Kamis, 30 Juli 2020

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 26. Kota Bawah Tanah yang Luas di Tambang

Chapter 26. Kota Bawah Tanah yang Luas di Tambang


Pemimpin para Dwarf Gottlieb, membimbing kami menuju tempat perlindungan. Kami melewati pintu tersembunyi, pintu masuk rahasia dan berbagai macam lubang baik vertikal maupun horizontal. Ada banyak jebakan dan mayat monster yang terbunuh oleh perangkap di sepanjang jalan.

“Tambang ini sudah seperti halaman belakang kami sendiri. Aku ragu ada Raja Iblis yang bisa menaklukkan kami di tambang ini.” Bual Gottlieb sambil mengelus janggutnya yang besar. Tetapi sesaat kemudian dia melanjutkan,

“Tapi, benteng yang kuat seperti ini akan percuma jika tidak memiliki suplai makanan. Necromancer yang bekerja di bawah Eligos menyadari hal ini. Dan mereka telah berusaha membuat kita tetap terkurung dibawah sini sampai suplai makanan kami habis. "

"Necromancer?"

"Seorang bawahan dari Raja Iblis Eligos. Sharltar, sang Necromancer. Dialah yang memimpin serangan ke wilayah kami." katanya getir.

“Awalnya, dia mengatakan ingin bernegosiasi. Dia menawarkan bahwa dia akan membeli bijih kami dengan harga dua kali lipat dari harga yang dibayarkan manusia. Pada awalnya kami sangat senang mendengar ini, tetapi ketika aku bertemu dengannya lagi untuk berdagang, pedangnya diarahkan kepadaku. "

"Sungguh tindakan pengecut."

Aku bukanlah orang yang sentimental, tetapi aku bukanlah seseorang yang kejam atau tidak tahu malu. Walaupun kadang menipu orang lain itu perlu, tetapi metode seperti itu tidak akan bermanfaat dalam jangka panjang.

Menguasai wilayah para Dwarf dengan menipu dan kekerasan hanya akan menjadi penaklukan yang berumur pendek. Mereka pasti akan memberontak, melarikan diri atau membubarkan diri. Tentu saja, sosok Sharltar ini mungkin tipe orang yang ingin membasmi seluruh Dwarf. Tetapi tindakan kekerasan seperti itu akan diketahui oleh orang lain.

Begitu tersiar kabar mengenai metode Iblis Lord Eligos yang kejam dan pengecut, ras-ras yang bukan dari ras Iblis pasti ingin menjauh darinya.

Makanan, bijih, dan senjata sering dijual oleh manusia. Hanya Raja Iblis bodoh yang akan berpikir bahwa dia dapat terus bertarung tanpa mengisi persediaannya.

Jadi aku menganggap Eligos ini sebagai Raja Iblis yang bodoh. Dalam jangka panjang, dia bukan Raja Iblis yang perlu kutakuti. Tapi bagaimana dengan sekarang?

Wilayah para Dwarf telah diserang, dan penduduknya yang menolak bekerja sama diubah menjadi zombie. Banyak bijih telah diambil juga. Akan lebih baik untuk mengasumsikan bahwa pasukannya telah diperkuat. Apa cara terbaik untuk mengalahkan Raja Iblis seperti itu?

Ini adalah permasalahan yang cukup membingungkan. Aku memikirkan tentang hal tersebut, dan ketika aku masih berpikir, kami tiba di tujuan.

Itu jauh lebih besar dari yang kubayangkan. Dan yang mengejutkan, pengungsian ini lebih seperti kota. "Yang kau liat disini adalah kota bawah tanah tempat nenek moyang kami dulu tinggal. Sekarang adalah rumah para penambang."

"Aku mengerti. Tapi di sini cukup gelap.”

"Kita para Dwarf dapat melihat dengan baik dalam gelap." Kata Gottlieb.

Meskipun dia menyalakan beberapa lentera begitu kami sampai di alun-alun kota, karena dia tahu itu sulit bagi kami. Aku menatap lampu-lampu lentera. Itu bukan sihir, tapi api sungguhan.

"Tapi bagaimana cara kerjanya?" Tanya Jeanne. Aku menjawab menggantikan Gottlieb.

“Kemungkinan itu menggunakan gas yang muncul dari dasar tambang ini. Jadi kurasa itu adalah sejenis lampu gas. Apakah itu benar, Gottlieb? " Tanyaku. Dia tampak sedikit terkejut, tetapi dia tetap menjawab," Iya. "

"Kau tidak hanya kuat, tapi juga memiliki pengetahuan yang cukup luas sepertinya. "

"Aku hanya belajar sedikit pada saat kehidupan masa laluku."

Gas sering ditemukan di bawah tanah, dan orang-orang lebih sering menggunakannya untuk menyalakan lampu daripada membuangnya. Manusia bahkan akan menarik pipa yang mengarah ke permukaan, tetapi itu jelas tidak perlu bagi para Dwarf.

“Biasanya gas naik tanpa henti, tetapi entah mengapa itu sudah berhenti untuk saat ini. Kami tidak tahu kapan pasukan Eligos menemukannya. "

“Tidak perlu khawatir sekarang, pak tua. Aku dan Raja Iblis ada di sini.” Kata Jeanne dengan senyum percaya diri.

Itu memang menghibur, tapi kami tidak akan menang jika kami bertarung dengan cara biasa. Jadi aku menjelaskan ide-ideku kepada Gottlieb.

"Gottlieb. Izinkan aku memberi tahumu tentang rencanaku. Ini bukan strategi yang biasanya digunakan, dan aku takut satu kesalahan saja dapat menyebabkan konsekuensi yang serius. Apakah kau mengerti?"

“Kami akan mati kelaparan jika kami tidak melakukan apa-apa. Aku lebih suka mati pada saat berjuang daripada tidak melakukan apapun.”

Dwarf lain telah berkumpul di sekitar lampu lentera sekarang, dan mereka tampak lemah. Tubuh kekar mereka tampak kurus dan otot-otot mereka berkurang.

Tetapi lebih dari segalanya, ada juga kehidupan yang baru lahir. Dwarf kecil ini menderita. Karena ibu mereka kekurangan gizi, mereka bahkan tidak bisa memberi makan anak-anak mereka.

"Jika ini terus berlanjut, kami tidak akan bertahan lama" katanya. Suara Gottlieb mengungkapkan rasa sakit yang luar biasa.

Jeanne pasti merasa kasihan pada mereka. Dia mulai membagikan daging kering yang kami miliki. Bahkan Eve yang seorang Iblis mempunyai hati. Dia membagikan beberapa kue yang dia bawa untuk bekal kami.

Ketika dia kembali sambil membungkuk dia berkata

"Maafkan saya, master. Saya telah membagikan makanan milik anda. "

“Tidak apa-apa, aku tidak mau makan apa pun di sini. Kita tidak kelaparan, dan siapa juga di antara kita yang benci melihat senyum anak-anak? "

Anak-anak para Dwarf memiliki janggut tipis, tetapi masih terlihat cukup menawan ketika memakan kue yang mereka terima.

Ada sesuatu yang berharga pada anak-anak, terlepas dari dari ras mana mereka berasal. Selain itu, meskipun mereka kelaparan, anak-anak itu membagikan kue yang kami berikan secara adil tanpa ribut. Bahkan ada seorang kakak yang memberikan seluruh porsinya kepada adik perempuannya.

Sulit untuk tetap diam setelah melihat pemandangan seperti itu dan itu membuatku ingin segera mengeluarkan mereka dari situasi ini. Jadi, aku meminta Gottlieb dan para Dwarf lainnya untuk segera berkumpul.

Kami perlu membahas stratgi. Kapan pun para Dwarf berkumpul, pasti akan ada minuman keras yang akan dituangkan. Karena para Dwarf menikmati minuman mereka, apapun situasi mereka. Bahkan jika mereka mati besok... Tidak, mungkin itu karena mereka akan mati besok. Itu gaya hidup mereka. Itu bukan gayaku atau sesuatu yang bisa aku tiru begitu saja, tetapi aku bisa sedikit meniru mereka. Jadi aku bertanya kepada Eve yang sedang menuangkan teh untuk Jeanne, karena dia tidak bisa minum alkohol.

"Dibandingkan gula, tambahkan sedikit minuman keras ke dalam tehku."

Eve selalu siap untuk perintah mendadak seperti itu.

"Baiklah, Astaroth-sama."

Para Dwarf menuangkan sebagian Rum mereka ke cangkirku. Aroma teh hitam dan Rum yang digabungkan untuk menciptakan aroma yang sulit untuk dijelaskan.

Tapi pendapatku, itu adalah hal yang paling menyenangkan untuk diminum setelah pertempuran yang mengerikan dan perjalanan melalui labirin yang berlika-liku dan gelap. Satu-satunya harapanku adalah bahwa aku dapat mencicipi minuman yang lezat lagi begitu kami mengusir pasukan Eligos.


Note:
Haiiiiii~ Apa kabar kalian semua, jangan lupa komen di bawah yak (React aja gk papa dah ;-;). klo ada yang salah translate/kelewat jgn lupa komen dibawah (ato gk join server discord Isekaichan abis itu tag ane. Lebih cepet respond lewat discord ane :3) . dah yak bye bye aing mo thăm ngàn batu lgi. 




PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar