Rabu, 19 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 96. Hero Panah & Rekanku

Chapter 96. Hero Panah & Rekanku


Pada siang hari aku sampai di pulau utama dengan menaiki perahu.
... Semoga Raphtalia tidak marah lagi.
Aku berdoa sambil berjalan menuju penginapan, Aku melihat hal yang biasa, Filo sedang menungguku di depan pintu masuk.
Lagi?... selagi memikirkan itu, Aku melihat Itsuki sedang duduk disana dengan ekspresi muak.

“Hey, ayolah. Kenapa? Mengapa ya? Ayolah.”
“Tidak... Aku—“
“’Aku’ itu bukan jawabannya. Beritahu Aku. Hey, ayolah.”

Jadi, berbanding terbalik dengan ekspektasiku, bukannya Raphtalia, melainkan Filo yang malah meminta jawaban kepada Itsuki secara terus-menerus.
Ada apa ini? Aku tidak mengerti apapun yang terjadi saat ini.

“Ah, Naofumi-san!”

Ketika Itsuki melihatku, ia mendekatiku sambil menunjuk Filo yang terus menempel dengannya.

“Kumohon cepat ambil anak ini. Karena sejak Aku bersamanya, dia terus menerus memberiku pertanyaan.”
“Goshujin-sama memberitahuku untuk terus bersamamu sampai Goshujin-sama kembali, kan? Lupakan saja itu, beritahu Aku alasan yang sebenarnya, hei, ayolah. Kenapa kau tidak mau memberitahuku?”

Filo yang penasaran akan suatu hal, terus menerus menanyakan hal yang sama kepada Itsuki.
Untuk pertama kalinya Aku melihat Filo melakukan hal itu.

“Jadi, apa Raphtalia menyuruhmu untuk melakukan ini?”
“Tidak~ bukan karena dia. Firo hanya ingin mengetahuinya. Dan onee-chan marah lagi.”
“... Jadi itu semua terjadi kembali.”

Aku sudah mengira hal ini akan terjadi setelah bertemu dengan rekan Itsuki.
Si Zirah dan yang lainnya memang rekan Itsuki. Setiap kali mereka bertindak mereka akan mengikuti kode etik keadilan.

“Dia ini lebih baik daripada gadis yang berhenti ditengah jalan, tapi dia terus menanyakan hal yang sama.”
“Ayolah, beritahu Aku. Heeeei.”
“Burung ini! Berani sekali dia menyusahkan Itsuki-sama.”
“Hm~? kau mau bermain dengan Firo?”
“Jangan kau lakukan. Dia itu bukan orang yang mudah dikalahkan, dan juga dia itu rekan hero. Jadi kalian jangan saling bermusuhan.”

Itsuki memperingati Si Zirah yang mau melakukan serangan.
Ya, sejujurnya, sudah terlihat jelas akhir dari permainan itu, pada akhirnya Filo yang akan mempermainkan Si Zirah.
Jika hal terburuk terjadi, kita akan melihat kembang api kotor yang diluncurkan. Aku rasa Itsuki juga menyadari apa yang akan terjadi kepada Zirah jika ia ditendang oleh Filo.

“Kuperingatkan kau sekarang. Apa yang kau lakukan kepada Raphtalia?”

Dia sudah marah, walau Aku sudah memberitahukannya untuk menutup matanya pada jiwa keadilan Itsuki.
Padahal, Raphtalia tidak perlu menentang hal seperti itu.
Aku tidak bilang ini kesalahan Raphtalia, mungkin saja karena kesabarannya sudah mulai habis.
Walaupun begitu, apapun yang telah dilakukan oleh Raphtalia masih belum pasti kejadiannya, Aku tidak akan menyaring perbuatan yang telah dilakukan oleh party-nya.
Karena Si Zirah dan rekannya telah berhasil memboikotku dengan baik.

“Dan, pastikan kau mengatur anggotamu dengan baik. Karena satu-satunya orang yang bertarung dengan baik hanya Rishia saja.”
“It-Ituu salah! Kita hanya tidak bisa bertarung dengan baik bersama Hero Perisai-san.”
“Apapun yang kau katakan, maknanya masih sama.”
“Hal yang sama juga berlaku untukmu! Rekanmu itu sebenarnya apa?!”

.... Ya ampun, sepertinya kita saling tidak menguntungkan dan juga saling menyalahkan.
Jujur saja, Aku sudah muak berurusan dengan Si Zirah.

“Sebaiknya, kita jangan memutuskan siapa yang salah. Karena kita saling menyalahkan rekan kita satu sama lain.”
“... Baiklah. Sudahlah, tapi Aku meminta bantuanmu..... tanpamu, sepertinya tidak mungkin untuk menghentikan Filo-san.”

Hal ini jarang terjadi, karena dia itu si Itsuki yang memiliki jiwa keadilan yang sangat tinggi.
Apakah pertanyaan Filo sangat sulit untuk dijawab?

“Kita akan bahas ini lagi nanti malam.”
“Baiklah. Karena rekanmu sangat menyulitkanku juga.”

Sepertinya situasi terlalu panas apabila ingin melaksanakan pertukaran informasi.
Aku hanya berharap kalau Aku tidak akan disalahkan oleh hero lain karena telah menciptakan situasi seperti ini.

“Heeei, ia masih belum memberitahuku.”
“Menyerahlah, Filo. Sebanyak apapun kau bertanya padanya, ia tidak akan menjawabnya.”
“Muu—...”

Sungguh.... sepertinya Filo sangat ingin mengetahui jawabannya....
Aku cukup khawatir apa yang sebenarnya terjadi.

“Jadi? Dimanakah Raphtalia?”
“Disebelah sana.”

Filo menunjukkan tempat yang sama seperti kemarin.
Haah.... ya ampun. Apa ini salahku yang menyebabkan semua hero membuat masalah?

Sama sepeti sebelumnya, karena Raphtalia sedang menungguku, ekornya ikut tegang juga.

“Aku pulang.”
“Naofumi-sama!”

Seketika suaraku terdengar oleh Raphtalia, dan dia mulai lari kearahku.

“... Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Sebenarnya—“

Aku sangat tidak ingin mendengarnya, tapi Raphtalia mulai berbicara mengenai Pertukaran Anggota Party bersama Itsuki.
Dengan perasaan tidak enak, Raphtalia menunggu Itsuki tiba.

“Hari ini siapa yang akan datang?”
“Yang akan datang hari ini adalah Hero Busur, namanya Itsuki-sama.”
“Heeeh-... Orang yang berambut aneh akan datang ya.”
“Benar sekali.”

Menurut pertimbanganku, dia memutuskan untuk tidak marah kepada Itsuki dan menahan keluhnya.
Itsuki datang lebih lama dari Ren, tapi lebih awal dari Motoyasu.
Terdengar suara ketukan pintu.

“Silakan.”
“Permisi.”

Setelah mengetuk pintunya dengan lembut, Itsuki masuk ke dalam.

“Aku Hero Busur, Kawasumi Itsuki. Mohon kerja samanya untuk 2 hari kedepan.”
“Iya, dan namaku Raphtalia. Mohon kerja samanya, Hero Busur-sama.”
“Firo.”

Perkenalan mereka berakhir dengan cepat.
Ketika itu, berbeda jauh dari hero lain, dia merasakan kesan yang baik dari kesopanannya.
Itu berarti menurutnya Aku itu jahat.
... Apa Aku memang jahat? Lagian Aku itu jarang berlaku sopan, karena Aku sering dimanfaatkan bila melakukannya.

“Haruskah kita berangkat sekarang?”
“Iya, semua persiapan kita sudah selesai.”
“Ya! Ayo!”

Kemudian, Raphtalia dan Itsuki berangkat.
Sepertinya sebelum mereka sampai di tempat berburu, Itsuki dan Raphtalia sudah mengadakan diskusi yang membahas cara bertarung mereka.
Ya, karena membahas waktu perjalanannya sangat membosankan.
Raphtalia dan Filo menjelaskan bentuk serangan pamungkasnya, dan level mereka. Dan juga menjelaskan tipe monster yang telah mereka lawan di pulau itu.
Itsuki ingin mengumpulkan semua monster di satu titik. Kemudian ia akan menembaknya dengan skill spesial untuk membunuh mereka.
Itulah yang terjadi. Sepertinya Raphtalia menemukan hero selain Aku yang patut untuk dihargai, yaitu Itsuki.
Ada juga cerita tentang jiwa keadilannya yang kuat, tapi itu hal yang biasa bagi hero.
Setelah mengatakan itu, dia langsung menyadari bahwa yang telah dikatakannya harus ditarik kembali.

“Baiklah, Raphtalia-san, karena kalian sangat hebat, seharusnya kita bisa melanjutkan ini lebih jauh.”
“Iya!”

Dengan begitu, mereka langsung melesat menuju ke tengah pulau.

“Aku menemukan seekor monster. Aku akan menarik busurku jadi kalian bersiaplah.”
“Eh?”

Itsuki menarik busurnya dan melepaskan anak panahnya pada monster yang keberadaannya cukup jauh.
Anak panahnya mengenai monster itu tepat pada sasarnya, dan monster itu mulai mendekati meraka, tapi...

“Apa?”

Seorang petualang yang mencoba melawan monster itu kebingungan karena monster yang sedang dilawannya tiba-tiba menghilang begitu saja.

“Anuu....”
“Apa masalahmu? Bukannya kita yang menyerangnya pertama kali?”

Yang dikatakan oleh Itsuki memang benar, dan Raphtalia berserta si petualang itu berpikiran hal yang sama.
Peraturannya tidak dilanggar, tapi masih bisa dibilang melanggar.
Dalam game online kejadian ini disebut ‘Mobbing’. Terserah kau bila mau menerimanya atau tidak dan itu tergantung pada game apa yang kau mainkan. Jadi Aku tidak bisa menyatakan ia bersalah.... Kalau tidak salah, Itsuki sangat terkesan karena dunia ini mirip dengan game console?
Atau mungkin ia masih belum bisa membedakan dunia asli dengan dunia game? Ya, itu bukan suatu hal yang patut dikhawatirkan juga.

“Bukan apa-apa...”

Ini tidak melanggar peraturan. Tapi, ketika mereka memikirkan itu, seekor monster mendekati mereka dan Raphtalia menyerangnya dengan pedangnya.
Karena itu monster yang lemah, jadi dia mengalahkannya hanya dengan sekali tebas.
Filo juga membantai monster yang terpancing oleh serangan anak panah Itsuki dengan sekali serang.
Padahal, Raphtalia merasa serangan Itsuki sangat tidak bertenaga.
Ketika ia memancingnya serangannya lebih baik....
Ngomong-ngomong, Aku tidak mengetahuinya, kalau quiver-nya Itsuki mengeluarkan jumlah anak panah yang tiada hentinya, anak panahnya muncul begitu saja ketika ia menarik busurnya.
Selagi berpikir dengan keras, mereka terus melaju.
Kemanapun mereka pergi, Itsuki akan selalu melakukan serangan kepada monster yang akan menjadi incaran para petualang.
<TLN : Quiver itu tempat untuk menyimpan anak panah>

“Anu, Itsuki-sama.... bisakah kau tidak melakukan serangan pada monster yang menjadi incaran para petualang?”
“Apa yang kau maksud? Peraturannya menyatakan kalau kita bisa membunuh monster yang pertama kali kita serang. Lagipula, penguasa pulau ini mengatakan monster yang berada disini sudah terlalu banyak dan itu merepotkannya, jadi kita melawan monster yang kita lewati.”
“Tapi...”
“Monster itu menuju kemari. Tolong bertarunglah dengan baik.”

Raphtalia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam pemikirannya.
Kemudian, ketika Raphtalia memikirkan itu.
Dia  merasa serangan yang dilakukan oleh Itsuki sangat lemah.
Raphtalia sudah mengetahui levelnya Itsuki. Karena level 75 itu sangat tinggi bagi Raphtalia jadi dia memutuskan untuk mempercayainya.
Dibandingkan dengan Motoyasu dan Ren, serangannya lebih lemah.

Semakin lama mereka mendekati pusat pulau, semakin cepat kepercayaannya berubah menjadi keraguan.
Mereka sedang di serang oleh segerombolan monster tupai hitam.
Mereka sangat sulit untuk dihadapi karena serangan mereka yang cepat dan jumlahnya yang banyak.. Baik Raphtalia ataupun Filo bertarung dengan keras, tapi karena kebiasaan monster ini yang selalu memanggil bala bantuan, mereka cukup kewalahan.
Bila ada yang dikalahkan, maka salah satu dari mereka akan menggantikannya.
Ditambah lagi, bala bantuan yang mereka panggil bukan hanya ras mereka saja melainkan Magenta Frog yang berlevel tinggi juga mereka panggil.

“Itsuki-sama! Cepat... gunakan serangan milikmu.”
“Mengerti! Tunggu dulu sebentar! Arrow Shower!”

Itsuki mengarahkan busurnya keatas dan melepaskan anak panahnya.
Anak panah itu meluncur ke atas dan mulai menggandakan dirinya, lalu menghujani mereka.... Tapi itu kurang kuat untuk mengalahkan Karma Squirrel Familiar.

“Tei!”

Mau bagaimana lagi itu karena serangannya yang lemah.
Sambil mengikuti strategi Itsuki, Raphtalia terus berusaha untuk tetap bertarung.

“Sebagai sumber kekuatan Firo memerintahmu. Firo membacamu untuk menguraikan hukum alam. Hempaskan mereka dengan angin topan yang kuat!”
“Zweit Tornado!”

Tepat pada waktunya, Filo menghempaskan segerombolan monster itu ke atas.
Lagipula, jumlah musuh yang banyak membuat mereka tidak diuntungkan. Raphtalia mengira jika Aku berada disana maka Aku akan mengurung mereka dengan Shield Prison, lalu dia akan menyerangnya dengan mantra sihirnya.
Lalu saat Raphtalia sedang menjadi incaran monster kuat—

“Falcon Strike!”

Ketika itu, Itsuki menembakkan anak panah yang membuat burung itu terbakar, dan monster yang ingin menyerang Raphtalia telah hangus menjadi abu.
Kemudian.

“Fire Arrow Squall!”

Panah api menghujani area sekitar, dan semua monster hangus terbakar.

“Apa kau baik-baik saja?”
“I-iya...”

Raphtalia melihat monster yang terbakar itu, kemudian dia melihat Itsuki dengan perasaan curiga.
Seketika, Raphtalia merasa malu karena dia telah mengira Itsuki itu keren.
Kenapa ya? Menurutku, seharunya ia memang sudah terlihat keren dengan melakukan itu.

“Aku terselamatkan.”
“Syukurlah.”
“...Hei.”

Filo mematuk pundak Itsuki dengan paruhnya.
Lalu Itsuki menengok ke belakang.
Kemudian Filo bertanya kepada Itsuki dengan rasa penuh kecurigaan.

“Hei, kenapa kau menahan serangan tadi?”




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar