Minggu, 09 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 1 - Elixir Yggdrasil

Volume 11
Chapter 1 - Elixir Yggdrasil


“Ini adalah budak berikutnya.”

Aku melihat ke dalam kandang yang dibawa pedagang budak. Itu adalah budak demi-human yang tampak sehat dan dirawat dengan baik. Dai masih kecil.... dan seorang wanita. Dia melambai padaku dengan senyum palsu di wajahnya.

“Uhh.... ganti.”
“Eh?!”

Seperti yang aku harapkan, dia mulai mengeluh. Responsnya sedikit lebih kekanak-kanakan dari budak tadi, tapi dia masih jauh lebih gembira daripada seharusnya. Budak yang kukenal semuanya dimulai dengan mata tak bernyawa. Mereka menyerah dalam segala hal. Bahkan Keel yang tak kenal takut telah ketakutan sampai dia melihat Raphtalia. Bocah ini tampak seperti petualang yang bermimpi tinggi. Tidak mungkin dia benar-benar budak.

Aku minta para pedagang budak menunjukkan kepadaku budak lain. Sekali lagi, budak itu mengeluh ketika aku menolak mereka. Aku mulai mengerti apa yang sedang terjadi. Aku memicingkan mataku dan memelototi pedagang budak, yang keduanya mulai menyeka keringat karena gugup dari alis mereka.

“Apa ini?”
“Sangat disayangkan sekali tidak ada dagangan kami yang menarik perhatianmu, Tuan Pahlawan Perisai. Ya.”
“Ya.... Tidak ada pilihan lain. Aku tidak ingin melakukan ini.”

Aku memberi isyarat kepada budak yang telah kami bawa. Ketika dia semakin dekat, perlahan-lahan aku mengulurkan tangan dan meraih kerahnya, kemudian mulai menanyainya menggunakan nada mengancamku yang terbaik.

“Jawab! Siapa orang dibalik layarnya? Ini perintah dari Pahlawan Perisai. Jika tidak kau jawab, maka kerajaan asalmu akan hancur.”
“Hkyaa... A-a-aku dipaksa oleh ayahku! Dia bilang aku harus menjadi pengantin Tuan Pahlawan Perisai! Banyak orang bilang Tuan Pahlawan hanya bergaul dengan budak, jadi ayah membayar seseorang untuk mengatur ini.”

Budak itu menjelaskan sambil meringkuk ketakutan ketika aku memelototinya. Dia hanya seorang anak kecil. Ini bukan salahnya.

“Apa kau tidak keberatan?”
“Hah?”
“Aku tahu kau terpaksa karena urusan keluarga. Kau itu diserahkan pada orang yang tidak kau sukai.”

Menilai dari penampilan budak itu, dia mungkin sedikit lebih muda daripada Raphtalia waktu itu. Seseorang yang menggunakan anak kecil seperti ini untuk meningkatkan status mereka sendiri membuatku jijik.

“Sudah kau kembali saja, bilang saja rencananya sudah terbongkar. Jika mereka kurang percaya, beri tahu saja mereka Tuan Pahlawan Perisai hanya membantu demi-human yang benar-benar perlu bantuan.”

Sudah jelas bahwa budak semacam ini dikirim berkelompok.

“Karena itu, aku tidak membelimu.”

Siltvelt, kerajaan demi-human, jelas berusaha untuk mengatur hubungan dekat denganku. Mereka menyamarkan anak-anak dari keluarga kaya dan bangsawan sebagai budak dan mengirim mereka ke sini agar aku beli.

“Aku cukup yakin kerajaan itu menganggap perkataan Pahlawan Perisai adalah perintah, kan? Bisa saja aku menuliskan surat resmi kepada mereka, aku yakin kalian bisa menghentikan ini dengan dalih budak dikirim hanya mempersulit keadaan.”
“Dimengerti. Ya. Aku yakin pihak sana akan berhenti melakukan ini jika itu yang diinginkan Tuan Pahlawan Perisai. Ya.”
“Lagi-lagi Tuan Pahlawan Perisai! Pandanganmu yang bisa langsung membongkar habis penyamaran mereka! Benar-benar membuatku berdebar-debar!”
“Tidak mungkin ada orang yang tidak menyadarinya!”

Seolah-olah mereka berakting! Mereka setidaknya bisa mencoba membuat budak kiriman mereka sedikit lebih lusuh. Atau mereka bisa mengirim budak yang dibeli dari kerajaan supremasi manusia atau semacamnya.

“Kasihan sekali mereka....” Lihat, Raphtalia sampai kehilangan kesabarannya. “Bagaimana mungkin mereka bisa menggoda Tuan Naofumi hanya dengan itu saja. Jika terjadi, aku tidak dalam keadaan sulit ini.”

Hah? Dia itu bilang apa tadi?

“Di situlah peranku! Jangan khawatir, Naofumi-chan, aku akan menyembuhkanmu dari ketidakpercayaanmu pada wanita!”
“Rafu!”

Kegembiraan Sadeena mempengaruhi Raph-chan, menyebabkan dia bergabung dalam keributan. Wanita yang sangat berisik. Keputusan terbaik adalah mengabaikannya.

“Ara? Aku menganggap reaksimu sebagai persetujuan! Oneesan tidak akan mengecewakanmu, Naofumi-chan!”

Hah?! Dia hanya menafsirkan ketidakpedulianku sebagai persetujuan baginya! Tepat ketika aku berpikir wanita ini tidak bisa lebih menjengkelkan!

“Nih OPPAI Oneesan!”

Sadeena memelukku dari belakang dan menekankan payudaranya padaku.

“Menyingkirlah!”
“Tuan Naofumi! Tenang! Kak Sadeena! Tahan dirimu!”
“Araa....”

Sadeena menyerah, mundur ketika aku memprotes. Tapi dia wajahnya yang menyeringai benar-benar membuatku jengkel.

“Fueeh....”
“Apa Firo boleh mencoba gosok-gosok yang dilakukan Sadeena-oneechan pada Tuan juga?”
“Tidak boleh!”

Filo tampaknya berpikir itu semua adalah semacam permainan dan mulai bersiap-siap untuk menangkapku dari belakang dalam bentuk ratu Filolial. Sial! Jika mengabaikan mereka tidak berhasil, apa yang harus kulakukan?!

“Aduh.... Apa ada budak lain? Aku akan marah jika jauh-jauh kesini tidak membuahkan hasil.”
“Ya, masih ada yang lain! Justru, merekalah dagangan utama kami.”
“Tadi kau mencari kesempatan menipuku, bukan?”

Serius. Aku benar-benar berharap aku tidak harus berurusan dengan orang-orang jahat ini.

“Budak macam apa yang kamu cari, Tuan Pahlawan Perisai?”
“Saat ini aku butuh budak terampil membuat barang. Selain itu, budak mana pun yang bisa bertarung akan kubeli.”

Aku memang sudah punya budak yang semacam itu, tetapi aku masih perlu lebih banyak lagi. Targetku adalah budak yang secara alami memiliki kemampuan yang setara dengan Imiya, karena nanti aku akan mengajari mereka cara membuat aksesori.

“Aku mengerti. Lewat sini.”
“Jangan sampai ada budak palsu lagi.”
“Tentu saja tidak.”

Pedagang budak membawa kami ke bagian lain dan.... Ya, aku pernah melihat ini sebelumnya.

“Itu ras lumo, kan?”

Aku berjalan menuju kurungan yang dipenuhi therianthrope lumo. Imiya bukan berasal dari Lurolona, tetapi jika salah satu dari lumo ini sudah mengenalnya maka mungkin akan membuatnya lebih mudah. Seperti Raphtalia yang membuatku mudah bekerja sama dengan Keel. Aku pikir tidak ada salahnya untuk bertanya.

“Apa ada di antara kalian yang kenal gadis bernama Imiya?”
“Itu nama yang umum. Imiya mana yang kau maksud?”

Sebuah lumo yang sedikit lebih tinggi daripada Imiya menjawab. Dia adalah .... laki-laki, kupikir.

Hmm.... Jadi Imiya adalah nama umum. Ini tidak berguna jika aku tidak bisa menyebutkan nama lengkapnya. Apa ya? Aku ingat panjangnya tidak minta ampun. Leu.... Tidak, aku tidak bisa mengingatnya. Aku menyerah. Tampaknya itu ide yang bagus.

Oh iya! Rishia adalah paling pintar disini, mungkin dia ingat.

“Hei, Rishia. Apa kau ingat nama panjang Imiya?”
“Fueeh....”

Itu berarti dia tidak mengingatnya.

“Ya sudah. Nanti kita ajak Imiya kemari.”

Tepat ketika aku menyerah, Raphtalia berbicara.

“Tuan Naofumi, nama lengkapnya adalah Imiya Leuthurn Reethela Teleti Kuwariz-chan.”

Raphtalia mengucapkan nama lengkap Imiya seolah itu bukan apa-apa. Seberapa kuat ingatannya, sih? Raphtalia sebenarnya cukup mengesankan. Atau mungkin dia hanya pandai mengingat nama.

“Bukannya Tuan Naofumi juga pernah ingat menyebutkan nama hidangan yang panjang.”
“Oh ya, benar. Faux filets de sardines au basilic.”

Dengan kata lain sarden dengan daun kemangi. Ada ikan yang mirip dengan sarden di dunia ini, tetapi mereka tidak sama persis. Mereka juga tidak punya kemangi di sini, jadi aku hanya puas dengan bumbu yang ada. Belum lama ini aku memasak hidangan bagi para budak untuk merayakan kembalinya mereka, karena kami akhirnya mendapatkan infrastruktur dasar desa. Ngomong-ngomong, itu adalah hidangan Prancis.

“Nama Imiya-chan tidak jauh lebih rumit dari itu.”
“Kau pikir begitu?”

Nama hidangan itu tidak sulit untuk diingat karena setiap kata memiliki arti. Nama Imiya baru saja terdengar seperti semacam kode asing bagiku.

“Maksudmu Imiya yang itu!”

Pria lumo itu berbicara lagi.

“Kau kenal dia?”
“Dia keponakanku. Tentu saja aku kenal dia!”

Oh kurasa kami telah menemukan salah satu anggota keluarga Imiya. Ini adalah hari keberuntungan kami.

“Apa ada teman satu desamu yang lain?”
“Ya, ada dari desa yang sama denganku.”
“Kalau begitu, tidak masalah kuborong saja sekalian. Aku akan menyatukan kembali kalian semua dengan Imiya.”

Aku memberi tahu pedagang budak bahwa aku akan membeli pria lumo ini dan sesama penduduk desanya.

“Dimengerti. Ya.”
“Um.... Boleh tidak saya tahu siapakah Anda sebenarnya, Tuan?” Pria lumo bertanya kepadaku.
“Apa? Bukankah sudah jelas? Aku seorang pemberdaya budak.”

Aku merasa budak lain akan datang berbondong-bondong jika aku mengatakan kebenaran dengan lantang saat kami berada di tempat ini. Ini akan menyelamatkanku dari banyak masalah jika aku hanya mengatakan seperti itu.

“Lagi-lagi kamu berbohong....” Sela Raphtalia.
“Imiya....um dia baik-baik saja?”
“Dia baik-baik saja. Dia berusaha keras membantu di desa kami,” Raphtalia meyakinkannya.

Imiya itu patuh sekali. Itu pasti. Mungkin agak terlalu penakut.

“Untunglah. Aku berharap untuk melihatnya lagi.”

Aku tidak menyangka nama panjang yang tidak masuk akal akan berguna sekarang, tetapi itu pasti membantu kami.

“Ara-ara! Aku punya perasaan segalanya akan menjadi lebih menarik di desa!” Mulut Sadeena bergerak lagi.
“Mungkin saja. Ngomong-ngomong, aku penasaran.... Apa hubunganmu dengan Raphtalia?
“Aku hanya pendatang yang datang dari tempat yang sama dengan orang tua Raphtalia-chan. Mereka merawatku dengan baik.”
“Oh ya?”

Aku kira mereka semua telah tinggal di Lurolona selama beberapa generasi. Tapi aku rasa itu masuk akal. Wilayah yang aku kelola sekarang adalah wilayah yang ayah Eclair kembangkan, dan itu telah ditunjuk sebagai daerah ramah untuk demi-human. Tapi begitu dia meninggal, tidak ada orang di sekitarnya dengan pengaruh politik lagi dan wilayah itu hancur berantakan.

“Yah, kupikir sudah cukup hari ini.”

Dompet koinku terasa ringan sejak aku melunasi hutang Sadeena. Aku mungkin tidak mampu membeli lebih banyak budak sekarang ini.

“Kurasa sudah saatnya kita kembali,” kataku.
“Tunggu sebentar. Ya.” Pedagang budak Zeltoble angkat bicara.
“Apa? Masih ada budak yang kau tawarkan?”
“Kami memiliki sepasang budak yang kami mungkin menarik bagimu, Tuan Pahlawan.”
“Jika budaknya dikirim dari negara itu, tak akan aku lirik.”
“Oh tidak, tidak. Keduanya.... hidangan utama hari ini, kurasa?”
“Aku hampir kehabisan uang.”
“Sepasang budak ini layaknya obat baru. Kami yakin dirimu pasti bisa memanfaatkan mereka dengan baik. Tentu saja kami menawarkan mereka dengan harga murah.”

Obat baru, ya?
<PRN: Tadinya mau ditulis ‘obat dan juga racun’, tapi terlalu mudah ditebak secara bahasa, jadi aku rubah jadi obat baru, karena obat baru berarti belum dicoba sama sekali, bisa saja menyembuhkan tapi juga bisa mematikan karena belum ada yang coba.>
Kedengarannya bagus, tetapi nanti aku akan berurusan dengan racun jika asal-asalan menggunakan mereka, tapi sebaliknya aku akan mendapatkan obat jika menggunakan mereka dengan baik. Tetap saja, tidak ada salahnya untuk melihatnya.

“Boleh saja.”

Aku mengikuti pedagang budak keluar dari ruangan.

“Lewat sini.”

Kami tampaknya berada di semacam tempat karantina untuk budak yang sakit. Tampak tempat ini tidak steril. Aku tidak akan mulai melakukan kebaikan bagi mereka para budak, tetapi ini buruk bagi kesehatan mentalku. Aku berjalan mendekati kurungan, mengeluarkan sebotol obat, dan memberi isyarat kepada budak di dalam.

“Ugh....”
“Terimalah. Ini obat. Minumlah.”
“Te.... Terima kasih.”

Aku tidak bisa menahan diri. Itu untuk kesehatan mentalku sendiri. Ada budak yang menderita didepan mataku, jadi aku memberinya obat. Aku menghasilkan sebagian besar uang dari menjual obat-obatan di dunia ini, jadi aku yakin obatku akan membuat perbedaan.

“Aku yakin kau sudah tahu ini, tapi—”
““Jangan khawatir, kami pasti akan membagi sebagian dari keuntungan penjualan mereka nanti!”” Kedua Pedagang budak memotongku.
“Jangan berbicara serempak seperti itu! Menjijikkan!”

Pedagang budak Zeltoble mulai melompat-lompat. Hentikan! Serius! Dia membuatku takut. Bagaimanapun.... setelah semua yang mereka katakan, tiba saatnya untuk bertemu dengan sepasang budak itu.

“Di sinilah tempat mereka.”

Kami berdiri di depan kurungan dengan dua demi-human di dalamnya.

“Ma... mau apa kalian?! Pekerjaannya sudah aku selesaikan? Kalian mau apa kemari?!”

Salah satunya adalah seorang anak muda berusia sekitar 12 tahun. Dia tampak sehat.

“Ara? Kau itu, Fohl-chan?”
“Kau kan.... Nadia!”

Hah? Mereka saling kenal? Aku menunjuk ke budak itu dan Sadeena mengangguk.

“Saat aku masih baru sampai negara ini, aku melihat dia bertarung di Colosseum sesekali. Aku juga pernah melihatnya bertarung di Colosseum Gelita beberapa kali.”

Jadi dia adalah seorang budak dan petarung. Aku mendengar beberapa orang di Zeltoble berakhir sebagai budak dan dipaksa untuk bertarung di Colosseum. Kurasa Fohl ini adalah salah satu dari budak petarung itu.

“Kau kenal yang satunya?”

Aku menunjuk ke budak lain yang berbaring di belakang kandang.

“Tidak kenal,” jawab Sadeena.

Sulit untuk melihat karena sangat gelap, tetapi aku bisa melihat seseorang berbaring di atas papan. Siapa pun itu tampaknya dia tidak dalam kondisi sangat baik.

“Uhk  .... Uhk ....”

Aku melihat anak Fohl itu. Hal pertama yang menarik perhatianku adalah warna rambutnya. Warnanya hitam dan putih. Aku bisa tahu dari warna dan tekstur rambutnya saja bahwa dia lebih berharga daripada budak lainnya. Matanya biru, dengan pupil yang memiliki bentuk vertikal, seperti mata kucing. Pupilnya, dikelilingi oleh iris biru yang menonjol di antara matanya yang putih.... Itu saja memberinya hawa yang terasa hampir mengintimidasi. Wajahnya tampak liar. Ada sesuatu di matanya yang mengatakan bahwa seluruh dunia adalah musuhnya. Telinganya juga agak seperti kucing, tetapi lebih tebal dan bundar. Yang benar-benar menonjol adalah ekornya, dengan garis belang hitam dan putih. Mungkinkah?

“Kok aneh ya. Aku merasa pernah menghadapi lawan yang punya corak serupa dengannya, waktu kita di dunia Kizuna.” Raphtalia menggemakan pikiranku.
“Kebetulan sekali. Aku memikirkan hal yang sama.”
“Umm.... harimau putih itu ya?”

Oh Filo juga menyadarinya. Dia benar. Karakteristik budak itu mengingatkanku pada Byakko yang kami lawan di dunia Kizuna. Aku jadi teringatkan kembali pada korban Kyo yang dijadikan setengah binatang hasil ciptaannya sendiri. Bagaimana aku mengatakannya? Budak ini adalah versi yang sempurna dari monster itu. Dia tampak seperti manusia yang dikombinasikan dengan Byakko itu secara sempurna. Aku yakin dia ini demi-human. Hanya saja pengalamanku sebelumnya dengan Byakko  tidak lah baik.

“Dia sepertinya mahal. Padahal masih kecil.”
“Langsung membahas harga sebagai impresi pertama.... Aku sangat menghormati pengelolaan keuanganmu!”

Bahkan Raphtalia tampak terpana oleh perkataanku.

“Sikap kritismu sangat mengesankan, Naofumi-chan!”

Abaikan saja dia!

Tetapi sebenarnya, benar juga. Aku juga setuju dengan pikiran menghitung dulu semuanya sebelum membayarnya.

“Maksudku, dibandingkan dengan budak demi-human lainnya, dia tampak berbeda dari mereka semua,” kataku.
“Intuisi Anda bagus. Budak ini adalah masuk ras Hakuko. Mereka adalah jenis demi-human dengan reputasi yang cukup terkenal,” jawab pedagang budak.
“Ras Hakuko....”
“Di zaman kuno, ini adalah nama ras yang dicetuskan oleh Pahlawan Suci terdahulu.”
Dalam bahasa Jepang, kata (白) “putih” bisa diucapkan  (ハク) “haku” dan untuk (コ) “ko” merupakan salah satu dari cara pengucapan (虎) “harimau.” Kalau disatukan maka akan menjadi (白虎) Byakko. Tetapi jika tak tahu cara penyebutannya, mungkin ada yang salah mengucapkannya menjadi “Hakuko”.

Itu berarti mereka adalah jenis demi-human yang telah ada sejak zaman kuno. Kalau begitu, ini mungkin investasi yang bagus, tetapi.... bagaimana jika semasa pertumbuhannya membuat dia berubah menjadi semacam monster seperti Spirit Tortoise dan kemudian mengamuk atau semacamnya? Itu bukan sesuatu yang ingin aku tangani.

Lalu, mengapa penamaannya seperti itu? Mengapa semua pahlawan terdahulu tampaknya memiliki selera buruk dalam menamai sesuatu? Pertama dalam legenda di Kepulauan Cal Mira, sekarang ketemu ini. Tetapi rasanya aku sulit berkomentar soal itu, karena aku memberi nama “Filo” dari nama rasnya sendiri, Filolial.

“Begitu ya. Terus yang sebelahnya bagaimana?”
“Kami ingin mempersembahkannya untukmu, Tuan Pahlawan.”
“Yang berdiri itu memang terlihat agak kuat, tapi aku tidak merasa dia itu semacam obat baru yang kalian maksudkan.”

Binatang Penjaga Byakko di dunia Kizuna saja masih bisa dikalahkan. Perisai aku dapatkan dari bahan binatang penjaga memberiku kesan dalam karena memiliki efek yang sangat mengganggu seperti Support Nullification. Katana milik Raphtalia juga punya itu. Tapi cukup membebani si pengguna.

“Level dan statistiknya bisa dilihat?”
“Levelnya tertulis di sini.”

Aku melihat-lihat kertas yang diserahkan Pedagang Budak kepada aku. Aku punya firasat soal ini, tetapi ternyata kedua budak itu adalah saudara kandung. Level 32? Dia terlihat cukup muda memiliki level setinggi itu. Budak-budak di desa semuanya sudah memiliki tubuh yang cukup dewasa karena telah mencapai level 30.

“Lebih tinggi dari yang aku kira. Apa ada pengaruh dari rasnya ini? Atau hanya perbedaan individual?”
“Di level ini dia masih memiliki tubuh bocah. Tapi itu masuk salah satu karakteristik khusus dari jenis demi-human ini yaitu mereka tidak dapat melakukan kenaikan kelas sampai level 50. Mereka juga bisa mencapai level 60 tanpa kenaikan kelas. Ya. Namun, mereka dapat mencapai level maksimum 120 setelah Kenaikan Kelas.”
“Dengan kata lain, dia akan menjadi lebih kuat sewaktu dia mendapatkan tubuh dewasanya.”
“Tepat sekali.”

Mengagumkan sekali. Jadi ini semacam demi-human khusus. Filo saja bisa melakukan Kenaikan Kelas di level 40, aku jadi terbayang perkembangan apa yang mungkin ditunjukkan oleh kedua saudara kandung ini jika aku menaikkan level mereka. Aku benar-benar tertarik. Ngomong-ngomong, adiknya berlevel 1.

“Demi-human Hakuko dikenal karena kecakapan tempur mereka yang luar biasa dan berhasil berulang kali menggagalkan rencana tokoh legendaris Melromarc yang dikenal sebagai ‘Raja Cerdik nan Bijak.’ Ya.”

Menggunakan Sampah sebagai contoh tidak akan berguna. Karena tidak ada sedikitpun bagian dari dirinya yang mengesankanku. Itu berarti dia menggunakan pengaruhnya untuk membawa tirani ke sini.

“Kau jadikan Raja Cerdik nan Bijak sebagai bandingan....”
“Tanpa kehadiran beliau, Melromarc hanya akan dipandang sebelah mata oleh kerajaan lain.”
“Dia itu benar-benar dinilai tinggi oleh mereka.”
“Apapun bandingannya, ras Hakuko adalah salah satu ras paling bergengsi di dunia ini, seperti para pahlawan. Ya.”
“Aku mengerti.”

Aku kesampingkan dulu persoalan Sampah di masa jayanya yang telah berlalu, kurasa aman untuk mengasumsikan bahwa demi-human hakuko memiliki keterampilan tempur yang luar biasa. Kemampuan untuk menggagalkan strategi musuh menggunakan kekuatan fisik mungkin adalah sesuatu yang bisa aku gunakan, mengingat aku terbatas pada strategi defensif. Tentu saja, itu dengan asumsi budak ini benar-benar memiliki potensi seperti itu.

Pedagang budak berbisik di telingaku, seolah-olah agar tidak terdengar oleh kedua budak ini.

“Ngomong-ngomong, Ras Hakuko yang seharusnya tak tertandingi itu, bukan tandingannya paus pembunuh di air. Ya.”
“Siapa yang kau bicarakan sekarang?”

Kedua pedagang budak memandangi Sadeena.

“Oh?”

Apa?! Secara tidak langsung mereka bilang Sadeena adalah tipe demi-human khusus juga?! Ya, tulisan Jepang untuk “paus pembunuh” adalah kombinasi dari “ikan” dan “harimau,” jadi rasanya masuk akal bila mereka termasuk hewan yang kuat. Tapi bagaimanapun, kami seharusnya fokus pada kedua budak ini.

“Kondisi Kakak Adik ini, yang lebih tua dalam keadaan sehat, sedangkan yang lebih muda memiliki kelainan genetik. Dia buta, tidak bisa berjalan, dan sepertinya tidak dapat hidup lebih lama lagi. Namun, kakaknya lebih peduli padanya daripada apa pun di dunia ini.”

Jadi dia masih berusaha melindungi adik yang sekarat meski mereka telah menjadi budak. Dia ini termasuk karakter utama dari seri yang mana? Entah benar atau tidak, dia akan menjadi karakter yang populer tak peduli jika dia adalah karakter penjahat, pastinya dia mudah populer juga dalam manga atau anime. Dan dia memiliki kekuatan untuk sungguh bisa bertahan dalam keyakinan itu karena sifat dari keturunan rasnya. Dia sangat mirip dengan karakter tertentu.

“Oh ya?”
“Bisa saja Tuan pisahkan mereka. Perintahkan sang kakak untuk bekerja keras. Yakinkan padanya bahwa adiknya sedang dirawat di rumah sakit, barulah Tuan bisa membuang sang adik. Tentu saja, Tuan harus bisa mempertahankan kepercayaan sang kakak bila adiknya masih hidup. Aku dengar Tuan memiliki monster yang pandai menirukan suara, bukan? Cukup waktu ke waktu, buat sang kakak mendengar suara adiknya itu dari monster itu.”

Apa benar ada monster dibawah kendaliku yang pandai meniru suara? Hanya ada empat hal yang dilakukan monster dibawah kendali: menggali tanah, berlarian, makan rumput liar, atau berkelahi. Apa yang dia maksud itu Filo? Aku melihat ke arah Filo.

“Apa?”
“Filo, memangnya kau bisa menirukan suara orang? Bisa kau coba menirukan suara Melty?”
“Bisaaa! Filo-chan, kau sangat menawan!”

Filo langsung menirukan Melty. Sempurna sekali. Aku sampai berpikir Melty berdiri di sini bersama kami. Tapi apa yang dia katakan? Perkataan macam apa itu?! Menawan?! Aku harus berbicara dengan Melty lain kali ketika aku bertemu dengannya. Aku memberi isyarat agar pedagang budak itu melanjutkan.

“Dengan begitu, sang kakak akan terus berjuang sampai akhir hidupnya demi adik berharganya yang ternyata selama ini telah lama meninggalkan dunia ini. Tuan Pahlawan cukup mengambil manfaat yang tersisa darinya.”

Rencananya benar-benar kejam. Itu membuatku merinding. Ada terlalu banyak flag yang bisa dikibarkan, salah satunya bendera pengkhianatan. Cukup terbayangkan akan ada orang seperti Itsuki muncul, menyelamatkan sang kakak, dan kemudian mereka bekerja sama untuk mencoba mengalahkanku. Itu tidak lucu. Aku pasti memenangkan pertarungannya, tetapi aku tidak perlu repot-repot membuat musuh juga.

“Itu sebabnya kau hanya bisa mengurusi budak sederhana saja dan tidak bisa berbuat apa-apa selain itu. Biar kutunjukkan cara yang benar dalam mengurusi mereka .”

Aku mengisyaratkan pada pedagang budak untuk membuka pintu kurungan budak itu.

“Ap.... apa yang akan kau lakukan?!”
“Diamlah sebentar, bocah.”
“Apa?! Aku bukan bocah!”
“Bagiku, kau sepenuhnya bocah.”

Kakaknya ternyata sangat agresif, tetapi aku mengabaikannya. Aku masuk ke dalam kandang dan mendekati adiknya yang terbaring di ujung dalam kurungan.

“Berhenti! Jangan sentuh Atla!”

Sang kakak berusaha menghentikanku. Aku mengeluarkan obat dari sakuku dan menunjukkannya kepadanya.

“Aku hanya akan memberinya obat.”

Ngomong-ngomong, aku membuat obat ini menggunakan perisaiku. Aku masih tidak bisa membuatnya sendiri. Karena sangat sulit membuatnya. Aku telah belajar bagaimana cara membuatnya dari bonus perlengkapan pada Spirit Tortoise Sacred Tree Shield. Dengan bonus.... resep obat ajaib.

Spirit Tortoise Sacred Tree Shield 0/40 C
Kemampuannya Terbuka...... Bonus Penggunaan, Resep Obat Ajaib
Efek Spesial [Protection Of The Ancient Flora] [Blessing Of The Sacred Tree]
Tingkat Keahlian: 0


Aku tidak tahu apa efek dari perisai itu, tapi jelas ada hubungannya dengan tanaman. Resep obat ajaib hanya mengajarkanku cara membuat satu obat. Sayangnya, diperlukan banyak obat dan ramuan lain untuk mewujudkan resep obat ajaib itu, diperlukan obat biasa, obat kualitas tinggi, salep, air sihir, dan soul-healing water. Selain itu, Kau harus mencampur bahan beracun dalam jumlah yang sangat tepat, menyaringnya, dan menghilangkan lapisan atas dari campuran dengan.... getah pohon suci, entah dari mana asalnya.

Baru-baru ini, aku mencoba untuk meracik obat tanpa menggunakan perisaiku, tapi aku gagal. Aku keluar untuk meminta bantuan dari apoteker demi mencari tahu apa yang salah, tetapi dia malah memarahiku dan mengatakan aku terlalu gegabah. Itulah gambaran betapa sulitnya membuatnya. Itu adalah obat tak ternilai yang praktis dan sulit membuatnya tanpa bantuan dari perisai legendaris.

Nama obat itu adalah Elixir of Yggdrasil. Itu adalah obat yang diminum oleh wanita tua Hengen Musou, jadi tidak perlu dipertanyakan lagi soal keefektifan obat itu. Pasti gamer akan tahu bila ada obat dengan nama “elixir” pasti kuat. Meski itu yang dengar sekarang, nama itu mungkin merupakan terjemahan dari perisaiku, tetapi aku tidak menyangka sampai membawa-bawa pohon suci dunia.

“....”

Bagaimana Wanita Tua bisa mendapatkan obat yang begitu berharga? Dia pasti kaya raya. Aku penasaran apa mungkin dia menggunakan Teknik Hengen Musou untuk mendapatkan uang saat berkeliling dunia. Tapi mengapa anaknya tidak terlihat bisa meneruskan ajaran Nenek Tua? Aku merasa tidak pantas saja dia bersama Nenek Tua. Ngomong-ngomong, ramuan itu adalah obat ajaib yang bisa menyembuhkan penyakit apa pun dalam sekejap.

“Mulai sekarang akulah tuanmu. Sedangkan ini adalah obat yang akan menyembuhkan adikmu. Kau gunakan semua waktu hidupmu yang tersisa untuk membayar obat ini.”

Apoteker bilang obat ini memiliki nilai pasar yang sangat tinggi. Tetapi jika aku jual juga, tidak mungkin cukup untuk membeli semua budak Lurolona, dan stokku terbatas. Sedikit sekali kasus medis yang memerlukan pengobatan menggunakan obat ini. Tetap saja, banyak orang menginginkannya karena sangat efektif. Ada juga yang bilang obat ini bisa membangkitkan orang mati.

Danaku hampir habis akhir-akhir ini, jadi aku berencana untuk merampok seseorang yang buta, tetapi ini adalah kesempatan yang sempurna untuk menggunakannya. Mempertimbangkan pertempuran dan gelombang yang akan datang, aku lebih membutuhkan kekuatan bukan uang. Aku akan menggunakan ini agar rekan kuatku ini berhutang dan tunduk padaku.

“Aku harap, kau tidak berbohong....” dia berkata.
“Mungkin kau pernah mencium aroma ini.”

Sang kakak mengendus obat yang kubawa. Tentu saja, jika dia pernah mencium aroma obat ini, tidak mungkin situasi ini terjadi pada mereka. Dia menghirup dalam-dalam sebelum mendongak dan berteriak.

“Ini Elixir of Yggdrasil!”
“Ternyata kau tahu....”

Siapa dia ini? Anjing? Mungkin menjadi ras yang unggul berarti memiliki hidung yang bagus juga.

“Tapi.... tapi... Belum tentu bebas dari racun!”
“Apa selama ini kau mencurigai semua obat yang kau temui? Apa kau juga mencurigai setiap obat yang kau minumkan ke adikmu?”
“Uhh....”
“Jika kau tak percaya, maka tidak usah aku minumkan obat ini padanya. Tapi apa dengan begitu adikmu akan selamat? Mau keadaan adikmu sehat atau menderita karena penyakitnya sekarang ini, itu tidak mengubah fakta aku membeli kalian sekarang.”
“Ugh....” Sang kakak mengeluarkan erangan menyedihkan.
“Apakah ada seseorang di sana?”

Gadis itu terbatuk sambil menoleh ke arah kami. Kudengar dia buta, kan? Aku rasa dia mengandalkan suara kami sebagai panduan.

“Aku merasakan kehadiran seseorang yang sangat kuat, namun sangat baik. Apa aku benar, Kakak?”
“Si.... siapa yang tahu ....”
“Aku.... Aku merasakan kekuatan yang luar biasa.... Tapi ....”

Gadis itu perlahan memalingkan kepalanya ke arahku. Kakaknya dengan ragu memberi isyarat agar aku mendekatinya. Aku mendekati gadis yang dia sebut Atla. Dia dalam kondisi mengerikan. Dia dibungkus perban dari kepala hingga ujung kaki. Wajahnya pun tidak bisa dilihat. Tapi aku masih bisa tahu kalau dia dipenuhi luka. Menilai dari penampilannya, itu mengejutkan dia masih hidup. Telinga dan ekornya adalah satu-satunya tanda yang tersisa bahwa dia berasal dari ras yang sama dengan kakaknya.

“Tapi.... apa?”

Dia sepertinya merujuk kepadaku, jadi aku mencoba berbicara dengannya. Kesan pertama selalu yang paling penting, jadi aku memutuskan untuk menanyakannya dengan sikap sombongku seperti biasa.

“Aku merasakan kesedihan mendalam yang tersembunyi di dalam kekuatan dan kebaikan yang luar biasa itu.”

Kesedihan mendalam, ya? Kenangan penuh amarah atas kejadian Bitch mengkhianatiku membanjiri pikiranku selama sepersekian detik, tetapi kemudian segera memudar, digantikan oleh ingatan akan waktuku bersama Raphtalia.

Jika aku baru saja tiba di dunia ini, aku mungkin akan tertarik pada tindakan gadis ini. Karakter yang mengeluarkan kata-kata penuh makna seperti ini adalah hal biasa dalam manga dan game. Belum lagi, dia adalah seorang gadis muda di ranjang kematiannya. Itu semua terlalu sempurna.

“Umm.... Ada keperluan apa Anda datang kemari?”
“Kau tahu tempat apa ini, kan?”
“Iya. Aku disandera di sini untuk memaksa kakakku bekerja.”

Dia mengerti sepenuhnya, namun.... Tidak, ada perasaan pasrah dari suaranya.

“Tuan Penyayang.... Bolehkan saya tahu nama Anda?”
“Naofumi.”
“Tuan.... Naofumi.”

Pelafalannya sangat mengesankan. Terlepas dari para pahlawan lainnya, ini adalah pertama kalinya seseorang mengucapkan namaku dengan benar di sini. Bahkan di dunia lain, Kizuna adalah satu-satunya yang bisa mengucapkannya dengan benar. L’Arc dan Glass tidak pernah bisa mengatakannya dengan benar.

“Tuan.... Naofumi. Tolong, rawat kakakku dengan baik.”
“Atla! Kamu bicara apa?!”

Bukankah sudah jelas? Dia tahu dia tidak punya banyak waktu lagi, jadi dia memintaku untuk menjaga kakaknya.

“Maaf, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu itu.”
“Oh.... Saya mengerti ....”
“Karena aku berencana untuk menjagamu juga. Ini. Minum obat ini.”

Atla mulai mengatakan sesuatu sebagai balasan, tetapi kemudian hanya mengangguk. Aku memegang Elixir of Yggdrasil hingga ke bibir gadis muda itu. Karena tidak dapat menentang sang adik, sang kakak hanya dapat berdiri di samping sambil mengepalkan tangan dan tidak mengatakan apa-apa.

“Gluk....glup....”

Atla meminumnya tanpa ragu-ragu. Hah? Selain cahaya dari skillku yang meningkatkan pengaruh obat, ada cahaya aneh yang memancar keluar. Itu bukan cahaya yang redup. Aku telah membuka perisai Series Spirit Tortoise berkat Ost, jadi aku memang memiliki banyak skill baru. Mungkin itu ada hubungannya dengan itu. Apa pun itu, jelas bahwa itu meningkatkan pengaruh obat lebih jauh.

“Huff... huff....”

Obatnya mulai bekerja. Dia mulai bernapas dengan lebih mudah.

“Apa ini? ...ini? Tubuhku .... tiba-tiba terasa lebih ringan.”
“Atla?”
“Kulitku .... rasa gatalnya berkurang.... Aku bisa merasakan kehangatan jauh di dalam tubuhku.”
“Yah, mungkin perlu waktu untuk merasakan efek penuh dari obat itu. Aku akan memberimu lagi nanti, jadi istirahat saja untuk saat ini.”
“Dimengerti. Saya khawatir tidak dapat berguna bagi Anda, tetapi saya berterima kasih atas kebaikan Anda.”

Aku berdiri dan keluar dari kurungan.

“Namamu Fohl, kan?”

Sang kakak memelototiku, tetapi memalingkan muka ketika aku berbicara dengannya.

“Oke. Atla, maaf mengganggu waktu tidurmu, siapa ...”
“Iya! Benar! Namaku Fohl!”
“Nama belakangmu?”
“....”

Dia tiba-tiba terdiam. Mempertimbangkan ras mereka, mereka mungkin berasal dari keluarga tersohor. Mungkin mereka telah dikucilkan atau semacamnya dan tidak bisa lagi menggunakan nama keluarga. Itu tidak perlu ditanyakan lagi.

“Oke. Mulai sekarang, kau adalah budakku. Paham?”
“Ya. Baik. Obat itu tampaknya benar-benar asli, aku akan bekerja untuk membayarnya. Apa boleh aku membayarnya dari hasil yang aku dapatkan di Colosseum?”

Hmm.... Itu bukan ide yang buruk. Tetapi bertempur dengan bocah ini di Colosseum dalam kondisi saat ini akan membuang-buang waktu. Aku ingin menguatkannya sedikit sebelum melakukan hal lain.

“Aku belum memutuskan itu, tapi aku punya rencana lain untukmu. Kau tidak perlu ikut tanding di Colosseum untuk saat ini.”
“Lalu bagaimana aku bisa menghasilkan uang?”
“Aku akan menjelaskannya nanti, kau turuti saja. Jangan khawatir. Rencanaku tidak berlangsung singkat.”

Aku melemparkan tawa jahat di akhir dan Fohl menatapku dengan tatapan sedingin es. Beginilah seharusnya hubungan antara tuan dan budak, bukan?

“Obat itu mahal, lho. Obat Elixir of Yggdrasil ini efeknya sangat berbeda dari yang bisa kau temukan di pasaran.”

Aku sedikit merendahkan diri untuk sedikit meyakinkannya. Jika aku bilang harganya cukup tinggi, mungkin aku tidak perlu khawatir bila dia mencoba untuk bekerja keras hingga dapat membayar obatnya dan melarikan diri. Tapi, bukan berarti aku akan membiarkannya pergi.

“Aku tahu! Itu jelas dari betapa tenangnya Atla tidur sekarang!”

Fohl jelas tidak senang, tetapi jawabannya jujur. Dia tampaknya memiliki perasaan siscon terhadap adiknya. Mungkin mereka berdua sudah dalam kondisi seperti ini dari dulu sehingga dia memandang semua orang sebagai musuh. Aku bisa mengerti dirinya. Aku hampir melihat semua orang di sekitarku sebagai musuh setelah dijatuhi tuduhan palsu oleh Bitch.

“Tapi.... aku tidak akan memberikan adikku padamu!”
“Apa yang dikatakan ini bocah?”
“Kejam sekali, Naofumi-chan. Tapi kau itu luar biasa!”
“Sadeena.... Kau keliru, jika mengira aku akan merasa senang bila kau sebut aku itu luar biasa, itu terdengar seperti ejekan bagiku.”

Aku bukan Motoyasu. Aku bukan tipe orang idiot yang senang dengan pujian. Aku lebih suka seseorang yang akan mengeluh ketika aku menimbulkan masalah, seperti Raphtalia.

“Ara....”

Aku sibuk mencoba mengabaikan tanggapan Sadeena yang kesal, lalu Raphtalia angkat bicara.

“Dia itu hanya merasa cemburu karena adiknya menyukai dirimu, Tuan Naofumi,” katanya.
“Rafu!”

Raph-chan setuju dengan penjelasan Raphtalia. Hmm.... Jadi bocah itu cemburu. Kalau begitu, dia pasti memiliki kesan yang salah.

“Tidak! Bukan itu! Ada apa sih yang ada dalam pikiran wanita itu?! Kau juga, Nadia! Berhentilah bersikap kasar!”

Fohl menunjuk Raphtalia dan Sadeena sambil berteriak. Jadi inilah yang dimaksud ketika seseorang berbicara tanpa mengetahui posisi mereka. Aku akan memaksa bocah ini bekerja lebih keras seperti prajurit Spartan sesampainya kami di desa. Dia seharusnya memiliki banyak potensi. Aku mulai menantikan pelatihannya. Aku memberi obat yang menyembuhkan Wanita Tua kepada adiknya, jadi aku merasa dia akan membaik juga. Ketika itu terjadi.... Aku yakin ada sesuatu yang bisa dia lakukan di desa.

“Jangan khawatir. Tuan Naofumi bukan orang seperti itu.”

Raphtalia tetap tenang dan tersenyum pada Fohl.

“Nah, Fohl-chan.... namaku asli bukan Nadia. Kau tahu nama asliku sekarang, jadi gunakan nama asliku, oke?”

Aku merasa segalanya menjadi terlalu ringan.

“Kami akan segera melakukan pendaftaran budak. Ya.”
“Iya, lakukan saja.”

Selesai sudah, kejadian aku berhasil mengambil kendali Kakak Adik Hakuko dari Pedagang Budak.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar