Senin, 20 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-3 Pesta Kebun (2)

Chapter 17-3. Pesta Kebun (2)


Satou di sini. Karya-karya asli dari cerita buku bergambar yang terkenal terkadang memiliki bagian yang aneh di dalamnya. Meskipun kengerian, lingkungan yang buruk, dan akhir yang tidak bahagia mungkin ada gunanya sebagai pelajaran moral, namun aku lebih suka akhir buruk yang sia-sia dan hanya memperburuk kesan keseluruhanmu tentang pekerjaan dan membuatmu ingin berhenti bekerja.


"Oh, aku tahu itu!"

Seseorang bereaksi terhadap istilah yang terdengar tidak menyenangkan, "End of the World", yang diucapkan oleh putri Maryest.

"Itu adalah kalimat yang dikatakan Demon God kepada hero di 『 Hero Bridegroom 』desuwa!"

Miss Karina yang bersaing ketat dengan Pochi dan Tama, berjalan di sini dengan mata berbinar.
Dia pasti bersemangat untuk bergabung dalam percakapan tentang topik hero yang sangat dia cintai.

"Ya, itu benar."

Putri Maryest memberikan konfirmasi.

"Seperti yang diharapkan dari putri Marquis Leon Muno, ahli penelitian hero terkemuka. Perkataan itu hanya ditulis dalam edisi pertama, oleh karena itu hanya sedikit yang mengetahuinya."
"Keluarga kami memiliki edisi pertama buku yang diberikan kepada kami oleh Yang Mulia!『Hero Bridegroom』adalah favoritku, aku dapat mengingat semua adegan yang sangat kusukai!"

[Hero Bridegroom] yang dibicarakan gadis-gadis ini tampaknya adalah dongeng yang menceritakan Hero generasi pertama yang mendirikan Saga Empire sebagai protagonis.

Cerita ini terbagi dalam bagian pertama dan selanjutnya, bagian pertama menggambarkan hero bekerja bersama dengan Dewa Parion yang membuat tubuhnya menjadi fana untuk melawan Demon God yang memimpin tujuh demon lords, dan kemudian membuangnya ke bulan. Hal yang terdengar tidak menyenangkan sebelumnya dikatakan oleh Demon God yang dikalahkan hero saat klimaks terjadi.
Bagian terakhir terdengar persis seperti judulnya, ini tentang hero menyelesaikan ujian para dewa sampai ia diundang ke Dunia Para Dewa sebagai setengah dewa, untuk menikahi Dewa Parion.

Mungkin pria berambut hitam yang menghentikan kebangkitan Demon God di Saga Empire adalah hero generasi pertama - tidak, tidak mungkin. Memadukan fiksi dan kenyataan bukan lelucon yang bagus.

Itu mengingatkanku, aku pernah membaca buku bergambar Pochi dan Tama dengan cerita serupa tetapi isinya sedikit berbeda. Paling tidak, tidak ada kata-kata berbahaya yang terdengar seperti [End of the World] muncul.
Buku bergambar itu mungkin mengalami banyak revisi agar cocok untuk anak-anak.


"Jadi, apa sebenarnya 『End of The World』?"

Arisa bertanya dengan tidak sabar.

"Demon God mengatakan ini pada hero--"

Miss Karina menyesuaikan nadanya dan melafalkan perkataan Demon God dari ingatannya.

『Upaya yang sia-sia. Tidak peduli berapa kali kau terlahir kembali, harapanmu tidak akan pernah dikabulkan. 』

--Mereka tidak dilahirkan kembali. Kehidupan para dewa berbeda dari manusia, kau tahu.

Tumpang tindih dengan suara Lady Karina, suara orang lain muncul kembali dalam pikiranku.

『Tidak, itu tidak mungkin! Aku pasti akan mewujudkannya! Bahkan Dewa menghendakinya! 』
『Tidak masalah apa yang diinginkan dewi kecil itu, manusia tidak bisa menjadi dewa.』

- Dewa tidak cukup mahakuasa untuk membagikan keilahian kapan pun mereka mau.

Aku tidak ingat kapan aku mendengar kata-kata itu.

『Baik itu ratusan, bahkan ribuan tahun, itu suatu hal yang tidak dapat dicapai oleh seorang manusia rendahan sepertimu.』

--Jika satu bagian jiwa tidak cukup, Kau hanya harus mengumpulkan banyak dari mereka.

Suara anak kecil yang terdengar membuatku menahan diri.

"Nyuru ~ n"

Tama tiba-tiba membelitkan dirinya di leherku.

"Kau baik-baik saja ~?"

Tama menatapku dengan mata polos.
Garis pandang gadis-gadis lain juga telah tertuju padaku.

Sepertinya aku tenggelam dalam pikiranku dan melewatkan narasi Lady Karina.

"Terima kasih, Tama. Bukan apa-apa."

Yang terakhir untuk gadis-gadis yang menatapku dengan cemas.

"Maaf, aku melewatkannya di tengah jalan. Jadi, apa ini『End of The World』?"
"Mau bagaimana lagi. Aku akan mengulangnya sekali lagi untukmu."

Tanpa terlihat tersinggung sedikit pun, Lady Karina membacakan kembali kisah itu.
Sepertinya aku melewatkannya dari bagian [ratusan, ribuan].

Kata-kata bermasalah muncul ketika demon god diusir ke bulan dengan holy sword hitam pekat yang diciptakan oleh Dragon god.
<TLN : Hmm, apakah itu pedang yang satou temukan pas lagi jalan-jalan diluar angkasa? Emang besarnya gak masuk akal sih .-.>

『O Hero, hero menakutkan yang bahkan melampauiku, Demon god. kau mungkin kuat, namun akhir dunia akan datang sebagai nasib yang tidak akan pernah berubah. 』
『Akhir dunia? Selama aku masih hidup, aku tidak akan membiarkan kalian melakukan sesuatu sesukamu kepada dunia ini yang sangat dicintai Para Dewa! 』
『Dengarkan dengan baik, wahai musuhku. Di masa depan yang jauh, ada tiga great demon lord yang mencoba untuk menghancurkan dunia. Itu adalah lonceng yang membunyikan pertanda akhir dunia akan datang. 』
『Dunia ini tidak akan berakhir! Karena aku akan menjadi familiar Dewa dan melindungi dunia! 』
『Maka kau akan membuktikan kata-kata itu. Aku akan bangkit kembali pada malam [End of The World]. Mari kita bertemu lagi, apakah kau benar-benar berhasil naik ke Tahta Dewa. 』

Begitu ya, pertanda untuk [End of The World] seharusnya adalah kemunculan dari tiga great demon lord, [Golden Wild Boar King], [Dog-head Ancient King], dan [Goblin Demon Lord].

"Kalau begitu, mungkin pria berambut hitam itu ..."

Arisa menatap wajahnya seolah dia akan menganggap serius cerita fiksi itu dan mengklaim bahwa pria berambut hitam yang menghentikan kebangkitan demon god adalah hero generasi pertama.

"Itu hanya fiksi, Arisa."
"...Kau benar."

Jika hero generasi pertama benar-benar berhasil menjadi demi-god, Aze-san akan mengutipnya sebagai contoh sukses ketika aku bertanya kepadanya tentang kenaikan dewa.

"Tapi, Satou."

Hikaru menunjuk dirinya sendiri.

Oh benar, Hikaru berhasil membuat dirinya berada 600 tahun ke depan dari masa berdirinya Shiga Kingdom melalui hibernasi buatan.
Hero generasi pertama adalah seseorang dari zaman yang dua kali lebih jauh dari itu, tetapi masih ada kemungkinan dapat bertahan sampai saat ini dengan menggunakan obat peremajaan beberapa kali.

"Master! Mereka memiliki menara sampanye yang dipajang di sana, jadi aku informasikan."
"Master, itu luar biasa nodesu! Ini luar biasa nodesu!"
"Master, mereka sedang menyiapkan Dragon Snake (Naga) panggang di sana. Apakah Kau ingin pergi memeriksanya bersama?"

Nana, Pochi, dan Liza melenyapkan suasana hati yang berat di sekitar kami dengan suara riang mereka.

"Lulu adalah orang yang mengatur api pada daging panggang itu, jadi tolong jika kau bisa!"
"Terima kasih, kalau begitu, ayo kita periksa semuanya."

Ketika aku memikirkannya, bahkan jika hero generasi pertama masih hidup hari ini, itu tidak mengubah apa pun.
Akan lebih baik jika Demon god tidak dihidupkan kembali.

"Master, daging panggang ini disponsori oleh semua orang dari Echigoya Firm. "

Semua anggota Echigoya Firm hadir di sebelah Lulu.

"Tuan Pendragon, selamat atas pembentukan ksatria pribadimu."
"Terima kasih, General Manager Elterina."

Ketika aku mengucapkan terima kasih, dia memejamkan mata, tampak sangat tersentuh.

"Selamat, Tuan Pendragon. Kami benar-benar bersyukur bahwa Kau akan memesan peralatan Ksatria Pengantin melalui kami."

Tifaliza yang menemani manajer mengucapkan terima kasih dengan matanya yang biasanya bijaksana.
Armor pengantin dirakit dan didekorasi oleh Echigoya Firm, mungkin untuk menyembunyikannya dariku.

"Aku tidak akan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak unggul dalam kecakapan tempur dapat bergabung dengan ksatria pribadi juga."

Tifaliza bergumam dengan suara sangat rendah sehingga aku tidak bisa mendengarnya tanpa Skill [Attentive Ear].
Pandangannya tertuju pada Miss Rina, wakil gubernur Brighton City.

"Ah, dia akan bertugas mengelola benteng ksatria pribadi."

Mungkin Tifaliza ingin bergabung dengan ksatria pribadi?

"Lalu, bukankah kita bisa bergabung untuk mengelola logistik?"
"Itu ide yang bagus!"

Manajer itu benar-benar mendukung gagasan Tifaliza.
Sepertinya manajer dan Tifaliza ingin bergabung dengan pasukan ksatria pribadi.

Meskipun itu mungkin akan mengundang kecurigaan tentang hubunganku dengan Kuro, orang-orang sudah menganggapku sebagai [Nanashi yang lain], atau [Avatar Dragon yang membantu Nanashi] atau [Salah satu dari bawahan Hero Nanashi], terlalu terlambat untuk mempermasalahkan hal itu.
Selain itu, aku harus menghargai gadis-gadis ini karena selalu bekerja keras di belakang layar sebagai [Unsung Hero].

Aku mengangguk pada keduanya yang menatapku dengan cemas.

"Baiklah, aku akan mempercayakan logistik dan pemeliharaan peralatan kami ke Echigoya Firm."
"Terima kasih banyak!"
"Kami akan mengerahkan yang terbaik untuk melayanimu."

Manajer dan Tifaliza tersenyum bahagia.

"Kami akan memberi tahu anggota lain juga."
"Yang lebih penting lagi, kita harus membuat pesanan tambahan untuk baju besi pengantin!"

Keduanya pergi setelah berkata, "Kami permisi dulu, Ku - Tuan Pendragon!"

Jangan bilang, mereka ingin bergabung dengan Ksatria Pengantin semata-mata karena mereka ingin mengenakan baju besi pengantin.

"Mereka bahagia sekali."

Aku setuju dengan Arisa yang bergumam saat mereka pergi.

Mereka bahkan hampir menyebutku Kuro karena kesalahan.


"Haa, itu menyenangkan, dan melelahkan ~"

Arisa menjatuhkan diri di sofa sambil mendesah, "Le~lah."

"Kamar mandi sudah siap, bagaimana kalau kita menghilangkan kepenatan kita di dalamnya."
"Master, mari kita mandi bersama."
"Nn, bersama."
"Cuci punggungmu ~?"
"Pochi akan mencuci nodesu! Pochi adalah ahli dalam mencuci punggung nanodesuyo!"

Kelompok pemuda mengundangku untuk mandi, tetapi karena aku ingin melakukan sedikit pekerjaan ringan pada hal-hal yang kulakukan sebelum upacara, aku menolak tawaran mereka.

Melihat keluar melalui jendela, aku melihat bulan purnama yang dibalut cahaya ungu suram.

"Itu bulan ungu."
"Bulan ungu?"

Aku menirukan perkataan Hikaru untuk bertanya padanya.

"Kurasa itu semacam pertanda baik? Karena dikatakan bahwa warna ungu menandakan bahwa demon god sedang mengamuk, mencoba untuk keluar dari segelnya."
"Dia mencoba untuk keluar, tapi itu pertanda baik?"
"Un. Karena fakta bahwa itu mencoba untuk keluar berarti『 segel Demon god belum rusak 』."
"Oh, aku mengerti."

Itu tidak terpikirkan--.
Hikaru tersenyum padaku ketika aku mengangguk dan mengikuti gadis-gadis lain ke kamar mandi.

Aku melihat bulan lagi.

Omong-omong, apakah Demon god benar-benar disegel?

Sejauh pengetahuanku, Demon god telah memanggil sebagian rambutnya, dan telah membagi-bagi fragmennya kepada orang-orang yang bereinkarnasi bahkan sekarang.

"Kurasa aku terlalu memikirkannya ..."

Jika dia tidak disegel, Great weasel demon lord dan goblin demon lord tidak akan berusaha untuk membuka segelnya.
Apakah, segelnya mulai melemah?

--Ooops.

Aku menghentikan pemikiranku yang menuju ke arah yang aneh.
Harus berhati-hati untuk tidak mengibarkan flag yang tidak perlu dan merusak segelnya.


Pagi selanjutnya--.

"Master, Kau punya tamu."

Aku dibangunkan oleh seorang pelayan dan pergi ke pintu masuk - bukan kamar tamu karena suatu alasan - di sana, Heim dari Shiga Eights Swords menungguku.

Dia sudah memasang wajah mengerikan walaupun dipagi hari.

"Earl Pendragon, tolong maafkan aku karena telah mengunjungi begitu awal. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan kepadamu."



TL: Nate
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar