Selasa, 18 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 4 - Perisai untuk Melindungi Perisai

Volume 11
Chapter 4 - Perisai untuk Melindungi Perisai


Filo pergi menemui Melty, dan Rishia berada di kamarnya sendiri mencoba menguraikan naskah yang kami dapatkan dari Kizuna dan yang lainnya. Aku memiliki waktu luangku sendiri.
Mendapatkan kedamaian dan ketenangan terasa menyenangkan. Aku mulai meracik obat untuk dijual besok, dan setelah beberapa saat ada yang mengetuk pintu.

“Ada apa?”

Pintu terbuka dan yang berdiri di depan pintu adalah Atla. Ya, Atla yang baru saja diseret oleh kakaknya ke rumah mereka.

“Aku, umm.... Saya ingin tidur bersamamu.”
“Kan ada kakakmu?”

Orang seperti dia akan langsung berisik saat tahu soal ini. Aku tidak mau berurusan dengan hal yang merepotkan ini.

“Kakak sedang tidur dengan pulas. Jadi... saya ingin ada seseorang yang menemani saya bicara sampai saya tertidur.”

Tidur pulas ? Dia diwaktu ini? Jangan bilang dia dibuat tidur pulas secara fisik.... Tidak, tentu saja tidak. Dia tampak terlalu polos untuk melakukan hal seperti itu. Sangat bagus bahwa dia sepertinya menyukaiku, tapi aku tidak yakin aku akan membiarkan dia tidur di tempat tidurku. Cukup sekali saja selimutku dicuri. Aku tahu aku mungkin harus mengizinkannya, tetapi aku masih merasa tidak ingin berbagi tempat tidur.

“Tidak boleh.”
“Baik. Izinkan saya tidur di depan rumah Anda, Tuan Naofumi.”
“Karena apa?”
“Karena saya tidak ingin tidur di tempat lain.”

Ada apa dengan anak ini? Jangan bilang dia ini Sadeena#2? Dia tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah.

“Oke, baiklah. Kau bisa tidur di tempat tidur Raphtalia.”
“Dimengerti.”

Aku memutuskan untuk mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa Raphtalia tidak ada di sini dan memberi isyarat agar Atla masuk. Aku masih penasaran apa Fohl baik-baik saja. Aku akan memeriksanya setelah Atla tertidur. Setelah Atla masuk ke kamar, aku menunjukkannya tempat tidur Raphtalia dan membantunya naik.

“Tuan Naofumi masih belum mau tidur?”
“Belum. Aku harus membuat obat untuk dijual.”

Penjualan obat-obatan kami meningkat pesat akhir-akhir ini. Aku menggunakan perisai untuk meraciknya, tetapi produksinya tidak mencukupi. Sebentar lagi aku harus serius mengajari para budak cara membuat obat. Aku ingin mengatur semuanya agar desa memiliki aliran pendapatan yang stabil, tetapi kami masih membutuhkan lebih banyak orang untuk mewujudkannya. Aku juga mengatur agar obat-obatan dijual di kota tetangga, tetapi persediaan kami tidak dapat memenuhi permintaan. Kami selalu bisa menjual obat ramuan sendiri, tetapi tak satu pun dari mereka yang bernilai sebanyak itu.

Aku berhasil membuka sebagian besar perisai terkait ramuan, karena aku telah membeli berbagai macam tanaman dari semua tempat. Itu memungkinkanku untuk mengidentifikasi dan menganalisis racun, meningkatkan efektivitas racun-racun itu, dan meningkatkan ketahananku terhadap racun-racun itu, tetapi tidak banyak yang lain.

“Anda kerja keras sekali ya, Tuan Naofumi.”
“Hanya karena aku ingin uang.”
“Tapi... Berkat kerja keras itu, sekarang saya sudah bisa berjalan.”
“....”

Motivasi egoisku yang tidak beres diputarbalikkan dan ditafsirkan sebagai niat baik. Ruangan itu menjadi sunyi.

Aku tidak yakin bagaimana berinteraksi dengan anak ini. Dia tidak berusaha memaksakan kehendaknya padaku seperti Raphtalia. Sebaliknya, sepertinya dia hanya menerima semua yang aku katakan secara terbuka. Aku jadi khawatir jika aku tiba-tiba bilang,” Baiklah! Tunjukkan selangkanganmu!” Aku merasa dia dengan senang hati menurutinya, dan mungkin mencoba untuk duduk perlahan di atas perutku.
<TLN : Wuut :v do it man>

Sama seperti Sadeena. Sama seperti Sadeena! Kecuali hal yang menakutkan tentang wanita itu adalah bahwa dia mungkin akan mencoba melakukan hal yang sama tanpa harus aku katakan hal itu, dia belum mencobanya tetapi mengingat cara dia bertindak, itu bisa terjadi kapan saja. Sial.... Aku belum menyadari betapa berbahayanya sendirian dengan Sadeena sampai sekarang. Aku merasa merinding.

“Tuan Naofumi.”
“Iya? Apa?”
“Saya mendengar ini dari Raphtalia-san, bahwa dia menggantikan Tuan Naofumi bertarung, Raphtalia-san itu berperan menjadi pedang Anda, ya?”
“Kurang lebih seperti itu.”

Aku tidak bisa melakukan apa pun kecuali melindungi diri sendiri dan orang lain. Itu adalah batasan perisai, dan sudah seperti itu sejak aku menginjakkan kaki di dunia ini.

“Raphtalia berusaha keras untukku, oleh karena itu aku bisa mengandalkan dia.”

Raphtalia sedang bekerja keras untuk mengakhiri gelombang, demi dunia ini. Melihat betapa kerasnya dia berusaha, membuatku juga ingin berjuang. Selain itu, tidak ada yang lebih kupercayai selain Raphtalia di dunia ini.

“Ketika melihat desa ini, saya bisa merasakan bahwa semua orang di sini dilindungi oleh sayap Anda yang terbentang luas.”
“Sayapku, huh?”

Apa dia mengumpamakan anak ayam yang berlindung dibalik sayap induknya? Itu membuat desa seperti.... sarang burung. Filo tiba-tiba muncul dalam pikiranku.

“Semua yang tinggal di desa dalam perlindunganmu, menunggu waktu mereka untuk meninggalkan sarang.”
“Meninggalkan sarang itu bagus, tetapi pada akhirnya penduduk desalah yang perlu melindungi desa mereka sendiri. Akan ada konsekuensi sebaliknya.”

Desa ini adalah rumah Raphtalia. Setelah kami membangunnya kembali, Raphtalia akan memiliki tempat di dunia ini sewaktu aku pergi. Jika aku kembali ke duniaku sendiri, di sisinya masih ada Keel dan Sadeena. Aku berencana menyerahkan Filo ke Melty. Semua orang menyukai Raph-chan, jadi dia mungkin akan berakhir sebagai maskot desa atau semacamnya. Aku yakin desa akan bertahan lama. Jika ada orang, organisasi, negara, atau lainnya, yang cukup ceroboh untuk mencoba menghancurkan desa yang dibangun oleh pahlawan yang menyelamatkan dunia, mereka seperti menaikkan bendera kematian mereka sendiri.

“Tak lama saya sampai di desa ini, saya telah mendengar banyak cerita dan pencapaian yang Anda tempuh, Tuan Naofumi. Anda itu memang luar biasa... seharusnya Anda bangga akan hal itu. Terlepas dari semua kesulitan yang dihadapi, Anda berhasil bertahan dan mengatasi semuanya. Semua itu membuat saya mengagumimu, Tuan Naofumi.”
“Oh, umm.... Terima kasih. Aku bukan orang yang rendah hati, tapi aku rasa sudah menempuh jalan panjang.”
“Dari semua kejadian itu, siapakah yang melindungi Anda, Tuan Naofumi?”
“Hah?”

Apa yang dia bicarakan? Melindungiku? Mengapa? Mengapa dia berbicara tentang melindungiku, tiba-tiba? Tidakkah dia sadar sedang berbicara dengan Pahlawan Perisai? Bagaimana dia bisa begitu keras kepala? Meskipun, memang benar aku tidak akan berada di sini tanpa bantuan banyak orang lain. Aku tidak bisa melupakan itu.

“Bukan berarti tidak ada.” Raphtalia, Filo, Melty, Ratu... Mereka semua telah membantuku saat posisi atau hidupku dalam bahaya.
“Inilah yang saya pikirkan. Jika Raphtalia-san adalah pedangmu, maka saya ingin menjadi perisai yang melindungimu.”
“Perisai, ya? Itu bukan benda yang bagus lho.”

Menjadi perisai seseorang dan selalu melindungi orang itu benar-benar tidak terasa luar biasa. Mengapa aku harus melindungi orang ini? Pikiran itu telah berulang kali terlintas di pikiranku. Kadang-kadang terasa menyakitkan. Tetapi jika aku khawatir tentang itu, aku hanya akan kalah dan menciptakan perpecahan. Meski begitu.... Sadar pada orang-orang yang aku lindungi, mulai dari Raphtalia, Filo, dan semua orang yang aku sayangi melebihi ketidaknyamanan dari semua itu.

Tetapi tetap saja .... Menjadi perisaiku? Dia memiliki tujuan yang tinggi. Aku kira itu hasil dari waktu yang dia habiskan selama ini menjadi orang yang dilindungi. Dia mungkin mengidealkan peran pelindung. Itu seperti berkata Raphtalia adalah tangan kananku maka dia ingin menjadi tangan kiriku. Tetap saja.... Aku menghargai pemikiran itu.

“Jika kau ingin berkata itu, ucapkanlah sewaktu kau sudah menjadi kuat ya.”
“Dimengerti. Saya akan menjadi cukup kuat, apa pun yang terjadi. Mulai besok. Saya akan melakukan yang terbaik!”
“Baik. Yang semangat.”

Sebelum aku menyadarinya, Atla sudah mulai mendengkur tertidur. Haduh.... Jadi itu yang ingin dia bicarakan?

“Sekarang....”

Aku menggendong Atla dan membawanya ke rumah tempat Fohl tidur. Dan dia benar-benar sedang tidur.

“Hei!”
“Umm....”
“Sungguh? Umm? Ini bukan manga! Bangun!”
“Apa?!”

Aku membaringkan Atla di tempat tidur dan mengajak keluar Fohl yang baru bangun untuk berbicara.

“Kau harus menjaga adikmu dengan lebih baik. Dia muncul di tempatku, mengatakan dia ingin tidur denganku.”
“Dia.... dia apa?! Itu berarti .... Atla sudah.... Tidaaak!”

Fohl memelototiku seperti aku telah membunuh orang tuanya atau semacamnya. Aku mengaktifkan kutukan budaknya dan memarahinya.

“Kau pikir aku akan melakukan itu?!”
“Bajingan! Berarti sebagai wanita, Atla tidak menarik bagimu?!”
“Oh, astaga! Berhentilah mempersulit orang! Aku tidak tertarik pada hal semacam itu!”
“Pembohong! Nadia selalu menempel denganmu, kau juga dikelilingi oleh wanita!”

Ugh.... Aku tidak bisa menyangkal sama sekali! Aku sudah menyerah mengumpulkan harem! Aku merasa sudah saatnya untuk mulai lebih berhati-hati dengan siapa aku berkeliaran. Tapi kemudian aku ingat aku tidak pernah peduli apakah temanku pria atau wanita.

“Aku tidak masalah jika mereka ternyata pria. Gender tidak ada bedanya bagiku.”
“Ap.... apa?! Jangan-jangan, kau...”

Fohl memucat dan mulai mundur. Dia jelas salah paham. Aku yakin dia mungkin mengira aku gay, sekarang.

“Aku masih normal! Menjauh dariku!” dia berteriak.
“Aku juga masih normal!”

Kakak Adik ini benar-benar membuatku sakit kepala! Tetapi.... Menjadi perisaiku ya? Dia memang aneh, pasti.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar