Rabu, 29 Juli 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 142. Hari Dimana Game Berakhir

Chapter 142. Hari Dimana Game Berakhir


Setelah kembali dari Kepulauan Cal Mira dan sedang dalam perjalanan pulang menuju ke Istana. Party mereka telah berhasil menahan serangan gelombang di negara lain.... Setelah itu...

"Apa selanjutnya kita akan membasmi gelombang di Melromarc?"
"Tidak, kita akan berhenti disuatu tempat terlebih dahulu, agar kita bisa meningkatkan kekuatan."
"Apa maksudmu?"

Lalu, Motoyasu mengambil jalan memutar untuk pergi ke kota dimana Reiki sedang tertidur.

"Tenang saja, kita sudah diatas level 60. Bahan-bahan dan senjata yang akan dijatuhkan oleh makhluk tertidur itu sangatlah luar biasa."

Dia benar-benar berjalan dengan santai, Motoyasu masuk kedalam reruntuhan kuil yang ada didalam Reiki. 
Meskipun tempat tersebut sudah ditinggalkan, namun biasanya ada beberapa biksu yang menjaganya.
Entah kenapa, Motoyasu mengetahui semua jebakan dan teka-teki yang ada didalam kuil. Dia  dengan mudah menyelesaikannya.
Elena tidak terlalu memperhatikan cara kerja teka-teki dan jebakan itu, jadi dia tidak tahu bagaimana Motoyasu menyelesaikan semua itu.
Setelah Motoyasu menyelesaikan semua teka-teki, dia pergi ke arah patung yang ada dibawah kuil. Saat para biksu melihatnya, mereka mencoba menghentikannya.

"Apa yang sedang kalian lakukan!?"

Para biksu lengkap dengan senjatanya, datang mendekati mereka, itu adalah tempat yang cukup tertutup jadi mereka pasti yang menjaga tempat ini.

"Sangat tidak sopan sekali kalian! Dia adalah Hero Tombak, Motoyasu-sama."

Bitch maju kedepan dan memberitahu mereka.

"Apa... kau, Hero Tombak!?"
"Maaf mengganggu. Ada Event yang harus aku selesaikan dengan cepat, kalian tunggu saja."
"Ya ampun, ini adalah hari terkutuk, kedatangan penyusup di tempat ini juga!"

Kata-kata tersebut memberi kesan yang kuat saat Elena menjelaskannya kepadaku.
Kedatangan penyusup di tempat ini juga....
Jika dihubungkan maka ada penyusupan juga ditempat lain.
Kemungkinan mereka adalah Ren atau Itsuki.

"Bagaimanapun juga, cepatlah kalian pergi dari sini!"
"Aku tidak akan melakukan itu. Jika aku tidak mengalahkan Bos Eventnya sekarang. Maka, akan terjadi hal yang sangat buruk nantinya."

Kemudian Motoyasu menghancurkan patung-patung disana dengan cepat.

"A-Apa apaan kau ini!"

Para biksu itu sangat marah.
Ya, kalau tiba-tiba ada orang yang mengaku sebagai Hero masuk ketempat bersejarah. Lalu, menghancurkan benda bersejarah disana. Kurasa siapapun akan benar-benar marah.

"Sekarang, kita kalahkan bosnya."

...
......
.........Tidak terjadi apapun.

"Hmm?"
"Kalau begitu, ikutlah dengan kami!”

Para biksu itu mencoba menangkap party Motoyasu.

"Dasar kurang ajar!"

Bitch berteriak marah.
Motoyasu terlihat bingung, melihat Bitch tiba-tiba marah, dia mencoba menahannya. Lalu dia mulai menjelaskan situasinya sekarang.

"Saat aku sedang mengamati ini, aku menyadari bahwa patung ini adalah sebuah segel, jika tidak segera ditangani maka hal buruk akan segera terjadi..."

Tanah disekitar mulai bergetar, semua orang disana terkejut.

"A-Apa yang terjadi sekarang!?"
"Ya! Akhirnya dia muncul!"

Motoyasu lari dari kuil mengabaikan para biksu itu.
Asal getaran tersebut adalah Reiki yang mulai berdiri dari tidur panjangnya. Tanah dibawah mereka mulai bergerak, pegunungan dan kota semuanya ikut terangkat naik.
Bitch dan Elena tidak dapat berkata apa-apa dan berkata dalam hati mereka.
Bagaimana cara kita melawan monster sebesar itu?

"Meskipun dia terlihat menyeramkan, dia tidaklah begitu kuat. Cukup serang saja seperti biasanya! Ayo!"
"Iya!"
"Ayo!"

Lalu mereka semua mulai menyerang Reiki.
Dan pada saat itulah kehancuran mereka dimulai.
Reiki mulai mengeluarkan Familiarnya untuk membunuh orang-orang di sekitarnya.
Dengan menghiraukan semua itu, Bitch dan Motoyasu terus berlari.
Hingga akhirnya mereka telah tiba di depan Reiki.

"Ayo! Lightning Spear!”

Motoyasu menggunakan serangan pamungkasnya kepada Reiki.
Tapi serangan tersebut tidak berdampak besar, hanya meninggalkan luka kecil.
Dan beberapa saat kemudian, luka tersebut langsung sembuh.

"A-Apa!?"

Familiar Reiki menyerang mereka yang harus dilakukan mereka adalah mencegahnya.
Kemudian mereka menyadarinya, bahwa mereka tidak mungkin mengalahkan Reiki.

"Hey..."
"Tidak mungkin...."
"Tidak, Tidak, Tidak...."

Bitch, Elena, dan Wanita 2 saling berbisik.
Yang mereka bicarakan adalah, mengabaikan Reiki dan Motoyasu lalu menjauh dari sana. Mereka juga berpikiran monster itu tidak menganggap mereka sebagai musuh.
Saat aku melawan Reiki, aku berusaha keras menggunakan mantra sihir untuk melawan mantra gravitasi yang dia tembakkan.
Tapi, party Motoyasu sangat kesulitan untuk melawan Familiarnya saja.
Pasti itu seperti menusuk manusia menggunakan tusuk gigi. Aku tidak menyangka jika Raphtalia dan Filo dapat membuat luka berat kepada Reiki.

"Ba-baiklah! Semuanya. Aku akan mencoba mengalihkan perhatiannya, jadi berikan aku mantra pendukung! Ayo!"

Motoyasu mulai berteriak sambil berlari menuju monster tersebut, tepat pada saat itu Elena membuat keputusan untuk lari dari sana.
Dia sudah tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Jadi dia lari tanpa melihat sedikit pun kebelakang, meninggalkan Bitch dan Wanita 2.
Setelah cukup jauh dari Reiki, dia bersembunyi sampai keributan mereda. Setelah merasa sudah cukup aman dia pulang kerumah orang tuanya.

Ibunya sangat senang melihat putri tercintanya, Elena selamat. Dia bilang kalau menjadi Petualang sangatlah berbahaya. Sebaiknya dia mulai mengurus bisnis ayahnya. 
Ibunya membicarakan ini dengan ayahnya ketika dia kembali, karena ibunya sangat ingin mengutamakan keselamatan Elena.
Jika ada orang yang berani melaporkan kembalinya Elena, maka Elena akan dihukum.... akhirnya mereka menggunakan koneksi ayahnya, lalu bernegosiasi dengan sangat baik, menggunakan Elena untuk memancing Motoyasu keluar.
Itulah penjelasan terakhir yang dikatakan Elena.

"Jika yang kau katakan benar, maka, masih ada cukup banyak bagian yang membingungkan."

Pertama, apa maksudnya dengan jika Reiki tidak segera dikalahkan, maka hal buruk akan terjadi?
Sepertinya dia mengetahui sesuatu, tapi apakah ada yang lebih buruk dari insiden Reiki?
Namun, cukup mustahil mengalahkan Reiki di level 60. Motoyasu sudah dikalahkan dengan pernyataannya sendiri.

Sepertinya ini cukup mirip dengan kejadian Bio Plant.
Motoyasu berniat baik untuk memberi benih Bio Plant kepada desa yang sedang terkena masalah pangan, tapi akhirnya dia menyebabkan lebih banyak penderitaan.
Jika dihubungkan, mungkin ini yang di maksud Motoyasu “tidak bersalah”.

Ada kemungkinan Motoyasu mengetahui tentang Jam Pasir Biru didalam Reiki.
Aku juga penasaran, apa yang Ren dan Itsuki lakukan disana.
Ketiganya sudah memiliki informasi tentang game dari dunia mereka. Ketiganya bergerak secara bersamaan, pasti akan terjadi suatu hal yang penting.

Masalahnya adalah Motoyasu tidak memberitahukan apapun mengenai ini.
Ren dan Itsuki juga selalu senang menyembunyikan sesuatu. Party mereka pasti hanya memiliki sedikit informasi.
..... Informasinya hanya sedikit, aku masih belum bisa berasumsi apapun mengenai tindakan mereka.

"Aku tidak percaya kalau dia selamat setelah bertarung melawan monster sebesar itu. Luar biasa sekali."
"Kau berbicara seperti itu didepan orang yang telah mengalahkannya?"
"Oh iya, ya, kau kan yang mengalahkannya? Kau benar-benar kuat. Aku kalah telak. Karena dari dititik bawah sampai setinggi ini... Aku memilih orang yang salah untuk diikuti."

Kemudian Elena mengela nafas.
Jika dia adalah rekanku, akan kupukul wajahnya.
Sebaliknya, aku sangat terkejut melihat dia bisa sampai sini.
<EDN : kok bisa sampai pulang ke rumahnya, begitu>

"Lagi pula, Motoyasu-sama telah memberikanku banyak keuntungan, dan levelku sudah naik banyak. Kurasa, mulai sekarang aku harus bisa bertahan dengan pekerjaan membosankan ini."
"Kau itu ya...."
"Kau ternyata orangnya cukup dingin. Ketika kita pertama kali bertemu, aku mengira kau adalah orang yang penuh semangat..."
"Hmm~?"

Apa itu tadi?
Sepertinya Filo mulai dapat berbicara aneh akhir-akhir ini.

"Dan begitulah ceritanya. Jika dia datang lagi, aku akan melaporkannya lagi, tapi kurasa dia tidak akan datang lagi."
"Mungkin saja.... Ngomong-ngomong, apa kau tahu kemungkinan dimana Bitch sekarang berada?"
"Tidak tahu. Tapi biasanya orang seperti dia itu sulit untuk mati, pasti masih hidup."

Akan sulit untuk menangkap Motoyasu dan keberadaan Bitch masih belum diketahui.
Dan Elena sudah bekerja sama, jadi itu mungkin hukumannya... mungkin benar.

Kami hanya mengikuti perintah Hero saja, kami tidak ada hubungannya dengan rencananya.

Aku dapat membayangkan jika Bitch dan Wanita 2 tertangkap dan mengatakan itu.
Kemungkinan mereka tetap akan mendapatkan hukuman, tapi Ratu tidaklah jahat.

"Baiklah."
"Sekarang, tinggal mencari cara untuk mengalahkan skill menyebalkan itu."

Teleportasi... Sungguh merepotkan.
Jika dia bisa berpindah, tidak ada gunanya memenjarakannya.
Jika ini adalah Game, kita bisa memberikan Silence padanya untuk menyegel semua Skill yang dia miliki. Jika kita tidak melakukannya secara permanen, maka dia mungkin akan kabur setelah efeknya habis.
Menangkapnya saja sudah sulit, apa lagi menghukumnya.

"Dia pernah menggunakan skill tersebut beberapa kali."
"Apa kau tahu skill apa itu?"
"Hmm... Dia bisa menggunakannya untuk membawa semua party sekaligus tanpa ada masalah."

Empat orang sekaligus? Sepertinya akan semakin menyulitkan.
Dia mungkin dapat membawa seluruh pasukan tentara bersamanya.
Kemungkinan ada cool-down dalam Skill itu. Jika saja kita tahu ke mana dia berteleportasi, maka....

"Lokasinya? Apa dia memberitahumu tujuan dia akan pergi?"
"Mungkin saja tempat yang paling dia sukai? Dia tidak berbicara begitu banyak. Tapi kita sesekali pergi menggunakan kereta. Jadi sepertinya skill tersebut tidak terlalu kuat."

Bisa saja dia berteleportasi ke tempat yang pernah dikunjungi? Tidak, itu tidak mungkin. Pasti ada batasan tertentu dari Skill ini.
Tapi dari pernyataan Elena, sepertinya lokasi tujuan teleportasi bisa kemanapun. Untuk sekarang, aku harus melaporkannya kepada Ratu.

"Baiklah. Terima kasih untuk bantuanmu."
"Tidak masalah. Ah, tidak juga... oh iya, aku dengar kau sedang menjalankan sebuah bisnis besar. Aku sudah mendengar beritanya."
"Ya, aku harus mencari uang."
"Meskipun merepotkan, aku mungkin akan mulai berdagang denganmu."
"Ya, itu tergantung dari barang-barangmu. Dan sepertinya kau pemalas dan tidak memiliki niat untuk berjualan."
"Kau sudah tahu ini, kan. Aku hanya ingin bersenang-senang dan santai."

Aku tidak tahu apa yang Motoyasu lihat dari wanita ini.... Dia sama seperti Bitch, tapi aku tidak bisa memahaminya.

"Ternyata, dia orang yang luar biasa."

Dari percakapanku dengan Elena, tiba-tiba Raphtalia mendapatkan kesimpulan.

"Jangan sampai menjadi seperti dia, Raphtalia."
"Aku tidak akan!"
"Firo ingin berlari."

Kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu?
Filo mulai bertindak aneh akhir-akhir ini.
Kurasa..... dia mulai merasa bosan.

"Sampai jumpa."
"Ya, Selamat tinggal."

Elena menghela napas kembali. Lalu, dia duduk di kursi resepsionis dengan wajah bosan.
Dia orang yang cukup mudah bosan sepertinya.
Dan begitulah yang terjadi, aku gagal menangkap Motoyasu hari ini.




TL: Chopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar