Chapter 25. Gottlieb, Pemimpin Dwarf
Setelah masuk ke dalam lubang, Dwarf tua itu mengeluarkan kendi hitam dari sakunya.
“Ini adalah bubuk rahasia yang disebut bubuk mesiu. Hanya ada beberapa Dwarf yang mengetahui bagaimana cara membuatnya. Isi sebuah tabung dengan bubuk dan sedikit percikan api akan membuatnya meledak."
"Kalau begitu ini mungkin adalah sejenis bom."
"Jadi, kau tahu tentang bom."
"Yah, aku suka meneliti berbagai topik."
Eve telah memberitahuku bahwa tidak ada senjata api di dunia ini, tetapi bubuk mesiu sudah di temukan.
Alkimia agak maju di sini, jadi keberadaan mesiu tidak terlalu mengejutkan.
Namun, fakta bahwa senjata api belum diciptakan dan berkembangkan menunjukkan ketergantungan yang sangat kuat pada sihir.
Sihir bisa dengan mudah menghasilkan kekuatan dari senjata api. Dan ini menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan teknologi. Aku memikirkan hal-hal tersebut ketika orang tua itu menyalakan bom. Sekeringnya berbunyi nyaring.
"Minggir, itu akan segera meledak."
Aku sudah mempunyai gambaran kerusakan macam apa yang akan terjadi. Jeanne dan Eve mundur dan aku melindungi mereka dengan mantelku. Beberapa detik kemudian, bom meledak tepat seperti yang diharapkan, awan debu dan angin berhembus kencang. Gadis-gadis itu tetap bersih, karena mereka ada di belakangku, tetapi karena suatu alasan, lelaki tua itu ada di depan kami dan tertutupi debu dari kepala hingga ujung kaki. Dia mengarahkan wajahnya yang kotor ke arahku dan tersenyum.
"Aku ingin melihat bagaimana itu akan meledak dan bagaimana gua ini akan runtuh." Jawabnya, lalu ia melepas kacamatanya.
Di sinilah akhirnya kami berkenalan dengan benar.
“Suatu kehormatan bertemu denganmu. Namaku Gottlieb. Aku adalah pemimpin para Dwarf tanah. "
"Pemimpin para Dwarf?"
Wah, ini mengejutkan. Aku tidak tahu keberuntungan yang lebih tinggi daripada bertemu langsung dengan pemimpin para Dwarf secara langsung untuk saat ini. Tujuan kami untuk datang ke sini adalah untuk bertemu dengannya. Aku memeriksanya dengan seksama. Rambut dan janggutnya berwarna putih. Dan dia memiliki bentuk seperti tong bir. Ya, itu hampir sama dengan gambaran klasik para Dwarf.
Namun, selain lengan dan kakinya yang pendek, dia sangat mirip manusia biasa. Mungkin akan sulit untuk membedakan antara manusia dan Dwarf.
“Ngomong-ngomong, sepertinya kau dan pelayan itu adalah iblis. Tetapi gadis dengan rambut emas itu tampaknya seorang manusia. Apakah kau seorang raja iblis?"
Akan tidak sopan dan sia-sia jika aku menyembunyikan kebenarannya disini. Jadi aku menjawab,
"Benar. Namun, aku tidak seperti Eligos yang ingin menaklukkan, apa yang ingin ku tawarkan adalah sebuah kerja sama."
Itu tujuan kami.
"Sebuah kerja sama?"
“Aku sedang memperluas istanaku. Aku ingin membangun sebuah kota di mana banyak ras dari seluruh dunia bisa berkumpul. Dan agar para Dwarf bisa membantuku membangun kota, aku datang ke sini untuk mencari bantuan.”
"Aku mengerti. Yah, itu ide yang bagus. Memang tidak ada habisnya raja iblis di dunia ini, namun aku tidak pernah mengingat ataupun melihat Raja Iblis manapun ingin agar manusia dan ras lainnya bisa hidup bersama. Aku suka cara berpikirmu. Dengan senang hati aku mau bekerja sama denganmu. "
Pria tua itu tersenyum sesaat, tetapi dengan cepat menghilang ketika bahunya terkulai.
“... Aku berharap bisa mengatakan itu. Tapi ... Ada sesuatu yang harus kau lihat dulu. Permukiman ini telah dihancurkan oleh Eligos. Banyak temanku yang terbunuh dalam serangan mereka. "
"Tapi tidak semua dari mereka?"
“Setengah dari jumlah kami berhasil melarikan diri ke tambang. Tambang ini adalah labirin. Dan selain itu, kami memiliki bom untuk mencegah musuh masuk terlalu dalam. Tapi ada beberapa masalah. "
"Masalah?"
“Itu adalah makanan. Kami memiliki air dari aliran bawah tanah, tetapi persediaan makanan kami terbatas. Ini hanyalah tempat bagi kami untuk bekerja dan tidak dimaksudkan sebagai tempat tinggal."
"Begitu rupanya."
“Jadi kami kadang-kadang membuat pintu keluar untuk pergi dan mencari makanan. Tapi kami telah mencapai batas. "
"Berapa lama lagi kau bisa bertahan?"
"Hmm, mungkin sekitar seminggu."
"Dan berapa banyak prajurit Dwarf yang kau miliki?"
“Kami para Dwarf adalah suku yang tidak terlalu menyukai kekerasan. Tidak banyak dari kita bisa bertarung karena kami lebih fokus berdagang. Namun, beberapa penambang bisa bertarung. Kapak mereka bisa bahkan bisa menembus sisik naga.”
"Mereka pasti sangat kuat." Kata Eve
“Sepertinya itu masalahnya. Yah, aku khawatir tentang kurangnya pengalaman bertempur, tapi ini bukan waktunya untuk mengeluh tentang hal-hal seperti itu.”
"Iya."
Aku memandangi Eve dan kemudian pada Jeanne, lalu aku bertanya kepada mereka. Aku ingin membantunya. Tidak, aku ingin bantu para Dwarf. Apakah mereka baik-baik saja dengan itu?
Aku bertanya kepada mereka dengan lewat tatapanku, dan mereka mengerti. Eve membungkuk dengan rendah hati. Dan Jeanne mengangguk.
Alasan Eve menyetujui itu adalah kesetiaannya kepadaku, bagi Jeanne itu mungkin merupakan suatu tindakan amal dari pelayan seorang dewa. Kami tahu apa yang ingin kami lakukan sekarang, tetapi aku tidak yakin bahwa lelaki tua ini akan menerima kami.
Yah, dia akan menerima kita, tapi masalahnya adalah syaratnya. Apakah dia setuju untuk mengikuti perintahku?
Aku berpikir bahwa mungkin untuk mengusir pasukan Eligos, tetapi aku akan membutuhkan bantuan para Dwarf ini.
Apakah orang tua ini, Gottlieb, akan dia memberiku wewenang untuk memimpin?
Aku tidak yakin apakah dia akan mempercayaiku.
Tentu saja, tidak ada gunanya bertanya-tanya tentang hal itu. Jadi aku akan bertanya kepadanya secara blak-blakan.
"Tuan Gottlieb, aku mengerti bahwa kau mungkin sedikit tersinggung dengan ini, tetapi aku harus mengatakannya. Aku yakin bahwa aku dapat membantu menyelamatkan wargamu dari bahaya ini. Tapi itu akan membutuhkan mereka dalam komandoku. Apakah mereka mau mematuhi perintah ku untuk rencana ini yang akan aku perintahkan nanti? Sebagai pemimpin mereka, kau juga termasuk.”
Menurut legenda, para Dwarf sangat angkuh dan bisa dibilang keras kepala. Bagaimana reaksi orang ini?
Ada kemungkinan bahwa dia bahkan tidak akan mempertimbangkannya. Dia bisa saja langsung menolakku.
Jika itu terjadi, aku akan menyerah dan meninggalkan tempat ini. Aku harus bersifat fleksibel. Aku disini bukan untuk menjaga orang tua yang keras kepala.
Dan hanya ada sedikit manfaat yang bisa di peroleh dalam kerja sama dengan orang yang tidak fleksibel. Aku harus mempertimbangkan semua ini dengan kepala dingin, tetapi ternyata pemimpin para Dwarf ini adalah orang yang tidak keras kepala.
“Aku telah melihatmu melawan iblis-iblis itu. Itu luar biasa. Jika kau yang akan memimpin mereka, maka aku akan memberikan hak kepemimpinanku kepadamu. Jika ada Dwarf yang menolak untuk menurutimu, maka aku sendiri yang akan menghukum mereka. Jangan ragu untuk memberi tahuku. "
"... Terima kasih."
Butuh beberapa saat bagiku untuk menjawab karena aku merasa sedikit malu karena telah meragukannya.
Pemimpin para Dwarf ini telah mampu memimpin rakyatnya ke tempat yang aman bahkan setelah disergap oleh Eligos. Dan dia telah menghentikan invasi selama beberapa minggu.
Dia jelas memiliki insting yang bagus tentang masalah strategi.
Dengan orang seperti itu yang membantu kami, mengalahkan pasukan Eligos bukanlah hal yang mustahil. Setelah itu, aku mulai mengatakan tentang apa yang ada dalam pikiran ku, tetapi Gottlieb tertawa.
“Aku akan senang mendengar apa rencanamu, tetapi tidak di terowongan sempit ini. Aku ingin memberi tahu wargaku bahwa kami memiliki bala bantuan dan menunjukkan kepadamu pemukiman kami yang ada di dalam tambang ini. Kau akan ku perkenalkan kepada mereka sebagai raja iblis yang sangat kuat. "
"Aku merasa sangat terhormat."
Itu membuatku terdiam untuk beberapa saat, tapi akan sangat tidak sopan untuk membuat dua gadis berada di tempat yang gelap dan berdebu.
<TLN: thanks god, si shindo udh kgk nge-tl ama ane lgi. Klo kgk udh aneh” otak nya ntuh anak>
Debu itu juga buruk untuk kesehatan seseorang. Aku bisa menahannya untuk sementara waktu karena aku adalah seorang Raja Iblis, tetapi Jeanne adalah seorang manusia dan Eve mungkin saja sedkit terpengaruh.
Mereka juga lelah setelah pertarungan baru-baru ini. Tampaknya, permukiman para Dwarf tidak memiliki banyak makanan, tetapi mereka memiliki banyak air. Itu berarti Eve setidaknya bisa menggunakan daun teh yang dibawanya untuk menyeduh teh.
Dengan pikiran seperti itulah kami mengikuti pemimpin para Dwarf dan turun semakin dalam. Tambang ini benar-benar seperti sebuah labirin. Aku bisa mengerti mengapa Eligos tidak sepenuhnya berhasil menaklukkan para Dwarf.
Note:
EYYYYYYY, ada yang kangen kagak ama nih novel ?(React diweb kgk nembus 15 ane anggep sepi yak :v). maap ye lama update nya karena ane lgi persiapan buat UTBK kemaren (walo akhir nya gacha sih di bagian MTK awokakowkwa) rencana sih cuma rehat 1 minggu sebelum UTBK ampe UTBK tpi otak ane butuh istirahat ama ane ada Masta buat univ swasta yg bakal ane masuki:v
So yeah, mungkin udh bisa balik ke jadwal semula (?).
“Ini adalah bubuk rahasia yang disebut bubuk mesiu. Hanya ada beberapa Dwarf yang mengetahui bagaimana cara membuatnya. Isi sebuah tabung dengan bubuk dan sedikit percikan api akan membuatnya meledak."
"Kalau begitu ini mungkin adalah sejenis bom."
"Jadi, kau tahu tentang bom."
"Yah, aku suka meneliti berbagai topik."
Eve telah memberitahuku bahwa tidak ada senjata api di dunia ini, tetapi bubuk mesiu sudah di temukan.
Alkimia agak maju di sini, jadi keberadaan mesiu tidak terlalu mengejutkan.
Namun, fakta bahwa senjata api belum diciptakan dan berkembangkan menunjukkan ketergantungan yang sangat kuat pada sihir.
Sihir bisa dengan mudah menghasilkan kekuatan dari senjata api. Dan ini menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan teknologi. Aku memikirkan hal-hal tersebut ketika orang tua itu menyalakan bom. Sekeringnya berbunyi nyaring.
"Minggir, itu akan segera meledak."
Aku sudah mempunyai gambaran kerusakan macam apa yang akan terjadi. Jeanne dan Eve mundur dan aku melindungi mereka dengan mantelku. Beberapa detik kemudian, bom meledak tepat seperti yang diharapkan, awan debu dan angin berhembus kencang. Gadis-gadis itu tetap bersih, karena mereka ada di belakangku, tetapi karena suatu alasan, lelaki tua itu ada di depan kami dan tertutupi debu dari kepala hingga ujung kaki. Dia mengarahkan wajahnya yang kotor ke arahku dan tersenyum.
"Aku ingin melihat bagaimana itu akan meledak dan bagaimana gua ini akan runtuh." Jawabnya, lalu ia melepas kacamatanya.
Di sinilah akhirnya kami berkenalan dengan benar.
“Suatu kehormatan bertemu denganmu. Namaku Gottlieb. Aku adalah pemimpin para Dwarf tanah. "
"Pemimpin para Dwarf?"
Wah, ini mengejutkan. Aku tidak tahu keberuntungan yang lebih tinggi daripada bertemu langsung dengan pemimpin para Dwarf secara langsung untuk saat ini. Tujuan kami untuk datang ke sini adalah untuk bertemu dengannya. Aku memeriksanya dengan seksama. Rambut dan janggutnya berwarna putih. Dan dia memiliki bentuk seperti tong bir. Ya, itu hampir sama dengan gambaran klasik para Dwarf.
Namun, selain lengan dan kakinya yang pendek, dia sangat mirip manusia biasa. Mungkin akan sulit untuk membedakan antara manusia dan Dwarf.
“Ngomong-ngomong, sepertinya kau dan pelayan itu adalah iblis. Tetapi gadis dengan rambut emas itu tampaknya seorang manusia. Apakah kau seorang raja iblis?"
Akan tidak sopan dan sia-sia jika aku menyembunyikan kebenarannya disini. Jadi aku menjawab,
"Benar. Namun, aku tidak seperti Eligos yang ingin menaklukkan, apa yang ingin ku tawarkan adalah sebuah kerja sama."
Itu tujuan kami.
"Sebuah kerja sama?"
“Aku sedang memperluas istanaku. Aku ingin membangun sebuah kota di mana banyak ras dari seluruh dunia bisa berkumpul. Dan agar para Dwarf bisa membantuku membangun kota, aku datang ke sini untuk mencari bantuan.”
"Aku mengerti. Yah, itu ide yang bagus. Memang tidak ada habisnya raja iblis di dunia ini, namun aku tidak pernah mengingat ataupun melihat Raja Iblis manapun ingin agar manusia dan ras lainnya bisa hidup bersama. Aku suka cara berpikirmu. Dengan senang hati aku mau bekerja sama denganmu. "
Pria tua itu tersenyum sesaat, tetapi dengan cepat menghilang ketika bahunya terkulai.
“... Aku berharap bisa mengatakan itu. Tapi ... Ada sesuatu yang harus kau lihat dulu. Permukiman ini telah dihancurkan oleh Eligos. Banyak temanku yang terbunuh dalam serangan mereka. "
"Tapi tidak semua dari mereka?"
“Setengah dari jumlah kami berhasil melarikan diri ke tambang. Tambang ini adalah labirin. Dan selain itu, kami memiliki bom untuk mencegah musuh masuk terlalu dalam. Tapi ada beberapa masalah. "
"Masalah?"
“Itu adalah makanan. Kami memiliki air dari aliran bawah tanah, tetapi persediaan makanan kami terbatas. Ini hanyalah tempat bagi kami untuk bekerja dan tidak dimaksudkan sebagai tempat tinggal."
"Begitu rupanya."
“Jadi kami kadang-kadang membuat pintu keluar untuk pergi dan mencari makanan. Tapi kami telah mencapai batas. "
"Berapa lama lagi kau bisa bertahan?"
"Hmm, mungkin sekitar seminggu."
"Dan berapa banyak prajurit Dwarf yang kau miliki?"
“Kami para Dwarf adalah suku yang tidak terlalu menyukai kekerasan. Tidak banyak dari kita bisa bertarung karena kami lebih fokus berdagang. Namun, beberapa penambang bisa bertarung. Kapak mereka bisa bahkan bisa menembus sisik naga.”
"Mereka pasti sangat kuat." Kata Eve
“Sepertinya itu masalahnya. Yah, aku khawatir tentang kurangnya pengalaman bertempur, tapi ini bukan waktunya untuk mengeluh tentang hal-hal seperti itu.”
"Iya."
Aku memandangi Eve dan kemudian pada Jeanne, lalu aku bertanya kepada mereka. Aku ingin membantunya. Tidak, aku ingin bantu para Dwarf. Apakah mereka baik-baik saja dengan itu?
Aku bertanya kepada mereka dengan lewat tatapanku, dan mereka mengerti. Eve membungkuk dengan rendah hati. Dan Jeanne mengangguk.
Alasan Eve menyetujui itu adalah kesetiaannya kepadaku, bagi Jeanne itu mungkin merupakan suatu tindakan amal dari pelayan seorang dewa. Kami tahu apa yang ingin kami lakukan sekarang, tetapi aku tidak yakin bahwa lelaki tua ini akan menerima kami.
Yah, dia akan menerima kita, tapi masalahnya adalah syaratnya. Apakah dia setuju untuk mengikuti perintahku?
Aku berpikir bahwa mungkin untuk mengusir pasukan Eligos, tetapi aku akan membutuhkan bantuan para Dwarf ini.
Apakah orang tua ini, Gottlieb, akan dia memberiku wewenang untuk memimpin?
Aku tidak yakin apakah dia akan mempercayaiku.
Tentu saja, tidak ada gunanya bertanya-tanya tentang hal itu. Jadi aku akan bertanya kepadanya secara blak-blakan.
"Tuan Gottlieb, aku mengerti bahwa kau mungkin sedikit tersinggung dengan ini, tetapi aku harus mengatakannya. Aku yakin bahwa aku dapat membantu menyelamatkan wargamu dari bahaya ini. Tapi itu akan membutuhkan mereka dalam komandoku. Apakah mereka mau mematuhi perintah ku untuk rencana ini yang akan aku perintahkan nanti? Sebagai pemimpin mereka, kau juga termasuk.”
Menurut legenda, para Dwarf sangat angkuh dan bisa dibilang keras kepala. Bagaimana reaksi orang ini?
Ada kemungkinan bahwa dia bahkan tidak akan mempertimbangkannya. Dia bisa saja langsung menolakku.
Jika itu terjadi, aku akan menyerah dan meninggalkan tempat ini. Aku harus bersifat fleksibel. Aku disini bukan untuk menjaga orang tua yang keras kepala.
Dan hanya ada sedikit manfaat yang bisa di peroleh dalam kerja sama dengan orang yang tidak fleksibel. Aku harus mempertimbangkan semua ini dengan kepala dingin, tetapi ternyata pemimpin para Dwarf ini adalah orang yang tidak keras kepala.
“Aku telah melihatmu melawan iblis-iblis itu. Itu luar biasa. Jika kau yang akan memimpin mereka, maka aku akan memberikan hak kepemimpinanku kepadamu. Jika ada Dwarf yang menolak untuk menurutimu, maka aku sendiri yang akan menghukum mereka. Jangan ragu untuk memberi tahuku. "
"... Terima kasih."
Butuh beberapa saat bagiku untuk menjawab karena aku merasa sedikit malu karena telah meragukannya.
Pemimpin para Dwarf ini telah mampu memimpin rakyatnya ke tempat yang aman bahkan setelah disergap oleh Eligos. Dan dia telah menghentikan invasi selama beberapa minggu.
Dia jelas memiliki insting yang bagus tentang masalah strategi.
Dengan orang seperti itu yang membantu kami, mengalahkan pasukan Eligos bukanlah hal yang mustahil. Setelah itu, aku mulai mengatakan tentang apa yang ada dalam pikiran ku, tetapi Gottlieb tertawa.
“Aku akan senang mendengar apa rencanamu, tetapi tidak di terowongan sempit ini. Aku ingin memberi tahu wargaku bahwa kami memiliki bala bantuan dan menunjukkan kepadamu pemukiman kami yang ada di dalam tambang ini. Kau akan ku perkenalkan kepada mereka sebagai raja iblis yang sangat kuat. "
"Aku merasa sangat terhormat."
Itu membuatku terdiam untuk beberapa saat, tapi akan sangat tidak sopan untuk membuat dua gadis berada di tempat yang gelap dan berdebu.
<TLN: thanks god, si shindo udh kgk nge-tl ama ane lgi. Klo kgk udh aneh” otak nya ntuh anak>
Debu itu juga buruk untuk kesehatan seseorang. Aku bisa menahannya untuk sementara waktu karena aku adalah seorang Raja Iblis, tetapi Jeanne adalah seorang manusia dan Eve mungkin saja sedkit terpengaruh.
Mereka juga lelah setelah pertarungan baru-baru ini. Tampaknya, permukiman para Dwarf tidak memiliki banyak makanan, tetapi mereka memiliki banyak air. Itu berarti Eve setidaknya bisa menggunakan daun teh yang dibawanya untuk menyeduh teh.
Dengan pikiran seperti itulah kami mengikuti pemimpin para Dwarf dan turun semakin dalam. Tambang ini benar-benar seperti sebuah labirin. Aku bisa mengerti mengapa Eligos tidak sepenuhnya berhasil menaklukkan para Dwarf.
Note:
EYYYYYYY, ada yang kangen kagak ama nih novel ?(React diweb kgk nembus 15 ane anggep sepi yak :v). maap ye lama update nya karena ane lgi persiapan buat UTBK kemaren (walo akhir nya gacha sih di bagian MTK awokakowkwa) rencana sih cuma rehat 1 minggu sebelum UTBK ampe UTBK tpi otak ane butuh istirahat ama ane ada Masta buat univ swasta yg bakal ane masuki:v
So yeah, mungkin udh bisa balik ke jadwal semula (?).
0 komentar:
Posting Komentar