Volume 11
Chapter 6 - Hasil Dari Berlatih
Setelah itu, kami segera menuju Jam Pasir Naga dan bertukar salam dengan para prajurit di pintu masuk. Mereka pasti sudah menerima perintah ratu, karena persiapan untuk upacara sudah selesai.
“Oke, kau duluan, Sadeena.”
“Baik! Aku tidak akan mengecewakanmu!”
Hmm? Ada orang yang membantu upacara seperti melakukan kenaikan kelas, tapi kali ini mereka membawa tandu. Rasanya aneh, jadi aku bertanya kepada seorang prajurit di dekatnya tentang hal itu.
“Antisipasi efek samping level reset. Biasanya perlu melakukan rehabilitasi selama berhari-hari.”
Aku kira itu masuk akal. Aku merasa lamban ketika statistikku tiba-tiba turun. Tetapi levelku belum berubah. Aku hanya bisa membayangkan betapa terbatasnya tubuhku jika tiba-tiba kembali ke level 1.
“Biasa setiap individu memiliki efeknya masing-masing.”
Para prajurit memulai upacara. Jam Pasir Naga mulai bersinar, kekuatan sihir membanjiri lingkaran sihir di lantai. Itu tampak seperti melakukan kenaikan kelas.
“Dalam waktu ini, ada makhluk yang ingin mendapatkan kekuatan lain dengan melepaskan kekuatannya saat ini. Dunia yang agung! Berilah dia ini kesempatan untuk menempuh jalan itu!”
Sadeena berdiri di tengah lingkaran sihir dan melambai padaku.
“Lihat aku, Naofumi-chan! Inilah saat kelahiranku kembali!”
Dia tampak agak terlalu santai. Beberapa saat kemudian, sesuatu keluar dari Sadeena dan kemudian menyebar ke segala arah.
“Upacaranya sudah selesai. Bagaimana kondisi badanmu?”
“Tubuhku terasa cukup berat, tapi aku masih bisa bergerak.”
Sadeena berjalan dengan susah payah ke tempat aku berdiri. Aku kira dia itu cukup tangguh.
“Kau selanjutnya, Fohl.”
“Ayo cepat, Onii-sama! Segera penuhi titah dari Tuan Naofumi!”
“At... Atla! Baik!”
Aku mulai merasa sedikit kasihan pada Fohl. Dan setelah dia menyelesaikan upacara reset level, dia sepertinya tidak kesulitan berjalan seperti Sadeena.
“Kalian baru saja mereset ulang level, tetapi tampaknya kalian bisa bergerak dengan baik. Kalian tidak perlu dibantu tandu, kan?”
“Jika aku terkapar dan tak berdaya, kira-kira Naofumi-chan mau menggendongku tidak ya?”
“Aku tidak selemah itu!” teriak Fohl.
“Kalian itu, sebenarnya makhluk apa,” kataku.
Aku berpikir untuk memberi Fohl pukulan cepat untuk melihat apakah dia benar baik-baik saja.... tapi Atla bergerak lebih dulu.
“Aduh!”
Ya, dia jelas lebih lemah.
“Ha ha ha! Itu geli!”
Aku mencobanya pada Sadeena juga, tetapi dia bereaksi sama seperti biasanya. Dia sepertinya baik-baik saja. Mungkin dampaknya akan diminimalkan jika orang itu dalam kondisi fisik yang baik. Keduanya sehat secara fisik. Berolahraga dan melatih tubuh jelas tampaknya masuk dalam kategori yang berbeda dari naik level. Kurasa itu yang membuat mereka merasa baik-baik saja, tidak seperti buff statistik. Keduanya disiplin dalam hal semacam itu. Raphtalia memastikan untuk menjaga fisiknya juga. Statistik seseorang akan berkurang karena reset level, tetapi hasil latihan fisik mereka akan tetap ada. Selain itu .... efek khusus dari perisaiku mungkin sedikit membantu.
Jadi dengan kata lain, orang-orang yang membutuhkan tandu mungkin adalah orang-orang yang kebanyakan menggunakan sihir, atau orang-orang yang telah dibantu naik level oleh seseorang yang lebih kuat. Misalnya, anak manja dari keluarga bangsawan dapat membayar seorang petualang untuk menaikkan levelnya. Hal semacam itu efektif hingga titik tertentu. Ini pada dasarnya adalah apa yang aku lakukan dengan para budak di desa, jadi itu tidak selalu hal yang buruk. Masalahnya adalah begitu seseorang mencapai level tinggi, satu-satunya cara untuk lebih meningkatkan kekuatannya adalah dengan mendapatkan melatih tubuhnya atau berlatih dengan seseorang seperti Wanita Tua.
Pahlawan tidak memiliki batas level, tampaknya, tetapi aku mungkin seharusnya melakukan semacam pelatihan. Hal-hal seperti level dan statistik adalah norma di dunia ini, jadi tidak terpikirkan untuk melatih dan mengasah skill sihir setiap hari demi meningkatkan semacam batasan itu. Itu berarti orang-orang seperti Fohl dan Sadeena, yang telah berlatih keras sejak mereka masih kecil, mungkin bisa menjadi jauh lebih kuat. Aku tidak tahu bagaimana cara kerjanya dan aku tidak berencana diam lama di dunia ini selamanya, jadi aku hanya melakukan pelatihanku sampai gelombang dikalahkan dan tidak khawatir tentang hal itu. Lagipula, level dan statistikku tidak akan berarti apa-apa ketika aku kembali ke duniaku sendiri.
Hal yang sama berlaku untuk perisai ini. Perisai bodoh ini yang tidak bisa kulepas apa pun yang terjadi. Mengubahnya menjadi Book Shield adalah langkah terbaik yang bisa aku lakukan untuk menyembunyikannya. Jika benda bodoh ini mengikutiku kembali ke duniaku sendiri, tidak mungkin itu bisa dianggap apa pun selain kutukan. Seorang pria dewasa yang berjalan-jalan membawa buku aneh sepanjang waktu akan menjadi bahan tertawaan.
Lebih baik tidak memikirkan hal itu. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan sesuatu yang mungkin tidak terjadi. Bahkan jika perisai itu benar-benar mengikutiku kembali, itu hanya sesuatu yang aku harus tangani ketika saatnya tiba.
“Baiklah, ayo cepat kembali ke desa dan bersiap-siap untuk pergi.”
Kami menggunakan skill portalku untuk kembali ke desa.
“Sadeena, Fohl, dan Atla, aku ingin kalian bertiga pergi dan naikkan level kalian. Kami berdua akan langsung pergi. Seseorang panggilkan Filo kesini.”
“Baiklah! Aku tidak akan mengecewakanmu, Naofumi-chan!”
Sadeena pergi sendiri ke laut, aku tidak tahu mengapa dia memilih jalan kesana. Serius? Apa dia bisa leveling sendirian disana?
“Aku tahu! Ayo, Atla. Kita pergi. Kau cukup menonton saja.”
“Tidak! Tuan Naofumi! Saya ingin pergi bersamamu!”
“Maaf, kau harus tetap disini dan menaikkan levelmu. Kau harus bisa melindungi dirimu sendiri setidaknya.”
Kami akan mencoba memancing Motoyasu. Jika ada yang salah dan dia harus bertarung, Atla mungkin saja terluka goresan sekali atau dua kali. Aku tidak bisa membawanya bersama kami.
“Jika saya bisa menaikkan level lebih dari kakakku, maka saya bisa memiliki Tuan Naofumi untuk diriku sendiri. Saya akan melakukan yang terbaik!”
“Tadi kau bilang apa?” aku bertanya.
“Benar! Sudah hentikan candaannya!” bentak Raphtalia.
Tuh kan? Tapi ya.... Raphtalia bermaksud mengatakan itu padaku biasanya. Tapi Atla benar-benar tangguh secara mental. Ke mana peran gadis muda yang sakit-sakitan itu pergi? Selam itu, aku memanggil Fohl, Atla, dan budak-budak lainnya lalu menaikkan mereka ke atas kereta Bawahan Filo #1 dan mengirim mereka pergi, tepat saat itu Filo berlari kesini.
“Tuan! Kau memanggil?”
“Ya. Ada tempat yang perlu kita datangi. Filo, sudah siap untuk pergi?”
“Ya!”
Aku akan mengajak.... Raphtalia dan Filo seharusnya cukup, kurasa. Rishia ditemani Eclair sibuk berlatih dengan Wanita Tua. Tidak ada salahnya jika dia menguasai Teknik Hengen Musou juga. Selain itu, Rishia membuat Motoyasu tidak nyaman. Membawanya mungkin hanya akan membuat segalanya lebih rumit, jadi aku akan meninggalkannya. Sedangkan Raph-chan akan aku tinggal juga, karena dia cukup disukai oleh budak desa dan mendapat perawatan dari mereka.
“Oke, cukup Raphtalia dan Filo saja yang menemaiku pergi, karena kita bukan pergi untuk berdagang, sebaiknya cukup menaiki punggung Filo saja.”
“Keretaaaa!” bentak Filo.
“Oke, ya. Baik.”
“Filo akhirnya bisa menarik kereta milik Filo! Kereta Filo!”
Karena kami lebih sering menggunakan portal untuk pergi akhir-akhir ini, sebagian besar kereta yang kami tumpangi adalah sewaan. Filo tidak memiliki banyak kesempatan untuk menarik keretanya sendiri akhir-akhir ini. Saat berjualan adalah satu-satunya waktu dia menggunakannya. Naik kereta tidak masalah. Karena tidak ada bedanya
“Pas pulang nanti.... mungkin kita bisa berjualan.”
Baiklah, sebaiknya kami segera menemui rekannya Motoyasu. Raphtalia dan aku menaiki kereta Filo dan pergi menuju ke tempat rekan Motoyasu berada.
0 komentar:
Posting Komentar