Jumat, 17 Juli 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 139. Merek Perisai

Chapter 139. Merek Perisai


Sudah seminggu sejak aku mendapatkan wilayah dan mengurus para budak.
Para prajurit sudah selesai memperbaiki beberapa rumah. Jadi inilah saatnya untuk melaksanakan rencana selanjutnya.

Seperti yang dikatakan Filo, Filolial yang baru menetas itu menarik kereta dengan wujud Filolial biasa.
Mungkin akan sangat menyenangkan menaiki kereta yang tidak berisik...
Jika para budak sedang tertidur, aku biasanya bermain lempar tangkap bersama Filo.

Caterpiland juga sudah mulai besar, dan kita sedang membuat kereta untuk mereka. Monster herbivora ini sangat menyukai batang tanaman Bio Plant.
Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Pedagang Budak memilihnya dengan baik, monster ini mudah diatur.
Sayangnya mereka lambat. Dan juga mereka tidak bisa pergi jauh. Batasnya hanya kota sebelah.

Dune juga sudah mulai besar. Aku memerintahkan mereka untuk mengurus tanah.
Monster ini juga cukup jinak. Dune liar sering tinggal dibawah tanah, jadi mereka sangat jarang bertarung.
Dune yang dipelihara akan bertarung jika diperintahkan, namun mereka tidak begitu kuat.
Kurasa, sudah waktunya untuk mulai berdagang.

"Ba-bagaimana penampilanku?"

Aku telah menyiapkan dua pakaian untuk Kiel.
Pertama adalah zirah lelaki yang cocok dengannya.
Yang kedua adalah pakaian berenda yang cocok untuk berdagang.
Kiel terlihat malu sambil menunggu penilaianku.

"Sempurna. Bertingkahlah polos dan malu-malu saat berjualan."
"Bubba Perisai! Kenapa aku harus melakukan hal itu?!"
"Tentu saja untuk uang. Jika kita tidak punya cukup uang, kita tidak dapat merekonstruksi desa."
"A-Aku malu, Bubba..."

Aku berencana untuk membiarkan Filo menjaga barisan depan, sementara aku mempersiapkan persediaan dibelakang toko.
Aku juga berencana menjual obat-obatan yang dibuat oleh Raphtalia dan Kiel.

"Rishia, Aku akan pergi, kau yang bertanggung jawab dalam mengurus desa dan menaikkan level para budak lain."
"Me-Mengerti!"

Aku harus mengajari budak cara berjualan.
Jika tidak kita akan kekurangan uang
Jika aku berjualan keliling kerajaan selama 3 hari dengan kereta belambang Hero Perisai. maka rumor akan cepat menyebar luar ke kerajaan lain.
Itulah kenapa aku banyak menghabiskan waktu untuk membuat obat-obatan.

Sebelum bertarung dengan Reiki, aku telah belajar berbagai cara membuat obat. Aku mempelajari obat-obatan yang lebih manjur.
Jika aku datang maka beberapa permasalahan akan selesai, termasuk wabah berbahaya.
Meskipun ini hanya pemikiranku saja....

"Ayo, Kita berangkat-!"
"Tung-Bubba! Aku masih mabuk kend-"

Aku mengabaikan Kiel lalu kita berangkat.
Dalam satu jam kami menghabiskan waktu berjualan di setiap desa. Itu semua berkat kecepatan penuh Filo.
Sudah lama sekali aku tidak berdagang ke kota. Orang-orang kota yang pernah aku temui menyapa aku yang baru saja datang.

"Jadi Saint-sama adalah Hero Perisai-sama?"
"Ya... Aku akan sulit berjualan jika orang tahu identitas asliku."
"Maafkan aku, waktu itu melakukan hal seperti itu."
"Tidak apa-apa."

Berita buruk tentangku sudah mulai pudar.
Meskipun aku tidak pernah melakukan kejahatan, aku sudah dipanggil Iblis Perisai.
Aku sangat muak mengingatnya.

Bukan waktunya untuk merenung. Selama aku dibayar, itu tidak masalah.
Aku tidak pernah menganggap pelanggan adalah raja. Perkataan seperti itu hanya sebuah sandiwara belaka saja, maksud dari kalimat itu berbeda.

"Aku memiliki wilayah dan sedang melatih orang untuk melawan gelombang. Untuk mempersiapkannya, aku menjual obat-obatan dan jasa lainnya. Beritahu aku jika kau butuh sesuatu. Kau bisa mencariku di kereta yang memiliki lambang perisai."

Sekarang, aku memiliki lambang perisai di sebelah keretaku.

"Beberapa hari setelah mengalahkan monster itu, Hero-sama sudah mau membantu masyarakat lagi. Hero-sama pasti sangat peduli dengan penduduk negeri ini."
"Ya, tapi aku tidak dapat berbuat banyak. Jika kau menyebarkan kabar tentangku. Aku akan sangat berterima kasih."

Dan beginilah caraku menyebarkan info tentang bisnis berjualanku.
Filo juga dapat menjadi maskotku, dia adalah Ratu Filolial.
Tapi dia terlalu cerewet....
Jika saja ada orang yang dapat mengurusnya. Tapi, kupikir tidak akan ada yang sanggup melakukannya.

"Kalau begitu kita akan membeli beberapa untuk membantumu, Hero Perisai-sama."
“““Benar!”””

Dan kabar tersebut menyebar seperti perkiraanku.
Kabar baik menyebar dengan sangat cepat.
Beberapa orang dengan cepat menyambut kami saat tiba di kota lainnya.
Sangat luar biasa kalau gosip dapat menyebar lebih cepat dibanding kecepatan lari Filo.

"Bu-Bubba Perisai... Apa menurutmu ini baik-baik saja?"

Kiel yang malu-malu dalam berjualan, bertanya kepadaku.

"Ya, senyumanmu tidak sebaik Raphtalia, tapi beberapa orang melihat wajah polosmu, itu cukup meningkatkan semangat mereka."
"Apakah itu pujian?"

Ya, wajah polos dan canggung dapat meningkatkan minat pembeli. Ini berlaku di dunia manapun.
Raphtalia dan Filo bekerja dengan baik. Mungkin pendapatanku akan meningkat.

Penjualan kita cukup baik.
Sekarang aku butuh lebih banyak tenaga untuk mengumpulkan tanaman obat.
Rupanya, dengan bahan yang buruk aku dapat membuat obat dengan kualitas "normal" dengan perisaiku.
Obat ini dapat ditingkatkan lagi menjadi kualitas diatas normal.

Sepertinya penjualan dalam 3 hari ini lumayan menguntungkan.
Untuk sekarang, aku harus menyiapkan lebih banyak obat-obatan. Sedia payung sebelum hujan.


Kita melanjutkan berjualan selama tiga hari, dan setelah itu kembali ke desa. Terkadang kita membeli tanaman obat dari pedagang yang lewat. Aku memasukkannya kedalam perisai untuk membuat lebih banyak obat-obatan.
Kiel dan budak lain melihatku berjualan dan mempelajarinya. Atau mungkin itulah yang kupikirkan.

"Oh, bukankah itu Hero Perisai-sama."

Saat senja, Pedagang Budak datang ke desa dengan keretanya. Dia ditemani oleh asistennya yang mengenakan topeng aneh. Keadaan ini terlihat cukup aneh.
Para budak ketakutan dan bersembunyi.

"Ada apa? Jarang sekali melihatmu diluar toko."
"Bagaimana kabarmu? Dan kabar para budakmu?"
"Baik. Mau apa kau kemari? Jawab!"
"Ah itu karena kabar baik."

Jadi kau tidak menjawabnya!
Tenang... Jangan terbawa emosi dengannya.

"Hari ini, aku kemari untuk mengirimkan budak yang dipesan Hero Perisai-sama. Ya."
"Ah, jadi kau menemukan mereka?"
"Ya."

Pendagang Budak menuju keretanya, dan keluarlah 10 budak bersamanya. Mereka semua bergetar ketakutan.
Raphtalia mendekati mereka untuk mencari tahu apa ada temannya diantara mereka.
Dia berbicara kepada mereka sama seperti saat ia berbicara kepada Kiel.
Tapi...

"Ada 3 anak yang tidak aku kenali."
"Hmm? Aku membuat kesalahan?"

Pedagang Budak menepuk tangannya, lalu asistennya membawa 3 anak tersebut kedalam kereta.

"Kau tidak perlu khawatir."
"Memangnya kenapa?"

Pedagang Budak memiringkan kepalanya. 

"Aku tidak berencana hanya menggunakan orang-orang dari desa. Selama mereka dapat bekerja keras, aku akan mengambil mereka."

Aku sudah berencana untuk mengambil lebih banyak orang. Tidak perlu repot-repot mengembalikan mereka.
Hal yang baik juga memiliki lebih banyak tenaga.

"Dengar semuanya, mereka bukan berasal dari desa ini, jadi kalian jangan menganggap mereka orang asing. Jika aku melihat itu terjadi, aku akan langsung menjual kalian."
““"Y-Ya!"””

Budakku menjawabnya.
Ya, mungkin mereka memiliki semacam ikatan sesama budak... Mungkin tidak akan terjadi masalah.
Tapi, meningkatnya penduduk mungkin akan terjadi masalah suatu saat nanti. Aku harus berhati-hati.
Setelah kontrak budak dibuat, aku melepas rantai mereka semua.

"Apa kalian baik-baik saja?"

Raphtalia, Filo, Rishia, Kiel dan Budak lainnya membantu menenangkan budak baru yang gemetaran.

"...Aku baik..."

Mungkin mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

"Bubba Perisai."
"Apa?"
"Mari kita adakan pesta kedatangan mereka! Tentunya, Bubba yang memasak."

Kiel menjawab dengan semangat.
Apa maksudmu dengan “Tentunya”.

"...Ya, aku melakukan hal yang sama kepada kalian."
"Y-Yeay!"
"Aku sudah merencanakannya sejak awal. Semuanya tolong bantu aku menyiapkannya."
““"Ya!"””

Sepertinya para budak memiliki semacam ikatan.
Mungkin mereka akan cepat beradaptasi. Kalau begitu kerja sama pasti akan terjadi dengan cepat.

"Para budakmu sangat bersemangat dan penurut, Tuan merawat mereka dengan sangat baik. Ini membuatku berdebar-debar."
"Ya, mungkin saja."

Aku memberikan sekantung emas kepadanya.
Aku akan merindukan uang tersebut.

"Tetap carikan aku budak Demi-human yang berguna."
"Sesuai keinginanmu."

Sekarang, selain Raphtalia dan Rishia, di desa sudah ada 18 budak.
Ini belum termasuk monster. Aku telah mengumpulkan cukup banyak orang.

"Bagaimana dengan monster, mungkin Tuan masih membutuhkannya?"
"Hmm... Aku mungkin akan membutuhkannya."
"Kalau begitu lain kali aku akan membawanya. Apa yang Tuan inginkan?"
"Sama seperti kemarin saja."
"Baiklah. Kalau begitu, Aku akan pergi"
"Ya, Pergilah."

Tapi, mengapa mereka kembali lagi? Padahal sudah aku bayar semua budak yang dia bawa.

"Biarkan aku ikut makan bersama dengan Hero-sama Ya."

Ya? Apa maksudmu?!
Aku pikir dia akan tetap disini sampai dia selesai makan.
Sial...

"Baiklah. Duduklah disana. Aku tidak peduli makanannya enak atau tidak."
"Terima kasih. Ya."

Asisten Pedagang Budak mengikutinya juga.
Sial, kehadiran mereka menghilangkan nafsu makanku.
Aku harus memikirkan sesuatu nanti, jika tidak maka mereka akan terus meminta masakanku.




TL: Chopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar