Rabu, 29 Mei 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 13. Obat

Chapter 13. Obat


Hari mulai berakhir, malam pun semakin dingin. Sudah waktunya perut Raphtalia berbunyi. Setelah meninggalkan barang bawaan di penginapan, kami pergi ke restoran terdekat.
Kami mendapatkan beberapa jajan. Raphtalia membelinya dari toko yang tidak biasa, aku tidak mengerti apa yang lezat dari makanan itu.
Ya ampun, aku sungguh harus menebalkan dompetku. mungkin berkemah adalah jalan terbaik. jadi sekarang akan ku biarkan kau makan sepuasnya.

“Mari kita lihat, kami pesan paket Delia untuk dua orang dan satu Neapolitan.”

Setelah memberikan pesanan kepada pelayan, makanan kami segera sampai.

“Mari makan.”

“Un.”

Raphtalia mulai makan dengan memasukan makanan menggunakan tangan lagi.
Berdasarkan ukuran tubuhnya, mungkin dia berumur 10 tahun. Dia sudah melihat piringku, jadi aku meminta tambahan.

“Makanlah, selagi kau bisa. Kita akan berkemah mulai besok”
“Ba-gu-ik!”

Berbicara sambil makan adalah tata krama yang buruk. Namun karena dia terlihat sangat menikmatinya, aku akan membiarkannya untuk sekarang.
Setelah itu, kami kembali ke ruangan kami, kemudian aku memperhatikan penampilan Raphtalia.

“Rambutmu berantakan, biar kurapikan sedikit”
“...Baik”

Dia terlihat cemas, sehingga aku membelai kepalanya ‘pon*’

“Tidak apa-apa, aku tidak akan memberikanmu model rambut yang aneh.”

Disamping itu, penampilan pertamanya juga sudah aneh.
Menggunakan pisau, aku mulai memotong sedikit rambutnya ‘gushi*’
aku memotongnya hingga seukuran pundak.

“Baiklah, ini harusnya cukup.”

Dibandingkan model yang sebelumnya, yang ini setidaknya terlihat lebih rapi.
Dengan ini, dia akan terlihat sedikit lebih baik.
Raphtalia berputar-putar, mukanya terlihat senang dan penuh percaya diri.
Apa yang membuatnya begitu senang?
Perisainya bereaksi ketika aku membersihkan rambut yang berserakan.

Aku tidak pernah membayangkannya
Suuu*...
Aku membuka statusku, sepertinya level dan skill tree ku masih belum cukup.

“Hm?”

Sial, dia berbalik.

“Sekarang, kau harus tidur.”
“Un!”

Dia menjadi sangat jujur, tidak seperti kemarin.
Baiklah, itu bagus.

Dia mungkin akan menangis lagi, jadi aku menyibukan diriku dengan meracik di dalam ruanganku.


[Suplemen Nutrisi telah dibuat]

[Suplemen Nutrisi kualitas rendah]
[Obat agak buruk yang digunakan untuk menghilangkan rasa lelah, Obat ini juga efektif untuk memperbaiki gizi dengan cepat]

[Ramuan penyembuh telah dibuat]

[Ramuan penyembuh kualitas sedikit rendah]
[Obat umum yang berguna untuk mengobati beberapa jenis penyakit, efektifitasnya akan berkurang jika digunakan pada penyakit yang parah]


Fumu… Tidak ada hal yang tidak bisa dibuat dari tanaman herbal dari gunung.
Berkat ini, aku dapat menukarkannya dengan sejumlah uang yang lumayan.
Hanya saja, bahan-bahan yang kami konsumsi saat keadaan genting sedikit berbahaya.
Total, aku membuat 6 suplemen nutrisi dan beberapa obat.
Namun, bagiku masih sulit untuk membuat obat kualitas tinggi. Aku tidak akan menang melawan orang yang ahli dalam bidang ini.
Karena pada awalnya aku adalah hero perisai bukan apoteker
… Sekarang mari serap semua bahan ini.


[Perisai Kalori telah terbuka]
[Perisai Energi telah terbuka]
[Perisai Energik telah terbuka]

[Perisai Kalori]
[Bonus Pemakaian : Stamina Boost (rendah) <Belum dikuasai>]

[Perisai Energi]
[Bonus Pemakaian : Skill Point Boost (rendah) <Belum dikuasai>]

[Perisai Energik]]
[Bonus Pemakaian : Konsumsi Stamina Berkurang (rendah) <Belum dikuasai>]


Sepertinya, semua tadi memberikan status yang saling bersangkutan.
Hanya saja apa itu ‘Stamina’? apa sama saja dengan kebugaran tubuh?
Sepertinya aku perlu mencobanya.
Selanjutnya kita memiliki obat herbal, namun… apakah selanjutnya akan lebih sulit jika aku melanjutkan latihan ini dengan sembrono.
Aku ingin lebih banyak bonus pertarungan.
Atau mungkin ini karena aku tidak bisa memenuhi persyaratan untuk membuka perisai hanya dengan herbal yang aku kumpulkan.
Yah, baiklah.

“Nn~..”

Saat melakukan peregangan dan bersiap untuk tidur, aku melihat Raphtalia mengerutkan matanya. Sepertinya dia tidak bisa tidur dengan nyenyak; itu adalah tanda bahwa sebentar lagi dia akan menangis.

“Kya--”

Aku menutup mulutnya tepat sebelum dia berteriak, kemudian aku memeluknya sambil membelai kepalanya.
Phew, sepertinya untuk malam ini aku dapat menenangkannya.
Namun dia akan menangis jika aku melepaskan tanganku sekarang.
Baiklah, tidak ada jalan lain. Mari tidur bersama.

… Terasa sedikit dingin.
Aku merasakan sinar matahari di mukaku, Aku membuka mataku.
Raphtalia, yang seharusnya tidur di sebelahku, gemetaran di sudut ruangan.

“Ada apa?”
“Maaf maaf maaf maaf!”

Aku mengerutkan keningku ke arah Raphtalia yang sedang meminta maaf. Sekarang aku bisa menebak alasan kenapa bagian bawahku agak dingin. Raphtalia telah membasahi kasur.
Haa…

Dia pikir aku akan marah.
Aku belum pernah mendengar ada anak berumur 10 tahun yang membasahi kasurnya. namun aku tidak bisa marah setelah melihat matanya yang penuh dengan rasa takut.
Aku mendekati Raphtalia.
Aku mengulurkan tanganku, menyentuh Raphtalia yang sedang meringkuk seperti bola sambil melindungi kepalanya.

“Ya ampun…”

Aku menyentuh bahu Raphtalia.

“Membasahi kasur bukanlah sesuatu yang bisa kau kendalikan kan? Sekarang cepatlah lepas bajumu agar kau bisa membersihkan dirimu.”

Sepertinya dia sekarang memerlukan baju ganti.

“Eh…”

Raphtalia melihat kearahku dengan tatapan heran.

“Kau tidak marah?”
“Bagaimana aku dapat marah kepada orang yang menyesali kesalahannya? Kau menyadari hal itu sehingga aku tidak marah.”

Seprai-nya bernoda. Berapa banyak yang harus aku bayar… aku akan menyimpannya sebagai baju untuk suatu saat nanti.
Setelah itu, aku menjelaskan situasinya kepada penginapan, membayar kerugian, dan menuju toko senjata untuk membeli pakaian.
Meskipun air sumur sedikit dingin, aku membasuh seprai itu hingga bersih dan menyimpannya di tas.
Sepertinya ide bagus untuk mengeringkan seprai ini dengan cara menggantungkannya di suatu ranting pohon saat kita berada di padang rumput.

“Baiklah sekarang”

Berjalan dengan Raphtalia sedikit menyebalkan karena dia terus meminta maaf.

“Sudah kukatakan untuk tidak memikirkannya”
“... Baik”

Haa… dia benar-benar anak yang penurut.
Bagaimanapun, ini juga akan menjadi masalahku jika dia tidak memiliki motivasi.
Guu*....
Perut Raphtalia berbunyi lagi.
Oh, dan mukanya merah merona karena malu.

“Sepertinya ini saatnya sarapan”
“Un…”

Raphtalia berjalan di sampingku sambil memegang ujung lengan bajuku.

“... *koho*”
“Baiklah, kau harus meminum obat ini sebagai hukuman.”

Aku memberikan ‘ramuan penyembuh’ kepada Raphtalia.
Sepertinya penyakit ini presisten, dia memang butuh minum obat secara teratur.
Muka Raphtalia berubah menjadi suram ketika mencium bau obatnya. Namun, dia sangat antusias saat meminumnya karena ini adalah hukuman.

“Uwaaa…. Pahiiit…”
“Tahan saja.”

Gokugokugoku* <TLN : Suara menelan>
Setelah Raphtalia meminum habis ramuan itu, mukanya berubah menjadi pucat dan terlihat ingin memuntahkannya.
Sepertinya, obat khusus itu memiliki harga mahal. Namun karena kualitasnya rendah rasanya sangat mengerikan.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar