Jumat, 24 Juli 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 141. Menangkap Si Tombak

Chapter 141. Menangkap Si Tombak


"Elena! Syukurlah. Kau baik-baik saja!"

Setelah mendengar laporan bahwa salah satu rekan Motoyasu telah ditemukan, kita bergegas menuju kesana, setelah sampai, kami melihat Motoyasu sedang memeluk Wanita 1 sambil berteriak di depan meja resepsionis toko. Sepertinya Wanita 1 telah menjadi seorang penjaga toko sekarang. Pemandangan tersebut seperti orang tua yang dipertemukan kembali dengan anaknya.

Elena? Jadi itu namanya?
Waktu di Kepulauan Cal Mira, aku tidak pernah menanyakan namanya.

"Eh, ada Hero Tombak-sama."

Wanita 1 berkata dengan kasar dan tatapan sinis.
Motoyasu berkata dengan bingung.

"A-Ada apa?"
"Hah? Mau apa kau datang kemari?"
"Aku sangat mengkhawatirkanmu."
"Aku tidak butuh perhatianmu. Aku terkejut kau masih hidup sampai sekarang."
"Tentu saja. Aku tidak akan mati, jika ada kalian yang mendukungku."

Motoyasu menjawabnya dengan sedikit senang.
Tapi, aura disekitar Wanita 1 malah menjadi semakin gelap.
Tatapannya sangat acuh, dia seperti melihat sampah.

"Naofumi-sama. Apa kita bergerak sekarang?"
"Tunggu, mari kita awasi mereka sebentar lagi."

Kurasa akan terjadi sesuatu yang menarik.
Selama Motoyasu tidak menyadari kami, kami akan baik-baik saja. Mungkin saja dia mengatakan sesuatu yang belum kita ketahui.

"Hm-?"

Filo ikut mengawasi juga dengan wujud manusianya, tapi sebelum dia berubah menjadi wujud manusia, aku menyuruhnya untuk berubah ditempat yang agak jauh dari sini.
Kami mengawasi toko tersebut dari sudut jalan di seberang toko.

"Bergabunglah denganku lagi, dan mari kita selamatkan dunia."
"Maaf. Tapi sekarang aku menjadi pewaris bisnis orang tuaku. Aku tidak bisa pergi denganmu lagi."

Dia menjawabnya dengan mudah.
Sepertinya, dia sudah tidak tertarik berbicara dengan Motoyasu.
Motoyasu juga menyadarinya, dia sekarang terlihat bingung.
Telah terjadi banyak hal, hingga mereka seperti ini.

Sejujurnya aku iri dengan Motoyasu.
Meskipun sekarang aku telah menjadi Count dan mendapatkan wilayah, tetapi pekerjaanku hanyalah memasak dan mengurus budak.
Aku merasa seperti orang tua mereka.
Aku bahkan mendengar prajurit memanggilku 'Hero Memasak'.
Beginilah ceritanya—

"Seperti dugaanku, masakan yang dibuat oleh Hero Memasak sangat luar biasa."
"Tidak sopan sekali kau, dia adalah Hero Perisai bukan Hero Memasak....."
"Iya, kau benar. Tapi, perisainya terlihat seperti tutup panci untukku...."
"Sebaiknya kau periksa mata ke dokter.”
"hahahaha."

Bagaimana mereka bisa menyebut perisaiku mirip dengan tutup panci!
Aku akan membuat prajurit itu bekerja sangat keras untuk membangun desa kembali.
.... Itu tidak penting sekarang.
Aku harus fokus kepada Motoyasu.

"Hey. Apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat berbeda dari biasanya, Elena."
"Jika kau bertanya seperti itu... Ini adalah saat yang tepat untuk jujur padamu."
"Apa?"
"Motoyasu... Tidak, Hero Tombak-sama. Aku sudah lelah. Sudah tidak bisa menemanimu lagi.”
"A-Apa katamu?"
"Awalnya kau memiliki reputasi yang baik, dan uang yang cukup banyak. Tapi sekarang? Kau terlihat seperti gelandangan."
"Hm? Aku tetaplah seorang Hero..."
"Aku sudah lelah dengan semua ini. Terutama menjadi rekanmu.”
"Memangnya salah aku apa?"
"Kau selalu menggoda wanita, di manapun kau berada kau selalu mencoba mendekati wanita, dan kau terlalu tergila-gila dengan kekuatan."

Kemarahan Motoyasu turun drastis.
Apa dia belum pernah ditolak?
Gawat. Aku mulai menyukai pemandangan ini.



"Naofumi-sama. Kau tersenyum."
"Lihat. Motoyasu terlihat sangat sedih."
"Daripada memikirkan itu, kau harus segera menangkapnya?"
"Tunggu sebentar lagi. Aku masih ingin melihatnya."

Wanita 1 sudah mulai menunjukkan sifat aslinya.

"Jika kau memiliki waktu untuk mendatangiku, pergilah ke Kastil dan akuilah kesalahanmu."
"Gu...."

Sepertinya dia tidak menyadari kesalahannya sendiri. Motoyasu tetap diam.

"Kau sudah gagal, jika kau ingin aku kembali maka perbaiki reputasimu. Seperti yang dilakukan Hero Perisai.”

Perkataan Wanita 1 pada Motoyasu mulai seperti orang yang aku benci.
Dia hanya dapat melimpahkannya. Yang salah itu kau. Semuanya adalah kesalahanmu.
Jika ini adalah game romance, heroine harus menyemangatinya.
Tapi apa yang terjadi sekarang?
Saat dia mengatakan itu semua ke Motoyasu, Aku merasa sangat senang.

"Naofumi-sama!"

Raphtalia memarahiku.
Sepertinya aku harus segera bertindak.

"Mari kita kesana."

Aku keluar dari persembunyianku dan mendatangi Motoyasu.

"A-Apa yang terjadi denganmu. Kenapa sikapmu berbeda. Sebelumnya kau lebih ramah."
"Aku tidak peduli....”

Motoyasu terlalu fokus kepada pembicaraannya, dan tidak menyadari kedatanganku.
Inilah kesempatanku.

"Hei, kau hanya bercanda, kan?"
"Aku tidak bercanda. Sekarang, cepat keluar dari sini.”

Wanita 1 menyadari kedatanganku.
Sepertinya dia tahu apa yang harus dilakukan.
Tolong tahan dia lebih lama lagi...
Saat dia menyadarinya, Dia mengedipkan matanya padaku.

"Aku sudah lelah denganmu. Jika kau tidak menyerah sekarang, aku akan melaporkannya ke kerajaan."

Sepertinya aktingnya sungguh natural, Wanita 1 benar-benar ingin membuang Motoyasu.
Dia bahkan mau membantuku untuk menangkapnya.

Jika ia tidak bekerja sama. Mungkin, dia akan dituduh merusak segel Reiki.
Menurut analisa, Reiki memang seharusnya bangkit suatu saat nanti pada saat gelombang.
Tetapi melepaskan segelnya dengan sengaja, adalah tindakan kriminal.

Aku hampir sampai, tinggal sedikit lagi, tapi Motoyasu berbalik...

Sial... Motoyasu menyadariku.

"Na-Naofumi!?"
"Kau tahu alasanku datang kemari, kan?"
"...Elena, kau menjualku?"
"Jangan beranggapan aku itu jahat. Aku selalu mengikuti bayangan yang kuat. Baik dulu maupun sekarang.”

Aku benar-benar kesal dengan perkataannya.
Jika aku adalah Motoyasu, aku akan melupakan semuanya lalu menusuknya dengan tombak.

"Sekarang, menyerahlah. Hero Perisai sudah melakukan tugasnya dengan baik. Sebaiknya kau belajar dari awal kepadanya.”
"E-Elena... Kau!"

Aku tidak menyangka bahwa dia dapat menjadi sejahat Bitch? Tapi mereka sama-sama sampah.

Tentu saja Motoyasu tidak akan menyerah tanpa perlawanan. Dia mempersiapkan tombaknya dan mengarahkannya kepadaku.
Kau mau bertarung ditempat seperti ini?

"Aku ingin mendengar ceritamu. Maukah kau pergi ke Kastil denganku?"
"Maaf, tapi aku tidak akan pergi kesana. Aku harus membuktikan bahwa diriku tidak bersalah."
"Tidak bersalah ya.... Aku tidak berniat untuk membunuhmu. Aku ingin kau bekerja sama denganku untuk melawan gelombang, jika tidak, itu akan sangat merepotkan. Aku hanya dapat melindungi saja, jadi aku tidak dapat melukaimu."
"Bukan aku yang melakukannya!"
"Dengar!"
"Aku akan bergabung kembali dengan rekanku dan menyelamatkan dunia!"
"Yang ingin aku katakan adalah... Ah, kau sangat merepotkan!"

Lagi pula, penjahat tentu saja tidak akan mengakui kesalahannya.
Melihat dari reaksi Motoyasu, dia percaya bahwa dirinya bukanlah yang menyebabkan kejadian tersebut. 
Kalau begitu pelakunya adalah Ren atau Itsuki?
Tidak, kemungkinan mereka bertiga bersama-sama saat menyerang Reiki. Tidak mungkin dia tidak terlibat sama sekali.

"Kalau begitu, temui ratu di kastil jika bukan kau pelakunya, kau pasti akan datang.”
"Aku tidak mau!"
"Kau, pernah melakukan hal yang sama kepadaku? Tapi sekarang keadaan telah berbalik, dan kau bertindak seperti itu? Apa kau memiliki alasan yang sama sepertiku?"
"Tidak!"
"Kau...."
"Aku tidak dapat membiarkan diriku tertangkap disini."

Tidak ada gunanya berbicara dengannya sekarang. Sepertinya aku harus menangkapnya dengan kekerasan.
Dapatkah aku mengalahkannya dengan Statistikku yang sudah berkurang sepertiga?
Tidak, Raphtalia dan Filo disini. Aku akan baik-baik saja.
Kelihatannya Motoyasu sendirian.

"Tolong menyerah dan serahkan dirimu."
"Benar~”

Kata Raphtalia sambil menodongkan pedangnya, dan Filo dengan wujud monsternya.
Sekarang 3 lawan 1... Apa yang akan dilakukan Wanita 1?

"Haruskah aku bergabung denganmu?"

Sepetinya dia akan membantuku menangkap Motoyasu.
Dia seharusnya sudah sekitar level 70-80.
Skillnya sekarang sudah cukup membantuku. 

"Sekarang. Waktunya untukmu bertanggung jawab untuk semua kesalahanmu. Motoyasu!"
"Jangan terlalu kasar. Nanti kau akan menghancurkan tokoku."

Saat kami mendekat, Motoyasu mulai memutarkan tombaknya.

“Portal Spear”

Tubuh Motoyasu mulai menghilang.
Apa!?
Dalam sekejap Motoyasu menghilang.

Jika itu adalah Skill, kemungkinan Skill tersebut dapat berpindah ke lokasi lain.
Sial, aku salah perhitungan.
Dalam MMO biasanya ada item atau Skill yang memungkinkanmu untuk berteleportasi.
Dan Motoyasu sudah memiliki skill tersebut.

"Dia berhasil kabur!"

Sial... sepertinya menangkap Hero akan menjadi lebih sulit.
Aku harus melakukan sesuatu sebelum dia menggunakan Skillnya, mencari tempat atau sihir yang dapat mengganggu skill tersebut.

"D-Dia menghilang... Ke mana dia pergi?"
"Siapa yang tahu."

Jika dia tidak dapat menentukan lokasi teleportasinya, kemungkinan dia akan berteleportasi ke Jam Pasir Naga. Tapi, jika dia dapat menentukan lokasinya, maka dia bisa ada di manapun.
Itu sangat berguna. Aku juga ingin memilikinya.
Aku tidak tahu seefektif apa Skill itu, tapi itu mirip seperti Skill Warp, itu sangat cocok untuk berdagang keliling.

Apa itu hanya berpengaruh padaku saja? Atau berpengaruh pada rekanku juga? Itu akan sangat berguna untukku.
Jika aku menjadikan desaku menjadi titik teleportasi, maka pergerakanku akan menjadi lebih mudah, dan jika terjadi suatu kekacauan aku bisa dengan cepat datang ke sana.
Aku mungkin harus berbicara ke Wanita 1 apakah Motoyasu pernah membicarakan skill tersebut.

"Sudah lama tidak bertemu."
"Ya."

Aku akan mulai memanggil Wanita 1 dengan namanya, Elena mulai dari sekarang.

"Kau mungkin telah menceritakan semuanya kepada orang Kastil. Maukah kau menceritakannya kembali kepadaku?"
"Baiklah."

Elena menarik nafas, dan mulai bercerita.




TL: Chopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar