Sabtu, 22 Februari 2020

Maou-sama, Retry! Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 3. Kuil Harapan

Chapter 3. Kuil Harapan


☆☆ ★★★ ☆☆

Pria berambut panjang sedang mengendong seorang anak kecil.

Mendengar itu, kau akan berpikir tentang orang tua dan anak, tetapi penampilan pria itu tidak normal. Pria itu memiliki rambut hitam yang dianggap langka di dunia ini dan rambutnya panjang seperti wanita. Terlebih lagi, pakaiannya berwarna hitam dan untuk orang yang melihatnya, mereka mungkin berpikir kalau orang itu terlihat seperti Iblis atau Dewa Kematian.

“Kau berbicara tentang kuil harapan kan? Apakah itu seperti tempat di mana Kau melempar uang dan menyatukan tangan untuk membuat sebuah permintaan?”
“Aku tidak tahu banyak tentang itu, tapi aku mendengar kalau Cherubim-sama meminjam kekuatan kuil itu untuk menyegel Raja Iblis.”

Kata-kata itu membuat Maou-sama bergumam ‘Tempat Gaib?’.

Dia berpikir itu seperti Kuil Shinto, tetapi tampaknya tak begitu.
Pertama-tama, Cherubim dan Iblis tak cocok dengan itu.
Orang yang berada di dalam tubuhnya, Oono Akira, tak berhubungan dengan agama dan dapat di anggap seorang ateis.

Mengenai Kunai Hakuto, jika dia ditanya tentang Tuhan, dia akan menjawab ‘itu Aku’.

Tak peduli bagaimana orang berpikir tentang hal itu, keduanya tak cocok hidup berdampingan di dunia ini dan jika ada perburuan aliran sesat, mereka akan menjadi yang pertama di bakar ditiang pancang.

“Aku merasa tidak akan mendapatkan apa pun di sana.”
“I-Itu tidak benar! Legenda mengatakan tempat itu akan mengabulkan keinginan pengunjungnya.”

Sambil mengatakan itu, lengan Aku-chan yang berada di sekitar leher Maou-sama bertambah kuat.
Sepertinya kecepatan berjalan Maou-sama sangat cepat. Mungkin itu dilakukan untuk mencegah dirinya jatuh, tetapi melihat perilakunya, itu mungkin bukan satu-satunya alasan.

“I-Ini pertama kalinya aku bersentuhan begitu banyak dengan seseorang.”

Aku-chan mengatakan ini sambil menekan wajahnya ke punggung Maou-sama, mendengar ini Maou-sama mengangkat alisnya.

(Aku masih tidak tahu jenis kelamin anak ini..)

“Jika Maou-sama pergi ke kuil, aku yakin Kau akan mendapatkan kekuatan untuk menguasai dunia atau semacam itu!”
“Aku tak membutuhkan kekuatan itu!” 

Perilaku Maou-sama sebagai orang dewasa sudah mulai runtuh, tetapi mereka akhirnya mencapai tujuan mereka. Di dalam hutan yang sepi ini, ada ruang di mana lebih banyak orang tidak akan mendekat.

Tempat itu sebuah gua yang terbuka di permukaan batu besar.

☆☆☆☆☆☆

(Hei, bau ini...)

Ketika dia mendekati gua, bau menyengat memasuki hidungnya dan dia mengerutkan dahinya.

“Aku-chan, kau tunggu di sini. Sepertinya di dalam berbahaya.”
“O-Oke!”

Dia segera mengetahui sumber bau itu. Di dalam gua ada mayat manusia yang berserakan.

Mayat yang tampak telah dicabik cakar besar, mayat yang diiris-iris, mayat yang dibakar hingga gosong, darah yang terkumpul dalam jumlah besar, kotoran manusia yang keluar dari us*s, semuanya tercampur menjadi satu menciptakan bau yang mengerikan.

(Apakah ini ritual sihir atau semacamnya?)

Sebuah patung yang diabadikan di sana seolah-olah melihat ke mayat -mayat tersebut.

Sekilas, patung itu tampak jahat, sampai-sampai membuat orang berpikir patung itu bergerak dan membunuh orang. Pemandangan ini terlalu menyimpang dari namanya ‘Shrine of Wishes’ (Kuil Harapan).

Saat Maou berjalan satu langkah lagi, mata patung itu bersinar merah.

Melihat ini, tangan kanan Maou mengambil pisau, tetapi patung itu tidak menunjukkan gerakan lebih lanjut, atau lebih tepatnya, mata itu seolah-olah sedang mengamati seluruh tubuh penyusup.
Mulut patung yang seharusnya tidak bisa bergerak terbuka, dan berbicara sesuatu.

"Aku mengerti... kau seorang 'Maou-sama'."
"Hm?"
"Aku telah memenuhi keinginan banyak orang, tetapi ini kemungkinan besar akan menjadi yang terakhir."
"T-Tunggu sebentar ... Apa yang kau tahu? Mungkinkah kau yang memanggilku ke sini?” 

Patung itu diam beberapa saat karena pertanyaan Maou, tetapi pada akhirnya dia membuka mulutnya. Jawaban itu sangat penting bagi Maou, tetapi patung itu berbicara tanpa banyak drama.

“Bukan Aku... tepatnya mereka yang ada sana. Mereka berusaha memanggil Maou-sama.”
“Orang-orang ini?! Apakah mereka juga yang memanggil monster sebelumnya?”
“Yang itu bangkit dengan kekuatannya sendiri... karena itu, kekuatanku hampir habis.”
“Hampir habis katamu... Kalau begitu tolong kembalikan aku ke dunia asliku sebelum itu terjadi.”

Jawaban dari patung itu benar-benar simpel : ‘Aku tak bisa’.

Itu jawaban yang sangat jelas dan itu membuat Maou-sama menggaruk kepalanya.

“Kenapa kau tidak bisa? Apakah kau menginginkan penawaran? Kuharap Kau tidak akan mengatakan sesuatu seperti mempersembahkan mayat seperti orang-orang di sini."
“Mayat-mayat itu dibunuh oleh Greol. Dan juga, aku tidak bisa memenuhi keinginan yang bertentangan dengan keinginan...”

Mereka berharap Maou-sama turun dan itu telah terpenuhi. Jadi itu berarti aku tak dapat memenuhi keinginan yang akan menentang itu. 

“Sepertinya kau akan menjadi pengunjungku yang terakhir, aku akan memberimu ini.”

Sebuah cincin menyeramkan muncul dari patung itu, dan itu dimasukkan dengan paksa ke jari Maou-sama. Melihat desain yang menjijikkan itu, Maou-sama dengan putus asa mencoba melepasnya, tetapi cincin itu tidak bergerak sama sekali.

"Jangan bercanda! Berjalan-jalan memakai cincin seperti ini pada dasarnya adalah hukuman! ”
"Aku berdoa semoga harapanmu terpenuhi ..."
"Dewa jahat sialan, tunggu!"
“Aku awalnya berpenampilan suci, namun setelah waktu berlalu, keinginan jahat manusia telah mengubah penampilanku ini.”

Dengan kata-kata terakhir itu, patung itu mulai hancur dan berubah menjadi pasir. Maou-sama tidak bisa melakukan apa-apa dan satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah melihat kehancuran itu.

“Huh.... bahkan jika kau memberikan cincin ini padaku, apa yang harus kulakukan?”

Melihat cincin yang harus dia pakai di jari tengah, maou-sama mengerang.

Tidak peduli berapa banyak kekuatan yang di keluarkan, itu tak bisa lepas. Itu benar-benar item terkutuk.

“Hak Admin – [Item Appraisal]”

Maou-sama bergumam ketika dia menilai barang itu.
Dia menggunakan item yang memurnikan objek untuk mencoba melepasnya jika item ini memiliki atribut ‘kutukan’, tetapi tetap tak bisa.

“Kenapa barang ini diperlakukan seperti barang biasa? Selain itu, penilaiannya juga menggunakan SP.”

Keluhan Maou-sama tak berujung.
Ini bukan Shrine of Wishes tetapi Shrine of Sighs (Kuil Keluhan?).

Ketika dia meninggalkan gua, Aku-chan menghampirinya dan bertanya ‘bagaimana?’ sambil tersenyum, tetapi ekspresi maou-sama tetap marah.

“Apakah kau akan menguasai dunia seperti yang kupikirkan? Atau mungkin sesuatu seperti memanjakan diri di pesta?”

Mendengar ini, maou-sama tanpa kata meletakkan lengannya di leher Aku-chan dan menguncinya dengan erat.

Dan dengan tinju yang lambat dan ringan, dia mengarahkannya ke kepalanya.

"Yoga! Yoga!” 
<TLN : Referensi dari Street Fighter Dhalsim>

"Aduh aduh! Tolong berhenti, Maou-sama!”

☆☆☆ ★ ☆☆☆

(Apa yang harus kulakukan... Haruskah aku pergi ke suatu tempat dan mengumpulkan informasi?)

Sambil menyisir rambut, aku merenung.
Ada banyak hal yang tak kutahu dan tak kumengerti.

Jika aku berjalan tanpa tahu apa-apa, aku mungkin akan jatuh ke dalam perangkap yang tak terduga. Mungkin sudah waktunya untuk keluar dari hutan ini.

(Aku sama sekali tak menemukan apa pun dari mayat-mayat itu..)

Hanya dengan memikirkan kembali pemandangan itu, membuatku ingin muntah.
Di game selalu ada banyak mayat, tetapi ketika melihat mayat-mayat itu di dunia nyata rasanya sangat berbeda.
Jika iblis itu yang menciptakan pemandangan seperti itu, maka itu adalah pilihan yang tepat untuk membunuhnya.

Tidak diragukan lagi bahwa iblis itu akan menghasilkan banyak mayat hanya dengan hidup.

“Aku-chan, apakah ada kota besar di dekat sini?”
“Ya.. tapi bisakah Kau singgah dulu ke desaku sebelum itu? Aku ingin membawa barangku walaupun hanya sedikit.”
“Hm? Apakah kau berencana ikut?”
“B-Bolehkah aku ikut? Kau tahu, aku dijadikan sebagai pengorbanan untuk iblis, jadi aku tidak bisa kembali dan terus tinggal di sana..”

Apa yang Aku-chan katakan membuatku pusing kepala, tapi aku mempertimbangkannya kembali karena kedengarannya itu bukan ide yang buruk.
Lagipula, ada terlalu banyak hal yang tak kuketahui. Jika ada penduduk dunia ini di sampingku, itu lebih baik.
Dan juga, dari apa yang kudengar, Aku-chan tidak akan diperlakukan dengan baik jika dia tetapi di desa.

“Baiklah, mari kita pergi ke desamu dulu. Apakah lokasinya dekat?”
“Terima kasih banyak! Jika dengan kecepatan Maou-sama tidak akan memakan waktu yang lama!”

Dan dengan ini, pemandangan Maou-sama menggendong anak kecil terlihat lagi.
Maou-sama bergumam, ini bukan ‘lone wolf and cub’ tapi ekspresi Aku-chan mengendur dan dia tampak cukup senang.

☆☆☆★☆☆☆ 

(Sekarang aku memiliki kesempatan menanyakan berbagai hal sebelum sampai di desa.)

Aku mencoba menanyakan berbagai hal ke Aku-chan.

Seperti bahasa jepang, jadi aku mencoba menulis karakter, angka, dan alfabet jepang di selembar kertas dan sepertinya dia bisa membacanya tanpa masalah.
Mungkin ada semacam penerjemah yang bekerja disini, atau mungkin dunia ini sudah bekerja sama dengan jepang, aku tak tahu.

“Yah, kita bisa berkomunikasi tanpa masalah... Aku tidak ingin belajar bahasa dunia lain di usia ini.”
“....? Itu adalah tulisan yang sangat indah dan mudah dibaca?”

Itu benar, tulisan di kertas ini sangat indah.
Itu bukan tulisanku, tetapi tulisan Kunai. Seperti yang diharapkan dari seseorang dengan pengaturan yang bermartabat.
Tulisanku jelek, jadi aku merasa kalah dari ini.

“Meski begitu, pengorbanan manusia adalah praktik kuno... Apakah tempat-tempat di sekitar sini memiliki kebiasaan seperti itu?”
“Raja Iblis telah bangkit beberapa tahun yang lalu dan menghancurkan daerah-daerah sekitar. Jadi desa-desa mulai bergiliran menawarkan pengorbanan.”
“Aku tak mengerti... Apakah negara yang kau bicarakan tidak melakukan apa-apa? Ini kedengarannya layak untuk dihancurkan.”
“Tempat ini jauh dari Ibukota, jadi...”

Dengan kata lain, di mata ‘ibukota’, tempat ini merupakan negeri yang tak penting?
Aku pernah melihat berita tentang permukiman terpencil dan pulau-pulau terpencil di jepang, tapi apakah ini sama seperti itu?

“Hm, Maou-sama, dari mana asalmu?”

Sejenak aku bingung harus menjawab apa.
Jika aku mengatakan dari Jepang, dia pasti tak akan mengerti dan jika aku mengatakan Grand Empire, dia pasti semakin tak mengerti. Tempat itu berada di dunia game dan bukan di dunia nyata.

“Y-Yah... anggap saja jauh.” 

Aku memberikan jawaban yang tidak jelas dan mempercepat langkahku. Bahkan jika aku mengatakan yang sebenarnya, tidak akan ada yang percaya padaku dan mereka akan menganggapku gila.

“Ah, Maou-sama, di sisi lain pagar itu adalah desaku!”

Aku takut bagaimana aku terbiasa dipanggil Maou-sama, tetapi pemandangan disisi lain pagar itu lebih menakutkan. Daripada menyebutnya desa hantu, itu lebih mirip desa kumuh yang biasanya muncul dalam cerita hantu.

□ □ ■ ■ □ ■ ■ □ □□ □ ■ ■ □ ■ ■ □ □

Sebagian dari data telah tersedia.

Equipment - Demon Lord Ring : Satan Ring

Keajaiban terakhir dari singgasana.
Jika kekacauan dan kehancuran di bawa ke dunia, itu akan mengabulkan berbagai keinginan. 
Daripada membawa cahaya ke bumi, lebih baik membuatnya ulang dari nol.

-Hak Admin : Item Appraisal

Karena berlalunya waktu, hak ini telah dibuka.
Biaya 1 SP.
Itu hanya dapat mengidentifikasi  nama item dan atribut, jadi detail item tidak diberi tahu. Ada juga Hak Admin yang memungkinkan pengguna untuk menilai item tingkat tinggi

TL: Sky_
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar