Jumat, 31 Mei 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 14. Mengambil Kehidupan

Chapter 14. Mengambil Kehidupan


Setelah meninggalkan padang rumput, kita tiba di jalur yang diapit oleh hutan dan gunung.
Cara bertarung Raphtalia juga telah berkembang pesat karena pengalamannya, dan gerakannya juga telah menjadi baik.
Pengumpulan tanaman herbal kita juga berjalan dengan baik. Monster selalu berdatangan dan memberi kita exp, ketika tas kami sudah penuh karena drop item. Kemudian ‘itu’ terjadi.

Sebelumnya kita hanya melawan monster tanaman. namun sekarang kita akhirnya menemukan monster yang memiliki wujud binatang.

Chesnut rabbit...  bertanduk satu?
<TLN : Chesnut disitu mungkin berupa warna atau jenis monster jadi tidak diterjemahkan>
Usapiru
Nama yang aneh.

“Pyo!?”

Usapiru merasakan kehadiran kami dan melompat kearah kami, menyerang menggunakan giginya yang besar.

“Awas!”

Dia menyerang Raphtalia setelah mengira-ngira bahwa dia lebih lemah.
Aku melompat untuk melindunginya seperti biasa.
Nyam! Nyam!
Sepertinya pertahananku masih lebih tinggi dibanding serangannya.

“Sekarang!, tusuk”
“A….Ah…”
“Ada apa?”
“Ma-makhluk hidup, a-akan mengeluarkan darah kan?”

Aku hampir tidak bisa memahami apa yang dikatakan Raphtalia.

“Lakukan! kita akan melawan makhluk seperti ini mulai sekarang.”
“Ta - Tapi”

Nyam! Nyam!
Usapiru menggigitku lagi.

“Persiapkan dirimu dan lakukanlah. Atau kau akan menjadi beban dan aku akan membuangmu.”

Benar, walaupun dia adalah budak yang sangat kuhargai, jika dia tidak bisa bertarung maka dia tidak diperlukan.
Aku hanya perlu menemui penjual budak itu lagi dan membeli sesuatu yang bisa bertarung dengan baik dan benar.

“T-tidak!”

Takut, matanya tertutup rapat. Raphtalia menusuk Usapiru berkali-kali dengan pisaunya, darah mulai keluar ketika dia menarik pisaunya.

“Ah….”

Usapiru terjatuh mati dan terbaring tidak bergerak di tanah.
Raphtalia memandangi pisau dengan gemetar, pemandangan itu telah melekat di matanya.
Kulitnya pucat, dia terlihat seperti ingin melarikan diri dari semua ini.
Bagaimanapun, kita harus tidak memiliki belas kasih.
Karena kita harus melawan monster seperti ini berulang-ulang hingga ratusan, bahkan ribuan.

“Pyo!”

Usapiru lainnya muncul dari semak-semak dan melompat ke arah Raphtalia, mencoba untuk menggigitnya.

“Ah--”

Dengan segera aku melompat untuk mencegah serangan itu.
Nyam!

“... Maaf, karena telah memaksamu. karena aku tidak bisa melakukan apapun selain bertahan. Jadi aku tidak punya pilihan selain bergantung padamu.”

Tanganku sedang digigit oleh Usapiru ketika aku berbicara pada Raphtalia.

“Tidak ada jalan lain bagiku selain menjadi kuat, dan untuk itu, aku memerlukan bantuanmu.”

Jika tidak, maka tidak akan ada masa depan bagiku. Batas waktu semakin dekat dan gelombang bencana sebentar lagi akan muncul.
Aku tidak yakin bisa bertahan dengan segala yang aku punya sekarang.

“... tapi..”
“Sekitar 1 minggu lagi, gelombang yang akan menghancurkan dunia akan datang.”
“Eh!?”
“Karena itu, aku ingin menjadi kuat, bahkan jika hanya sedikit.”

Raphtalia gemetar saat mendengarku.

“Apa… kau akan melawan bencana itu?”
“Haha, aku diberitahu bahwa itu adalah tugasku. Jadi aku melakukan ini bukan karena aku ingin… Yah, sepertinya kita berada pada posisi yang sama. Bagiku ini bukan karena kewajiban maupun tugas. Aku dipaksa untuk bertahan dari serangan gelombang”
“...”
“Jadi, tolong mengertilah aku tidak ingin kita berpisah.”

Mengembangkan budak yang lain sangatlah membuang waktu. dan mengembalikan dia ke kandang tidaklah membuat ku puas.
Tapi sialnya, aku tidak memiliki uang. Jika aku ingin membeli budak lainnya, aku harus menjualnya.

“... Aku mengerti, Goshujin-sama, Aku…. akan bertarung”

Warna mukanya kembali normal. Perlahan dia bangkit kemudian menusukan pisau yang penuh darah ke titik vital Usapiru.
Entah mengapa, sikapnya terlihat berbeda dari biasanya. Dimatanya sekarang terlihat sebuah keyakinan.
Saat melihat Usapiru terbaring dan terkejang, Raphtalia perlahan menutup matanya. kemudian, dia mengubah cara pegang pisaunya dan mulai untuk menguliti kelinci itu.

“Biar aku saja, aku tidak ingin kau yang melakukan semua pekerjaan itu.”
“Baik”

Aku mengambil pisau, kemudian menggunakannya untuk memotong Usapiru.
Ini nyata, bukan game.
Tentu saja wajar jika seseorang tidak ingin melihatnya.
Namun setelah membunuh makhluk hidup untuk pertama kalinya, aku paham apa arti hidup di dunia ini.
Ketika darah Usapiru mengalir ke tanganku, aku mengerti apa yang telah Raphtalia alami.
Aku memotong kedua kelinci itu dan menyerap beberapa bagiannya ke perisaiku.


[Perisai kulit Usa telah terbuka]
[Perisai Daging Usa telah terbuka]

[Perisai Kulit Usa]
[Bonus pemakaian : Agility + 3 <Belum dikuasai>]

[Perisai Daging Usa]
[Bonus Pemakaian : Teknik Memenggal 1 <Belum dikuasai>]


Aku memunculkan perisai yang terakhir kemudian berdiri.

“Goshujin-sama, tolong jangan tinggalkan aku.”

Raphtalia memohon kepadaku sambil mengangkat mukanya.
Mungkin dia sangat membenci tempat itu, dimana dia menangis saat malam, sakit, dan kelaparan.
Walaupun aku akan senang untuk menertawai wanita jalang itu hingga dia mati, tentu saja itu adalah sesuatu yang gila jika itu benar-benar terjadi.

“Kau telah melaksanakan tugasmu, jadi aku tidak akan meninggalkanmu.”

Sebaliknya, akan menjadi masalah jika Raphtalia mati.
Namun jika dipikir-pikir… Dia memiliki jenis kelamin mirip seperti jalang itu… bukan, sama seperti jalang itu!
Aku menggelengkan kepalaku berulang kali.
Aku harus berhenti berpikir seperti ini. ini buruk untuk jantungku.
Sekarang, aku harus menemukan cara untuk menjadi kuat dengan budak ini, walaupun hanya sedikit.


[Exp 7 x 2]


“Aku ingin meminjamkan kekuatanku kepada Goshujin-sama”

Mulai dari sekarang, Raphtalia menjadi sangat antusias untuk menerjang dan menusuk monster yang muncul.
Seseorang yang selalu aku lindungi sekarang menjadi sangat agresif tanpa pikir panjang.
Ini adalah perkembangan yang bagus, namun sepertinya… dia termotivasi dengan alasan yang salah.
Itu sepenuhnya untuk kepentingan pribadi.
Namun tetap saja… Hal itu perlu dilakukan tidak peduli apapun yang terjadi.

Ketika malam tiba, kami memutuskan untuk istirahat di hutan. Untuk tujuan itu, kami menemukan tempat yang bagus, menyalakan api, dan mulai membangun kemah.
Kita membuat daging Usapiru rebus dan beberapa herbal yang bisa dimakan.
Sisa dagingnya dipanggang di dalam api unggun.
Meskipun kita berencana untuk kembali besok malam, kita tidak memiliki bukti pasti bahwa daging monster itu bisa dijual atau tidak.
Karena aku sedikit curiga, aku menggunakan skill ‘Penilaian’ untuk mengetahui apakah makanan itu bisa dimakan atau tidak.
Aku memotong sebagian kecil dari daging yang sudah dimasak untuk memastikan tidak ada yang aneh. Tapi aku masih tidak mengetahui rasanya.
Daging itu hanya direbus dan dipanggang, itu bahkan tidak bisa dimasukan dalam kategori masakan.
Aku juga mengaktifkan skill ‘memasak’ sehingga status masakan yang awalnya ‘normal’ menjadi ‘sedikit bagus’. Jadi setidaknya rasanya tidak terlalu buruk.

“Ini, makanlah”

Raphtalia kemudian mulai melahap daging rebus dan daging panggang.

“L-lezat.”

Perutnya berbunyi beberapa waktu yang lalu, Raphtalia melahapnya dengan penuh sinar dimatanya.
Setelah pertarungan hari ini. Aku menjadi level 10 dan Raphtalia menjadi level 10 juga.
Akhirnya dia mengejarku.
Yah bagaimana lagi.
Aku mulai meracik dibawah cahaya api unggun.
Tujuan yang ingin kami capai sekarang adalah untuk membuat uang yang akan digunakan untuk membeli perlengkapan baru. Itulah mengapa aku mencoba untuk membuat obat termahal yang nantinya akan aku jual.

Racik racik racik.
Aku menggiling tanaman herbal dengan gilingan, kemudian mencampurkan semua bahannya sebelum aku memasukannya kedalam gelas.


[Ramuan Penyembuh telah dibuat]
[Suplemen Nutrisi telah dibuat]


Lagi, resep itu merupakan resep yang sebelumnya telah aku temukan.
Ini adalah batas dari “Resep Peracikan Sederhana 1”. Meskipun ada 2 obat yang secara ajaib terbuat dengan sebuah intuisi.
Kekuatan perisai yang dibantu dengan ‘cahaya abadi’ telah mencapai batas ‘peracikan’ -nya -- bicara apa aku ini.
<TLN : cahaya abadi = api unggun>
Umumnya, kualitas yang ada merupakan kualitas yang buruk.

“... Ah chou”

Apa efek obatnya habis?
Tanpa bicara aku menyerahkan “ramuan penyembuh” kepada Raphtalia, kemudian dia meminumnya dengan kerut di dahinya.
Intinya, agar mendapatkan sumber daya baru, kita harus menjadi kuat.

“Aku akan menjaga api unggunya, kau tidurlah. Yah…. aku akan membangunkan mu setelah beberapa saat.”
“Baik.”

Aneh dia terlihat sangat patuh. Sangat terlihat perbedaan saat ini dengan saat pertamakali kita bertemu.

“Selamat malam.”
“haha, mimpi yang indah, oh ya, kita akan menjual ini semua besok. Jadi gunakan bulu itu sebagai selimut.”

Aku memberikan bulu itu, yang telah aku asapi saat memasak tadi, dengan tujuan untuk menghilangkan kutu.
Itu sedikit kecil, namun seharusnya cukup untuk membuat tubuh tetap hangat kan?

“Baik.”

Raphtalia mengkerutkan dahinya ketika dia mencium baunya.

“Bau asap?”
“Ya, sangat bau.”
“Sudah kuduga.”
“Tapi, ini terasa hangat.”

Raphtalia meringkuk kearahku, dan bersandar di punggungku, dan menutup matanya.
Baiklah, tak apa.
Aku terus membuat obat dan melemparkan beberapa kayu kedalam api unggun. Hanya tinggal menunggu beberapa saat hingga Raphtalia mulai menjerit dengan keras.
… Huh.
Aku heran, berapa lama lagi kehidupan ini akan terus berlanjut.
Mungkin satu minggu lagi.
Walaupun aku seharusnya tidak berpikir untuk mati, Namun aku harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan itu.
… Ini hanya tentang waktu. Karena kita telah bersama selama tiga hari, Aku dapat mengetahui kapan dia akan mengeluarkan teriakannya.

“Nn…”

Raphtalia mengusap matanya dan perlahan bangun.

“Apa kau bangun?”

Dia tidak berteriak.
Ah, begitu. Mungkin karena dia tidur di punggungku.
Ini mungkin sebuah trauma, namun spertinya dia akan baik-baik saja jika ada orang yang menghangatkan tubuhnya disampingnya.
Guu*...

“... Perutku lapar.”

Dia lapar lagi setelah baru saja makan.

“Baiklah.”

Aku memberikan Daging panggang yang aku simpan untuk besok.
Raphtalia melahapnya hingga mulutnya penuh.

“Baiklah, sekarang waktunya aku tidur. Bangunkan aku jika ada sesuatu yang terjadi.”
“Baik!”

Raphtalia mengangguk sambil mengunyah.
Ya ampun, dia menjadi sangat energik. Namun lihat seberapa rakusnya dia sekarang.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar