Rabu, 08 Juli 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 136. Cemilan Malam

Chapter 136. Cemilan Malam


Dan sesaat setelah itu ...
Aku mendengar ketukan keras di pintu kamarku.

"Um ..."

Entah kenapa Raphtalia datang, bersama dengan gadis budak lainnya.

"Ada perlu apa?"
"Jadi ..."

Raphtalia mengabaikan kata-kataku, dan membuat wajah seolah-olah dia meminta bantuanku.
Apa dia memintaku untuk membuat kesimpulan berdasarkan situasi? Itu tidak mungkin bagiku.

"Apakah mereka mengompol?"
"Bukan. Cepat, katakanlah pada Naofumi-sama dengan benar."
"Um ... Begini ..."

Gu…
<TLN: Suara perut lapar>

Gadis budak lainnya saling menatap dengan ekspresi malu.

"… Hah. Aku mengerti. Sebagian besar anak mungkin akan menanyakan hal yang sama, bukan?
Kumpulkan mereka semua dan tunggu di sini.”
"Terima kasih banyak."

Aku menuju ke dapur di luar. Dan memulai persiapan untuk memasak.
Sungguh, anak-anak ini cepat sekali laparnya.
Aku mengolah monster hasil buruan mereka, dan memasaknya menjadi beberapa tusuk sate.
Sungguh menyebalkan untuk mengolah monster yang lebih kecil, jadi aku menggorengnya utuh.
Dengan semua masakan ini, waktu luangku menghilang dengan cepat.


Hari berikutnya.

“Nah, kalian semua sudah mendapatkan camilan malam, jadi aku harus menyatakan sesuatu pada kalian. Mereka yang tidak bekerja, tidak akan mendapatkan makanan. Setiap hari, stok makanan kita berkurang dengan cepat. Untuk mengisinya kembali, kalian semua harus berburu. Pada intinya, jika kalian mengalahkan monster, maka itu yang akan aku masak untuk kalian. Kalian mengerti?"
““"Iya!"””

… Mereka sangat penurut.
Bahkan Kiel, yang sebelumnya menunjukkan kebencian padaku menjawab dengan antusias.
Aku agak curiga pada mereka, tetapi selama mereka termotivasi, aku rasa bukan masalah.

“Aku akan membuat makan malam hari ini dengan persediaan yang kita miliki, tapi itu makanan gratis terakhir kalian. Jangan lupakan itu.”
““"... Ya ~"””

Tadi malam cukup sibuk. Tidak peduli berapa banyak makanan yang aku buat, mereka terus meminta tambah. Terlebih lagi, mereka semua tampak benar-benar lapar.
Aku merasa bahwa aku akan terjebak di dapur selama sisa hidupku.
Memangnya aku ini apa? Ibu mereka semua?
Aku berencana untuk melihat pertumbuhan mereka pada batas tertentu, lalu aku akan menyuruh mereka untuk bekerja. Seharusnya begitu, tapi ...

““"Terima kasih atas makanannya!”””
"Sama-sama, sekarang berburulah sampai malam."
““"Mengerti ~!"””

Daripada kemarin, sekarang mereka tampak jauh lebih bersemangat saat menaiki kereta Filo.
... Aku berharap mereka mendapatkan level yang mendekati 20 pada saat kembali.

“Masakan Hero-sama benar-benar lezat. Aku harus berusaha sekuat tenaga juga.” 

Para prajurit kastil juga termotivasi oleh masakanku. Yah, orang-orang ini melakukan pekerjaan penting, jadi aku akan membiarkannya.
Aku ... mulai menyiapkan makan malam pada saat ada waktu luang.
Aku menggunakan sisa waktuku untuk membantu para prajurit dengan pekerjaannya.

Aku juga harus mulai menyediakan bahan makanan lainnya.
Oleh karena itu, aku membuat herbisida dalam jumlah besar menggunakan perisaiku.
Jika masalah terjadi, maka aku bisa mengatasinya dengan segera.
Dan untuk tujuan itu juga, aku harus menaikkan level para budak.
<TLN: Herbisida adalah obat untuk memusnahkan gulma / tanaman pengganggu>

Jika aku menggunakan itu dengan sembarangan, mutasi mungkin akan terjadi, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi.
Untuk saat ini, aku harus menangani benih Bio Plant di kereta dengan hati-hati.


““"Kami pulang!"””

Mereka semua penuh dengan lumpur, tetapi mereka tetap tersenyum pada saat sampai di desa.
Mereka bahkan lebih energik dari sebelumnya. Sebaliknya, Rishia tampaknya cukup lelah.
Raphtalia dan Filo tampaknya tidak lelah sama sekali.

"Jadi, apakah kalian semua berjuang dan berhasil berburu hari ini?"
"Ya!"
"Tentu saja!"

Kemampuan beradaptasi seorang anak adalah sesuatu yang patut ditakuti. Setelah dua hari, mereka sudah terbiasa.
Aku ingat Raphtalia butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dalam keadaan seperti ini.

"Kalau begitu, seperti yang aku janjikan, aku sudah menyiapkan makanan."
““"Hore ~!"””

Anak-anak berbondong-bondong menuju meja makan yang telah aku siapkan.

"Nah, Raphtalia."
"Ada apa?"
"Setelah makan malam, ada sesuatu yang ingin aku lakukan ... mungkin kau akan marah karena apa yang aku lakukan."
"A-apa yang kau rencanakan?"
"Ingat Jungle."
<EDN: Naofumi memang bilang Jungle=Hutan>

Sepertinya dia mengerti apa yang ingin aku katakan.
Raphtalia menatapku dengan mata tegas.

"Apa kau mau menanam itu?"
"Ya, daerah ini dikelilingi hutan, jadi itu tidak ada bedanya, kan?"
"Tapi..."
“Ladang di sekitar sini mungkin perlu sedikit diolah lagi..... Aku memang sudah memesan monster pada Pedagang Budak agar bisa membantu merawat ladang. ”
"Oh… Aku mengerti. Kau tidak punya niat untuk mengubah pemikiranmu."
"Untungnya kau sangat pengertian."
"Jika mempertimbangkan efisiensinya, maka aku rasa tidak ada pilihan."

Aku memang membesarkan Raphtalia untuk menghargai efisiensi di atas segalanya…
Meskipun dia sangat peduli dengan estetika.

“Dan aku ingin melakukan beberapa percobaan. Aku juga mungkin bisa menumbuhkan tanaman obat dari pohon itu. ”
"Tunggu sebentar. Kau berencana memodifikasi tanaman itu lebih jauh lagi?"
"Ya, aku berencana untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan uang dengan cepat."

Ya, rencanaku juga menempatkan uang sebagai prioritas utama. Tidak mungkin membangun kembali desa hanya dengan 8 budak saja. Bahkan jika Pedagang Budak berhasil menemukan satu atau dua budak lain. Itu tidak akan berpengaruh banyak.

“Aku berencana memodifikasinya agar lebih mudah ditangani. Aku juga akan mengawasinya agar memastikan tidak ada masalah yang terjadi. Aku akan terus melakukannya sampai kita mendapatkan pasokan makanan yang stabil.”
"Hah ... ya sudah, berhati-hatilah."
"Aku tahu."

Aku tidak akan melakukan apapun yang dapat merugikan keuanganku, tapi aku harus tetap melakukan yang terbaik.
Hal yang aku rencanakan pada mereka adalah pertarungan dan menghasilkan uang.
Ketika aku merenungkan fakta-fakta ini, aku menyadari makanan yang aku buat telah lenyap dengan cepat.

““"Terima kasih atas makanannya!!"””
"Sama-sama."

Aku mendengar percakapan mereka yang riang.
Mereka baru beberapa hari di sini, tetapi kebanyakan dari mereka sudah terbiasa dengan kehidupan baru disini.
Aku rasa karena ini adalah desa asal mereka, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan cepat.
Mereka sama sekali tidak bertingkah seperti budak ... Tapi kurasa itu akan membuat mereka lebih kuat secara mental nantinya.

"Nah, aku punya berita yang penting untuk kalian. Pastikan kalian mendengarkannya dengan baik."
"Apa ~?"

Filo dan para budak lainnya memiringkan kepala karena penasaran.
Ini sedikit pemandangan yang imut.

"Semua orang ikuti aku sebentar."

Aku berjalan menuju ladang. Aku melihat kebelakang untuk memastikan semua orang benar-benar mengikutiku.

"Aku punya sebuah benih khusus."

Para budak mengangguk serempak.

"Benih ini berasalah dari barat daya sana, ini merupakan benih tanaman yang menyebabkan sedikit masalah disana.”

Aku pikir para prajurit telah mendengar ini sebelumnya. Mereka sudah saling berbisik-bisik.

“Tapi ini adalah benih yang sudah aku modifikasi. Kalian semua, kemarin malam kalian kelaparan dan membutuhkan camilan, kan?”
"Y-ya ..." 

Kiel yang merespons. Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Tolong mengerti bahwa aku tidak bisa menghabiskan seluruh waktuku untuk memasak."
"Tapi ... masakan Hero Perisai-sama itu sangat lezat." 
"Ya, aku ingin memakannya setiap hari!"
“Jika aku dibelenggu oleh dapur, maka aku tidak bisa melakukan pekerjaanku. Bukannya aku tidak akan pernah memasak untuk kalian lagi. Jika kalian bekerja sangat keras, aku dapat mempertimbangkannya kembali."

Bagaimanapun proses pembangunan desa berjalan dengan lancar, tentu saja kita akan selalu membutuhkan makanan.
Jadi aku benar-benar harus melakukan satu hal ini.
Mereka yang tidak bekerja, tidak akan mendapatkan makan.
Untuk melancarkan itu aku harus mempersiapkan persediaan makanan yang banyak. Jika mereka mendapatkan makanan yang cukup maka perkembangan mereka akan meningkat.

"Nah, sekarang aku tidak akan memasak di malam hari lagi, jadi kalian harus menggunakan ini sebagai pengantinya."

Aku menjatuhkan benih ke tanah dan menuangkan air di atasnya.
Tanaman mulai tumbuh di depan mata kita.
Bio Plant tumbuh hingga sekitar tiga meter, dan mulai menumbuhkan buah seperti tomat.

“Awalnya aku mau menanam tanaman lain di ladang ini, tapi untuk saat ini aku akan membibitinya dengan benih ini. Tugas kalian adalah mengelola tanaman ini."
"A-apa yang harus kita lakukan?" 
"Jika tanamannya tumbuh ke luar area yang ditentukan, kalian harus memotongnya. Tapi untuk saat ini, kita belum memutuskan batasnya, jadi tidak usah. Aku akan menyerahkan keputusan itu kepada kalian."
"Apa buahnya ... bisa kita makan?" 
"Ya, di desa barat daya sana, mereka menjual buahnya."

Setidaknya aku pernah melihatnya di Kota Kastil. Biasanya ini digunakan bahan memasak.

"Kalian boleh memakannya jika kalian lapar. Tetapi, jika terjadi masalah yang kalian sadari, pastikan untuk melaporkannya kepada orang dewasa. Itu saja."

Aku memetik salah satu buah besar dan menyerahkannya kepada Filo.
Filo mulai memakannya, tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa itu tidak cukup untuk memuaskannya.
Mengikuti petunjuknya, beberapa anak mulai memetik buah dan memakannya.

"Luar biasa ..."
"Ya."
"Awalnya aku berpikir membangun kembali desa itu tidak mungkin, tetapi jika dengan orang-orang ini, mungkin bisa terjadi."

Entah kenapa aku merasa reputasiku menjadi lebih baik. Atau itu mungkin hanya imajinasi saja.

“Jadi itu saja yang ingin kuberitahu. Bubar."

Jika budidaya tanaman ini berhasil, maka kita bisa mengakhiri masalah persediaan makanan sekaligus.
Bisa dikatakan juga, jika kita tidak mengakhiri masalah ini secepatnya, maka aku tidak akan pernah bisa melatih anak-anak ini untuk menjadi petarung yang kompeten dalam waktu 3 setengah bulan.
Sudah waktunya aku memperlihatkan koneksi, pengetahuan dan peralatan yang aku dapatkan, dan mencoba manfaat dari semua hal yang aku dapatkan dari dunia lain ini.
Sekarang ... tinggal menunggu hasilnya saja.


Esok paginya.
Baru saja kemarin aku memerintahkan mereka untuk mengelola Bio Plant.

"Aduh ..."

Budak mendapatkan beberapa luka saat menanganinya... Berarti tanaman itu tumbuh.
Aku memeriksa level semua budak.
Sudah kuduga, mereka semua berada di level sekitar 20. Rishia naik sampai level 27.
Level Raphtalia tidak berubah. Namun kekurangan makanan telah terpecahkan.
Semuanya akan berjalan dengan baik.

Gu…

Aku mendengar perut mereka.

"Kapan sarapannya?”
"Hari ini aku sudah membuatnya menjadi bekal."

Aku telah membuat wadah besar untuk bekal mereka dan memuatnya di kereta. Ngomong-ngomong, isinya adalah Sandwich berisi daging panggang yang diiris tipis-tipis.

"Baru pagi, kita sudah disuruh pergi lagi?" 

Kiel mengatakannya dengan nada menantang.
Dia yang telah membuat banyak komentar seperti itu belakangan ini.
Sempurna. Hari ini aku akan memperbaiki sikapnya.

“Kau mengatakan itu karena kau tidak menghargai ketulusanku. Ikuti saja dan istirahat sejenak untuk sarapan. Ingat ya, kalian jangan sampai makan ditengah perjalanan, mengerti? Jika tidak, maka sesuatu yang buruk akan terjadi."
"Hm?" 
"Filo, cari tempat berburu yang agak jauh."

Jika kita membasmi semua monster di wilayah ini, maka masalah ekosistem akan muncul.
Tapi mereka ini sudah semakin kuat, seharusnya mereka bisa melawan monster yang lebih kuat pada batas tertentu.
Filo mungkin memahami ini, jadi dia akan mengatasinya sesuai dengan insting liar.

Yang menjadi masalah adalah kecepatan, mereka pasti bisa melampaui Raphtalia yang sering mengalami mabuk perjalanan.
Seperti itulah yang aku rencanakan.
Apa? Jika kau terbiasa, itu bukan masalah.

Tapi, jika mereka segera mengeluarkan makanan yang sudah dimakan, aku rasa itu merugikan. Jika dia belajar makan sambil berkendara, itu seperti membunuh dua burung dengan satu batu.

"Naofumi-sama ... Itu terlalu kejam."

Raphtalia mengatakan ini sambil menjulurkan kepalanya keluar dari kereta.

"Rishia juga berhasil terbiasa dengan itu."
"Fue ..."
“Meskipun aku sudah memperingatimu, kau masih membuat suara menyedihkan itu. Haruskah aku memakan sarapanmu?"
"A-Aku sedang berusaha..."

Suaranya lemah.
Yah, itu mungkin tidak akan menghilang dalam waktu dekat.
Aku menyerahkan tas yang terbuat dari daun Bio Plant kepada para budak.

"Apa ini?" 
"Kau akan segera mengerti. Nah, bersenang-senanglah.”

Aku dengan ringan memukul punggung Filo, dan dia mulai berlari.

"Aku pergi ~!"

Filo merapatkan tangannya, lalu lari dengan kecepatan penuh.

"Wa!"
"Apa-!"
"Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ..."

Dengan suara gemuruh roda kereta, kereta menghilang dengan cepat.

"Baiklah, sudah waktunya aku memulai persiapan lain."

Sekarang sumber makanan yang tidak stabil telah diamankan, aku dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.

"Hero Perisai-sama?" 
"Ada apa? Apakah kalian kehabisan bahan material?"
"Tidak, kami tidak ada masalah mengenai itu, tapi... Apa sarapan kami semua sudah siap?" 

Sarapan kalian....?
Mengapa kalian menanyakan ini seolah-olah aku yang membuatnya.

"... Ya, aku sudah menyiapkannya."

Aku membagikan sarapan untuk para prajurit dan aku juga ikut sarapan disana.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar