Chapter 27. Rencana Raja Iblis Legendaris
Para Dwarf telah berkumpul. Dan aku memutuskan untuk memulai rapat sebelum mereka semua mabuk.
“Rencana yang akan kuberitahukan kepada kalian ini akan sangat berbahaya dan sulit untuk dilakukan. Jika salah satu dari kalian ternyata pengecut, maka semuanya bisa berantakan. Jika ada diantara kalian yang tidak bisa mengatasi rasa takut, silahkan pergi sekarang.”
Begitulah caraku memulai rapat ini. Tetapi para Dwarf dikenal akan keberanian mereka, dan tidak satu pun dari mereka yang pergi dari sini.
"Baiklah. Tampaknya disini tidak ada Dwarf yang pengecut.”
Mengetahui fakta ini, aku menaikkan perkiraan tingkat keberhasilan rencana ini dari 50% menjadi 70%. Aku melihat ke arah Gottlieb untuk meminta peta tambang ini. Ketika dia akan mengeluarkan peta dari sakunya. Namun, ada Dwarf muda yang maju dan menghentikannya.
"Ketua, itu adalah peta berharga dan kita dilarang menunjukkannya kepada siapa pun selain para Dwarf. Apakah Anda benar-benar bermaksud menunjukkannya kepada seseorang yang baru saja kita temui?”
"Itu baik-baik saja. Aku telah menyaksikan Raja Iblis muda ini dengan hati-hati sejak pertama kali kami bertemu. Dia memiliki keberanian untuk menghadapi kaki tangan Eligos. Aku melihat kesedihan di matanya ketika mengalahkan Zombie yang di buat dari mayat sebangsa kita. Dan dia cukup baik untuk berbagi makanan dengan anak-anak kita. Mungkin dia adalah Raja Iblis Legendaris itu.”
Ya, sebenarnya Eve lah yang memberi mereka kue.
Ketika aku memikirkan hal ini, Eve menanyai Gottlieb.
"Dan apa yang kau maksud dengan 'Raja Iblis Legendaris'?"
“Seorang Raja Iblis yang ada dalam legenda yang biasa kita ceritakan pada malam hari. Dia akan muncul mengenakan pakaian hitam. Raja Iblis dengan hati yang lembut. Seorang raja di antara para raja. Dia akan menjadi berkah bukan hanya bagi para Dwarf, tetapi juga semua ras,” katanya.
Eve dan Jeanne mendengarkan ini dan berkata, "Bagus sekali, master."
Mata mereka terlihat bersemangat melihat kearahku. Sepertinya itu agak tidak berperasaan untuk ditunjukkan di sini, dan juga hampir semua Raja Iblis mengenakan pakaian hitam. Jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya.
Aku tidak berpikir legenda itu membicarakanku, tapi aku tetap bertujuan untuk menjadi Raja Iblis yang dipercaya para Dwarf.
Aku memikirkan rencana ketika aku melihat peta tambang. Ada terowongan yang rumit dan berlika-liku, ada yang sempit dan lebar. Aku mencari area yang sangat terbuka. Setelah aku menemukannya, aku menunjuk tempat itu.
"Gottlieb. Apakah area ini sangat besar? "
"Memang area itu lumayan lebar, tetapi tidak terlalu besar."
“Kalau begitu tempat ini sempurna untuk tencanaku. Area ini akan menjadi medan perang kita. "
“Tidak masuk akal. Area itu adalah jalan buntu. Kita akan dikepung. Kita tidak akan bisa melarikan diri."
"Apakah kau pernah mendengar kalimat ‘bertempur hingga tetes darah terakhir’?"
"Aku pernah mendengarnya. Jadi kau ingin kami semua bertarung hingga mati?”
"Tidak, aku tidak sejahat itu. Rencana ini memang berbahaya, tetapi jika kita berhasil, sebagian besar dari kita bisa selamat. "
"Aku tidak mengerti. Sharltar memiliki lebih dari seratus pasukan."
"Kita akan mengalahkan mereka sekaligus. Tetapi pertama-tama, aku ingin kau mengumpulkan pekerja tambang terbaikmu dan meminta mereka menggali sebuah lubang.”
“Kau ingin membuat jebakan? Sharltar terlalu berhati-hati untuk jatuh terhadap jebakan semacam itu.”
"Aku tidak akan mencoba sesuatu yang kekanak-kanakan seperti itu."
Aku teringat pertempuranku dengan Sabnac, tetapi untuk sekarang aku akan tetap diam tentang hal itu.
"Selain itu, aku ingin kau membawa semua bubuk mesiu yang kau miliki ke titik ini. Itu harus diatur di sini dan di sini. "
Aku menunjuk beberapa titik di peta.
"Aku mengerti. Baiklah! Jadi kau mau menggiring mereka semua untuk ke titik ini dan membunuh mereka semua dengan ledakan."
"Tepat. Mereka semua akan menyesali apa yang telah mereka lakukan ketika mereka terkubur di bawah reruntuhan.”
“Itu rencana yang bagus. Tetapi untuk meledakkan sebegitu banyak bubuk mesiu pasti akan membunuh siapa pun yang akan memantiknya.” Ekspresinya menjadi suram, tetapi aku mengatakan padanya untuk tidak khawatir.
"Semuanya baik baik saja. Aku yang akan memantiknya. Jadi tidak akan ada Dwarf yang harus berkorban."
"Tidak! Anda akan melakukannya sendiri, master? ” Eve sekarang menatapku dengan terkejut.
"Master, kau tidak harus melakukan hal itu! Kau terlalu berharga untuk berkorban di tempat seperti ini.”
"Oh,tentu saja aku tidak akan mati di sini. Aku adalah seorang penyihir, ingat? Aku bisa dan akan berteleportasi setelah menyalakan sumbu ledakan.”
"Aku mengerti, tentu saja. Jadi kau tidak harus tinggal di dekat bubuk mesiu ketika itu akan meledak. "
<TLN: dude siapa juga yang mau bundir kek gitu :v>
"Aku bisa berteleportasi dengan cepat dalam radius lima puluh meter."
"Kalau begitu seharus nya kau bisa aman dari dampak ledakan itu."
Pemimpin para Dwarf meyakinkanku tentang hal ini, tetapi Eve masih belum puas. Namun, Jeanne tampaknya menyukai rencana ini dan dia meletakkan tangan di bahu Eve.
"Eve, apakah kau tidak mempercayai Raja Iblis Astaroth? Tentunya dia tidak akan mengacaukannya. Ada kalanya seorang wanita yang baik harus percaya pada seorang pria dan diam. "
Eve menoleh padanya dengan ekspresi marah yang menunjukkan bahwa dia tidak punya niat untuk menjadi wanita baik seperti itu. Namun, dia tetap diam setelah itu.
Bahkan, dia berhenti memberikan pendapatnya tentang rencanaku sepenuhnya.
"…Baiklah. Sudah kita putuskan. Sekarang satu-satunya yang tersisa untuk dilakukan adalah bertindak. Berapa lama waktu yang dibutuhkan para Dwarf untuk menggali terowongan?."
“Terowongan yang akan kita gunakan untuk melarikan diri? Sekitar…" Kemudian Gottlieb menunjukkan tiga jari jarinya.
"Tiga hari. Itu lebih cepat daripada yang kuharapkan."
"Bukan, aku bermaksud memberi tahumu bahwa itu membutuhkan waktu tiga puluh jam. "
"Apakah kau baru saja mengatakan tiga puluh jam?" Tanyaku sambil terkejut.
“Kami tidak punya banyak makanan tersisa. Dan di sini kau telah memberi kami rencana yang paling menjanjikan. Jadi kami bermaksud mewujudkannya.”
Kata-kata dan ekspresinya dipenuhi dengan kebanggaan. Aku ingin memberitahunya bahwa tidak perlu memaksakan sesuatu yang mustahil, tetapi aku tetap menerima keinginan itu.
Gottlieb adalah seorang Dwarf yang brilian. Dia segera mulai menggambar di peta dan membuat persiapan. Dia bukan hanya pemimpin para Dwarf tetapi juga seorang teknisi hebat. Aku yakin sekarang, dan percaya mereka akan berhasil menggali terowongan.
Dalam hal itu, apa yang harus aku lakukan adalah membantu pasukan berlatih untuk memancing pasukan Eligos. Karena para penambang terbaik akan menggali terowongan, para pandai besi dan petani yang akan bekerja sama denganku.
Mereka tidak sekuat itu, tetapi mereka masih seorang Dwarf. Aku membawa para Dwarf dan pergi ke tempat latihan di kota bawah tanah.
Di sini, aku secara singkat mengajari mereka bagaimana menggunakan tombak dan pedang. Yah, aku sendiri tidak terlalu pandai menggunakan kedua senjata itu, jadi Jeanne lah yang mengajar mereka. Dia adalah Pahlawan yang membantu mengakhiri Perang Seratus Tahun. Walau dia seorang wanita, tetap saja lebih baik dia yang mengajari bagaimana menggunakan pedang atau tombak kepada para Dwarf. Aku menyaksikan rambut pirangnya berkibar, saat dia mengajari para Dwarf bagaimana caranya bertarung,.
Dia tertawa dan berkata kepadaku, “Aku adalah anak dari seorang petani. Jadi aku tahu seberapa kuat mereka. Dengan sedikit latihan, mereka akan cukup pandai menggunakan tombak.”
Rupanya, dia pernah membentuk pasukan petani ketika dia bertempur di Prancis. Itu menyenangkan untuk diketahui. Dan jadi aku menyerahkan segalanya kepada Jeanne dan menangkap seekor tikus liar yang sedang berlarian.
"Apakah kau bermaksud memakannya ...?" Jeanne bertanya dengan alis menyipit. Tentu saja aku tidak ingin memakannya. Aku berniat menggunakannya sebagai familiar.
Kenali dirimu dan juga musuhmu.
Kami tahu apa yang akan kami lakukan sekarang, jadi aku ingin tahu lebih banyak informasi tentang pasukan Eligos. Gottlieb mengatakan bahwa ada lebih dari seratus musuh, tetapi ada perbedaan besar dalam seratus Iblis dengan seratus zombie.
Dan aku juga ingin tahu lebih banyak tentang Sharltar yang memimpin mereka. Dia adalah pemimpin pasukan yang bertanggung jawab memimpin serangan terhadap para Dwarf. Seorang Necromancer yang membunuh para dwarf dan mengubahnya menjadi zombie. Dan aku yakin dia pasti memiliki wajah yang sangat licik.
Note:
Mohon maaf atas keterlambatan update nya yak :u
Dikarenakan ada sedikit “Urusan” di RL jdi nya waktu nge-TL berkurang
“Rencana yang akan kuberitahukan kepada kalian ini akan sangat berbahaya dan sulit untuk dilakukan. Jika salah satu dari kalian ternyata pengecut, maka semuanya bisa berantakan. Jika ada diantara kalian yang tidak bisa mengatasi rasa takut, silahkan pergi sekarang.”
Begitulah caraku memulai rapat ini. Tetapi para Dwarf dikenal akan keberanian mereka, dan tidak satu pun dari mereka yang pergi dari sini.
"Baiklah. Tampaknya disini tidak ada Dwarf yang pengecut.”
Mengetahui fakta ini, aku menaikkan perkiraan tingkat keberhasilan rencana ini dari 50% menjadi 70%. Aku melihat ke arah Gottlieb untuk meminta peta tambang ini. Ketika dia akan mengeluarkan peta dari sakunya. Namun, ada Dwarf muda yang maju dan menghentikannya.
"Ketua, itu adalah peta berharga dan kita dilarang menunjukkannya kepada siapa pun selain para Dwarf. Apakah Anda benar-benar bermaksud menunjukkannya kepada seseorang yang baru saja kita temui?”
"Itu baik-baik saja. Aku telah menyaksikan Raja Iblis muda ini dengan hati-hati sejak pertama kali kami bertemu. Dia memiliki keberanian untuk menghadapi kaki tangan Eligos. Aku melihat kesedihan di matanya ketika mengalahkan Zombie yang di buat dari mayat sebangsa kita. Dan dia cukup baik untuk berbagi makanan dengan anak-anak kita. Mungkin dia adalah Raja Iblis Legendaris itu.”
Ya, sebenarnya Eve lah yang memberi mereka kue.
Ketika aku memikirkan hal ini, Eve menanyai Gottlieb.
"Dan apa yang kau maksud dengan 'Raja Iblis Legendaris'?"
“Seorang Raja Iblis yang ada dalam legenda yang biasa kita ceritakan pada malam hari. Dia akan muncul mengenakan pakaian hitam. Raja Iblis dengan hati yang lembut. Seorang raja di antara para raja. Dia akan menjadi berkah bukan hanya bagi para Dwarf, tetapi juga semua ras,” katanya.
Eve dan Jeanne mendengarkan ini dan berkata, "Bagus sekali, master."
Mata mereka terlihat bersemangat melihat kearahku. Sepertinya itu agak tidak berperasaan untuk ditunjukkan di sini, dan juga hampir semua Raja Iblis mengenakan pakaian hitam. Jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya.
Aku tidak berpikir legenda itu membicarakanku, tapi aku tetap bertujuan untuk menjadi Raja Iblis yang dipercaya para Dwarf.
Aku memikirkan rencana ketika aku melihat peta tambang. Ada terowongan yang rumit dan berlika-liku, ada yang sempit dan lebar. Aku mencari area yang sangat terbuka. Setelah aku menemukannya, aku menunjuk tempat itu.
"Gottlieb. Apakah area ini sangat besar? "
"Memang area itu lumayan lebar, tetapi tidak terlalu besar."
“Kalau begitu tempat ini sempurna untuk tencanaku. Area ini akan menjadi medan perang kita. "
“Tidak masuk akal. Area itu adalah jalan buntu. Kita akan dikepung. Kita tidak akan bisa melarikan diri."
"Apakah kau pernah mendengar kalimat ‘bertempur hingga tetes darah terakhir’?"
"Aku pernah mendengarnya. Jadi kau ingin kami semua bertarung hingga mati?”
"Tidak, aku tidak sejahat itu. Rencana ini memang berbahaya, tetapi jika kita berhasil, sebagian besar dari kita bisa selamat. "
"Aku tidak mengerti. Sharltar memiliki lebih dari seratus pasukan."
"Kita akan mengalahkan mereka sekaligus. Tetapi pertama-tama, aku ingin kau mengumpulkan pekerja tambang terbaikmu dan meminta mereka menggali sebuah lubang.”
“Kau ingin membuat jebakan? Sharltar terlalu berhati-hati untuk jatuh terhadap jebakan semacam itu.”
"Aku tidak akan mencoba sesuatu yang kekanak-kanakan seperti itu."
Aku teringat pertempuranku dengan Sabnac, tetapi untuk sekarang aku akan tetap diam tentang hal itu.
"Selain itu, aku ingin kau membawa semua bubuk mesiu yang kau miliki ke titik ini. Itu harus diatur di sini dan di sini. "
Aku menunjuk beberapa titik di peta.
"Aku mengerti. Baiklah! Jadi kau mau menggiring mereka semua untuk ke titik ini dan membunuh mereka semua dengan ledakan."
"Tepat. Mereka semua akan menyesali apa yang telah mereka lakukan ketika mereka terkubur di bawah reruntuhan.”
“Itu rencana yang bagus. Tetapi untuk meledakkan sebegitu banyak bubuk mesiu pasti akan membunuh siapa pun yang akan memantiknya.” Ekspresinya menjadi suram, tetapi aku mengatakan padanya untuk tidak khawatir.
"Semuanya baik baik saja. Aku yang akan memantiknya. Jadi tidak akan ada Dwarf yang harus berkorban."
"Tidak! Anda akan melakukannya sendiri, master? ” Eve sekarang menatapku dengan terkejut.
"Master, kau tidak harus melakukan hal itu! Kau terlalu berharga untuk berkorban di tempat seperti ini.”
"Oh,tentu saja aku tidak akan mati di sini. Aku adalah seorang penyihir, ingat? Aku bisa dan akan berteleportasi setelah menyalakan sumbu ledakan.”
"Aku mengerti, tentu saja. Jadi kau tidak harus tinggal di dekat bubuk mesiu ketika itu akan meledak. "
<TLN: dude siapa juga yang mau bundir kek gitu :v>
"Aku bisa berteleportasi dengan cepat dalam radius lima puluh meter."
"Kalau begitu seharus nya kau bisa aman dari dampak ledakan itu."
Pemimpin para Dwarf meyakinkanku tentang hal ini, tetapi Eve masih belum puas. Namun, Jeanne tampaknya menyukai rencana ini dan dia meletakkan tangan di bahu Eve.
"Eve, apakah kau tidak mempercayai Raja Iblis Astaroth? Tentunya dia tidak akan mengacaukannya. Ada kalanya seorang wanita yang baik harus percaya pada seorang pria dan diam. "
Eve menoleh padanya dengan ekspresi marah yang menunjukkan bahwa dia tidak punya niat untuk menjadi wanita baik seperti itu. Namun, dia tetap diam setelah itu.
Bahkan, dia berhenti memberikan pendapatnya tentang rencanaku sepenuhnya.
"…Baiklah. Sudah kita putuskan. Sekarang satu-satunya yang tersisa untuk dilakukan adalah bertindak. Berapa lama waktu yang dibutuhkan para Dwarf untuk menggali terowongan?."
“Terowongan yang akan kita gunakan untuk melarikan diri? Sekitar…" Kemudian Gottlieb menunjukkan tiga jari jarinya.
"Tiga hari. Itu lebih cepat daripada yang kuharapkan."
"Bukan, aku bermaksud memberi tahumu bahwa itu membutuhkan waktu tiga puluh jam. "
"Apakah kau baru saja mengatakan tiga puluh jam?" Tanyaku sambil terkejut.
“Kami tidak punya banyak makanan tersisa. Dan di sini kau telah memberi kami rencana yang paling menjanjikan. Jadi kami bermaksud mewujudkannya.”
Kata-kata dan ekspresinya dipenuhi dengan kebanggaan. Aku ingin memberitahunya bahwa tidak perlu memaksakan sesuatu yang mustahil, tetapi aku tetap menerima keinginan itu.
Gottlieb adalah seorang Dwarf yang brilian. Dia segera mulai menggambar di peta dan membuat persiapan. Dia bukan hanya pemimpin para Dwarf tetapi juga seorang teknisi hebat. Aku yakin sekarang, dan percaya mereka akan berhasil menggali terowongan.
Dalam hal itu, apa yang harus aku lakukan adalah membantu pasukan berlatih untuk memancing pasukan Eligos. Karena para penambang terbaik akan menggali terowongan, para pandai besi dan petani yang akan bekerja sama denganku.
Mereka tidak sekuat itu, tetapi mereka masih seorang Dwarf. Aku membawa para Dwarf dan pergi ke tempat latihan di kota bawah tanah.
Di sini, aku secara singkat mengajari mereka bagaimana menggunakan tombak dan pedang. Yah, aku sendiri tidak terlalu pandai menggunakan kedua senjata itu, jadi Jeanne lah yang mengajar mereka. Dia adalah Pahlawan yang membantu mengakhiri Perang Seratus Tahun. Walau dia seorang wanita, tetap saja lebih baik dia yang mengajari bagaimana menggunakan pedang atau tombak kepada para Dwarf. Aku menyaksikan rambut pirangnya berkibar, saat dia mengajari para Dwarf bagaimana caranya bertarung,.
Dia tertawa dan berkata kepadaku, “Aku adalah anak dari seorang petani. Jadi aku tahu seberapa kuat mereka. Dengan sedikit latihan, mereka akan cukup pandai menggunakan tombak.”
Rupanya, dia pernah membentuk pasukan petani ketika dia bertempur di Prancis. Itu menyenangkan untuk diketahui. Dan jadi aku menyerahkan segalanya kepada Jeanne dan menangkap seekor tikus liar yang sedang berlarian.
"Apakah kau bermaksud memakannya ...?" Jeanne bertanya dengan alis menyipit. Tentu saja aku tidak ingin memakannya. Aku berniat menggunakannya sebagai familiar.
Kenali dirimu dan juga musuhmu.
Kami tahu apa yang akan kami lakukan sekarang, jadi aku ingin tahu lebih banyak informasi tentang pasukan Eligos. Gottlieb mengatakan bahwa ada lebih dari seratus musuh, tetapi ada perbedaan besar dalam seratus Iblis dengan seratus zombie.
Dan aku juga ingin tahu lebih banyak tentang Sharltar yang memimpin mereka. Dia adalah pemimpin pasukan yang bertanggung jawab memimpin serangan terhadap para Dwarf. Seorang Necromancer yang membunuh para dwarf dan mengubahnya menjadi zombie. Dan aku yakin dia pasti memiliki wajah yang sangat licik.
Note:
Mohon maaf atas keterlambatan update nya yak :u
Dikarenakan ada sedikit “Urusan” di RL jdi nya waktu nge-TL berkurang
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar