Minggu, 05 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-60 Sage Tower (8)

Chapter 16-60. Sage Tower (8)


Satou di sini. Aku menyukai uji kelayakan sebelum memulai eksperimen dan percobaan itu sendiri, tetapi Aku tidak pernah bisa menikmati menuliskan hasilnya kedalam laporan. Mungkin itu seperti seorang programmer yang suka coding tetapi tidak suka membuat dokumentasi.


"Nyu? Tidak di sini ~?"

Arisa dan Hikaru tidak ada di tempat kami berteleportasi.
Aku dengan cepat mencari mereka dalam daftar Penanda.

--Sebuah sub-space ya.

"Ayo pergi Tama."
"Ya ~"

Aku membawa Tama di bawah lenganku, dan pindah ke sub-space yang aku buat sesuai permintaan Arisa.

"Terlihat enak ~?"

Di sub-space yang terdapat rumah-rumah kue, Arisa dan Hikaru bertarung dengan seseorang bertubuh kecil mengenakan mantel yang compang-camping.
Pria kecil itu dengan mudah menghindari dengan force magic dan fire magic yang ditembakkan Hikaru dan Arisa.
Malahan, itu terlihat seperti pria kecil dan kelincahannya bermain-main dengan Arisa dan Hikaru.

Arisa pergi bersama Hikaru melalui Short-range Warp (Short Jump) dan kemudian dia membakar segala sesuatu di sekitar pria kecil dengan fire magic tingkat lanjut.
Aroma coklat dan marshmallow yang terbakar menyebar kesini bersamaan dengan angin kencang.

Hikaru menurunkan tombak seukuran tiang telepon [Divine Lance] di sebuah rumah manis berwarna merah.
Divine Lance menghantam tanah dengan suara menderu dan menyebarkan serpihan manisan di sekitar, tetapi tampaknya itu meleset, aku bisa melihatnya berlari menaiki Divine Lance dengan kecepatan luar biasa.

Informasi AR ditampilkan di sebelah pria kecil.

Di tengah berlari di Divine Lance, pria kecil itu berjongkok dan memelintir tubuhnya meskipun tidak ada apa-apa di sana, dia pasti telah menghindari serangan yang tak terlihat dan tanpa chant oleh Arisa dengan magic space.

--Level 99.

Lelaki kecil itu menepis [<< Multiple Javelin >>] Hikaru yang ke-15 dan kemudian dia menendang udara dan melompat ke arah Arisa.
Ketika dia menepis serangan Hikaru sebelumnya, aku bisa melihat warna kulitnya yang kehijauan.

--Dia punya title yang tak terhitung banyaknya.

Arisa menggunakan Short-range Warp (Short Jump) dan membawa Hikaru bersamanya, mendapatkan jarak yang cukup jauh dari pria itu.

Mantel itu tampaknya telah di enchant dengan fungsi menyembunyikan status tingkat tinggi, tetapi tidak bisa menyembunyikan semuanya dihadapan pembacaan AR.

--[ Demon Lord].

Yang satu itu menarik perhatianku di antara banyak Title yang dimiliki lelaki itu.
Di antara yang lainnya, ada [Demon Lord], [Goblin Demon Lord], [Little Oni King], [Onikin King], [Skanda], [Coward], [Liar King], [Apostle of Thief God].
Levelnya agak rendah, tapi kalau dilihat dari titlenya, dia pasti [Goblin Demon Lord] yang dikalahkan hero pendiri Saga Empire di masa lalu.

"Nyu!"

Pria kecil yang melompat di udara menghilang dalam kabut hitam, dan muncul di belakang Arisa yang baru saja menggunakan Short Jump.
Lengannya dibalut cahaya ungu gelap, lalu cakar seperti pisau menjulur dari jari-jarinya yang diperban.

Hikaru mengetahui kehadirannya dan dengan cepat berbalik dan banyak perisai cahaya menghalangi cakar lelaki kecil itu.
Itulah perisai tahap akhir Fortress pada peralatan Hikaru.

Cakar yang menyentuh Perisai yang menghalangi cakar itu menimbulkan percikan api, tetapi hanya untuk sesaat, karena cakar tersebut memotong perisai seperti mentega di saat berikutnya.

Cakar itu mendekati Hikaru dan Arisa yang tampak kaget--.

"Kyaaaaaaa"
"Ugeeeeeee"

--Keduanya menghilang di depan pria itu saat mereka berteriak.

"Cih."

Pria kecil itu berbalik ke sini.

- skill nya tidak diketahui.

Pria ini tampaknya juga orang yang bereinkarnasi, meskipun itu tidak tertulis pada titlenya.

"Eh? Master?"
"Ichirou-nii!"

Arisa dan Hikaru berteriak kaget saat berada di lenganku.

" Irregular ada di sini eh ... Aku akhirnya menunjukkan satu atau dua kartu trufku, harus segera pergi dari sini—"

Pria kecil itu terjun ke bayangannya mencoba melarikan diri ketika dia mengatakan itu.

--Aku tidak akan membiarkanmu?

Lelaki kecil itu mencoba menyelam ke dalam bayangan yang menghilang dan mengeluarkan suara seperti setetes air yang menguap.

"Penghalang yang mencegah seseorang pergi ke luar ey?"

Pria kecil itu menggerutu.

"Ini pertama kalinya kita bertatap muka, bukan?"
"—bertatap muka? Ah ya ya."

Lelaki kecil itu membuka papan hitam yang tampaknya merupakan skill [Item Box] sambil menjawabku.

"Aku akan langsung ke intinya, apa tujuanmu?"
"Ya, kau pikir aku akan menjawab hanya karena kau bertanya?"

Pria kecil itu mengeluarkan jam saku berwarna ungu dan tongkat aneh dari papan hitam.
Mengesampingkan tongkat, aku punya firasat buruk tentang jam saku.

"Berbahaya!" 

Sepertinya Tama yang masih di bawah lenganku juga merasakan hal yang sama.
Aku mencoba untuk merebutnya dengan magic space [Item Pull (Aport)], tapi sepertinya ada tindakan pencegahan terhadapnya yang dimasukkan ke dalam jam saku, magic itu gagal.

"Familiar, datanglah."

Dengan satu ayunan tongkat magic, goblin berwarna kebiruan yang tak terhitung jumlahnya muncul di udara.
Menurut bacaan AR, mereka disebut [Demi Goblin - Air Walker].

Para setengah goblin menyerbu ke arah kami sambil berlari di udara seperti menggunakan Sky Drive.
Masing-masing dari mereka berlevel 50, mereka tidak terlalu berbeda dengan familiar yang dipanggil Demon Lord.

Aku menjentikkan jari, lalu bayangan membentang dari bawah semua demi goblin, mengikatnya dan menelan semuanya ke dalam bayangan itu.

"Ew itu jahat ~ Kau bahkan bisa menggunakan magic shadow eh."
"Tidak, ini ninjutsu."

Sejujurnya, aku tidak yakin apakah itu bisa disebut ninjutsu.
Tapi karena Tama-sensei yang berdiri di sebelahku terlihat puas seperti, "Mufu ~", ya, sebut saja ninjutsu.

Arisa dan Hikaru menarik lenganku.

Sepertinya mereka sudah selesai dengan persiapan mereka.

"Mythology Extension."
"Mythology Down"
Hikaru dan Arisa sama-sama mengaktifkan magic terlarang bersamaan.
Untuk membantu mereka, aku mengikat demon lord di udara menggunakan bayangan Ninjutsu Tama.

Bayangan itu dinetralkan dalam sekejap, tetapi ikatan cahaya berwarna pelangi yang tak terhitung jumlahnya yang dihasilkan dari magic terlarang Hikaru [Mythology Extension] membungkus demon lord, mengikat dan mengikis tubuhnya.

"WOOOOOOOOOOOOOOOOO"

Demon lord yang berteriak itu terhapus bersama dengan sub-space oleh [Mitologi Down] Arisa.


"Meskipun tanpa Warship Wand, menggunakan magic anti-dewa mungkin terlalu berlebihan."

Gelang yang digunakan sebagai pengganti Warship Wand pecah berkeping-keping karena beban dari magic.

Sepertinya peralatan pribadi benar-benar tidak dapat digunakan untuk penggunaan magic terlarang tipe anti-dewa.
Mungkin ide yang baik untuk memberikan semua orang dengan Warship Wand yang diproduksi secara massal.

"Ahaha, maksudku lawan kita adalah『 Avatar 』, bukankah itu target ideal untuk tes menembak?"

--Tubuh Palsu (Avatar)?

Itu adalah kemampuan [Create Avatar] yang [Greater Demon Green] gunakan untuk membuat kambing hitam ketika aku bertarung di royal capital saat itu.

"Itu tadi Avatar?"

Aku bertanya pada Hikaru sambil mengingat kulit hijau yang dimiliki demon lord itu.
Tama tidak ada di sini karena aku menugaskannya untuk mensurvei daerah sekitarnya setelah sub-space menghilang.

"Un, dia mengatakan bahwa dia adalah orang yang mengajarkan kemampuan itu kepada『 Greater Demon Green 』."
"Bukankah kita harus bertemu dengan gadis-gadis lain dulu? Kurasa Liza-san dan Nana akan baik-baik saja, tapi itu bisa sedikit buruk untuk gadis-gadis lain."
"Ah, kau benar."

Aku tarik Tama ke sini dengan Unit Arrangement dan kembali ke Kariswolk City di mana semua orang berada.

Aku mencoba mencari [Pseudo Body (Avatar)] di semua Maps yang ada, tetapi aku tidak menemukan hasil.
Aku tidak menyadarinya karena aku tidak akan tahu apakah dia seorang Avatar atau bukan tanpa melirik data [race]. Maksudku, itu memiliki title [Demon lord Goblin], jadi aku mengabaikan info yang tidak penting seperti Ras dan Usia.

Kalau saja aku tahu bahwa itu adalah Avatar di awal, aku akan menelusuri tubuh aslinya sebelum menghancurkan Avatar, terlalu buruk.
Nah, karena aku harus mencari tahu tentang identitas dan tujuan lawan kami, dan juga menghancurkan jam saku yang tampak berbahaya bersama dengan Avatar, semuanya baik-baik saja.

Aku tidak bisa membaca semua informasi karena dia menyembunyikan dirinya di antara kerumunan Demi Goblin, tetapi jam saku itu adalah sacred treasure yang disebut [Thief God---] semacamnya.
Aku juga menemukan bahwa [Goblin Demon Lord] mampu menembus Fortress tahap akhir, sepertinya ide yang bagus untuk mengembangkan Castle tipe pribadi yang bahkan lebih kuat dari Fortress, dan peralatan darurat yang membuat Short Jump dapat digunakan.
Rasanya aku bisa membuat sesuatu yang lebih baik jika aku menganalisis sacred treasure [Light Lid of Heavenly Protection] yang melindungi kota-kota di pulau terapung Lalakie yang aku temui selama Hukuman Ilahi.
<TLN : Light Lid of Heavenly Protection  = Cahaya Perlindungan Surgawi>
Ah, [Damnation Cannon] yang aku temukan dalam penyelidikan pulau terapung Lalakie seharusnya terbukti berguna untuk memperbarui meriam akselerasi Lulu juga.

Sementara aku memikirkan itu, kami bertemu dengan gadis-gadis lain, berbagi informasi tentang [Goblin Demon Lord], dan [Avatar] dengan siapa ia berkepentingan dan melanjutkan ujian.

Tentu saja, karena demon lord mungkin datang menyerang lagi dengan [Avatar] baru, aku telah memasang penghalang deteksi ruang di kota Kariswolk dan kota-kota lain di mana kenalanku berada.
Mempertahankan penghalang seperti ini di puluhan lokasi cukup sulit seperti yang diharapkan, aku berharap mereka datang dan memakan umpannya dengan cepat.


"- sebuah kegagalan ya."
"Itu tidak bisa dihindari. Bagaimanapun, ini adalah takdir para Dewa."

Sera yang mendengarku, meletakkan tangannya di atas tanganku untuk menyemangatiku.

"Kau benar..."

Spell itu memang aktif, namun serangga yang mati di depanku tidak bereaksi sama sekali.
Itu sukses ketika aku mengujinya di Domain Eksperimental (Kotak Pasir) yang digunakan untuk simulasi, tetapi ketika aku mencoba menggunakan magic revival dalam kenyataan, itu tidak berjalan dengan baik, manaku tersebar bersama dengan sensasi aneh yang terasa seperti spell dibatalkan tepat sebelum diaktifkan.
<TLN : Magic revival = magic kebangkitan, the hell what are you doing satou>

Seperti yang dikatakan Sera, [Takdir Dewa] mungkin sedang bekerja di sini.

"Bersalah."

Pipi Mia yang mengembung menarik tanganku dari bawah tangan Sera, dan memeluknya di dadanya.
Aku merasa seperti itu, tapi karena Sera sepertinya dia tidak memikirkan kecemburuan anak-anak, aku akan membiarkan Mia melakukan apa yang dia suka.

"Kau gagal membuat magic revival ya ~, itu terlalu buruk."
"Kurasa kita harus mencari item kebangkitan yang bekerja seperti Sacred Treasure Dewa Tenion."

Hikaru dan Arisa bertukar pembicaraan di belakang kami.
Mirip dengan diriku dan Arisa yang tidak bisa mendapatkan berkah dewa, Hikaru yang mendapat perlindungan ilahi Dewa Parion tidak dapat menghapus prasyarat untuk menggunakan [Artefak Kebangkitan] - diberkati oleh Dewa Tenion -, seperti Arisa, ia tidak memiliki cara untuk dihidupkan kembali.

"Tidak perlu berkecil hati."
"Itu benar, Satou-san! Hasilnya sendiri sudah luar biasa!"

Putri Sistina dan Zena-san menghiburku ketika mereka melihat hasil dari demonstrasi magic revival.

"Itu luar biasa."
"Daripada luar biasa, itu tidak masuk akal bukan."
"Yah, ini bukan apa-apa untuk Cheat Master kita."

Arisa dan Hikaru, sangat kejam.

Ada tikus yang dengan penuh semangat melahap makanannya di dalam sangkar di depan Puteri Sistina dan Zena-san.
Tikus itu adalah spesimen yang dulunya adalah [Tikus Vampir].

Magic revival mungkin berakhir dengan kegagalan, tetapi aku telah berhasil mengubah undead kembali menjadi makhluk hidup.

Tentu saja, itu tidak dapat digunakan untuk mengembalikan segala jenis undead.
Vampir kecil dan tidak berakal, seperti [Tikus Vampir] dapat diubah menjadi makhluk hidup - tikus normal, tanpa masalah. Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah itu mungkin untuk vampir yang lebih besar karena aku tidak punya subjek tes untuk itu.

Namun, di sisi lain, melakukannya dengan undead yang tak berwujud seperti hantu dan membuat mereka menghilang seolah-olah mereka dimurnikan, sementara kerangka dan zombie berubah menjadi abu.
Untuk hantu dan sejenisnya, sebagian besar spesimen mati saat mereka kembali menjadi makhluk hidup.
Hanya dalam satu kasus, hantu bertahan dalam bentuk sesuatu seperti binatang, tetapi kemudian dengan cepat menjadi tua hanya dalam satu malam dan mati.

"Tapi sungguh, bagaimana kau bisa sampai ke titik ini hanya dalam dua hari? Apakah Cheat itu nyata?"
"Tentu saja tidak. Aku kenal seseorang yang ahli dalam hantu dan mereka yang memiliki tubuh halus, jadi aku meminta mereka untuk menunjukkan kepadaku berbagai dokumen."

Arisa mengatakannya seperti itu mudah, tetapi mengembangkan magic untuk mengubah undead menjadi makhluk hidup cukup sulit.

Ketika aku bertanya kepada Leiane dari ras [Half Ghost] tentang hal itu, aku akhirnya harus mendengarkan tentang hidupnya ketika dia tinggal di pulau terapung Lalakie di zaman mitos.
Populasi Lalakie pada awalnya adalah manusia, tetapi mereka berubah menjadi [Half Ghost] melalui karya sebuah lembaga yang disebut [Mausoleum Noble Ascension], dan akhirnya mereka membuang tubuh fisik dan jiwa mereka dan disublimasikan ke dalam bentuk kehidupan mental yang disebut [Lalakie Happy Folk].
Ketika aku bertanya kepadanya apakah dia memiliki dokumen yang berkaitan dengan itu, dia memperkenalkanku ke sistem kontrol inti di ruang kontrol utama pulau terapung Lalalkie, sebuah AI dari komputer, aku dapat belajar tentang makhluk gaib seperti tubuh jiwa, dan sebagainya. Tubuh yang sangat ringan darinya.
<TLN : AI = Kecerdasan buatan>

Berkat pengetahuan itu, aku berhasil menciptakan spell gabungan antara magic soul dan magic light, [Undead to Life].
Karena spell itu memiliki hampir dua kali kapasitas spell terlarang rata-rata, aku pikir aku satu-satunya orang di dunia yang dapat menggunakannya pada tingkat pribadi.
Akhirnya, aku berpikir untuk membongkar itu menjadi magic ritual yang dapat digunakan oleh banyak priest, tapi itu terlalu merepotkan, jadi aku berencana untuk memberikan pekerjaan tersebut kepada seseorang.

"Jadi, master. Apakah Kau akan mengumumkan hasil ini? Dari sisi agama, itu akan membuat Kau seperti, terbakar, Kau tahu?"

Arisa mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

"Eh, benarkah?"
"Itu karena undead dianggap monster jahat yang berbeda dari makhluk hidup biasa ..."

Sera berkata dengan ragu-ragu.

Karena topiknya adalah [Menyangkal tidak dapat diubahnya transformasi dari makhluk hidup menjadi undead], bagian terakhir dapat ditulis tanpa masalah, tetapi untuk bagian yang pertama--

"Kalau begitu mari kita serahkan laporan yang menegaskan kemungkinan undead untuk ditransformasikan kembali menjadi makhluk hidup, membiarkan kemungkinan untuk mengembalikan vampir dan undead lainnya terbuka sambil dengan jelas menuliskan bahwa『 Kau tidak dapat membatalkan kematian 』, mengutip contoh-contoh kegagalan dalam eksperimen dengan zombie dan hantu, tetapi setengah berhasil dengan hantu. "

--Kami memutuskan untuk menyimpulkannya seperti itu.

Sebelum aku mulai mengerjakan laporan itu, aku mengubah para priest yang disimpan di ruang bawah tanah, dan orang-orang yang aku tinggalkan bersama Leluhur Sejati Ban, kembali menjadi manusia.
Tentu saja, aku tidak dalam bentuk Satou, tetapi sebagai [Priest Misterius Koubou].

Untuk mencegah beberapa priest membunuh diri mereka sendiri, aku memberi tahu mereka bahwa itu adalah mukjizat yang dilakukan melalui benda yang terbuat dari orichalcum yang dianggap sebagai sacred treasure.
Membunuh diri sendiri setelah kembali ke keadaan semula melalui mukjizat dewa berarti mengkhianati dewa-dewa mereka.
Aku merasa sedikit bersalah ketika melihat mereka memuji kemuliaan dewa-dewa sambil menangis, tetapi aku meyakinkan diri sendiri bahwa ini adalah bentuk bantuan juga ketika ku mengembalikan mereka kembali ke negara mereka masing-masing.

Sekarang aku sudah selesai membantu semuanya, kukira sudah waktunya untuk menulis laporan yang akan diserahkan ke [Sage Tower].



TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar