Minggu, 26 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-9 Menara Ungu (1)

Chapter 17-9. Menara Ungu (1)


Satou di sini. Berbicara tentang game di mana Kau menaklukkan menara yang besar, itu mengingatkanku pada game arcade yang dirancang berdasarkan mitos Babel. Menaklukkan game itu sungguh menyenangkan dengan kombinasi elemen RPG dan Puzzle.


"Tolong tunggu sebentar!"

Orang yang memanggil dan menghentikanku adalah seorang pria berkacamata yang dipanggil Kedua.

"Kau akan membutuhkan pemandu jika kau ingin menjelajah ke dalam, bukan? Sebagai peneliti dari Royal Research Institute, aku secara sukarela mengambil peran itu."
"Tidak dibutuhkan."

Aku punya Map dan aku hanya bisa melihat orang ini berkeliaran sendirian jika aku membawanya masuk.

"Benar, kita tidak memerlukannya."
"Maaf, tapi Arisa dan Duchess, kau tetap di sini."
"Nyooo ~"

Arisa terjatuh karena kecewa.

『Ide yang baik untuk memiliki Arisa yang dapat aku hubungi dengan Familiar Link dan Mito yang dapat menghubungi raja di luar kalau-kalau ada sesuatu yang salah terjadi di dalam.』

Aku berbicara dengan ketiganya melalui Tactical Talk.

"Kalau begitu, tolong setidaknya izinkan aku untuk menemani Lord Pendragon di dalam."

Aku memberikan persetujuan kepada Zena-san yang menawarkan diri.
Aku meminta Arisa untuk mengumpulkan gadis-gadis di sini dan masuk ke dalam menara bersama dengan Zena-san.

"Tempat yang sangat besar."
"Ya, dan pilar di sana sepertinya adalah tangga."

Tempat ini sesuai dengan deskripsi yang aku dengar sebelumnya.

Petaku menampilkan [Menara Ungu, 1F].
Aku mencoba menggunakan All Map Exploration, tetapi itu hanya efektif untuk lantai ini.
Lantai dua ke atas tampaknya diperlakukan sebagai peta yang berbeda. Aku penasaran.

Tidak ada musuh atau siapa pun yang tinggal di lantai ini sehingga kami menaiki tangga spiral di dalam pilar.
Peta berubah ketika kami keluar dari tangga spiral. Sepertinya kita di lantai 2 sekarang.

- Hm?

Lantai kedua ditampilkan sebagai [Menara Ungu, 2F-I].
Jangan bilang Kau bisa memasuki peta yang berbeda dari setiap tangga.

"Satou-san, aku menemukan noda darah!"

Ada jejak darah di jalur selebar dua meter.
Aku menghentikan Zena-san yang akan mengikuti jejak darahnya dan menggunakan All Map Exploration.

Lantai ini jauh lebih besar dari lantai pertama. Total area sekitar sebesar ibukota kerajaan.
Selain itu, sebagian besar tempat disusun seperti labirin, mengingatkanku pada RPG Dungeon 3D jadul.

"Mereka disana."

Ada empat orang yang selamat. Tiga tentara dan satu peneliti.

Lantai ini dihuni oleh banyak [Demigoblin Vanguard] berlevel 1-4. Setiap dari mereka berkeliaran di sekitar labirin sendirian.
Mereka tidak memiliki skill apa pun, tapi mereka punya [Demon God Protection] yang terdengar tidak menyenangkan pada mereka.

Jadi menara ini terkait dengan demon god.

Bersama Zena-san, aku menuju ke tempat di mana para korban selamat menurut All Map Exploration.
Kami menemukan dua mayat di sepanjang jalan jadi aku mengamankan mereka dalam Storage.

"Satou-san!"

Kami menemukan [Demigoblin Vanguard] di sudut bagian ini.
Zena-san bergegas maju dan menebasnya dengan pedang pendeknya tanpa perlu bantuanku.

"Itu menghilang?"

Demigoblin Vanguard yang kepalanya dipenggal oleh Zena-san lenyap menjadi kabut ungu.

Klang, magic core ungu kecil jatuh di lantai.
Menurut pembacaan AR itu disebut [Fragmen Magic Core].

"Apakah ada yang salah?"

Zena-san kelihatannya memikirkan sesuatu setelah menebas Demigoblin Vanguard, maka aku bertanya padanya.

"Rasanya seperti aku berhadapan dengan ogre, bukannya goblin."

Kekokohan yang luar biasa untuk demi-goblin level 2.

Aku mencoba membunuh monster demigoblin vanguard level 4 yang kami temui di sepanjang jalan.
Aku tidak bisa benar-benar mengukur kekuatannya, tetapi sesaat sebelum pedangku menghantam tubuh demigoblin, penghalang ungu muncul dan pecah, prajurit rata-rata akan mengalami kesulitan melawan mereka.
Itu mungkin [Demon God Protection].

Demigoblin Vanguard lain yang kami kalahkan juga menghilang menjadi kabut ungu, meninggalkan sebagian kecil magic core.

Aku hampir terombang-ambing oleh dorongan hati untuk menyelidiki lebih jauh, tetapi karena kondisi orang yang perlu kami selamatkan tampak buruk, aku memberi penanda pada semua Demigoblin Vanguard dalam perjalanan ke sana di Peta dan membunuh mereka sekaligus dengan [Remote Arrows] ]

Para korban selamat tinggal di sebuah ruangan kecil di jalan buntu.
Ada banyak bekas paku demigoblin di pintu kayu yang menuju ke ruangan kecil itu.

"Penyelamat kita ada di sini!"
"Demon lord slayer! Demon lord slayer telah datang untuk menyelamatkan kita!"
"Oy, idiot, pikirkan sopan santunmu!"
"Kami mohon maaf yang mulia. Kami benar-benar berterima kasih atas bantuanmu."

Para prajurit bersorak ketika kami masuk.
Prajurit yang memarahi bawahannya juga tampak senang.

"Yang Mulia, apakah Kau memiliki magic potion bersamamu?"

Seorang tentara dengan lengannya terbungkus perban membawaku ke seorang peneliti yang tertidur di belakang.

"Jangan khawatir, hidupnya tidak dalam bahaya. Zena-san, tolong sembuhkan dia dengan healing magic."
"Ya! ■■■ ……」

Aku bertanya pada tentara yang terbungkus perban tentang keadaan mereka sementara Zena-san chant spell.
Menurutnya, ketika mereka kembali untuk menjemput rekrutan baru yang tertinggal, dua tentara menjadi korban [Purple Gobu] - Demigoblin Vanguard, sehingga mereka menyerah mencoba untuk kembali ke tangga dan bersembunyi di sini.

"Seberapa kuat goblin itu menurutmu?"
"Mereka setidaknya lebih kuat dari ksatria-sama dengan armor terbaik mereka."

Para prajurit ini level 7-9 dengan peralatan prajurit biasa.
Bahkan termasuk rekrutan baru, lima dari mereka kalah dengan Demigoblin Vanguards berlevel 1-4, sangat tidak biasa.

Efek [Demon God Protection] yang dimiliki Demigoblin Vanguards pastilah setinggi itu.

"Aku terkejut kalian berhasil melarikan diri."
"Ketika semua tampak akan berakhir, kami berdoa kepada para dewa dan itu membuat para goblin tersentak dan berhenti bergerak."
"Dan kami berhasil melarikan diri berkat itu."

Apakah mereka lemah terhadap doa kepada dewa?

Baiklah, aku bisa memeriksanya nanti.
Kami membawa prajurit terluka yang bisa berjalan lagi bersama kami dan keluar dari menara.


"Kerja bagus. Ini menara yang aneh ternyata huh."
"Aku sudah memberi tahu Sete. Dia meminta kerjasama『 Demon Lord Slayer 』dalam penyelidikan."
"Dan aku sudah meninggalkan pesan pada Echigoya Firm."

Aku berterima kasih kepada Arisa dan Hikaru dan menghubungi setiap kepala cabang Echigoya Firm melalui [Telepon] untuk memberi tahu mereka agar tidak memasuki Menara Ungu.

Sementara itu, gadis-gadis itu datang dan berkumpul bersama satu sama lain.

"Satou-san! Aku tidak percaya kau pergi ke sini dan meninggalkanku!"
"Aku minta maaf tentang itu Sera-san."

Aku berbisik kepada Sera-san bahwa urusanku sudah selesai di Alam Dewa sambil meminta maaf.

"B-bagaimana rasanya? Apakah keilahian para dewa seperti yang selalu kita bayangkan? Tenion-sama seperti apa?"

Sera dengan penuh semangat mendekatiku.
Dia hampir menjatuhkanku dengan momentumnya.

"Muuu, bersalah."
"Ah, hei! Aku mengerti perasaanmu, tapi jangan memulainya duluan!"

Mia dan Arisa, pasangan benteng yang tak tertembus melepaskan Sera dariku.
Oh benar, Mia dan Nana juga sudah ada disini sebelum aku menyadarinya.

"Satou-san, tolong beri tahu aku!"
"Itu adalah tempat yang luar biasa, penuh dengan cahaya."

Karena Sera telah menembus pasangan benteng yang tidak bisa ditembus dan sepertinya dia akan mendorongku lagi, aku mengatakan padanya bagaimana rasanya sedikit.

"Apakah kau bertanya tentang tabu?"
"Yap, sampai ke perincian detailnya. Lingkupnya seperti yang kita duga. Namun ternyata percetakan aman."
"Sungguh ?! Yay! Harus membuat Arisa Publishing! Kupikir kita juga perlu sistem penjualan kembali ~?"
"Kita bisa memikirkannya dengan santai nanti."

Aku memberi tahu kedua gadis yang bersemangat itu bahwa aku akan memberi tahu mereka lebih detailnya nanti, dan pergi ke Benua Ancient Dragon untuk menjemput gadis-gadis beastkin dan Lady Karina yang sedang berlatih di sana.

"Harimau Harimau ~?"
"Pochi akan menjadi harimau yang akan menjadi harimau dari harimau nodesu!"

Tama dan Pochi menyebut harimau harimau di depan patung harimau di daerah berbatu.

"Hei kalian berdua, aku datang untuk menjemputmu."
"Maste ~"
"Itu master nanodesu!"

Tama dan Pochi melompat ke arahku.

Sebuah titik yang menandakan Lady Karina datang ke sini dari sisi lain lembah.

--Harimau?

Seekor harimau sungguhan keluar dari sisi lain lembah.

Aku pikir Lady Karina telah berubah menjadi harimau, tetapi aku salah.
Tampaknya seekor harimau jinak memimpin Lady Karina yang mengenakan pakaian agak liar, berlari ke sini. Pelindung dada dan baju besi yang biasanya di pakai menghilang, tampak agak seksi. Benar-benar pemandangan yang bagus untuk dilihat.

"Satou!"

Dia melompat dan membuat pose seolah dia akan memelukku, tapi dia tampak malu di tengah jalan, jadi dia melompat ke samping saat dia mendarat dan memeluk Tama dan Pochi.

"Tidak-bagus ~"
"Menjatuhkan diri adalah teknik istimewa Panda-san nanodesuyo?"

Aku tersenyum pada Lady Karina yang dimarahi oleh Tama dan Pochi.

Liza berdiri dengan satu kaki di atas potongan batu di dekatnya yang terlihat seperti tombak, bermeditasi.
Dia terlihat seperti master bela diri atau seorang sage yang muncul dalam film dan manga.

"Liza! Aku di sini untuk menjemputmu!"
"Master!"

Liza melompat dari batu ke sini.

"Bagaimana pelatihanmu?"
"Dengan bimbingan Ancient Dragon-dono, kita saat ini berlatih mengikuti setiap kursus individu."
"Begitu, sepertinya aku mengganggu. Apakah kau ingin tetap berlatih disini?"
"Tidak! Tugasku adalah membantu master!"

Aku meminta maaf kepada Liza karena telah mengganggu mereka dan membawa semua orang kembali ke rumahku di ibukota.


"Satou-sama, aku ingin pergi bersamamu."
"Maafkan aku. Aku ingin Sistina-sama menjaga Royal Capital bersama dengan Mito."

Hikaru dan putri Sistina akan tinggal di sini.
Alasannya adalah karena kekuatannya sebagai Golem Master cocok untuk mempertahankan ibukota.

Setelah menghubungkan semua orang dengan [Tactical Talk] Arisa, kami pergi ke menara.
Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi, semua orang dilengkapi dengan golden armor dan silver armor mereka.

"Gobu ~?"

Seekor Demigoblin Vanguard segera muncul ketika kami sampai di lantai dua.
Demigoblin Vanguard memamerkan taringnya ke sini dalam upaya untuk mengintimidasi kita. Agak seperti monyet.

"Iii, nanodesu."

Pochi menunjukkan taringnya juga, mengintimidasi kembali.
Liza menutup mulut Pochi, "Hentikan itu."

"Sera-san, kalau kau berkenan."
"Iya."

Seperti yang sudah diatur sebelumnya, Sera berdoa kepada para dewa.
Demigoblin Vanguard tersentak dan mulai bertindak aneh.

Sepertinya monster itu tidak akan lari.

"■■■■■ Pray Bit."

Peluru tak terlihat yang ditembakkan oleh Sera membunuh Demigoblin Vanguard.

"Hilang ~?"
"Warnanya berbeda dari demon nanodesu."

Tama dan Pochi lari untuk mengambil sebuah fragmen magic core yang dijatuhkan oleh Demigoblin Vanguard.

"Bagaimana?"
"Mereka tak jauh berbeda dengan para-goblin di Selbira Labyrinth."
『Haruskah kita meminta Temple Knight untuk mencobanya?』
『Aku akan menyerahkan keputusan itu pada raja.』

Mendengar kesan Sera, Hikaru mengusulkan itu, tetapi karena itu relatif berbahaya, aku menyerahkan semua keputusan kepada raja.

"Baiklah kalau begitu, mari kita periksa lantai di atas."

Aku memimpin jalan di depan semua orang.

"Satou-san, tempat ini terasa berbeda dari labirin sebelumnya entah bagaimana."
"Ya, memang."

Seperti yang disebutkan Zena-san, bagian dalam labirin memang telah berubah.
Aku berharap mereka meninggalkan hal-hal yang bisa ditaklukkan untuk 10.000 kali hanya dalam game.
<TLN : Entah reverensi apa ini, mungkin ada yg tahu?>


"Bersenjata ~?"
"Dagger gobu nanodesu."

Demigoblin Vanguard yang muncul di sudut terpotong oleh magic space Arisa.
Dagger tulang yang dibawa demigoblin juga menghilang bersamaan dengan itu.

"Aku tidak terlalu yakin karena mereka terlalu lemah, tapi mereka memberi exp seperti gobu biasa, kurasa?"

Kami memprioritaskan untuk naik ke lantai yang lebih tinggi dan hanya mengalahkan Demigoblin Vanguards yang kami temui di sepanjang jalan.

Sebagian besar demigoblin itu menjatuhkan pecahan magic core, tetapi terkadang mereka menjatuhkan magic core utuh.
Kami juga menemukan beberapa Demigoblin Vanguard yang membawa dagger tulang, tetapi bahkan jika kami mengambil dagger sebelum mengalahkan goblin, pisau itu masih akan menghilang menjadi kabut ungu tepat ketika goblin menghilang.
Satu dagger tulang tetap utuh sebagai item drop, tetapi hasil penilaiannya adalah [Dagger Tulang Terkutuk]. Dan karena itu hanya sekuat dagger murahan, itu bukan sesuatu yang berharga.

"Lemah lemah ~?"
"Sekitar sekuat Mantis Soldier nanodesu."

Tama dan Pochi terus mengalahkan demigoblin vanguard bahkan sambil terlihat bosan.

Setelah memeriksa semua tangga di lantai dua, kami menemukan bahwa dua tangga di atas mengarah ke area yang berbeda dan tiga tangga di bawah mengarah ke area yang sama.

"Kurasa lantainya bercabang lebih banyak saat kita makin keatas?"
"Sepertinya begitu."

Lantai tiga ditempati Demigoblin Vanguard yang sama dengan lantai dua. Daerah ini juga besar.
Para demigoblin di sini sedikit lebih tinggi levelnya di 3-6, dan beberapa membentuk kelompok dua, tiga demigoblin selain mereka yang berkeliaran sendirian.
Pemimpin kelompok akan selalu membawa dagger tulang, beberapa bahkan memiliki pedang pendek tulang dan kapak tulang walaupun jarang.

Tangga naik dan turun memiliki sifat yang sama dengan yang ada di lantai dua.

"Aku ingin tahu, bisakah Goblin-san naik tangga?"

Lulu memiringkan kepalanya ketika dia melihat seorang demigoblin yang mengejar berhenti tepat di depan tangga.

"Mari kita coba."

Liza menangkap demigoblin dan mengujinya.

Monster itu tidak bisa memasuki tangga tidak peduli seberapa keras dia mencoba.
Memaksa dan mendorong demigoblin ke tangga akan menghentikannya, seperti menabrak dinding.

"Sepertinya monster di sini tidak mampu berpindah antar lantai."

Tes berakhir dengan kesimpulan itu oleh Arisa.


Lantai keempat sebagian besar sama dengan lantai tiga.
Para demigoblin di sini sedikit lebih kuat pada level 4-8, dan lebih banyak dari mereka membentuk kelompok 2-3.
Bahkan terdapat kelompok enam monster, dengan Demigoblin Vanguard tipe magician, dan Demigoblin Vanguard tipe priest tercampur. Tipe priest sedikit lebih kuat.

"Ini seperti dungeon tutorial, bukan?"

Aku setuju dengan gumaman Arisa ketika kita semakin ke atas.

Pada lantai lima, hampir tidak ada Demigoblin Vanguards yang menyendiri, sebagian besar berada dalam kelompok 2-3. Mereka lebih banyak dikelompokkan di lantai 6. Kisaran level sekitar 5-10.
Dari apa yang kita ketahui sejauh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa level monster paling banyak adalah nomor lantai x 2. Dan pada kenyataannya, kekuatan aktual mereka akan berada di sekitar level mereka + 10 ~ 15 level.

"Ayo cepat ke lantai atas."
"Ya, tunggu sebentar."

Tidak ada tangga di lantai 5 selain yang kami gunakan untuk sampai ke sini, sebaliknya ada tempat dengan zona kosong di Peta.

"Hanya ada lima lantai?"
"Aku juga penasaran tentang itu?"

Kami tiba di zona kosong sambil mengalahkan << Demigoblin Vanguard Knights >> di sepanjang jalan.

"Ruang bos ~"
"Sepertinya begitu."

Zona kosong itu adalah ruangan besar, pintu itu secara otomatis menutup sendiri dan menghilang ketika kami masuk, dan monster yang tampaknya adalah bos muncul di tengah ruangan.
Satu monster berlevel 18 << Demigoblin Vanguard Boss >> dengan lima monster berlevel 12 << Demigoblin Vanguard Knights >> sebagai penjaga.

"Torya ~"
"Wou nanodesu!"

Gadis-gadis beastkin menghancurkan bos dan para pengawalnya dalam sekejap tanpa hambatan.

"Peti harta karun."
"Master, ini harta karun jadi aku laporkan."
"Satou-san, aku menemukan tangga di sini!"

Mia memberi tahuku tentang peti harta karun sementara Zena-san tentang tangga.
Sepertinya tangga akan muncul jika Kau mengalahkan bos.

"Koin tembaga yang aneh."
"Rupanya itu disebut Koin Tembaga Demigoblin."

Lulu menjawab gumaman Arisa.

Peti harta karun memiliki banyak koin tembaga yang diukir dengan wajah demigoblin di dalamnya.
Ada juga item bonework ornamen yang sangat disukai para demigoblin, bersama dengan [Tower Escape Orb] yang merupakan item untuk melarikan diri, magic potion dan magic poison.

"Ya ampun, mereka juga menyatukan poison bersama dengan hal-hal ini, menakutkan."
"Dan itu hanya memiliki tanda sebagai label juga."

Setelah memberikan kesan tentang peti harta karun, kami memanjat tangga yang muncul di belakang ruang bos.


"Ini seperti, perubahan stage?"
"Agak terasa seperti kita berada di dalam reruntuhan."

Lulu benar, dinding di lantai ini memiliki retakan di atasnya, rumput liar tumbuh di tanah, dan potongan-potongan dinding yang hancur tergeletak di tanah.

Dari lantai 6 dan seterusnya, demi kobold yang bergerak cepat dan para demi orc yang kuat ditambahkan ke dalam komposisi monster. Tidak jauh berbeda selain monsternya adalah demi kobold dan demi orc bukan demi goblin.

Di setiap lima lantai, variasi monster berubah, dan ada lebih banyak jebakan dan monster dengan skill aneh.

Kami melanjutkan penjelajahan kami dan tiba di lantai yang salah di lantai 15.
Beberapa lantai kelipatan lima tidak memiliki ruang bos.

Kami menemukan ruang bos ketika kami kembali dan memanjat tangga yang berbeda, jadi pasti begitulah cara menara ini dibangun.

Suatu struktur yang menjengkelkan.

"Musuh-musuh semakin sulit sekarang."
"I-iya. Kita bisa menderita luka kritis jika kita menurunkan penjagaan kita di sini."

Semakin sulit bagi anggota perak ketika kita dengan lancar mencapai lantai 20.

"Apakah begitu?"

Karena Sera adalah satu-satunya yang mudah melakukannya, aku memintanya untuk menggunakan holy magic enchant pada Lady Karina dan Zena-san agar mereka lebih mudah mengalahkan monster.

Monster di menara ini umumnya lemah terhadap holy magic.

"Semakin lama untuk menyelesaikan lantainya."
"Yah, monsternya juga semakin kuat."

Aku menatap langit-langit.

"Akan aku cek apakah aku bisa menghancurkannya."

Aku memecahkan langit-langit untuk melihat apakah kami bisa menggunakannya sebagai jalan pintas, tetapi ada zona yang dipenuhi kabut ungu yang menyerap kekuatan kehidupan di atas langit-langit yang rusak.
Laju penyerapannya jauh lebih cepat daripada gundukan ungu, golem drone yang aku kirimkan hancur dalam sekejap.

Saat aku ragu-ragu untuk melompat melewati lubang, lendir ungu menetes ke lubang dan mulai menutupnya sambil menggeliat.
Namanya adalah [Tower Keeper] tetapi semua selain namanya adalah [UNKNOWN].

"Pokey pokey ~?"
"Campur tangan nanodesu!"

Tama dan Pochi mencoba mengganggu pemulihan, tetapi tidak ada gunanya.

"Magic hanya melewatinya."
"Sama dengan panah juga."

Serangan kami dibatalkan seperti halnya dengan Gundukan Ungu.

"Kemudian--"

Itu langsung menguap ketika aku mengayunkan Divine Sword.

"Kedua ~?"

Tapi, lebih banyak lendir ungu segera keluar dan memperbaiki lubang.
Bukannya aku tidak bisa melewatinya, tapi kita tidak bisa menggunakan magic anti-dewa di tempat yang sempit ini, dan sepertinya kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari situ.
Kami menyerah mencoba membuat jalan pintas dan melakukannya secara normal.
Secara normal maksudku menggunakan magic teleportasi untuk berpindah ke titik di mana tangga berada.

Kami akhirnya tiba di lantai 30 dengan mengulangi metode itu.


"Wah, lantai ini pasti memiliki banyak variasi."

Arisa bergumam sambil menatap mayat Manticore Vanguard.
Level 50-60 << Mutant Dragon Vanguards >> dan Level 30 Manticore Vanguards memerintah lantai 30 ini.
Di lantai ini, membutuhkan beberapa waktu bahkan bagi anggota golden knight ditambah dukungan holy magic Sera untuk mengalahkan monster tersebut.

"Sibuk."
"Itu karena Mia-chan bertindak sebagai healer dan pendukung."

Lulu menawarkan air madu untuk Mia yang benar-benar kelelahan.
Mia, Zena-san dan Sera harus melakukan chant untuk menggunakan spell, tidak seperti aku, Arisa dan Nana, mereka sudah kelelahan.
Lulu juga bisa menggunakan magic, tapi karena dia lebih mengutamakan untuk menggunakan magic gunnya, dia hanya menggunakan magic force dan magic life setelah pertempuran, maka dia tidak seburuk keduanya.

"Selanjutnya, datang ~?"
"Myu-tan kali ini."

Pochi dengan imut menyebutkan nama << Mutant Dragon Vanguard >>.

"Sudah lama sejak kita harus bekerja sama bersama seperti ini."
"Yap, ada baiknya kita berjuang bersama untuk mengalahkan mereka."

Arisa mengangguk ketika Liza berhadapan dengan Dragon Mutant Vanguard dengan tombak dragon di tangannya.
Mungkin ada dragon dalam namanya, tetapi makhluk ini bukan dragon. Itu hanya monster yang diciptakan dengan imajinasi manusia tentang dragon yang bisa memancing amarah dragon sesungguhnya.

"<< Dragonic Acceleration >> nanodesu!"

Lapisan pertahanan Dragon Mutant dihancurkan oleh serangan pamungkas Pochi dalam satu pukulan.
Berkat serangkaian pertempuran yang kami lakukan di sini, ia tampaknya berhasil mempelajari serangan pamungkasnya yang hanya tinggal selangkah lagi saat itu.

Pochi yang mengambil pose sambil tersenyum dengan cemerlang tertiup oleh serangan ekor mutant dragon yang berpura-pura mati.

"Uwaa, benda itu masih bisa bergerak setelah terkena itu? Itu pasti memiliki HP tiga kali lipat dari monster di Selbira Labyrinth."
"<< Dragonic Penetrate >>."

Liza memanfaatkan lingkaran magic percepatan dan melubangi tengkorak Mutant Dragon Vanguard.

"Ouchie nanodesu."

Pochi berdiri seolah dia tidak menerima damage.
Sepertinya dia melompat ke arah ekor dragon tersebut berayun tepat sebelum mengenainya.

"Ini memberikan exp yang sama juga, ini akan menjadi tempat farming exp yang bagus jika mereka sedikit lebih lemah ~"
"Aku akan pergi ke sini lagi besok!"
"Tama juga ~"
"Pochi akan berlatih juga nodesuyo!"

Keluhan Arisa disambut dengan pendapat dari anggota otak otot.

"Kau tidak bisa. Ada musuh dengan serangan kematian instan di sini, ingat?"
"Tidak masalah selama kau tidak terkena desuwa! Itu adalah kutipan dari seorang hero dari kota kelahiran Arisa, bukan?『 Tidak masalah jika itu mengenaimu 』, benar?"
<TLN: Kutipan Corruption of Char.>

Kau akan mati jika terkena [Serangan Kematian Instan].
Kau harus menghindarinya.

"Satou-san, itu ruang bos sungguhan di depan. Ada lambang biasa di atasnya."
"Terima kasih, Zena-san."

Apa yang muncul di dalam ruang bos adalah monster yang tidak memiliki [Vanguard] pada namanya.
Ini disebut [Chaos Lord]. Sepertinya nama pembunuh berantai.

"Baiklah, semuanya, mari kita serang!"

Teriakan Arisa menyemangati semua orang.

"Semuanya, maaf tapi yang ini memiliki serangan Kematian Instan."

Karena aku tidak bisa membiarkan gadis-gadis terkena bahaya, aku mengunci Chaos Lord di penghalang dan mengalahkannya menggunakan serangan berantai [Implosion].

"Cara yang sangat mengerikan untuk membunuh ..."
"Aamen ~?"
"Soumen nanodesu."

Tama dan Pochi menyatukan tangan mereka ke arah Chaos Lord yang menghilang.

"Tama, hati-hati dengan jebakan di peti harta karun."
"Roger ~"

Tama melompat keluar seperti, Kyupin, dan membuka peti harta karun.

"Bagaimana, Lulu?"
"Sebentar, aku akan segera selesai menilai - ini magic sword, ini tongkat magic yang bisa diisi dengan spell elementer, yang ini adalah elixir? Tunggu tidak, ini lesser elixir. Yang ini adalah racun hydra, aku kira? Ada juga cincin dan kalung yang meningkatkan nilai status di sini. "

Selain barang-barang yang dinilai Lulu, ada berbagai jenis permata dan sejumlah besar koin emas dengan gambar tengkorak diukir pada mereka.
Uang yang ditemukan di peti harta karun di sini diukir dengan spesies bos yang ditemukan di ruangan yang sama.

"Satou-san, aku tidak bisa menemukan tangga."

Zena memintaku ikut dengannya, jadi aku mengikutinya dan menemukan selembar kertas.

『Sedang dalam pembangunan. Kami akan menunggu kehadiranmu lain kali. 』

--Apa ini, sebuah game ?!

Aku hampir saja berteriak karena refleks.

"Ini mengerikan."
"Mungkin itu akan mendapatkan patch update."
"Mungkin akan dijual sebagai DLC."
<TLN : Lol, aku melihat EA Company disini :v>

Aku menenangkan diri setelah menggerutu bersama Arisa, dan membawa kami semua keluar dengan Unit Arrangement.


"Kedengarannya sangat kasar."
"Kami sampai di lantai tertinggi tetapi tidak menemukan sesuatu yang menyerupai Dungeon Core."

Meskipun dia mungkin sudah tahu tentang hal itu melalui Tactical Talk, aku masih tetap melaporkannya kepada Hikaru yang tidak ikut.

"Selamat datang kembali, Satou-sama."
"Aku kembali."

Putri Sistina kembali dari sebuah gedung.

"Apakah ada perubahan di luar menara?"
"Permata yang ditemukan di pintu masuknya telah berubah. Akan lebih cepat jika kau melihatnya sendiri."

Aku pergi untuk melihat bersama dengan sang putri dan memang, ada perubahan.
Permata hijau telah menjadi sedikit lebih besar dan memancarkan cahaya yang lebih kuat, sedangkan permata ungu menjadi lebih kecil dengan cahaya yang lebih lemah.

Aku penasaran apakah cahaya ungu akan semakin lemah dengan mengalahkan monster di dalamnya?

Hijau - warna yang mewakili Dewa Tenion mungkin menjadi lebih kuat karena kami membawa Sera, miko Dewa Tenion, ke dalam.
Atau mungkin itu karena kami telah menggunakan holy magic yang berasal dari Dewa Tenion berkali-kali?

"--Satou. Sete telah membuat permintaan untuk menghancurkan menara tersebut jika kau bisa."

Hikaru menyampaikan permintaan raja.
Dia mungkin menganggapnya berbahaya jika monster di dalam menara ini meluap ke luar.

"Tentu aku tidak keberatan, tetapi apakah kau yakin aku harus melakukan itu di sini?"
"Tidak, tolong urus yang ada di Selbira dulu. Karena banyak orang di sana yang bisa menjaga diri mereka sendiri dan memiliki fasilitas terbaik untuk evakuasi."

Yah, ada labirin tertua di benua tepat di sebelahnya.

"Aku mengerti. Aku akan berubah menjadi Nanashi dan pergi ke sana."

Nah, sudah lama sejak Waktu Hero terakhir, bukan?



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar