Selasa, 04 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Melanjutkan Belanja

Volume 11
Prolog - Melanjutkan Belanja


“Lewat sini.”

Kami mengikuti dua Pedagang Budak menuruni tangga. Namaku Naofumi Iwatani. Aku seorang mahasiswa tingkat dua yang dipanggil ke dunia lain sebagai Pahlawan Perisai, sedangkan saat ini, aku bersama teman-temanku berada di Zeltoble, negara pedagang dan tentara bayaran. Kami datang ke sini untuk membeli budak lagi, itulah sebabnya kami mengikuti dua Pedagang Budak untuk mengunjungi setiap toko budak lainnya.

Setelah bencana yang disebabkan Spirit Tortoise berakhir, kami semua langsung segera sadar bahwa kami perlu menambah daya tempur kami sebelum binatang penjaga selanjutnya,  Phoenix, lepas dari segelnya, bukan hanya itu kami juga harus mempersiapkan diri melawan gelombang selanjutnya. Aku memutuskan untuk mendirikan sebuah desa demi melancarkan perlawanan kami, jadi aku meminta kepada Ratu Melromarc sebuah wilayah dan dia mengabulkannya namun dengan dia juga memberiku gelar bangsawan sebagai syaratnya. Saat itulah kami mulai mengetahui berbagai macam masalah yang terjadi di Lurolona, desa asal Raphtalia.

Semua penduduk di sana dulunya kewarganegaraan Melromarc, namun karena mereka adalah demi-human, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk didiskriminasi dan mendapat perlakuan buruk bahkan sampai dijadikan budak. Berkat upayaku, penghasut utama diskriminasi kepada demi-human, yaitu Sampah dan Gereja Tiga Pahlawan, berhasil kami ditangani berkat bantuan dari Ratu dan dia juga mengeluarkan titah emansipasi. Tetapi dalam serangkaian peristiwa sial, titah itu sedikit terlambat sehingga budak yang kami cari sekarang berada di pasar luar Melromarc, banyak sekali budak dari desa Lurolona yang dijual dengan harga tinggi. Berbagai macam upaya sudah kami kerjakan untuk mengamankan penduduk desa itu. Namun, hal yang terjadi sebaliknya, banyak pedagang yang memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga jual mereka.

Itu sungguh keadaan yang menyedihkan. Cerita dari mulut ke mulut mengenai rekan dekatku, Raphtalia, berasal dari desa itu membuat harga budak desa itu naik. Pada intinya, serangkaian panjang kesialan telah berdampak pada lonjakan harga budak Lurolona. Atas kejadian itu, kami terpaksa bertanding di Colosseum Gelita Zeltoble untuk mendapatkan uang. Yah.... selama itu kami mengalami masa sulit, tetapi kami berhasil memenangkan turnamen dan membeli kembali budak Lurolona.

“Kamu masih mencari budak tambahan, Naofumi-chan?”
“Aku yakin budak yang kita miliki sekarang tidak akan cukup. Kau tahu kan, kita juga perlu orang untuk membangun kembali desa?”

Wanita yang menggandeng lenganku ini adalah Sadeena. Dia seperti kakak bagi Raphtalia, dan dia juga ikut bertanding di turnamen Colosseum Gelita dalam upaya menyelamatkan para budak Lurolona. Dia dalam bentuk demi-human sekarang, tetapi dia juga bisa berubah menjadi bentuk therianthrope yang menyerupai paus pembunuh. Untuk penampilannya.... dia cantik dan memiliki hawa seperti orang Jepang, sementara ekspresinya mengisyaratkan dia layaknya pemabuk riang.

Raphtalia, Filo, dan aku, kami bertiga saat ini sedang dalam keadaan lemah karena efek kutukan, aku yakin kami masih jauh lebih kuat daripada petualang biasa. Namun Sadeena cukup kuat sehingga kami bertiga kesulitan mengalahkannya selama turnamen berlangsung. Belum lagi kami diberi sihir debuff sehingga kami semakin lemah, sedangkan Sadeena diberi sihir buff oleh pihak pendukungnya, meski begitu dia masih bersih keras bahwa dia tidak sekuat itu. Tapi menilai dari keterampilan dan kemampuan bertarungnya, aku yakin dia cukup tangguh.

Lalu, dia punya sebuah alasan mengapa dia menggandeng lenganku. Rupanya dia memutuskan untuk menyerahkan hatinya pada pria yang bisa minum alkohol lebih dari yang dia sanggupi. Dia mulai menunjukkan daya tariknya padaku setelah dia melihat aku memakan buah rucolu dan tidak mendapatkan efek samping apapun.

“Oh? Naofumi-chan benar-benar memikirkan berbagai macam cara agar pembangunan ulang desa berjalan lancar.”
“Yah begitulah. Yang aku lakukan bukan hanya mengamankan penduduk desa yang jadi budak dan semuanya selesai.”

Ada juga perkara penyerang pemburu budak ke desa karena tertarik dengan harga jual budak Lurolona yang meroket. Untungnya, kami telah melatih para penduduk desa dan mereka dapat membalikkan keadaan para penyerang. Iya, tepat sekali. Kami perlu membuat mereka sadar bahwa mereka tidak bisa terus berpegang pada harapan naif yaitu seseorang yang selalu ada untuk menyelamatkan mereka, dan juga membuat mereka sadar secara realistis bahwa mereka sendirilah yang harus melindungi desa kesayangan mereka.

Orang-orang dunia ini memiliki kebiasaan buruk bergantung pada pahlawan setiap kali mereka dalam kesulitan. Jika mereka benar-benar berpikir, mereka mungkin menyadari betapa tidak masuk akalnya memanggil orang dari dunia lain untuk menyelesaikan masalah mereka. Meskipun, ada aspek-aspek tertentu dari dunia ini yang membuatnya terasa seperti game, seperti konsep level dan mengalahkan monster untuk menaikkan level.

“Ahh, Naofumi-chan! Hebat sekali! Kupikir aku jatuh cinta lagi!”
“Lepaskan tanganmu! Sudah kubilang aku tidak tertarik dengan hal semacam itu!”
“Kak Sadeena! Tolong tahan dirimu!”

Orang  yang baru saja menegur Sadeena adalah Raphtalia. Raphtalia adalah gadis demi-human dan mantan budak yang sekarang bertarung di sisiku sebagai partner. Dia telah dipilih oleh Senjata Vassal Katana untuk menjadi pemegang barunya, perlu diketahui senjata itu berasal dari dunia lain yang pernah kami datangi. Dia telah membuktikan kecakapan bertarungnya, dan dia benar-benar mengalahkan musuh menggantikan peranku, karena menjadi Pahlawan Perisai itu berarti aku sendiri tidak dapat menyerang orang lain.

Raphtalia tidak menginginkan hubungan romantis atau hubungan seksual, mungkin karena memprioritaskan misinya untuk menyelamatkan dunia dari gelombang. Aku juga berpikiran sama dengannya. Tapi berbeda dengannya, aku merasa jijik akan dua hal itu karena jebakan dan tuduhan palsu yang dilimpahkan kepadaku oleh seorang wanita biadab.

Ngomong-ngomong, Raphtalia terlihat sangat cocok mengenakan pakaian miko. Tetapi dia menolak untuk memakainya karena sifatnya yang selalu mengutamakan efisiensi. Dia cukup menarik, telinga dan ekor tanuki-nya memberikan aksen yang sempurna, yang mungkin mengapa pakaian miko terlihat sangat cocok pada dirinya. Aku akan senang jika dia mengenakannya, jadi aku diam-diam mempertimbangkan memiliki pakaian miko dengan efek kuat, khusus untuknya.

“Ara ara?”

Akhir-akhir ini, Sadeena terus berusaha mendekatiku dan dia selalu menggoda Raphtalia dalam prosesnya. Aku benar-benar berharap dia akan mencoba memikirkan bagaimana rasanya selalu menenangkan Raphtalia.

“Fueeh....”

Orang belakang kami yang baru saja membuat suara yang sangat menyedihkan adalah Rishia. Ada saat-saat kami bertarung dimana dia akan naik ke panggung dan menjadi bintang utamanya, itu terjadi karena dia memiliki kekuatan emosional. Tapi dia biasanya sibuk menangani sisi yang lebih intelektual dalam masalah yang kami hadapi bersama. Namun akhir-akhir ini dia jarang naik panggung, dia tampaknya sudah melakukan semua yang dia bisa. Tentu saja sebuah bahaya, jika kami memintanya untuk ikut bertarung di Colosseum bersama kami, sedangkan dia ini masih lemah, jika itu benar terjadi maka seperti kami membawakan dia pada kematiannya. Untuk saat ini juga, aku tidak punya alasan yang kuat untuknya ikut bertarung di sana.

“Hmm?”

Orang yang memiringkan kepalanya ke samping dengan ekspresi bingung di wajahnya adalah Filo. Dia adalah seorang gadis kecil yang sebenarnya seekor Filolial, yang merupakan jenis monster yang sangat suka menarik kereta. Filolial memiliki pola tumbuh khusus jika dibesarkan oleh seorang pahlawan, karena itu memungkinkan mereka untuk berubah menjadi bentuk manusia yang menyerupai malaikat dengan sayap di punggungnya.

Menilai dari penampilannya, orang-orang mungkin berpikir dia hanya seorang gadis malaikat kecil yang imut dengan rambut pirang dan mata biru, itu jika dia tidak membuka mulutnya. Dia sederhana dan polos, tetapi instingnya mengesankan ketika berada dalam pertempuran. Penampilannya dalam pertempuran terakhir kami masih segar dalam pikiranku. Kami mendapati diri kami dalam situasi yang tidak dapat menggunakan sihir, namun Filo berhasil menyudutkan lawan kami.... dengan nyanyian. Dia belajar teknik menyanyi yang mirip dengan sihir saat kami berada di dunia Kizuna. Aku tahu aku bisa mengandalkannya dalam pertempuran.

“Rafu?”

Makhluk kecil yang duduk di bahu Filo adalah shikigami, dia dikenal sebagai familiar di dunia ini, dia ini aku buat menggunakan rambut Raphtalia sebagai dasarnya. Aku menamainya Raph-chan. Jika Raphtalia memiliki bentuk therianthrope seperti Sadeena, mungkin bentuknya akan seperti Raph-chan.

“Tuan Naofumi? Kamu memikirkan sesuatu yang kasar lagi, ya?”
“Ara! Raphtalia-chan dapat mengerti apa yang dipikirkan Naofumi-chan! Aku iri padamu!”
“Diam.”

Memikirkan Raph-chan akan mengembalikan kewarasanku yang telah hancur. Raph-chan selalu senang bergabung setiap kali aku mulai merencanakan sesuatu yang jahat. Perisai terkutuk, yang telah menempel di lenganku sejak dipanggil di sini, memiliki kemampuan yang membuatku dapat memperkuat familiar. Namun akhir-akhir ini, aku lebih meningkatkan sifat-sifat yang tidak berhubungan dengan pertempuran, seperti kualitas bulu Raph-chan. Aku ingin sedekat mungkin dengan tekstur ideal yang akan terasa sangat nikmat ketika aku mengelusnya. Tetapi aku harus memastikan Raphtalia, khususnya dia, tidak akan pernah mengetahui soal ini.

Umm.... Kurasa aku sudah keluar topik. Bagaimanapun, kami membutuhkan lebih banyak budak untuk terus mengembangkan desa, dan kami ada di sini untuk membeli budak-budak itu dengan harga murah.

“Kita sudah sampai. Ya.”
“Oh. Akhirnya sampai.”

Kami sampai di dasar tangga dan tiba di pasar budak bawah tanah. Aku melihat sangkar-sangkar di sekeliling yang luar biasa indah, tempat para budak ditahan. Duduk di dalam salah satu sangkar, terdapat manusia demi-human bertanduk seperti yang mungkin kau lihat pada ogre. Dia memiliki kulit coklat gelap dan wajah yang agak bagus. Tubuhnya sedikit besar, dan dia punya payudara yang besar juga. Kurasa dia layak disebut sebagai ‘kecantikan langka’. Dia memiliki kulit yang sehat juga, aneh sekali. Itu membuatku berpikir dia mungkin makan dengan baik. Tapi dia bukan budak yang kucari. Dia sepertinya tipe yang akan diperdagangkan sebagai budak seks atau semacamnya.

“Aku tidak tertarik membeli budak seks.”
“Sebaliknya, ini adalah salah satu ras demi-human yang lebih mahir dalam pertempuran, mereka dikenal sebagai Ras Kiki.”
“Yang benar saja?”

Budak itu melambai padaku dengan senyum palsu di wajahnya yang membuatku berpikir dia ingin menjual hal lain padaku. Dia benar-benar membuatku merinding. Wajah itu memberiku dorongan tiba-tiba untuk memukulnya. Tapi aku yakin itu tidak akan membuat orang lain di sini senang.

“Dia terlihat mahal. Tidak tertarik.”

Ketika dia mendengar jawabanku, ekspresi budak berubah menjadi kesal.

“Tidak semuanya. Aku akan memberimu harga yang sangat bagus.”
“Walaupun begitu ....”

Ada sesuatu tentang dirinya yang tidak aku sukai. Atau lebih tepatnya, aku hanya tidak ingin dia menjadi salah satu budakku. Bukannya aku memutuskan untuk hanya membeli budak yang masih anak-anak, jadi itu bukan masalah standar. Tetapi terdapat sesuatu yang salah dengan dirinya. Lalu aku tersadar pada hal yang janggal. Itu karena dia mengingatkanku pada Bitch. Ya, dia tampak seperti mantan putri Melromarc, yang telah menuduhku memperkosanya sesaat setelah aku dipanggil ke dunia ini. Astaga.... Aku telah terjerat dalam suatu omong kosong saat itu.

“Kalau begitu, mari kita beralih ke budak berikutnya?”
“Ya. Maaf, aku tidak tertarik membeli dia.”
“Oh? Sayang sekali!” Kata Sadeena ketika dia mendekatkan dirinya ke arahku dengan cara yang agak provokatif, memastikan bahwa budak itu memperhatikannya.
“Kenapa aku ditolak sedangkan wanita itu diterima?!”

Budak itu berteriak penuh amarah kepadaku.
Kurasa aku telah melukai harga dirinya. Perilakunya jelas membingungkan bagi budak seks. Tapi tunggu .... kenapa dia tetap ingin aku membelinya?

“Kau bukan jenis budak yang aku sukai. Itu saja.”
“LOLICON!”

Perkataannya benar-benar menjengkelkan. Aku memelototi pedagang budak.

Perdagangan budak adalah bisnis keluarga karena dua pedagang budak berdiri di depanku. Salah satu dari mereka menangani perdagangan budak di Melromarc, sementara yang lain berbasis di Zeltoble, dan mereka saling mengalihkan pandangan. Jika aku dipaksa untuk membuat semacam perbedaan di antara mereka, warna ekor jas merekalah yang memungkinkanku membedakan mereka.

Ketika aku memelototi mereka, mereka berdua tiba-tiba mengalihkan pandangan mereka ke tempat lain. Persetanlah. Mereka melakukan banyak hal untuk membantuku. Aku memelototi budak itu.

“Lolicon? Sepertinya kau tahu siapa aku.”

Ketika dia mendengar jawabanku, budak itu tiba-tiba terdiam. Oh! Aku tahu ada sesuatu yang mencurigakan.

“Oh? Memangnya aku ini terlihat masih remaja?” Goda Sadeena.
“Berapa umurmu, sebenarnya?” Tanyaku.
“Dua puluh tiga. Eehee!”

Dia menatapku. Aku merasa ingin muntah. Selain itu, cara dia bertindak hanya membuatnya tampak lebih seperti dia sedang berbohong.

“Aku cukup yakin dia jujur. Aku pernah mendengar usia Sadeena dari ayahku.” Raphtalia menguatkan jawaban Sadeena.
“Biasanya wanita suka memalsukan umur mereka, bukan?”
“Memang benar ada yang melakukan itu, tapi sebelumnya ayahku pernah cerita soal usia Kak Sadeena yang sebentar lagi masuk dunia nikah. Dari usia yang dia sebutkan waktu itu dan menambahkan tahun yang berlalu, Kak Sadeena sudah pasti berumur 23 tahun.”
“Ara? Masih ingat soal itu? Ingatan anak kecil memang kuat!” Seru Sadeena.

Justru karena jawabannya waktu itu, membuatku merasa dia itu lebih tua. Terus terang, dia biasanya terdengar seperti wanita tua.

Ngomong-ngomong, aku tidak punya pikiran untuk memuaskan diri, terlepas dari bagaimana rupanya. Ya, sebagian besar budak yang aku beli adalah anak-anak. Dan juga perempuan. Begitulah yang terjadi, karena aku fokus mengumpulkan budak Lurolona.

“Menilai dari pelafalan dan penggunaan bahasanya, aku bisa menebak....”

Rupanya Rishia sudah tahu dari mana budak itu berasal. Aku lupa soal apa yang aku dengar sudah diterjemahkan oleh perisai. Beragam bahasa digunakan di dunia ini, sudah seperti di duniaku sendiri.... Bumi. Ini cukup memudahkan, karena perisaiku bisa menerjemahkan semua bahasa asing untukku. Dan untuk bahasa Melromarc resmi, aku cukup yakin itu digunakan di negara-negara dengan.... populasi sebagian besar manusia.

“Ya, tak perlu dipermasalahkan. Lupakan saja, Rishia.”
“Oh, umm, baik.”
“Yuk lanjut.”
“Dimengerti. Ya.”
“Mengapa?! Mengapa kau tidak menerima aku?!”

Aku mengabaikan teriakan budak dan mengikuti pedagang budak.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar