Rabu, 29 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-12 Mengubah Dunia

Chapter 17-12. Mengubah Dunia


Satou di sini. Sulit untuk mengetahui ketika kau tinggal di dalamnya, tetapi bahkan kota kelahiranku yang aku pikir tidak berubah, mengejutkanku ketika aku membandingkan fotonya dalam rentang 10 tahun. Serangkaian perubahan kecil sulit untuk diketahui, bukan.


"Ini sangat damai ~"
"Ya, damai adalah yang terbaik."

Aku menikmati waktu minum teh bersama dengan Aze-san sambil menatap padang rumput berbunga yang indah.
High elf hutan Boruenan, Aialize-san ku yang manis sangat cantik hari ini, aku disembuhkan hanya dengan berada di sebelahnya.

"Kesibukan beberapa bulan yang lalu terasa seperti mimpi sekarang."

Setengah tahun telah berlalu sejak aku mengunjungi Dunia Para Dewa untuk kedua kalinya.

Aku selesai menguji perangkat penghasil penghalang anti-dewa dan semua jenis penanggulangan dalam setengah bulan pertama kemudian berhasil diproduksi secara massal dan menginstal perangkat itu di dekat Menara Ungu di seluruh dunia pada paruh kedua bulan ini, namun hari-hari damai terus berlanjut tanpa ada momen kritis yang terjadi sesudahnya.

Menara yang telah aku hancurkan berubah menjadi gundukan ketika aku kembali dari kunjungan keduaku ke Dunia Para Dewa. Mereka tumbuh sebesar menara lain sekarang.
Bahkan menara yang berakhir di lantai 30 terakhir kali kami taklukkan telah mendapatkan lantai tambahan hingga 50 sekarang.

"Satou, kesini, untuk permen."
"Permen, enak."

Peri Bersayap terbang masuk, meminta permen.

Aku mengambil setumpukan permen yang sudah ku stok dan memanfaatkannya untuk mengalihkan perhatian para penghancur suasana hati ini.

"Huh? Nana, tidak di sini?"
"Nana, dimana?"
"Nana saat ini sedang pergi latihan, jadi dia tidak bisa datang ke sini hari ini."
"Huum."
"Kay, kalau begitu."

Sepertinya peri bersayap yang biasanya kesal pada perhatian berlebihan Nana merasa kesepian ketika dia berhenti mampir.

"Apakah Mia dan gadis-gadis pergi ke menara lagi hari ini? Bukankah mereka terlalu memaksakan diri?"
"Oh, jangan khawatir tentang itu. Aku sudah memastikan mereka juga beristirahat."

Aku memberi tahu Aze-san yang baik hati agar tidak khawatir.

Golden knight bertugas memusnahkan monster di lantai atas yang juga berfungsi sebagai pelatihan mereka, sementara Silver knight mengurus lantai tengah.

Pada awalnya, tanpa dukungan holy magic Sera setiap pertempuran melelahkan dan benar-benar tidak sepadan, tapi kemudian sekitar sebulan kemudian, Pengukur Dewa Menara Ungu terisi secara tidak wajar dan pertempuran menjadi lebih mudah, menjadikan menara tempat yang lebih efisien untuk naik level dari labirin.
Sekarang aku berpikir tentang hal itu, tahap awal itu mungkin adalah tahap tutorial oleh demon god yang digunakan untuk meningkatkan Pengukur Dewa secara eksponensial.

Pada awalnya, kami masuk dan keluar menara dengan bantuan teleportasi ku atau Arisa, tetapi dua bulan kemudian, menara mendapat perangkat teleportasi baru yang disebut Elevators, yang dapat digunakan oleh siapa saja sebagai jalan pintas dengan memperoleh item yang disebut [Crest of Purple] dari mengalahkan bos yang ditemukan di setiap sepuluh lantai.
Dan sekarang, yang perlu aku lakukan adalah secara teratur memeriksa status gadis-gadis itu dan mengirimkan beberapa dukungan pada beberapa kesempatan.

"Tidak apa-apa, Aze-sama. Mereka semua datang ke sini setiap sepuluh hari, bukan?"

Miko Lua-san mengatakannya sambil membawa teh lagi.

Tidak seperti labirin, monster di menara itu tidak akan habis bahkan jika Kau terus memburu mereka, maka Liza dan Arisa akan terus menaikkan level mereka tanpa jeda jika aku mengizinkan mereka dan sebagai gantinya, Aku meminta mereka berjalan-jalan di hutan secara teratur sebagai refreshing.

"Kau sebaiknya membiarkan mereka lebih banyak beristirahat. Gadis-gadis itu bekerja terlalu keras."
"Ooh, bukankah itu tidak masalah, Shiya. Mencapai batas ketika mereka masih muda, akan baik untuk pertumbuhan mereka."
"Poa terlalu ceroboh."

Para master elf ada di sini menikmati teh sebelum aku menyadarinya.

"Jadi, sudahkah Pochi dan gadis-gadis mencapai level 99?"
"Hahaha, tentu saja tidak, belum."

Golden Knight telah mencapai pertengahan level 90 sementara silver knight sekitar 70 setelah setengah tahun pelatihan.

Fwoon, dengan suara itu, sebuah gate teleport muncul, dan gadis-gadis yang dimaksud keluar dari sana.

"Kami kembali!"
"Kembali ~"
"Kita kembali, nanodesu!"

"Selamat datang kembali", Aze-san dengan lembut menyambut kembalinya gadis-gadis itu.

"Master, lihat, lihat! Lihatlah Liza-san dan Hikaru-cchi!"

--Oooh.

"Selamat telah mencapai level 99!"
"Terima kasih banyak, Master."
"Ehehe, terima kasih."

Semua golden knight selain Mia yang berada di level 96 juga telah mencapai level 98.

"Asal tahu saja, kita tidak melakukan hal gila apapu. Menara di daerah Saga Empire Capital memiliki lantai tambahan hingga 70, kau tahu. Berkat itu, ada monster lebih kuat yang bisa kita lawan untuk leveling yang lebih baik . "
"Kami pikir batasnya adalah lantai 50, tetapi jika terus seperti ini, menara-menara itu akan sampai ke lantai 99 atau 100."

Arisa menjelaskan alasan kenaikan level mereka yang cepat, dan Hikaru menambahkan harapannya.
Memeriksa dengan magic space, tidak ada menara lain yang memiliki lantai 51.

"Kami telah membawa kembali beberapa suvenir super bagus hari ini! Daging sapi Bahamut Mammoth tingkat A5 yang berkualitas tinggi!"

Aku tidak tahu apakah itu dragon atau mamut dari namanya, tetapi daging yang dikeluarkan Arisa dari [Garage] terlihat sangat baik, air liurku hampir jatuh hanya dengan melihatnya.
Aku harus mengerahkan kemampuanku untuk memasak yang satu ini di sini.

"Ada daging amengugugu Burning Pig juga nodesu!"
"Dan juga Bear Shrimp ~?"

Tama dan Pochi masuk ke dalam Garage dan membawa kembali item drop yang mereka rekomendasikan.
Rupanya, masing-masing daging beratnya adalah 10kg, itu sudah cukup.

Aku pikir Pochi salah mengira [Amazing] menjadi [Amengugugu]?

Semua daging memiliki miasma yang meresap ke dalam, jadi aku melepaskan kekuatan penuh Light Spiritku untuk menghilangkannya.
Sifat ini mirip dengan daging yang ditemukan di labirin, jadi itu bukan masalah yang khusus bagi Menara Ungu.

"Aku akan menyiapkan makanan kita dengan Nea-san."
"Lulu-sama, kita harus membantu juga."
"Terima kasih. Aku sangat menghargai bantuan semua orang."

House Fairies (Brownies) berkumpul di sekitar Lulu.

Lulu mengangkat bahan-bahan dengan magic force [<< Floating Board >>] dan membawanya ke dapur. Ada begitu banyak, tetapi dengan Nea-san koki elf dan brownies membantu, seharusnya tidak ada masalah.

"Master, ada banyak peti harta karun juga, jadi aku informasikan."
"Alat-alat musik."
"Hee, itu baru."

Mia mengambil semua jenis alat musik dari peti harta karun yang Nana bawa.
Sejauh ini, barang yang kami temukan dalam peti harta karun di menara adalah peralatan yang akan membantu dalam menjelajahi menara, atau hanya uang dan perhiasan, ini pertama kalinya mereka menemukan alat musik dalam eksplorasi.

"Itu sepertinya semacam peralatan. Itu memiliki『 Menaikkan efek Curse Tune atau Curse Song sebesar 10% 』pada info itemnya."
<TLN : Curse Tune / Song = Nada / Lagu kutukan>

Hikaru memberi tahu kami hasil analisisnya.

"Lagu kutukan, apakah itu ada?"
"Yup, aku pernah bertemu seorang penyanyi yang bisa menggunakan Musical Magic sebelum aku naik tahta saat itu, tampaknya, Musical Magic ini memainkan lagu-lagu kutukan dengan menggunakan instrumen."

Sepertinya ini adalah chant versi nada dan lagu.
Melihat pencarian Peta, tidak ada orang dengan skill Musical Magic.
Mungkin semacam skill yang hilang.

"Haruskah aku meminta Core membuat skill orb untuk itu?"
"Tidak perlu. Musik harus dinikmati."

Mia menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Twintailnya yang seperti cambuk menghantam dada Nana.

"Mia, serangan twintail jelas menyakitkan, jadi aku protes."
"Nn, salahku."

Mia meminta maaf sambil memegang rambutnya di kedua tangan.

"Master, apa yang harus kita lakukan dengan peralatan ini? Mereka terlalu lemah untuk kita atau kelompok Karina, haruskah kita menjualnya kepada ksatria Shiga Kingdom melalui Echigoya Firm?"
"Benar. Mari kita memurnikan senjata dan alat yang terlihat berbahaya dan menjual yang tidak bermasalah."

Karena kedekatan dari tempat levelling yang efisien dalam bentuk Menara Ungu di dekat ibukota, banyak ksatria yang menantang lantai tengah menara dalam sistem shift.
Banyak ksatria tidak memiliki jenis peralatan pada tingkat magic sword atau semacamnya, aku yakin mereka akan sangat senang mendapatkan item drop lantai atas yang dikumpulkan oleh Arisa dan para gadis.

"--Woa, mendapat sinyal Penjemputan dari Karina-tan dan yang lainnya, aku harus pergi."
"Haruskah aku saja yang pergi?"
"Hmm, akulah yang menerima permintaan itu, jadi aku yang akan pergi."

Untuk beberapa alasan, silver knight tidak pernah memintaku untuk menjemput mereka meskipun itu akan mudah dengan Unit Arrangementku. Mereka tidak masalah jika aku yang mengirim mereka, sangat aneh.

"Ini bukan masalah efisiensi, tetapi masalah para gadis kau tahu."

Hikaru memberitahuku petunjuk yang mudah dimengerti ketika dia melihatku kebingungan.
Begitu ya, mereka tidak ingin lawan jenis melihat mereka sementara mereka masih kotor karena hasil eksplorasi mereka.

Karena Zena-san dan Sera dapat menggunakan magic life, aku percaya mereka bisa dengan mudah melakukan perawatan pribadi bahkan di dalam dungeon, tapi aku punya perasaan bahwa Hikaru akan kagum jika aku mengatakan itu dengan keras, jadi aku menahan diri.

"Kalau dipikir-pikir, apakah Ringrande dan yang lainnya yang telah pergi ke daerah Saga Empire sudah menghubungimu?"
"Ya, aku mendapat beberapa surat."

Lady Ringrande dan Saudara Kaisar Emperor Maryest - karena permaisuri Saga Empire berikutnya seharusnya menjadi bibi dari Lady Maryest, aku mungkin harus memanggilnya Keponakan Permaisuri mulai sekarang - saat ini sedang menjelajahi menara di Saga Empire.
Tentu saja, mereka tidak sendirian, mereka berada dalam kelompok yang terdiri dari mantan pendamping Hero Hayato; light warrior Rusus dan Fifi, Archer Wiyaryi, dan priest Loreiya.
Selain keduanya, anggota lain juga telah bergabung dengan Bridal Knight-ku di depan umum untuk menghindari undangan oleh petinggi Saga Empire.

Selain itu, aku telah mengirim peralatan silver knight kepada gadis-gadis itu melalui Echigoya Firm.

"Hmm, jadi mereka mendapat vanguard baru ya. Ringrande-san memiliki pendapat yang sangat tinggi padanya."
"Ah, maksudmu Brume-san."

Brume-san adalah seorang wanita tua yang juga ibu dari pemimpin Shiga Eight Swords, Julberg-shi.
Dia adalah mantan pendamping hero besar di masa lalu, seorang pendekar pedang magic level 53 ketika aku pertama kali bertemu dengannya di reruntuhan dungeon Kubooku Kingdom saat itu.

"Bocah-bocah hero itu melakukan hal yang berguna juga ya."

Lady Ringrande kadang-kadang menulis tentang keadaan Hero Yuuki dan Hero Seigi baru-baru ini dalam surat-suratnya.
Keduanya membantu upaya rekonstruksi di kota-kota yang mereka kunjungi sambil menjelajahi menara di pinggiran kekaisaran.

"Oh, dan bagaimana dengan sisa anggota Bridal Knight?"
"Puteri Menea sedang mempelajari dasar-dasar di Sekolah Selbira Explorer, sementara sisanya bukan ahli pertempuran, jadi mereka saat ini sedang bersiaga di Knights Garrison."

Putri Menea memiliki Erina dan Newbie-chan sebagai pengawalnya.

Kadang-kadang mereka melakukan ekspedisi ke ibukota bersama dengan orang-orang [Pendora] dan anak-anak sekolah explorer yang ingin memasuki Bridal Knights dan mengikuti pelatihan bersama di lantai bawah menara.
Anggota sementara seperti Miss Rina yang bekerja sebagai gubernur Brighton City di Muno Marquisdom adalah anggota dalam nama saja, sehingga mereka tidak berpartisipasi dalam pelatihan.
Oh benar, wanita palu yang aku lihat terakhir kali adalah benar-benar Putri Awayuki.
Aku terkejut melihat dia di antara anggota sekolah explorer untuk beberapa alasan.

Dari surat yang dikirim Putri Menea kepadaku, rupanya dia rukun dengan Putri Awayuki belakangan ini.
Aku sedikit tertarik dengan bagaimana dua kepribadian yang berlawanan itu akhirnya menjadi teman. Aku akan bertanya tentang hal itu saat kita bertemu lagi.


"Aku kembali."

Suara Arisa bergema dari tabung saat aku memasak bersama Lulu di dapur.
Dia pasti membawa silver knight kembali bersamanya.

Aku meminta Lulu untuk memberikan sentuhan akhir pada hidangan yang telah aku masak dan kembali ke ruang tamu untuk bertemu dengan silver knight.

"Aialize-sama, Maukah kau menerima permintaan maafku karena telah mengunjungi pertunangan sebelumnya."
"Oh, tolong jangan terlalu formal, oke?"

Putri Sistina yang berdandan menyapa Aze-san.
Putri Sistina berpakaian seperti dia akan pergi ke pesta atau upacara besar.

Di sebelahnya, Sera mengenakan pakaian yang anggun namun elegan dan sopan, make-upnya yang tanpa cela menampilkan kecantikan terbaiknya.
Zena-san dan Lady Karina mengenakan pakaian yang lebih kalem dari keduanya, tapi mereka masih berpakaian lebih baik daripada pakaian yang biasa mereka pakai di Solitary Island Palace.

"Semua orang mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya."
"Yah, tentu saja. Maksudku, mereka berhadapan dengan saingan terbesar mereka. Karena mereka tahu mereka akan dibandingkan, Jadi mereka mengerahkan semua yang mereka miliki."

Hikaru dan Arisa berbicara dengan suara rendah.

Aku belum pernah membandingkan Aze-san dengan gadis-gadis lain dalam hidupku sebelumnya, tetapi mungkin itu ditunjukkan dari perilaku dan pandanganku. Aku harus berhati-hati tentang itu.

"Menara mana yang kalian jelajahi hari ini?"
"Yang dekat dengan Kota Perdagangan Tartmina desuwa."
"Kami berlari melintasi Shiga Eight Swords-sama dan rombongan mereka di sepanjang jalan."

Lady Karina dan Zena-san menceritakan peristiwa yang terjadi di sana.
Shiga Eight Sword itu memusnahkan monster di lantai tengah hingga atas sambil juga melatih para holy knight.

"Great teacher Heim ada di sana juga nodesu?"
"Ya, benar. komandonya yang brilian membantu mengalahkan monster-monster itu dengan aman, desuwa."

Pochi melompat ke bahu Lady Karina dan bertanya.
Dia telah mencicipi makanan di dapur sampai beberapa waktu yang lalu, dia pasti mencium bau Lady Karina kesayangannya dan berlari ke sini untuk menemuinya.

"Hanya komando ~?"
"Tentu saja tidak! Seni bela dirinya juga indah!"

Ketika Tama melompat di bahunya yang satunya dan bertanya, Lady Karina menceritakan tentang kisah Heim-shi dengan gerakan berlebihan.
Setiap kali itu terjadi, payudaranya iblisnya --.

"Bersala--"

Sebelum dia bisa menyelesaikannya, aku menggendong Mia, yang muncul entah dari mana, di lenganku.

Ups, itu hampir saja.
Pandanganku hampir terkunci pada dada Lady Karina.

"Satou-san."

Zena-san memanggilku.
Aku pikir dia marah melihatku melirik dada Lady Karina, tetapi ternyata itu untuk hal lain.

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu—"

Zena-san bertanya apakah dia bisa berbicara dengan magician wind elf demi studinya.

"Itu tidak masalah, tapi bukankah sudah waktunya bagi Zena-san untuk memilih magic keduamu?"

Karena dia sudah mencapai level 70, skill magic wind dan skill one-handed sword pasti sudah dimaksimalkan, maka aku pikir dia harus memilih skill magic lain yang akan melengkapi magic wind sebelum poin keterampilannya akhirnya dialokasikan ke beberapa aneh skill sebagai gantinya.

"Tentang itu, aku sudah membuat pilihan setelah berkonsultasi dengan Arisa-chan dan Mia-sama."
"Jadi, apa yang kau pilih?"
"Itu Magic Summoning dan Magic Lightning."
"Keduanya?"

Aku bisa mengerti Magic Lightning karena itu memiliki kompatibilitas yang baik dengan magic wind, tapi aku tidak mendapatkan alasan mengapa dia memilih magic summoning.

"Ya, aku berpikir untuk menggunakan magic summoning untuk komunikasi dan pengintaian."
"Tidak bisakah golem Sistina-sama mengisi peran itu?"
"Golem Yang Mulia untuk menjaga bagian belakang."

Menurut Zena-san, dia akan selalu bereaksi terlambat ketika mereka menerima serangan mendadak ketika dia sedang mengintai, beberapa monster bahkan berhasil menembus garis pertahanan golem.
Magic wind juga bisa digunakan untuk mengintai, tetapi ada lokasi di dalam menara yang mengacaukan magic wind, jadi dia tidak bisa mengandalkannya.

"Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan mencari Orb Magic Summoning dan Orb Magic Lightning sebelum hari ini berakhir."

Zena-san yang rajin akan mempelajarinya dari nol, tetapi pada levelnya, melakukan itu akan sangat sulit tanpa bantuan skill, karena itu aku membuatnya mempelajarinya dengan orb.


"Master, aku membawa orb yang kau minta."
"Terima kasih, Core Two."

Core Two dalam bentuk dewasanya menyerahkan orb.
Dia adalah tubuh terminal Dungeon Core dari Dejima Island [Phantasmal Labyrinth] yang ditemukan di lantai paling bawah di sana.

"Master, Main Core sedang kesal, tolong kunjungi『 << Dungeon Master Room >> 』sesekali jika Kau bisa."
"Bukankah dia terhubung ke Core Two?"
"Ya. Namun, dia telah mengembangkan egonya sendiri."
"Aku mengerti. Aku akan mampir setelah makan malam nanti."
"Aku sangat berterimakasih atas pertimbangan master."

Core Two membungkuk.

"Master, makanan sudah siap - ya ampun, bukankah itu Core Two. Mau bergabung dengan kami?"
"Ya, Arisa. Main Core mungkin akan bertambah kesal, tapi aku akan memprioritaskan makanan Lulu."

Aku menuju ke ruang makan bersama dengan keduanya.

"Satou, Shizuka tidak datang, katanya."
"Oke."

Demon Lord Shizuka yang tinggal di salah satu sub-space ku sendiri lebih suka untuk tidak pergi ke Hutan Boruenan.
Untuk tipe tertutup seperti dia, elf yang bebas dan kurangnya suasana privasi di sini pasti membuatnya stres.

"Satou."
"Master ~?"
"Di sini, nanodesu!"

Mia, Tama, dan Pochi dengan bersemangat melambai padaku.

Di atas meja bundar yang dikelilingi oleh semua orang, hidangan seperti semur daging sapi Bahamut Mammoth, steak, steak hamburg dan bahkan Jingisukan segar siap untuk dikonsumsi.
Beberapa steak Hamburg terbuat dari daging [Burning Pig].
Kami mengiris daging ini tipis-tipis dan menggorengnya untuk membuat daging babi asam-manis.

Sebagai makanan pendamping, kami membuat [Bear Shrimps] menjadi tumisan saus sambal dan udang goreng, dan juga adonan goreng seperti yang diminta oleh Tama dan Liza.

"Baiklah, saatnya untuk makan."

Setelah memastikan bahwa semua orang telah mengambil tempat duduk mereka dan mendapatkan semangkuk sup daging sapi mereka, aku memberi sinyal kepada Arisa.

"Itadakimasu!"
"" "Itadakimasu" ""

Dengan Arisa yang memimpin, semua orang mengatakan [Itadakimasu] bersamaan.
Aku mengambilkan daging untuk Tama dan Pochi yang tangannya tidak bisa mencapainya, tetapi kemudian Arisa dan Mia datang dan berkata bahwa aku seharusnya tidak membeda-bedakan, jadi aku mengambilkan mereka daging dan sayuran juga.

"Delissass ~?"
"Sup daging sapi lezat, tapi Hamburg sensei masih terlezat nodesu."
"Pochi, berhentilah melihatnya dengan sebelah mata. Jingisukan dan daging babi asam-manis tidak boleh diremehkan juga."
"Udang goreng dengan adonan juga lezat ~?"
"Tentu saja nanodesu. Daging tidak memiliki tinggi dan rendah nodesu. Pochi hanya ingin mengatakan bahwa Hamburg-sensei adalah yang terkuat nanodesu."

Gadis-gadis beastkin memiliki pendapat biasa tentang daging dalam harmoni.

"Kari benar-benar terlalu lezat desuwa."
『Karina-dono, memegang sendokmu seperti itu akan meneteskan kari ke pakaianmu.』
"Maaf, Raka-san."

[Intelligent Item] Raka memperingatkan Lady Karina yang senang.
Bahkan dia dan perisainya yang tak tertembus membenci melindungi pakaian Lady Karina dari tetesan kari.

"Tidakkah kau pikir daging dalam sup daging sapi ini akan terasa enak dengan kari?"
"Umu, daging yang cocok dengan sup daging sapi pasti akan cocok dengan kari juga."
"Baiklah, aku akan bertanya pada Nea-san."

Dua master elf menyetujui gagasan Lady Karina, master Pochi, Miss Portomea berlari ke dapur tempat elf Nea-san memasak.

"Dagingnya enak, tapi masakan sayur ini juga lezat."
"Nn, setuju."

Mia menyetujui kesan Putri Sistina.

"Itu mengingatkanku, para priest di sini diizinkan makan hidangan daging ya."
"Apakah ada kuil yang melarang konsumsi daging?"

Sera memiringkan kepalanya mendengar komentar Arisa.
Sepertinya Sera menemukan hidangan favoritnya di dalam sup daging sapi.

"Udang tumis pedas itu lezat, jadi aku laporkan."
"Ini agak pedas, tapi aku setuju, rasa manis dan pedas ini membuatku ketagihan."

Nana dan Miko Lua-san suka udang goreng dengan saus sambal.
Sekujur tubuh peri bersayap yang telah menempel pada Nana diwarnai dengan warna oranye dari udang yang mereka dapatkan dari piring Nana.

"Zena-san, maukah kau memakan steak hamburg ini? Master memanggang ini sendiri."
"Oleh Sa-Satou-san ?! Tentu saja!"
"Aku juga ingin."

Lulu, Zena-san, Core Two mengambil daging dari gunung steak Hamburg tepat di depan Pochi.
Aku sudah mengirisnya menjadi ukuran kecil, berharap mereka bisa menikmati berbagai rasa.

"Aze, beri aku, itu."
"Aku lebih suka yang ini."
"Daging, untukku."
"T-tolong jangan bicara sekaligus. Tunggu giliranmu, oke."

Aze-san yang duduk di sampingku belum makan sendiri karena dia sibuk melayani peri bersayap.

"Aze-san, aan."
"Aan."

Aze-san dengan patuh membuka mulutnya ketika aku menyuapinya sesendok sup daging sapi.

"Nn, ngugugu"

Tampaknya terkejut oleh diriku yang tiba-tiba menyuapi makanan, Aze-san tersedak.

"Maaf, apakah aku mengejutkanmu?"

Aku bertanya sambil menggosok punggung Aze-san.

"A-aku baik-baik saja. Terima kasih, Satou."

Melihat senyum manis Aze-san, aku terpikat untuk tersenyum sendiri.

Damai seperti ini adalah yang terbaik.
<TLN : Goddamn you lucky satou, :'v pengen nyuapin aze-tan juga>



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar