Minggu, 16 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 3 - Alps

Volume 11
Chapter 3 - Alps


Di malam hari. Aku datang ke rumah sakit desa untuk melanjutkan perawatan Atla. Dia mengeluh gatal, yang berarti mungkin obatnya bekerja.

“Tuan Naofumi...Umm... Maaf telah merepotkan Anda, bolehkah saya meminta tolong untuk melepaskan perban ditubuh saya?” “Biar aku saja!” Fohl melompat ke depanku. Ah, si siscon ini lagi.
<TLN : Sister complex itu kakak yang sayang ke adik tapi melebihi batasnya.>
“Ya sudah, sekalian mengoleskan salep untuk penyakit kulitnya. Efeknya bisa lebih baik bila aku yang mengoleskannya karena bantuan dari kekuatan pahlawan, kau maunya bagaimana?”
“Tolong Tuan Naofumi saja yang mengoleskannya.”
“Ugh....” Fohl mundur setelah mendengar keputusan Atla, jadi aku melangkah maju untuk mengobatinya.
“Oh? Bercak kulit yang tampak seperti terbakar telah berganti kulit yang baru.”
“Ap.... apa?!”

Fohl menatap kulit Atla dengan takjub. Apa itu benar-benar mencengangkan? Tapi tetap saja.... dia memang sembuh dengan sangat cepat. Aku membuka balutan perban dari wajahnya untuk melihat apakah ada perubahan.

“Wow!”

Raphtalia yang melihatnya terkejut, jelas kaget. Aku berharap ada peningkatan, tetapi aku sendiri kagum melihat wajah Atla. Katakan saja hasilnya lebih mengesankan dari yang aku bayangkan.
Atla yang aku lihat sekarang adalah salah satu budak desa yang paling cantik. Rambutnya berkilau, dan dia memiliki kulit putih pucat yang tampaknya tidak cocok untuk seorang budak. Kakaknya terlihat berusia 12 atau 13 tahun, jadi kupikir dia lebih muda, tetapi begitu perbannya dilepas, dia tampak lebih muda dari sebelumnya. Kurasa umurnya sama dengan Melty.

Saran jahat dari pedagang budak, jika dari awal dia secantik ini, pedagang budak pasti sudah menjualnya untuk keperluan tertentu. Itu dengan asumsi kondisi kulitnya sembuh sepenuhnya, tentu saja. Namun, aku masih kehilangan kata-kata.

Aku dapat mengatakan secara objektif bahwa Raphtalia dan Filo memiliki penampilan yang cantik, tetapi kecantikan Atla termasuk dalam kategori yang berbeda. Dia memiliki wajah kekanak-kanakan, namun ada semacam kesan yang mengingatkanku pada patung kaca rapuh atau semacamnya.
Fohl tampak seperti sedang menangis.

“Rasanya melegakan sekali. Terima kasih, Tuan Naofumi. Setelah ini, Anda akan mengoleskan obat itu, kan.”
“Uhh! Kau telah tumbuh menjadi gadis yang cantik, Atla! Waktu memang cepat berlalu!” Seru Fohl. Kau terdengar seperti seorang ayah yang berpisah dengan putrinya sebelum pernikahannya.
“Kemajuanmu lebih baik dari yang diharapkan. Kurasa sudah tidak perlu obat oles ini lagi.”
“Apakah begitu?” Karena tidak bisa melihat, Atla menempatkan tangannya di wajahnya sendiri. “Kulitku halus sekarang.”
“Sepertinya begitu.”
“Semua ini berkat Anda, Tuan Naofumi. Terima kasih banyak.” Atla memberi anggukan kecil apresiasi.
“Tidak masalah.”

Beberapa budak lain mengintip dari balik pintu ruang perawatan. Aku bisa mendengar mereka membisikkan sesuatu tentang Atla yang cantik. Kalian ini, mencium bau apa sampai memutuskan mengintip ke ruang perawatan.

“Naofumi-chan! Waktunya minum! Mari kita rayakan ini sambil melihat gadis imut itu!”

Sadeena, ternyata ulah kau!

“Jadi, inilah buktinya, Fohl. Kau tahu apa artinya?”
“Ya....”

Fohl tersentak kembali ke kenyataan mendengar suaraku dan memberiku anggukan menyesal. Aku mengembalikan adiknya dari ambang kematian. Aku akan membuatnya bekerja keras seperti kuda.

“Tuan Naofumi.”
“Apa?”
“Tolong bercerita mengenai tempat ini. Saya ingin tahu lebih banyak tentang desa. Apa yang semua orang lakukan di sini?”

Hmm....

“Aku memberikan pendidikan militer pada budak desa. Agar mereka bisa mengikuti setiap perintahku tanpa banyak bertanya. Pada waktunya, kau dan kakakmu juga akan dengan senang hati masuk ke lubang kematia—”
“Tuan Naofumi!”

Raphtalia, kau ini berisik sekali ya. Aku hanya ingin menakuti Atla sedikit. Raphtalia sepertinya tidak pernah menikmati kejahatanku. Dan mungkin, karena citraku yang buruk di masa lalu memberinya alasan kuat untuk menghentikannya terulang kembali.

“Biar aku ulang ya?”

Aku memberi tahu Atla tentang semua orang di desa, dan kemudian Raphtalia membantuku memberi tahu dia tentang rencana kami untuk masa depan.
Itu mungkin tidak banyak, tetapi mampu membawa seorang gadis muda yang sekarat kembali sehat membuatku senang bahwa aku telah belajar bagaimana cara meracik obat-obatan.
Kami terus berbicara sebentar sampai aku menyadari waktu telah berlalu.

“Baiklah, sudah cukup untuk hari ini.”
“Sudah selesai? Saya ingin berbincang lebih dengan Anda.”
“Jangan egois, Atla,” kata Fohl.

Karena enggan berpisah, Atla mengulurkan tangan kepadaku dengan cepat sewaktu aku beranjak pergi. Fohl dengan penuh cinta berusaha menghalangi tangannya. Tapi tenaga yang dikeluarkan Atla begitu kuat sehingga dia sedang mencoba untuk melompat ke arahku, tetapi Fohl berhasil menangkap tangannya, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh dari tempat tidur.... dan kemudian tersandung oleh kakinya sendiri.

“....”
“Oh?”

Bahkan Atla sendiri kaget.

“Heugh....”.

Menggunakan Fohl untuk menopang dirinya, Atla kemudian.... berdiri.

“Wow .... Jadi, seperti ini rasanya berdiri,” katanya.
“A .... Atla! Atla berdiri!” teriak Fohl.

Hei, ini sudah seperti kejadian di seri gadis alps itu. Aku membayangkan Fohl di Pegunungan Alpen. Oh sial. Jika aku belum tahu nama Fohl, mungkin saja aku menamainya Alps di kepalaku. Sama seperti Sampah #2.
Perlahan Atla mulai berjalan dengan kaki gemetar, lalu tersenyum.

“Terima kasih, Tuan Naofumi. Onii-sama.”
“Aaargh... Teruslah membaik, Atla!”
“Iya, semoga saja aku terus membaik, Onii-sama.”

Aku tidak menyangka keadaannya yang begitu darurat bisa sembuh dalam waktu beberapa hari ini....

“.... Luar biasa. Obatmu itu luar biasa, Tuan Naofumi.”
“Aku sudah menyembuhkan penyakitmu sebelumnya, Raphtalia, jadi tidak sehebat itu.”
“Itu benar, tapi tetap saja....”

Tapi ya, seorang gadis muda di ambang kematian dan yang belum pernah berdiri dalam hidupnya sekarang sedang berjalan tepat di depan mata kami. Elixir of Yggdrasil benar-benar luar biasa. Pertama Wanita Tua, dan sekarang Atla.

“Lalu.... nanti apa yang akan kami lakukan, Tuan Naofumi?”
“Yah, aku berencana untuk membuat kakakmu bertarung. Fohl, dari kemarin kau ikut yang lain menaikkan level, kan?”
“Ya, itu pekerjaanku.”
“Oh begitu,” Atla menyolekku.
“Apa yang ingin kau lakukan, Atla?”

Dia bisa berjalan sekarang, tapi dia masih sangat tak berdaya.

“Aku juga ingin belajar cara bertarung.”
“Atla! Kau tidak perlu belajar itu!”

Fohl, alias Alps, mengutarakan protesnya. Kurasa masuk akal dia akan menentang adik kesayangannya yang ingin ikut bertarung nanti.

“Itu tidak benar.... Aku selalu memikirkan itu dari dulu. Bila aku sudah diberikan kesempatan untuk berjalan bebas, maka aku ingin menjadi pelindung bagi seseorang, bukan dilindungi terus oleh seseorang.”
“Ta... tapi...”

Alps kesulitan menentang tekad Atla. Hmm.... Jika aku terus memanggilnya Alps di kepalaku, mungkin saja aku akan memanggilnya begitu. Sebaiknya aku tetap memanggil dia Fohl.

“Jadi, tolong, Tuan Naofumi.... Ajari saya cara bertarung. Tolong ikut sertakan saya dalam kelompok budak yang sedang menaikkan level.”

Hmm.... Bayanganku mengatakan ini tidak akan menuju jalan yang sesuai, tapi itu mungkin bukan hal yang buruk. Bagaimanapun, Atla adalah seorang ras Hakuko, yang berarti dia seharusnya bisa mencapai level 120.

“Baiklah. Tapi sebelum itu, Fohl, maumu bagaimana?”
“Aku juga akan bertarung! Tugasku adalah melindungi Atla!”
“Aku suka keinginanmu itu. Dalam hal ini, aku punya saran. Menjadi budak seorang pahlawan memiliki banyak efek khusus....”

Aku memberi tahu Fohl dan Atla tentang semua efek bagi budak yang dikendalikan oleh pahlawan. Pada akhirnya, memulai kembali dari level 1 kemungkinan akan membuat mereka lebih kuat. Fohl sudah berada di level 34 sekarang, jadi mungkin rasanya seperti membuang-buang waktu. Tetapi mengingat semua keuntungan kecil itu, itu mungkin sepadan.

“Ara? Kalau begitu, mungkin Oneesan mulai dari awal lagi saja begitu?” Wanita pemabuk mengobrol sambil bersender dipinggir jendela.
“Kau sudah cukup kuat.”

Dan dari mana dia mendapatkan alkohol di tangannya itu?
Sadeena seharusnya sudah berlevel 98. Ngomong-ngomong, Raphtalia berada di level 87 sekarang. Sadeena sudah kuat dari awal, jadi tidak ada gunanya untuk memulainya dari awal. Tidak, aku tidak bisa mengatakan itu. Harus aku akui sebenarnya aku penasaran melihat seberapa kuat dia nanti dengan semua efek khusus budakku, mengingat betapa tangguhnya dia tanpa pengaruh efek itu. Tapi.... tentang Sadeena, yang lebih kuat dalam melecehkanku, dalam arti harfiah, fisik, membuatku takut.

“Aku juga ingin jadi lebih kuat! Tolonglah, Naofumi-chan!”

Dan juga.... Siapa yang tahu masalah apa yang akan kami hadapi jika kami mulai malas. Jika itu berarti menjadi lebih kuat, dia mungkin harus melakukannya.

“Jika kau terus meminta, boleh saja. Baiklah, kurasa aku akan mengatur ulang levelmu dalam beberapa hari mendatang.”
“Tolong ya!” jawabnya.
“Jadi begitu, Fohl. Jika kau benar-benar ingin menjadi lebih kuat, kau harus mengatur ulang levelmu juga. Apa keputusanmu?”
“Aku.... Aku...”
“Mungkin saja Atla bisa melewati Fohl karena bantuan itu....”

Aku memberinya sedikit dorongan. Mungkin butuh waktu bagi Sadeena untuk kembali ke levelnya saat ini, tetapi itu tidak berlaku untuk Fohl. Aku bisa membuatnya naik ke punggung Filo dan menyuruhnya berkeliaran membunuh monster dan dia akan kembali ke level dia sekarang dalam waktu singkat.

“Aku ingin menang dari Onii-sama.”
“Ugh....”

Fohl memandang Atla sambil mencoba mengambil keputusan. Akan sangat memalukan jika adiknya yang berharga memukulinya hingga babak belur. Dia mungkin tidak akan pernah pulih dari trauma itu.

“Baik. Aku akan mengatur ulang levelku juga.”
“Bagus. Nah, sekarang sudah malam. Kembali ke ruangan kalian dan istirahatlah. Atla, jika kau sudah bisa berjalan lancar maka kau bisa jalan bareng bersama Fohl.”
“Tunggu, sudah selesai lagi? Saya ingin berbicara lebih lama dengan Anda, Tuan Naofumi.”
“Ini sudah malam. Segeralah tidur untuk memasok energi buat besok.”

Aku tidak bisa mengesampingkan kemungkinan Atla hanya bisa berjalan seketika karena efek obatnya baru beraksi. Mungkin pilihan terbaiknya dengan tidak membiarkannya memaksakan diri.

“Atla, ayo kita jalan perlahan-lahan ke rumah.”

Fohl membuat ekspresi kebahagiaan murni di wajahnya ketika dia menyeringai dan menarik tangan Atla.

“Tapi Tuan Naofumi! Onii-sama! Lepaskan! Lepaskan tanganku! Aku ingin lebih mengenal Tuan Naofumi!”

Kakak Adik ini berada pada gelombang yang sangat berbeda. Aku harap ini tidak menjadi masalah.

“Mari-mari Naofumi-chan, menghabiskan waktu malam bersama Oneesan!”
“Kau pergi, bantu Raphtalia untuk menenangkan budak-budak lainnya agar cepat tidur!”
“Ayo Kak Sadeena. Masih ada anak-anak yang takut di waktu malam, kita perlu membuat mereka merasa nyaman.”
“Rafu!”

Raph-chan melompat ke atas bahu Raphtalia dan melambaikan tangan. Aku ingat sudah lama tidak bermain-main dengan Raph-chan belakangan ini, itu lah yang aku pikirkan saat kembali ke kamarku sendiri.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar