tidak merasa bersalah.

“Kurasa ini artinya kita menang.”
“Aku rasa begitu.”

Tetapi setelah dia mati, energi Spirit Tortoise masih belum kembali.
Apakah kami sudah menyia-nyiakannya? Apakah itu digunakan dalam pertempuran? Aku melihat senjata Vassal buku.

Itu naik dengan lembut ke udara. Aku pikir itu akan terbang, tetapi tidak.
Sebaliknya itu melonjak ke daerah di mana Kyo awalnya muncul.

“Rafuu! Rafuuuuuu!”

Raph-chan menggonggong dan menunjuk dengan putus asa pada buku itu, mencoba memberitahukan tujuannya.

“Filo, gunakan wujud Filolialmu dan segera injak segala hal yang ada di tempat Kyo masuk tadi!”
“Oke!” teriaknya, berubah menjadi bentuk filolial dan berlari ke depan untuk mengejar buku tersebut.

Aku mengejar mereka berdua. Saat itulah aku menyadari apa yang terjadi dengan cukup cepat.
Ada sebuah tangki tak jauh dari sana, dan di dalamnya ada... tubuh Kyo.

Tidak ada cara untuk mengetahui apakah kami hanya bertarung melawan homunculus selama ini, atau apakah orang itu adalah yang asli dan orang di dalam tangki ini adalah homunculus.

Tapi satu hal yang pasti. Itu digunakan untuk percobaan untuk mengubah tubuh menjadi tempat untuk menampung kekuatan Spirit Tortoise.

“Oh, hei tunggu...” aku beralih ke Wrath Shield, mengeluarkan api hitam, dan menyambar buku itu yang melayang di udara. “Oh jadi selama ini kau ada di sini? Kau pasti berencana untuk memindahkan jiwa ke dalam tubuh ini. Meski kami tidak tahu dimana tubuh aslimu, entah yang hangus terbakar atau yang ada di sini. Setelah hidup kembali kau pasti akan melakukan serangan tahap kedua untuk kami. Tapi kami tidak punya waktu untuk melihat serangan terbesarmu yang lain.”

Raph-chan menggonggong dan menunjuk, seolah dia bisa melihat jiwa Kyo.

“Rafu,” ucapnya, melompat ke atas bahuku dan meletakkan kakinya di kepalaku.

Aku bisa melihat sesuatu. Sesuatu mirip dengan jiwanya yang tersimpan dalam buku itu melayang keluar dari halaman-halaman bukunya dan menuju tubuh di dalam tangki. Itu tampak seperti hantu yang melayang di udara.

Perlahan-lahan berubah menyerupai seseorang, tetapi tidak terlihat seperti Kyo. Itu tampak seperti pria kurus berusia tiga puluhan. Tidak terlihat seperti Kyo? Apa bentuk jiwa memang seperti itu?

“Hah! Kalian pikir aku akan mati begitu saja! Tunggu saja! Setelah aku masuk ke dalam tubuh yang dipenuhi energi Spirit Tortoise ini, kalian akan merasakan serangan yang lebih besar lagi! Aku tak terkalahkan!”

Itu terdengar seperti Kyo.
Jiwa adalah cerminan dari hati, kurasa seperti itu. 

“Rishia!”
“Y... Ya!”
“Lemparkan ofuda yang waktu itu kau dapatkan dari Kizuna pada tubuhnya!”

Aku memerintahnya sambil menunjuk tangki dengan tubuh Kyo di dalamnya. Jiwa itu mengulurkan tangan hantunya dengan putus asa untuk menyentuh tubuhnya.

“Kyo! Aku tidak akan membiarkanmu melupakan apa yang telah kau lakukan pada Tsugumi dan wanita-wanita lain, apa yang kau lakukan pada Albert. Apakah kau lupa?”

Senjata Vassal Buku Kyo berbalik dan wajahnya pucat.
Dia sudah tahu apa yang aku rencanakan.

“T... Tunggu! Aku berjanji! Aku akan membiarkan kalian hidup jika kalian membiarkanku hidup! Bagus sekali, bukan! Ayo kita bicarakan!”
“Sudah terlambat. Sebaiknya aku selesaikan dirimu dengan sebuah kalimat yang mungkin kau ucapkan! Bodoh sekali kau! Siapa orang yang mau mempercayai perkataan seorang pembohong kakap!”
“Ha!”

Rishia melemparkan ofuda dan mengaktifkannya.
Itu adalah sevant ofuda, dan kami sudah mengisinya dengan monster. Saat di dunia sebelumnya, kami menyebutnya Soul Eater.

Di dunia ini, mereka menyebutnya Soul Devourer.
Itu adalah musuh alami spirit, monster yang memakan jiwa.

Ketika aku memikirkan perilaku Sampah #2, konsep homonculus, dan bahwa seorang alkemis dapat membuat tubuh cadangan, aku menyiapkan ofuda berisi itu. Aku sudah memikirkannya baik-baik, aku yakin mereka memiliki pemikiran yang sama, hasilnya ternyata benar!

“Jangan main-main kau! Kau kira monster seperti itu bisa mengalahkanku!?”

Roh jahat, Kyo yang menjadi Ghost terbang untuk menyerang kami.
Aku bisa melihatnya dengan jelas sekarang. Dia hanyalah monster.

“Raphtalia, senjata vassal tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak memiliki wadah sebagai pemegangnya.”
“Baiklah. Aku akan menggunakan skill, bersama dengan katana yang aku dapatkan dari bahan Soul Eater.”

Kyo melayang untuk menyerang, tetapi dia terlalu lambat. Aku meraihnya, dan cahaya pucat menyala dari katana di tangan Raphtalia.

“Spirit Blade: Soul Slice!”

Sacrifice Aura masih mempengaruhi dirinya.
Serangan hantu tidak perlu dikhawatirkan. Dia hanyalah orang lemah. Apalagi kroco.

“Ukh! Aku... Aku akan terlahirkan kembali. Sebagai jenius…”

Dia hancur berkeping-keping sebelum dia bisa menyelesaikan ancamannya, dan para Soul Devourer yang dipanggil Rishia bergegas melahapnya.

Suara mengunyah dan berderak menggema di seluruh ruangan, sebelum mereka bubar, puas, dan melayang di sekitar kami.
Dia mati sambil berbicara tentang reinkarnasi. Benar-benar konyol.

“Sekarang kita tinggal menghancurkan tubuh tanpa jiwa ini. Pastinya nanti energi Spirit Tortoise seharusnya kembali.”
“Ayo kita lakukan!”
“Firo yakin!”
“Fuue...”

Uh oh. Sekarang setelah pertarungan usai, Rishia terdengar seperti dirinya yang dulu lagi.

Aku sendiri sudah aku tidak kuat menggunakan Wrath Shield IV. Aku perlu mendapatkan kembali kekuatanku, jadi aku beralih ke Spirit Heart Tortoise Heart Shield dan meminta Raphtalia dan Filo.

“Hancurkan barang yang ada disini!”

Mereka mengangguk, mundur, dan berlari menghancurkan segala yang mereka bisa. Penelitiannya hilang. Aku yakin tidak akan ada orang yang bisa melanjutkan penelitiannya.

“Ost. Aku sudah menepati janjiku.”

Aku berbisik, sambil mengingatnya.




TL: Kuaci
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader : Bajatsu, Hantu

0 komentar:

Posting Komentar