Jumat, 07 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 94. Rekan Hero Panah

Chapter 94. Rekan Hero Panah


Keesokan harinya di pagi hari.

“Hari ini Aku akan menuju tempat Itsuki.”
“...”

Raphtalia memasang muka cemberut.
Hal seperti itu sudah terjadi dua kali, Aku harap ini tidak akan menjadi yang ketiga kalinya.
Karena Itsuki memiliki jiwa keadilan yang tinggi. Seharusnya ia tidak akan melakukan hal yang dilakukan oleh Motoyasu dan Ren.

“Itsuki hanya memikirkan jiwa keadilannya, jadi kau tidak perlu khawatir. Setiap orang punya alasannya masing-masing. Dan ini hanya untuk dua hari saja...”

Agar lebih pasti, Aku memperingatinya. Aku rasa mereka akan bertarung bersama di sekitar sana.
Aku tidak meminta untuk akur dengannya. Aku hanya berharap mereka itu bisa menaikkan level dengan normal.
Tetapi, tidak seperti Motoyasu dan Ren, pengguna busur tidak bisa bertarung sendirian.
Jika Aku mengingatnya dengan baik, penyerang Itsuki dalam party-nya adalah orang yang menggunakan zirah berkilau.

“B-baiklah. Aku akan melakukan yang terbaik.”
“Goshujin-sama, hati-hati di jalan~”

Setelah meninggalkan kamarku, ada sesuatu yang menarik rambutku.

“Hari ini Hero Tombak-dono mengambil waktu istirahatnya dalam pertukaran anggota party degojaru.”
“Apa yang terjadi padanya?”
“Pengobatan untuk membersihkan racun Buah Rukoru degojaru.”
“Buah itu ya—....”

Apa karena keadaan tubuhnya yang buruk? Aku tidak mengalami masalah sedikitpun.
Sama seperti di Jepang, sepertinya walau Aku berada di dunia lain, Aku masih tidak terpengaruh oleh itu.
Bukannya ini sedikit aneh kalau keadaan tubuhku tidak terpengaruh sedikitpun? Atau mungkin, yang dimakan oleh Motoyasu itu ada racunnya.
Dan juga.... Alasan Aku baik-baik saja dari efek alkohol adalah penangkal racun yang diberikan oleh perisaiku.

Apa Motoyasu akan tertidur seharian?
Karena itu adalah Motoyasu, pasti ada hal menyenangkan terjadi ketika sedang dirawat oleh banyak wanita.
Bahkan party-nya sudah seperti game simulasi percintaan.

... Aku tidak ragu kalau ia akan sembuh tanpa ada masalah sedikitpun.

“Oleh karena itu, pertukaran anggota party antara Hero Pedang-dono dan Hero Tombak-dono akan dilakukan besok degojaru.”
“Hmph.”

Itu hal yang tepat untuk Motoyasu. Dan untuk Ren.... Tidak akan ada perubahan juga.
Ya, itu bagus untuknya karena ia tidak akan berurusan dengan Bitch dan rekannya di hari ini.

“Aku menerima laporan aneh yang mengatakan kalau Hero Perisai-dono bisa menahan semua alkohol degojaru.”
“Buah itu sangat enak sekali. Apa kau sudah membayarnya di bar?”
“Itu sudah dibayar sepenuhnya degojaru.”
“Baguslah kalau begitu.”
“Ada rumor yang beredar kalau kau menjadi Hero Miras degojaruyo.”

Aku terikat oleh rumor aneh lagi.
Bagaimana bisa Aku mabuk tanpa alkohol yang kuat.

“Itu bukan Aku. Pasangkan sebutan itu pada Motoyasu.”
“Itu sudah terikat kepada Hero Perisai-dono degojaru. Daripada itu, Aku lebih tertarik pada alasan kau menyangkalnya degojaru.”

Yang benar saja.... Itu pasti salah satu dari itu. Antara penangkal racun yang membuatku tetap kuat dari mabuk, atau alkohol yang berasal dari dunia ini tidak bisa membuat orang dari duniaku mabuk.

“Kau telah sampai tujuan selagi kita berbicara degojaru. Inilah kamar yang ditinggali oleh Hero Busur-dono dan rekannya degojaru.”

Setelah mengatakan itu, Shadow menghilang begitu saja.

“Baiklah...”

Dengan gelisah Aku mengetuk pintunya.

“Silakan masuk.”

Jawaban normal.
Sepertinya kamar Motoyasu yang paling aneh.
Pintunya terbuka dari dalam.

“Silakan masuk. Hero Perisai-san.”

Setelah masuk kedalam, Aku melihat rekan Itsuki sedang duduk dengan santai.
Berbeda jauh dengan tempat Motoyasu yang semuanya egois, mereka itu sopan sama seperti rekan Ren.
Mereka semua cukup tenang.
Tapi... bukannya Motoyasu datang lebih awal?

“Namaku Iwatani Naofumi, Hero Perisai, Aku yang akan menjadi orang terakhir dalam pertukaran anggota party dengan kalian. Kita akan bekerja sama dalam dua hari kedepan. Mohon kerja samanya.”

Aku menghitung jumlah rekan Itsuki sambil saling memberikan salam.
Hmm... 5 orang yah? Orang yang menggunakan zirah menyilangkan lengannya dengan angkuh.
Aku punya firasat buruk tentang ini.
Akan tetapi, ketika mata kita saling menatap, ia berhenti melakukan itu.

“Baiklah, mohon kerja samanya juga. Kita ini pengawalnya Itsuki-sama, Hero Perisai-san perhatikan cara bertarung kami.”

Pengawal! 
Muncul sebuah kata yang menakjubkan.
Sial... Aku baru saja tertawa. Apa yang sebenarnya orang ini lakukan.
Entah bagaimana caranya Aku berhasil menahan tawaku dengan senyuman.

“Benar, kami berlima adalah pengawal Itsuki-sama—“
“Permisi! Aku telah membeli barang yang diminta!”

Pintu yang berada di belakangku terbuka dan ada seseorang yang lari masuk kedalam.
Ketika Aku melihat ke belakang, Aku melihat seorang gadis membawa tas peralatan di pundaknya.

“Eh, Ah---- Hero Perisai-sama sudah sampai disini?”

Aku bingung dengan usianya.... Seharunya sekitar 14 tahun? Dia memberikan aura yang agak kekanak-kanakan.
Dia terlihat diurus dengan baik, dan penampilannya terlihat bagus. Jika Motoyasu berhadapan dengannya, maka ia akan mengajaknya untuk kencan.
Walaupun dia cukup kecil. Untukku dia tidak terlalu cocok untuk bertarung. Apa dia bertarung dengan sihir?

Terus, suaranya cukup familiar.
Kalau tidak salah, dia adalah orang yang menjelaskan Zweit Aura yang telah kupelajari waktu itu.
Kau memang tidak mengetahuinya dalam sekilas, tapi sepertinya dia sangat berpendidikan tinggi.

“Rishia lama sekali kau! Cepat, perkenalkan dirimu.”
“Ba-Baiklah!”
“Kami berenam adalah pengawal Itsuki-sama!”

Bukanya tadi kau bilang berlima?
Sepertinya yang satunya pergi belanja.
Suasana disini agak terasa canggung....

“Baiklah, haruskah kita pergi sekarang?”
“Benar juga. Kita harus menerima teknik bertarung dari Hero Perisai-san.”
“Ah, tentu...”

Aku bingung. Suasana ini.
Kalau begini Aku merasa tidak bisa meneruskannya.

Sepertinya mereka sudah tidak perlu melakukan persiapan lagi, itu berkat gadis tadi yang pergi membeli semua barang yang diperlukan.
Dengan begitu party kami berangkat, dengan meninggalkan perasaan cemas yang mengganjal.
Ketika melewati pasar, Aku melihat kerumunan orang yang berkumpul di sekitar penjual aksesoris palsu.
Sepertinya ia melakukan usahanya dengan baik.

Kita mendapatkan perahu untuk pergi kesana tapi....
Perahu ini cukup kecil untuk dinaiki oleh kami yang berjumlah 7 orang.
Ya, tidak ada ruangan untuk berjalan, tapi karena ombaknya rendah seharunya kita akan baik-baik saja.
Terumbuk karangnya sangat indah...

“Rishia, geser sampai ke ujung.”
“N-nanti aku akan terjatuh.”

Apa ini.
Apa Rishia yang kecil dalam posisi terlemah di kelompok ini...?
Tak lama kemudian, bersamaan dengan ombak besar muncul, suara benda jatuh kedalam air terdengar dengan keras.

“Gabogabo.”

Sudah dipastikan, Rishia terjatuh kedalam laut.

“Dia terjatuh.”

Aku menggapai lengan Rishia yang kecil ini dan menariknya keatas perahu.

“Ya ampun.... kau malah menyusahkan Hero Perisai-san!”
“Tidak, alasan yang membuatnya terjatuh adalah kalian.”

Karena perahu ini cukup sempit, seharunya bukan masalah untuk dia yang bertubuh kecil.
Jujur saja, mereka ini terlalu banyak mengambil tempat disini.

“Mungkin saja jika kalian melepaskan zirah dan peralatan kalian, maka akan ada tempat tambahan”

Si Zirah berkilau itu sangat menghabiskan tempat. Apa yang membuatnya seperti itu.

“Mau bagaimana lagi.”
“Apanya yang mau bagaimana lagi...”

Apa yang sebenarnya terjadi.
Lalu, Aku memberikan handuk kepada Rishia supaya dia bisa mengeringkan tubuhnya yang kecil.

“Te-Terima kasih banyak!”
“Pastikan kau tidak demam.”
“I-Iya.”

Dia terlihat seperti anak penurut.

Perahunya telah sampai di pulau, dan kita turun dari sana.
Tempat ini sepertinya dipenuhi oleh wilayah berburu.
Untuk 7 orang itu sangat banyak.

“Baiklah, sekarang Aku akan bertanya, bagaimana cara kalian bertarung bersama dengan Itsuki?”
“Hero Perisai-san. Bisa kau mengubah caramu memanggil Itsuki-sama?”

Si Zirah berkilau, dengan sombongnya menanyakan itu kepadaku.
Orang ini lagi?

“Maksudmu?”
“Setidaknya, gunakan ‘san’ atau ‘sama’ ketika menyebutkan namanya.”

... Apa yang kau katakan?
Terserah Aku mau memanggil Itsuki apa. Kalau penyebutannya salah maka beritahu Aku dan kau malah menyuruhku untuk menambahkan ‘san’ atau ‘sama’ pada penyebutan namanya?
Sepertinya mereka ini terlalu setia.

“Biar ku beritahu kau, Aku itu Hero Perisai, dan Aku akan mendapatkan perlakukan yang sama seperti hero lain. Kenapa Aku harus memanggilnya seperti itu?”
“Kau salah, Hero Perisai-san, kau tidak seaktif Itsuki-sama, oleh karena itu Hero Perisai-san harus memperlihatkan rasa hormat kepada Itsuki-sama.”

Alasan macam apa itu.
Itu argumen yang tidak logis. Apa maksud orang ini... ketika Aku memperhatikan sekitar, Aku langsung mengerti, semua orang disini memiliki pemikiran yang sama, kecuali satu orang.
Dan ternyata, orang itu adalah si kecil Rishia.
Aku tidak tahu niat mereka yang sesungguhnya, tapi ini cukup menyusahkan.

“... Apa maksudmu mengatakan hal seperti itu?”

Untuk menghargai aktivitasnya... Selama ini Itsuki bergerak dengan mode penyamaran, bukannya seluruh aktivitasnya tidak akan diketahui banyak orang?
Ia berkelana sebagai pembawa perubahan sosial, tapi hampir tidak ada rumor tentangnya sedikitpun.

“Aktivitasnya? Bukannya reputasi Itsuki sama seperti hero lainnya? Aku belum pernah mendengar aktivitas yang dilakukan oleh Hero Busur di manapun.”
“Bajingan.... Dasar kriminal.”

Dalam sekejap, Shadow muncul dari belakangnya dengan menodongkan pisau pada lehernya.

“Hero Perisai-dono bukan seorang kriminal degojaru. Dengan kekuasaan sang ratu, siapapun yang mempermainkan Hero Perisai-dono akan dihukum degojaru.”

Dari kejadian itu wajah Si Zirah itu penuh dengan kejutan.
Sama seperti Bitch, matanya langsung penuh dengan kebencian.
Padahal baru saja ia diberitahu untuk tidak memfitnahku.

“Terutama ketika mencela Hero Perisai-dono itu merupakan kejahatan besar degojaru. Mengkhianati kepercayaan hero merupakan hal yang tidak boleh dilakukan juga degojaru.”

Memikirkannya bukan masalah, tapi jangan dikatakan.
Oh iya, apa rekan Itsuki masih tidak mempercayai kalau Aku itu tidak bersalah?
Jiwa keadilannya Itsuki sangat kuat. Apa pemikiran sempitnya telah mempengaruhi rekannya juga?

“Gu...”

Dengan perasaan pahit Si Zirah melirikku.

“Hei, Aku rasa orang ini akan kembali lebih awal.”
“Hero Perisai-dono mengatakan sesuatu yang sepertinya sebuah masalah degojaruga.”
“Ya...”

Hanya satu orang yang tidak menaikkan levelnya.
Aku rasa ini akan lebih baik untuk kita juga.
Sepetinya Aku telah menjadi sinonim dari orang jahat.
Orang itu mungkin sudah terlalu lama bersama Itsuki, otaknya telah dicuci.

“Intinya, Aku harap kau bisa menjawab pertanyaannya dengan baik degojaruyo!”
“Tch!”

Setelah Shadow lenyap, Si Zirah menggigit bibirnya dengan kesal.

“Hei, ayo kita bicara dulu.”
“... Ketika kita bertarung, Itsuki-sama selalu melindungi kami dari belakang.”
“Jadi begitu—...”

Ya, ia memang bertarung dengan busur.
Apa orang-orang dunia ini mengerti keuntungan dari pertarungan jarak jauh?
Ketika terjadi sesuatu yang membahayakan nyawa mereka, Itsuki akan selalu menyelamatkan mereka.
Lagi pula, menurutku ia hanya menyerang dari kejauhan ketika ada kesempatan, akan Aku tanyakan itu dilain waktu.

“Se-sekarang ayo kita kalahkan monster!”

Dengan malu-malu Rishia mengatakan itu, dan mulai berjalan dengan kaku.
Kemudian, kita melawan monster.
Si Zirah melompat ke depan, dan rekannya mengikutinya.

“Sekarang! Hero Perisai-san. Serang monsternya.”
“Mengapa kalian tiba-tiba mengandalkanku?”

Akankah Itsuki menarik busurnya disini....

“Gunakan kepalamu, dan pikirkan tugasku.”

Si Zirah menerima damage dari serangan monster untuk memberikan waktu kepada rekannya.
Sementara itu, rekannya sedang menyerang monster tersebut.
Aku mengerti mereka itu sedang bekerja sama, tapi strategi itu salah jika bersama denganku.

“Kau, mundur.”

Aku memberitahu Si Zirah untuk mundur, lalu Aku berdiri dihadapan monster.
Ini masih serangan biasa. Bahkan tidak membuatku geli.

“Gu...”

Dengan kesal Si Zirah mengeluarkan suara itu.
Apa kau iri dengan tenangnya aku disini?
Menurutku kau bisa menggunakan senjata yang mudah digunakan.

“Lalu, Itsuki akan memberikan serangan terakhir dengan busurnya.”
“Benar, walaupun hanya sedikit serangan yang diberikan tapi itu sangat menyakitkan.”

Ya.... Ini hanya cara bertarung pada umunnya.
Tetapi, mereka ini terasa seperti tembok berjalan.

“Diantara kami Itsuki-sama yang memiliki serangan yang paling kuat. Tugas utama kami adalah menambah kekuatannya.”

Jawaban lain dari si zirah. 
Lagian sudah tidak ada alasan untuknya mendekat bila ia bisa menyerangnya dari jarak jauh.
Intinya, akankah ini membuat Itsuki berhati-hati dalam menembakkan busurnya agar tidak mengenai rekannya secara tidak sengaja?

“Setelah itu, Aku akan membantu penyembuhannya.”
“Bagaimana dengan sihir bantuan?”

Mereka tidak bisa mengurus Itsuki terus-menerus.

“Kurasa aku akan melakukannya bila ada yang membutuhkannya.”
“Aku juga!”

Ya, jadi begitu.
Kerja sama mereka denganku tidak sama dengan rekannya Ren, tapi setidaknya ini bisa berhasil.
... Lagian tingkat kerja sama dari rekan Ren tidak perlu diragukan lagi.

“Baiklah, karena Aku bisa mengambil alih semua pertahanan, kalian yang menggunakan zirah cukup fokus dalam menyerangnya saja.”
“Memangnya kau bisa?”

Si Zirah mengatakan itu dengan niat provokasi.
Orang ini lagi?
Apa Si Zirah mempunyai dendam atau sesuatu kepadaku?

“Tentu saja, Aku tidak perlu berpura-pura terluka, tidak sepertimu.”

Serangan seperti ini tidak perlu dipikirkan sedikitpun.
Dari awal juga, Aku bisa menahan sepenuhnya serangan dari paus agung.
Orang ini juga berada disana, jadi seharusnya ia mengerti.

“Bajingan...”

Entah kenapa Si Zirah berkilau ini memiliki harga diri yang tinggi.
Ia mempermasalahkan apapun yang Aku lakukan.
Walaupun Aku berkata begitu, pemburuan kami berlangsung tanpa masalah..... sedikitpun.

“Dasar bajingan! Kau mencuri dan membunuh monster yang Aku kalahkan! Kau sudah tidak berhak untuk hidup—“
“Hiii!?”

Si Zirah mengeluarkan serangan pamungkasnya ke monster yang sedang dilawan oleh petualang lain.

“Jangan melanggar peraturan pulau ini! Maafkan kami, orang ini hanya sedikit salah paham.”

Sudahlah, Aku hanya ingin segera kembali!
Kesulitannya sama seperti party Motoyasu.
Pelajaran kami di hari pertama sudah terlupakan.
Kita itu diperingati untuk tidak pernah mencuri dan menyerang monster buruan petualang lain.
Orang ini malah percaya diri dengan keberadaan spesialnya.
Apa yang sebenarnya Itsuki ajarkan kepada mereka...

“Kepalaku terasa berat...”

Kemudian, setelah bertarung cukup lama, Aku memperhatikan si kecil Rishia bertarung dengan sangat ceroboh.
Ketika Aku mengira dia akan menusuk musuhnya dengan pedang, dia malah melantunkan mantra sihir dan menyembuhkan seseorang yang terluka.
Lagi pula, itu sudah terlambat.
Rasanya dia tidak memiliki peranan bagi dirinya sendiri. Sebaiknya Aku memperhatikannya terus...

“Rishia, Maju ke depan!”
“Rishia, Mundur!”
“Rishia, Penyembuhan. Cepatlah!”
“Rishia, Bacakan mantranya!”
“I-Iya!”

Menyerah sudah diriku memikirkan itu, karena dia yang kikuk membuat apapun yang dia lakukan selalu terlambat.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar