Sabtu, 14 Juli 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 8-23 Hero dan Satou (2)

Chapter 8-23. Hero dan Satou (2)


Satou di sini. Ketika aku bermain game fighting, pada awalnya aku bersenang-senang dengan serangan khusus, tetapi kemudian aku secara bertahap terpesona dengan membaca dan membuat kombo.
Meskipun seperti yang diharapkan, aku tidak berpikir bahwa hari dimana aku akan bergerak seperti karakter game fighting akan datang.


"Aku datang untukmu, honey!"

Hero Hayato membuka pintu dan masuk. Tama yang meringkuk di pangkuanku terkejut dan menusukkan cakarnya ke pangkuanku. Sedikit menyakitkan. Pochi, dan Mia yang berada di kedua sisi aku mengeras.

Mengganggu saat membaca buku bergambar yang damai seperti ini, sungguh hero yang menyusahkan.

"Apa apaan."

Dan, juga, mengapa kau kaget, hero Hayato.

Apa yang membuat dia terkejut.

Tidak ada yang aneh. Pochi baru saja memintaku untuk membacakan buku bergambar untuknya. Aku duduk di sofa besar, dan menikmati sore hari dengan santai setelah sekian lama. Aku memakai tank top yang menyegarkan dan celana pendek, tetapi karena ini adalah kamar pribadi, tidak ada yang salah dengan hal itu.

Lulu, dan Nana bersantai di karpet bawah memakai one piece yang, meskipun tipis, tetapi tidak memperlihatkan tubuh mereka. Liza mendengarkan aku membaca buku bergambar sambil dengan tenang berdiri seperti bermeditasi dengan mata tertutup. Aku bisa merasakan sedikit kemarahan di matanya. Liza tiba-tiba suka mendengar membaca buku. Apakah dia marah karena sudah diganggu?

Mia takut pada mata Hayato, dia tergelincir di belakang kursiku, itu geli.

"Ya ampun, hero-sama, memasuki ruangan tanpa mengetuk seperti ini, itu cara buruk yang kau tahu?"

Meskipun Arisa mengatakan bahwa dengan sopan dan tepat, dia melakukannya sambil mengelus kaki ku, itu agak menggelikan. Ya ampun, tolong hentikan pelecehan seksual saat kau berpura-pura mendengarkan buku bergambar.

"Ayo bertarung Satou! Kau membuatku marah!"

Hero yang berteriak dengan wajah yang tampak seolah-olah menangis darah dipukul oleh lady Ringrande dan kelompoknya dari belakang.

Astaga, aku tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan.


Aku mengubah pakaian ku menjadi pakaian ksatria yang mudah bergerak sehingga membuat ku terlihat sopan oleh putri Maryest, dan pergi keluar. Aku tidak bermaksud untuk melawan hero sedikit pun, tetapi aku tidak bisa tidak pergi ke tempat hero dan teman-temannya menunggu.

"Apakah kau benar-benar akan bertarung?"
"Tentu saja tidak."

Lulu bertanya dengan khawatir, aku menjawab dengan ringan.
Bahkan jika aku bertarung, itu hanya akan mengekspos kekuatanku yang sebenarnya, tidak ada untungnya.

"Kau akhirnya datang, Satou!"

Hero yang dikerubungi oleh pelayan payudara besar dari gedung utama sambil memanggul Arondight ada di pekarangan halaman.

"Ayo bertarung dengan adil!"
"Aku menolak."

Hero menantangku untuk bertarung sambil menunjuk Arondight langsung ke sini, aku menolaknya sambil tersenyum.
Tampaknya sang hero tidak menyangka bahwa dia akan ditolak, dia tampak bingung. Aku ingin bertanya padanya selama satu jam mengapa dia berpikir bahwa aku tidak akan menolak.

Lagipula, bahkan jika kita bertarung, hanya ada kerugian untukku kan?

"Mari kita dengar alasanmu."
"Tidak ada yang bisa aku dapatkan dalam pertarungan."
"Hee, kau tidak mengatakan itu karena kau tidak bisa menang ya."

Hero itu bertanya, dan putri Maryest membalas.

"Tentu saja, ada juga fakta bahwa tidak ada kemungkinan aku menang, tapi bahkan jika, kebetulan, aku menang, tidak ada untungnya bagiku. Tidak ada gunanya bertarung kan?"
"Untuk saling bertarung pedang dengan hero, itu adalah kehormatan yang sangat langka bahkan di kekaisaran kau tahu?"

Kau benar-benar ingin aku melawan hero bukan?

"Tolong sampaikan kehormatan itu kepada ksatria, dan orang-orang yang bertempur di turnamen pertempuran sebagai gantinya."
"Kau tidak berpikir kalau kau akan kalah pada Hayato juga kan?"
"Maryest-sama, itu hal yang tidak masuk akal untuk dikatakan. Dia hero-sama tahu? Tidak mungkin aku bisa menang melawan eksistensi yang bisa menyamai demon lord."

Aku tidak berpikir aku pasti akan menang melawan seorang pejuang veteran dalam pertarungan pedang murni, meskipun itu akan menjadi cerita yang berbeda jika itu adalah pertarungan apa pun. Bahkan, aku telah dicabik-cabik seperti mendapatkan skakmat dalam pertandingan catur ketika aku bertarung melawan Dohar yang lebih tua, bahkan jika aku menyembunyikan skill ku.

"Benarkah? Kau tidak menyimpan kekaguman, iri hati, cemburu, dan juga ketakutan bahkan ketika kau berada di depan yang sangat kuat. Apakah aku salah?"

Aku rasa begitu.

"Oy Mary. Jangan menghalangi pertengkaranku dengan pembicaraan yang sulit."
"Ya ampun, aku minta maaf. Reaksi anak ini sangat tidak biasa, jadi aku tidak sengaja."

Sekarang, kembali ke masalah utama, apa yang harus aku lakukan.

Kalau dipikir-pikir, Arisa tenang sekarang.

"Gufufufu,『 Tolong jangan bertarung untukku 』, situasi yang sangat lezat."

Apa yang kau katakan dengan berbisik?

"Baiklah, kalau begitu ayo lakukan seperti ini. Kau pertaruhkan Tuan Putri Arisa. Untukku, aku akan memberikanmu apa pun yang bisa aku berikan."

Sesuatu yang besar keluar.
Kemudian, aku ingin kapalnya.

"Kapal perang dimensional, holy sword, dan holy armornya adalah milik kekaisaran, jadi itu adalah tidak termasuk."

Putri Maryest dengan tegas mengatakan padaku seolah dia membaca pikiranku. Aku telah mendengar dari pembicaraan panjang baron Muno bahwa hero itu muncul dengan holy sowrd ketika dia disummon, aku bertanya-tanya apakah itu tidak benar?

Aku dapat mengumpulkan informasi sebagai Nanashi, jadi aku tidak perlu melakukannya sebagai Satou. Itu benar, mari kita jadikan dia asuransi untuk waktu di mana aku sendiri tidak mampu. Aku tidak bisa mengatasi jika para demon lord muncul di dua lokasi berbeda pada saat yang sama.
Selain itu, jika aku memiliki hubungan dengan Saga Empire, aku dapat berlindung di sana jika aku kehilangan tempat ku di Shiga Kingdom.


Pada akhirnya, itu menjadi hero dan pengamat.

Ada tiga kondisi yang aku berikan kepadanya.

Pertama, kita akan berduel di tempat di mana tidak ada yang menonton.
Kedua, hero tidak akan menggunakan unique skill, atau skill pertempuran aktif.
Ketiga, jika kepemilikan Arisa ditransfer kepadanya, dia harus mengutamakan kehendak Arisa ketika dia berhasil membebaskannya dari geass.

Namun, karena Maryest menunjukkan ketidaksetujuannya, satu orang dari masing-masing pihak diberi izin untuk mengamati. Lady Ringrande ingin ikut juga, tapi karena berbagai masalah akan muncul jika dia melihat pertarungan, dia kutolak.
Seharusnya aku juga mengikuti kondisi kedua dengan tidak menggunakan skill bertempur, tetapi karena Arisa bersikeras bahwa itu tidak adil, mereka membiarkanku menggunakannya.

Kami berempat telah datang ke arena ditinggalkan di bawah duchy capital.
Aku tahu tempat ini dari seorang kenalan yang tinggal di lorong bawah tanah, tampaknya menjadi tempat di mana turnamen seni bela diri gelap diadakan sampai 100 tahun yang lalu.

Putri Maryest menggunakan magic light untuk menerangi ruangan.
Tingginya 10 meter, dan ada sekitar 20 meter lebar dalam radius. Karena itu juga termasuk kursi penonton, lokasi pertempuran yang sebenarnya lebih kecil.

Aku bertanya kepada Arisa tentang niatnya yang sebenarnya sebelum kami tiba di sini, dan dia mengatakan bahwa aku harus memperdalam persahabatan ku dengan hero tanpa berlebihan, dan bertukar informasi. Aku merasa bahwa jarak antara Arisa dan sang hero sudah cukup, tapi aku tidak bergerak meskipun aku dimintai tolong, namun ketika Arisa sedang bersembunyi seperti ini, dia hanya akan menjadi lebih buruk, jadi aku menerima alasannya.
<TLN: Tidak jelas dari rawnya, pada dasarnya Satou tidak percaya itu niat Arisa sepenuhnya, tapi dia tidak akan menekan lebih jauh karena itu hanya akan menjadi lebih buruk jika dia melakukannya ketika dia seperti itu.>

Bagian [Jangan berlebihan] sulit karena lawannya adalah hero, tapi karena itu bukan pertarungan yang serius, mungkin akan baik-baik saja selama aku tidak menggunakan senjata dari storage ku, jangan pukul dia dengan magic menengah, dan jangan gunakan tangan kosong untuk memblokir pedangnya.

"Sepertinya tidak apa-apa jika ada pertarungan yang mencolok di sini."

Aku telah berubah menjadi baju kulit putih sebelum kita datang ke sini.

"Aku akan berhenti sebelum memukul, jadi jangan khawatir."
"Ya, aku percaya padamu."

Meskipun aku menjawab dengan sopan, siapa yang akan percaya ketika Kau memiliki ekspresi karnivora seperti itu.

"Hero-sama, ini bukan pertempuran serius yang kau tahu. Kau kalah jika lawanmu mati. Aku akan pergi menyusul Satou-sama jika itu terjadi."
"Umu, aku pandai menahan diri, serahkan padaku."

Arisa memberinya peringatan keras, tapi itu patut dipertanyakan jika dia benar-benar mengerti ketika dia menjilati bibirnya seperti itu.

"Ada tiga pertandingan, memenangkan dua pertandingan berarti kemenangan."

Putri Maryest menjelaskan kondisi kemenangan.

"Dilarang kalah dalam lamaran, oke!"
"Tapi tentu saja, honey. Mari kita membangun rumah putih di imperial capital ketika kita menikah. Kita akan memelihara anjing besar di kebun."

Arisa mungkin berbicara kepada ku, tetapi Hayato yang salah paham mulai berbicara tentang sesuatu. Seleranya secara tak terduga kecewek-cewekan.

"Kau benar-benar ~ tidak boleh menahan diri oke! Tolong ingat itu, tidak hanya aku, Lulu juga akan pergi!"

Arisa mengingatkanku lagi dengan suara rendah.
Aku tidak mengerti alasan macam apa itu, tapi bahkan jika dia tidak menyebut Lulu, aku tidak punya niat menyerahkan Arisa. Jika Arisa benar-benar menginginkannya, maka aku akan mengirimnya pergi dengan senyuman, tetapi jika itu tidak terjadi, maka dia harus berada di sampingku.

"Tidak apa-apa."

Aku mengangguk pada Arisa yang terlihat sangat cemas. Namun, dia adalah seseorang yang tidak percaya diri di tempat aneh.


Hero dilarang untuk menggunakan tidak hanya unique skill, tetapi juga skill aktif ya. Aku kira aku harus mematikan menu untuk membuat ini adil. Bahkan jika aku MENONAKTIFKAN menu, pengaturan kolom pendamping tampaknya tetap dipertahankan, baiklah.

Aku mematikan menu setelah beberapa saat.

Pandanganku luas.

Aku dengan pedang elf, Hayato dengan holy sword. Aku ingin memberi tahu hero untuk menahan diri, tetapi dia menjawab kembali dengan mengatakan bahwa lebih mudah untuk berhenti sebelum memukul dengan pedang yang biasa dia gunakan, aku tidak menjawab balik.

"Bersiap, pertandingan dimulai ketika koin ini menyentuh tanah!"

Arisa menjentikkan koin ke atas.

Aku telah belajar berbagai hal setelah bertarung dengan demon lord.

Gerakan mata.

Posisi pusat gravitasi tubuh.

Perubahan kecil dalam siluet yang mencerminkan dari gerakan otot.

Dan juga pernapasannya--

Aku terjun di bawah ujung Arondight, dan menusukkan pedang elf ke arah jantungnya.

Pertandingan selesai sebelum suara dari koin yang menyentuh tanah berhenti.

"Pertandingan pertama, kemenangan Satou ♪"

Oy, wasit.

"Apa yang kau lakukan Hayato! Meskipun dia tidak bergerak secepat itu, kau membiarkan dia menang dengan sengaja, kau bersikap kasar terhadap lawanmu."

Putri Maryest memarahi Hayato dari luar, tetapi sepertinya itu tidak sampai ke telinganya.

"Ini mengejutkan, apakah itu benar-benar gerakan level 30?"


Dari pada hero, aku terkejut dengan gerakan ku sendiri. Tubuhku terasa lebih ringan dari biasanya. Seolah-olah aku telah mengaktifkan sesuatu, aku merasa bahwa informasi memasuki ku dengan jelas sampai pada titik yang mengejutkan.

Lintasan dan waktu pukulan Arondight sang hero sesuai dengan harapan ku. Aku mengerti kebiasaan Hayato setelah melihat pertarungannya dengan demon berkulit kuning, tapi lebih dari itu, aku bisa memprediksi pergerakannya seolah-olah meramal masa depan.

Untuk mengkonfirmasi sensasi itu, aku bertarung pada pertandingan kedua.

Aku menghindari tebasan horizontal dengan mencondongkan badan kebelakang seminimal mungkin.

Pedang itu kembali dengan cepat, aku menahannya dengan pegangan di sisi belakang tanganku yang memegang pedang.

Ketika aku menunjukkan kelemahan sedikit, hero menendang ke arah perut ku

Aku memprediksi, menanganinya, dan dengan sengaja menerima serangan sambil menghancurkan keseimbangan lawan.

Rasanya seperti ketika aku bertarung dengan pemain yang kuat dalam game fighting. Aku ingin bertarung dengan tetua Dohar lagi. Aku harus bisa bertarung dengan sopan tanpa merasa seperti sedang memimpin kali ini

Lagi, lagi.

Ujung pedang sedikit bergerak sebelum diayunkan, perbedaan halus dalam kekuatan memegang pedang, ada informasi di mana-mana.

Aku menikmati setiap sudut tubuh ku selama pertarungan dengan sang hero.

Dan--

Waktu bersenang-senang terlalu cepat berakhir.

>[Foreseeing: Anti-Personnel Battle Skill Acquired]

>Title [Sword Dancer] Acquired




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar