Jumat, 03 Juli 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 135. Makanan Buatan

Chapter 135. Makanan Buatan


Aku membiarkan Firo menarik kereta semalaman dalam perjalanan ini, kami tiba di pinggiran desa Raphtalia pada pagi harinya.

"Goshujin-sama, kita telah sampai." 
"Baiklah." 

Ketika aku sedang tidur, Kiel mencoba menjahiliku dan mendapat teguran keras dari Raphtalia.
Tentu saja dengan pengecualian Raphtalia dan Rishia, para budak mendapat batasan keras dan segel budak segera aktif dengan sendirinya jika mereka mencoba menyerang aku.
Dan juga, karena apa yang Bitch lakukan sebelumnya, sekarang aku langsung bangun ketika sesuatu terjadi.
Pada hari pertama kami bekerja dengan para budak untuk menghancurkan puing-puing bangunan.

"Rumah ini adalah rumahku yang berharga." 

Anak bernama Kiel berteriak menolak.

"Memang baik untuk menghargai rumahmu, tetapi atapnya telah runtuh, temboknya hancur. Sayang sekali, tetapi tolong mengertilah bahwa ada rumah-rumah yang dapat diperbaiki dan yang tidak. " 

Aku mencari barang-barang yang masih bernilai atau masih bisa digunakan, tetapi barang-barang seperti itu sudah dirampok habis, masih ada beberapa barang yang tersisa, tetapi barang-barang itu sudah terlalu berkarat untuk digunakan.
Sumur air tampaknya masih bisa diselamatkan.
Ladangnya ... tampaknya perlu dibajak kembali agar bisa dipakai cocok tanam.

"Aku mengerti perasaanmu, tetapi dari sudut pandang rekonstruksi, hal-hal yang akan menghalangi harus disingkirkan." 
"Tapi-" 
“Kiel-kun! Berhentilah mengatakan hal-hal yang egois!” 

Raphtalia memarahinya. Yah, aku tidak perlu menghentikannya.
Walaupun demikian…

"Ini adalah rumah tempat tinggalmu." 
"Iya!" 
"Kalau begitu, rumah baru yang akan dibangun di sini akan menjadi milikmu." 
"Eh?" 

Bocah yang dipanggil Kiel menatapku dengan ekspresi bingung.

“Mengertilah bahwa nanti kau akan menjadi seorang kepala keluarga. Kau akan bertanggung jawab atas rumah ini. Karena nanti akan ada banyak orang yang tinggal disini.” 
"I-iya." 

Kiel mengangguk menjawab kata-kataku yang ambigu.

"Itu sebabnya - SEKARANG! Filo! " 
"IYA!" 

Saat Kiel menunjukkan celah. Filo menyerbu rumah yang setengah hancur itu lalu menendang titik tumpu rumah dan menghancurkannya.

"AaaaaAAAAAAAAAAAAAAAAA !?" 

Meninggalkan Kiel yang tercengang, aku pergi ke tugas berikutnya.
Sebelum tengah hari, bahan bangunan dan prajurit kastil yang disiapkan ratu telah tiba.
Batu, kayu ... dan apakah itu plester?

"Tujuan Hero Perisai-sama adalah untuk merekonstruksi tempat ini?" 

Padahal mereka pasti sudah mendengarnya dari Ratu, tapi mereka tetap menanyakannya.

“Iya, setidaknya aku ingin atapnya dibangun sebelum hari berakhir. Aku menyadari permintaan yang tidak masuk akal ini, tetapi aku mengandalkanmu.”
“Kami mungkin prajurit tetapi kami memiliki sedikit pengetahuan tentang konstruksi. Jadi tolong serahkan pada kami.” 
"Terima kasih." 

Konstruksi dan .... Militer tetapi apakah kedua bidang itu saling berhubungan? 
<TLN: Sepertinya ratu memilih prajurit yang tahu cara membangun rumah>

Dan tidak kusadari, sekarang sudah siang hari.

"Untuk saat ini kita akan menyerahkan pembangunan rumah kepada para prajurit. Raphtalia, Filo, dan juga Rishia." 
"Iya." 
"Apa?" 
"Apa perlu apa? 

Mereka bertiga menjawab panggilanku.

"Setelah ini aku akan mulai membuat makan siang, setelah kalian selesai makan, kalian bertiga bersama dengan para budak akan keluar dan mulai menaikkan level." 
"Dimengerti." 
"Ya." 
"Aku akan melakukan yang terbaik." 
"Aku akan menyerahkan pembagian kelompok kepadamu. Berkelompok terlalu banyak akan mengurangi EXP yang akan diperoleh. " 

Aku belum mencoba melakukan pengukuran yang sebenarnya, seberapa banyak jumlahnya akan berkurang?
Terlebih lagi, bagaimana cara kerja sistem pendistribusiannya? aku tidak mengetahuinya sama sekali.

"Apakah ada orang yang tahu detailnya?" 
"Um ..." 

Rishia mengangkat tangannya dengan ekspresi kasihan.

"Apa?" 
“Orang-orang yang ada di dalam party menerima EXP dalam jumlah yang sama. Batas maksimum untuk satu party adalah 6 orang. Lebih dari itu akan menyebabkan EXP berkurang. " 

Oh, jadi itu sebabnya kau dibuang.
Meskipun jika aku mengatakan ini dia mungkin akan menangis 'Fueee' jadi lebih baik diam saja. Itu menjengkelkan
Dalam ekspedisi dengan jumlah orang yang besar, tampaknya tidak ada masalah jika bisa mengatur beberapa tim dengan komposisi 6 orang dalam 1 tim.
Jika beberapa tim bertarung melawan satu iblis, lebih baik memisahkannya ke area yang berbeda.

"Aku mengerti."
"Baiklah, Kalau begitu kita akan membaginya. "
"Aku serahkan padamu."

Aku memberi wewenang kepada Raphtalia untuk membuat party.
Saat ini para budak berjumlah 8 itu sebabnya Rishia memimpin 2 orang, Raphtalia dan Firo memimpin 3 orang.

"Lalu aku akan mulai memasak makan siang, jadi bantu aku." 
"Iya!"

Kemudian tiga orang mulai membantu sebanyak yang mereka bisa.

"Raphtalia-chan akan membantu?" 

Kiel yang baru saja pulih dari keadaan linglungnya mulai menatapku ketika aku sedang membuat persiapan untuk memasak sambil bertanya pada Raphtalia.
Dia pulih cukup cepat. Apakah karena dia masih anak-anak?

"Bukannya Raphtalia-chan pandai dalam pekerjaan rumah?" 
"Ah, anu ..." 

Raphtalia menatapku dengan perasaan gelisah.
Apa? Jawaban seperti apa yang kau harapkan?
Dia sepertinya ingin menunjukkan sisi baiknya pada temannya, Raphtalia dengan ragu-ragu mulai membuka mulutnya.

"Haruskah aku bantu?"
“Haruskah aku memanggang daging atau membuat sup? Aku lebih suka jika itu adalah hidangan yang bisa bertahan untuk sementara waktu.”

Makanan yang aku buat rasanya enak jadi aku yang memasak.
Aku sudah terbiasa. Akhir-akhir ini semua orang telah menyerahkan urusan masak kepadaku.

"Sudah cukup jika kau membantuku membersihkannya." 

Aku mulai memotong bahan makanan. Dagingnya besar jadi agak sulit dipotong dengan pisau.
Oleh karena itu, ketika Raphtalia yang memasak makanan, rasanya tidak terlalu enak dan Filo mengatakan untuk menyerahkan urusan memasak kepadaku ...
Aku mengabaikan keluhan mereka dan mulai memasak.

Tunggu, ada cara memasak yang disediakan oleh perisai, tapi ini memiliki suatu jebakan.
Aku mulai pandai memasak ketika berada di Pulau Cal Mira, sebelum insiden Reiki terjadi---.

"Makanan keluar dari perisai!" 

Filo menatap perisaiku dengan sangat gembira.

"Ah, itu dibuat dengan skill perisai." 
"Itu mengagumkan." 

Jadi, makan siang yang disajikan adalah spageti, sepertinya itu adalah makanan yang unik di dunia ini.
Nama makanannya sepertinya adalah naporata. Sejujurnya, ini kedengaran seperti jenis pasta dari duniaku, tampaknya perisai mengubah namanya sehingga menyerupai item dari duniaku.
<EDN: Kalau orang Jepang lebih sering bilang pasta dari pada spageti>

Ngomong-ngomong, mengenai hidangan panas yang didapat dari perisai itu sangat membantu ketika memasak.
Namun....

"Rasanya... biasa saja." 
"Ya ... biasa saja." 

Sepertinya kualitas bahan masakan berpengaruh, karena setiap makanan yang dihasilkan selalu memiliki rasa yang biasa saja.
Rasanya tidak begitu lezat. Tapi rasanya juga tidak enak. Itu benar-benar normal.

"Masakan buatan tangan Goshujin-sama jauh lebih baik." 
"Benar sekali. Bahkan ketika sudah dingin, makanan yang dibuat Naofumi-sama masih lezat." 
"A-aku mengerti." 

Entah kenapa, keduanya memiliki tatapan ganas yang mengingatkanku saat awal-awal aku mengurus mereka.
Kalau dipikir-pikir, keduanya tidak puas-puas dengan makanan dari restoran dan hanya puas dengan makanan yang aku masak saja.

Kurasa tidak mungkin menjadi Gourmet (ahli makanan) setelah hanya mencicipi makananku sekali. Tetapi mereka menjadi termotivasi karena hal itu.
Kalau dipikir-pikir, bagaimana jika terjadi situasi dimana aku sedang tidak bisa memasak?
Untuk saat ini aku lebih baik membuat tim memasak karena tidak ada restoran di daerah sekitar sini. 

"Ini, makan siangnya sudah siap, setelah kalian selesai makan, pergilah berburu." 

Aku membagikan daging yang aku bakar di atas piring besi dan sup dalam panci yang sudah dimasak.

"Ini benar-benar lezat."
"Ya! Ini sangat lezat."

Para budak melahap makanan dengan senyum di wajah mereka.
Aku juga memberikan makanan kepada para prajurit yang sedang membangun rumah.

"Ini…. aku belum pernah memakan daging bakar yang selezat ini sebelumnya!?”
"Yang benar saja? Bahan masakannya berasal dari daging kura-kura itu..... Mereka memang membuat masakan yang serupa di kastil, namun rasanya tidak seenak ini. "

Pujian untuk masakan hasil bantuan perisai tidak ada habisnya.
Apakah kalian sudah menaburi garam dan bumbu pada daging sebelumnya?

Para budak melahap makanan yang aku masak.
Meskipun begitu, mereka tidak perlu makan sebanyak itu. 
Bahaya sekali jika aku tidak menyiapkan makanan yang cukup setelah mereka kembali dari menaikkan level.

"Nah, sekarang, bawa senjata kalian masing-masing lalu bertarunglah dengan mereka." 

Dengan pernyataan itu para budak menjadi takut. Sama seperti Raphtalia dulu, ada gadis yang menjadi pucat ketika menerima senjata.
Aku menyerahkan senjata bekas yang aku dapatkan dari kastil kepada mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pisau kecil yang dirancang untuk pemula.

“Jika kalian tidak bertarung, maka dada kalian pasti akan sakit, jadi persiapkan diri kalian. Dan jika kalian tidak melakukannya, jangan pernah berpikir untuk kembali ke sini lagi. " 
"Gu...."

Kiel mencoba mengeluh kepadaku menggantikan yang lain.
Tetapi Raphtalia menyela dan mencegahnya untuk mengatakan apa pun.

“Aku sebenarnya tidak membutuhkan kalian. Namun karena pengembangan wilayah, aku memerlukan tenaga ekstra. Tapi, karena Raphtalia telah dengan patuh mengikuti perintahku, sehingga kalian ada disini sekarang. Jadi jangan salah paham. "

Para budak memelototiku dengan penuh amarah.
Aku sudah terbiasa memainkan peran orang jahat di dunia ini. Selain itu, aku tidak melakukan ini untuk kegiatan amal. Tidak perlu cemas tentang masa depan karena aku berencana untuk kembali ke duniaku sendiri. Aku perlu menyiapkan tempat untuk Raphtalia sehingga dia bisa menghabiskan waktunya dengan damai.

"Nah, sekarang ... Filo, aku ingin kau memasukkan semua monster yang kau kalahkan ke dalam kereta. Mereka bisa sangat berguna.” 
"Yaaaa!" 

Terutama sebagai bahan makanan.
Kemudian, seperti yang dilakukan Ren, aku harus menyerap barang-barang itu ke dalam perisai.
Saat ini ada banyak hal yang harus kulakukan. 

"Kalau begitu, pergilah. Sampai jumpa." 

Aku menunjuk kereta Filo dan menyuruh mereka pergi.
Para budak dengan enggan naik kereta. Filo mulai menarik kereta dan pergi berburu.

"Hati-hati dengan kecepatanmu." 
"Iya!" 

Dengar suara roda kereta yang menggelinding pada saat Filo menariknya.

"Kalau begitu, aku akan menyerahkan konstruksi rumah pada kalian." 
"D-dimengerti." 

Aku meminta para prajurit untuk memulai konstruksi, aku mengatur perisai untuk mulai peracikan, dan selanjutnya adalah mempersiapkan peralatan masak.
Masih ada waktu sampai telur monster menetas.
Sebelum daging Reiki habis, aku perlu menemukan cara untuk memasok makanan.

“Uuu….”

Budak yang pergi bersama Raphtalia kembali pada malam hari.
Semua orang kelelahan. Monster yang mereka kalahkan dimuat dalam gerobak dibelakang kereta. Saat ini kita membutuhkan makanan. Dan juga, mereka telah berjuang dengan baik.
Namun saat ini, ada sesuatu yang lebih mengerikan.

Guuuuuu ……
Guuu ……
Kyurururururururu ……
Gugyururururururu ……

Suara perut itu terdengar seperti raungan.
Aku penasaran apa yang akan terjadi jika level mereka tiba-tiba meningkat di lingkungan di mana pasokan makanan langka? Aku sedikit penasaran.
Mungkin mereka tidak akan mati tetapi mereka pasti akan kelaparan. Aku memikirkan hal itu sambil melihat Raphtalia.
Tubuh yang sedang mengalami pertumbuhan cepat menginginkan banyak asupan makanan sehingga mereka menjadi lapar.

"Kalian akhirnya kembali, apakah kalian bertarung dengan benar?" 
"Iya, semua orang melakukan yang terbaik." 

Raphtalia menjawab sambil tersenyum.
Aku melihat wajah para budak dan ekspresi mereka seperti yang kesulitan.
Aku tidak meminta hal semacam Sparta, tetapi mereka tampaknya tidak puas.

"Fuee .... Sangat lelah.”
"Oh, Rishia, bagaimana kondisimu?" 
"Rasanya lebih mudah bergerak daripada sebelumnya." 

Tentu saja, statusnya lebih tinggi daripada sebelum reset level. Dengan ini, pertempuran seharusnya menjadi sedikit lebih mudah.

“Rishia-neechan. Kenapa kau memakai Kigurumi?” 
"Itu karena Rishia adalah maniak Kigurumi." 
"Fuee!" 

Rishia berusaha menyangkal perkataanku dengan menggelengkan kepala, tetapi itu tidak diragukan lagi.

"Ternyata memang itu yang sebenarnya...." 

Kiel menyanggah pendapatku.
Dia membenciku sehingga dia tidak bisa mempercayaiku.

"Syukurlah jika kalian sudah bekerja keras. Sekarang saatnya makan malam. " 

Aku meletakkan sup Reiki dan steak yang telah aku siapkan sebelumnya di atas meja.
Aku melakukan ini karena aku sudah menduganya. Hanya saja aku tidak bisa menggunakannya sekaligus.
Aku membuat banyak porsi tetapi itu pasti akan segera lenyap.

"" "Waaaaaa" ""

Para budak mulai makan dengan bersemangat.
Yoshiyoshi ....

"Goshujin-sama, mana bagian Firo?" 
"Ini, makanlah." 

Aku memberikan porsi Filo.
Porsinya sekitar 1,5 kali dari para budak lain.

"Hanya sebanyak ini? Aku ingin makan lebih banyak. " 
"Jika kau ingin tambah, pergi berburu sendiri." 
“Buuuu.” 

Firo merajuk.
Maaf, tapi aku sudah memasak cukup banyak. Aku tidak bisa melayani hanya untuk satu orang.

"""Terima kasih untuk makanannya"""

Apa? Ketika aku sedang mengobrol dengan Filo, mereka sudah menghabiskan semuanya!?
Untuk saat ini mereka puas.

"Baiklah anak-anak, segera tidur untuk persiapan besok." 
"…Iya."

Aku menjejalkan budak-budak itu ke dalam rumah yang sudah selesai diperbaiki para prajurit dari kastil selama setengah hari, dan kami semua masuk ke dalam rumah yang lain untuk tidur disana.
Jendela rumah masih rusak, rumah ini dapat digunakan untuk bertahan dari hujan tetapi angin masih berhembus.
Aku penasaran apa yang harus aku lakukan untuk makanan besok.

"Aku akan tidur bersama mereka." 
"Iya, aku mengandalkanmu untuk membuat mereka terbiasa bahkan jika itu hanya untuk sedikit." 
"Iya." 

Raphtalia pergi untuk tidur bersama dengan teman lamanya.
Firo sudah setengah tertidur. Bahkan sampai mendengkur.
Rishia sedang membaca buku yang dia ambil entah dari mana. Dia adalah orang yang rajin.

Aku mulai menambah persiapan rencanaku berikutnya. Sementara itu, aku pergi dan memeriksa level semua budak.
Tampaknya rata-rata level yang mereka naikkan adalah 15. Semua status mereka naik juga.
Menilai dari pola pertumbuhan Raphtalia, aku ingin menaikkan level mereka bahkan bagi mereka yang tidak cocok untuk bertempur hingga setidaknya 30.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar