Minggu, 05 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-62 Parion Holy Land, Sekali Lagi

Chapter 16-62. Parion Holy Land, Sekali Lagi


Satou di sini. [Tidak ada bangsa yang bertahan selamanya], kata seseorang dalam anime dengan galaksi Bima Sakti sebagai tempat tinggalnya, tetapi ketika Kau tinggal di negara yang relatif damai, [kejatuhan bangsa] hanya terasa seperti masa depan yang masih terasa sangat jauh.


"Apakah revolusi atau kudeta akhirnya terjadi?"

Dengan acuh aku bertanya pada Tifaliza yang datang ke sini untuk melaporkan berita tentang kehancuran Holy Land Parion.

Meskipun jatuh ke dalam situasi yang agak kritis selama Hukuman Ilahi, Holy land Parion menerima bantuan dari hero Saga empire untuk memusnahkan monster di daerah sekitarnya, jadi aku tidak percaya itu akan dihancurkan karena faktor eksternal.
Itu bisa terjadi karena serangan oleh beberapa makhluk seperti demon lord atau greater demon, namun, biasanya ada ramalan sebelum kelompok itu muncul, dan karena Kuil Utama Parion memiliki beberapa [Oracle Miko], mereka seharusnya menerima ramalan dari Dewa Parion jika mereka akan menderita serangan yang menghancurkan negara.

"B-bukan itu! Holy land Parion menderita kerusakan yang sangat parah akibat serangan mendadak yang diluncurkan oleh greater demon, semua priest termasuk Paus Zazaris yang hadir di Holy city sudah meninggal atau hilang."

--Geh. Sepertinya negara ini benar-benar di ambang kehancuran.

Sungguh aneh bagaimana tidak ada ramalan tentang itu meskipun itu adalah wilayah Dewa Parion - atau mungkin tidak. Lagipula, tokoh-tokoh kunci negara itu di bawah kendali penganut demon lord, tidak akan mengejutkanku jika Dewa Parion telah menyerah pada mereka.

Untungnya, greater demon tersebut tampaknya tidak memiliki minat pada bangunan yang tidak terkait dengan Agen Pemerintah Paus termasuk katedral, sehingga setelah sesekali menyerang penduduk dengan magic seperti menyiksa mereka, ia memanggil bawahannya dan hanya memaksa warganya untuk pergi ke luar kota.

"Apakah kota-kota lain selain Holy city aman?"
"Kami mengalami kesulitan memperoleh informasi, kami tidak memiliki info selain dari operator yang ada di Holy city."

Mempertimbangkan kecepatan transmisi jaringan informasi, sepertinya hanya itu yang bisa diharapkan.
Menurut Tifaliza, kejadian itu sendiri terjadi beberapa hari yang lalu.

"Kita harus membantu mereka dengan cepat!"
"Berbagi makanan ~?"
"Serahkan pada Pochi untuk mengurus antrian nanodesu."

Tama dan Pochi membuat pose shupin di sebelah Arisa ketika dia membuat deklarasi sambil mengangkat tinjunya tinggi-tinggi.

"Kalian berdua, pertama-tama kita harus mengatasi demon dan monster yang memasuki kota."
"Ya!" "Nanodesu!"

Setelah ditegur oleh Liza, keduanya bergegas keluar dari ruangan sambil berkata, "Bersiap untuk melakukan serangan mendadak, nanodesu."

"Mito, aku minta maaf tapi bisakah kau menjaga royal capital bersama dengan Yang Mulia Sistina?"
"Un, aku mengerti."

Aku merasa bersalah menyerahkannya banyak tugas, tapi aku yakin Hikaru mampu menghadapi situasi apa pun.

"Satou, kau tidak akan bertanya padaku?"

Putri Sistina mengatakan itu dengan nada cemberut.

"Yang Mulia Sistina, bisakah kau melindungi royal capital bersama dengan Mito?"
"Ya, dengan senang hati aku menuruti permintaanmu, Satou."

Aku bisa tenang mengetahui Putri Sistina dan pasukannya yang dilengkapi pertahanan Orichalcum Golem akan melindungi Hikaru.

"Tifaliza, maaf tapi tolong sampaikan ini ke istana kerajaan - Hero Nanashi sedang menuju ke Holy land Parion."
"Aku mengerti. Haruskah aku memberi tahu mereka bahwa Mito-sama tetap tinggal untuk menjaga royal capital juga?"

Aku memberikan persetujuan ku kepada Tifaliza dan memerintahkan semua orang untuk bersiap-siap berangkat.


"Uwaah, mereka benar-benar teliti ..."

Sementara semua orang bersiap-siap, aku pergi ke basis teleport yang ku buat saat aku memperbarui info peta di Holy Land Parion dengan Unit Arrangement, untuk mencari informasi terlebih dulu.
Tempat Administratif Paus di pusat kota dan sebagian besar kuil di berbagai tempat telah hancur.

Menurut data yang ku ambil dari Peta, setengah dari priest telah kehilangan nyawa.
Karena politik negara ini datang sebagai satu set dengan agama, fungsi administrasi praktis lumpuh sekarang.

Sama seperti info yang aku dapatkan sebelumnya, warga telah diusir dari kota, tidak ada orang yang perlu diselamatkan didalam kota.
Beberapa lesser demon dan monster jinak mereka mengejar warga yang melarikan diri ke sekitar seperti sedang bermain dengan mereka, jadi aku menciptakan artifical spirit [Gryphon Riders] untuk menyelamatkan orang-orang itu.
Menurut info Peta, tidak ada greater demon di dalam peta Holy land Parion.
Selain itu, sebuah kapal udara besar dan dua kapal udara berukuran sedang dari Saga Empire dengan hero didalamnya, baru saja tiba di tepi luar Holy land Parion, membiarkan mereka membantu penduduk akan membuat segalanya lebih mudah.

"Nah, selanjutnya adalah--"

Aku menggunakan magic space [Clairvoyance] untuk melihat langit di atas Holy city di mana banyak titik merah terkonsentrasi.
Awan gelap tebal menggantung di atas langit Holy city, jadi aku menurunkan pandanganku ke bawah.
- Hm?

Setelah pemandangan keluar dari awan, aku bisa melihat benda-benda seperti kapal hitam berkilauan dengan siluet organik mengambang di atas Holy city.
Menurut info Peta, itu tampaknya adalah Demon ships yang berada di level 50, mereka adalah sejenis demon kelas menengah.

Selain beberapa Demon ships seperti itu, ada juga monster yang terlihat seperti kombinasi ubur-ubur dan balon, yang disebut Evil balloons melayang-layang di udara. Yang ini ada di sekitar level 20.

Lesser demon berkeliaran di atas tanah di Holy city, menciptakan lebih banyak monster Undead dan Construct-type dari mayat dan puing-puing.
Lusinan monster undead yang tidak berwujud seperti Ghosts and Wraiths dari sekitar level 20-40 telah berkumpul di situs katedral yang dihancurkan.
Aku menemukan 『Immortal Magic King (Lich)』 yang levelnya luar biasa rendah pada level 25 di tengah-tengah mereka.

Biasanya, sebagian besar Lich memiliki level 40, jadi aku memeriksa info detailnya karena penasaran.
Untuk beberapa alasan, Lich memiliki banyak skill tempur jarak dekat.
Sangat menarik, tapi ada poin yang lebih penting.

Lich ini memiliki Unique skill.

Tiga di antaranya, yang [Unparalleled Pulverization (Nothing that cannot be pulverized)], [Infinite Regeneration (Rebirth)], [Infinite Propagation (Division)].
<TLN: [Penghancuran tak tertandingi (Tidak ada yang tidak dapat dihancurkan)], [Regenerasi Tak Terbatas (Kelahiran Kembali)], [Penggandaan Tak Terbatas (Division)]>
"Aneh..."

Apakah hanya aku atau apakah Unique skill ini adalah campuran dari kedua hero dan orang yang bereinkarnasi.
Yah, aku menarik kesimpulan ini dari pengalaman, aku tidak akan terkejut jika tren penamaan terbukti salah.

Tentu saja, aku juga memeriksa tittle nya, tetapi Lich ini bukan [Hero] atau [Demon lord].
Namanya juga tidak terdengar seperti orang Jepang, itu [Anmeikusibi].

"—Homunculus?"

Setelah melihat lebih dekat pada info tambahan, aku menemukan bahwa Lich ini awalnya adalah Homonculus sebelum berubah menjadi Lich.
Karena Homonculus sehaursnya memiliki nama pembuatnya di infonya, aku mencoba untuk mencari lebih jauh dan menemukan nama yang terdengar palsu, [Nemo].
Aku punya gambaran nama palsu itu milik siapa, tapi untuk sekarang aku akan menulis tentang itu di Memo Pad Alternate.

『Master, kami sudah selesai melakukan persiapan.』

Arisa telah memanggilku melalui Familiar Line, jadi aku menghentikan penyelidikan investigasi Lich, dan kembali ke Solitary Island Palace.


"--Dan itulah hasil dari investigasi awalku."

Di solitary island palace, aku membagikan informasi yang ku dapatkan kepada gadis-gadis yang siap dengan peralatan emas dan perak mereka.
Peralatan perak mungkin terlihat sama, namun mereka telah ditingkatkan sehingga kemampuan dan pertahanan mereka tidak terlalu jauh dibandingkan dengan yang emas.

"Pemegang Unique skill ya ..."
"Regenerasi tanpa batas berarti kita perlu mengalahkannya dalam satu pukulan."

Liza memberikan analisisnya untuk menghadapinya ketika Arisa bergumam.

"Itu mungkin buruk bagi Nana-san jika itu benar-benar bisa menghancurkan apa pun."
"Negatif. Tidak ada masalah jika aku tidak tertabrak, jadi aku memberi tahu."

Nana membalas Lulu yang khawatir dengan percaya diri.

"Evasion Shield ~?"
"Shupapapapa, nanodesu."

Mendengar percakapan mereka, Tama menari dan bergoyang, dan Pochi yang merasa aneh mencoba menikam Tama dengan tangannya yang berbentuk seperti pedang saat mereka bermain-main.

"Karena Holy city telah berubah menjadi reruntuhan, menyerang dengan artificial spirit Mia, magic firku dan meriam akselerasi Lulu akan menjadi yang tercepat."
"Pochi ingin mengambil tindakan juga nodesu!"
"Kalau begitu, ayo serahkan demon ship ke Liza-san dan Pochi. Sera-tan akan mengurus undead, Zena-tan makhluk di sana, dan Karina-sama akan berurusan dengan lesser demon."

Setelah memberi perintah, Arisa berbalik dan bertanya, "Master, apakah itu tidak masalah?"

"Ya, selama kau meninggalkan Lich sendirian, semuanya baik-baik saja."
"Bagaimana dengan Lich?"
"Aku akan mencoba menghubunginya dan melihat apakah kita dapat melakukan percakapan."

Sama seperti [True Ancestor of Vampires] Ban, dan [King of Corpse] Mayat dan yang lainnya di lapisan bawah labirin, itu mungkin berubah menjadi undead ramah yang bisa berpikir.

"Jika hasilnya tidak baik, kalian dapat menyerang dan mengalahkannya."
"Gotcha. Aku bisa melakukan sesuatu seperti『 Cultivation of Greater demon 』jika makhluk itu menggandakan diri dengan Propagasi Infinite-nya."

Setelah mengingatkan Arisa yang mengatakan hal seperti gamer, "Lakukan dengan biasa-biasa saja, oke", aku memindahkan semua orang ke Holy land Parion dengan Unit Arrangement.


"Ya ampun? Sudah dimulai."
Kapal udara besar Saga Empire sudah melawan Demon ship di atas Holy city Parion.

Kupikir perlu beberapa saat sebelum mereka tiba di sini, jadi ini agak tidak terduga.
Kapal udara medium yang menyertainya sedang bertarung melawan Evil balloons.

Api berbentuk kerucut terpancar keluar dari pesawat besar, menelan Demon ships yang terus menembakkan bola meriam hitam.
Itu mungkin magic serangan Hero Yuuki.

"Api ~?"
"Aku pikir itu sekuat Inferno Arisa."
"Apakah itu menjatuhkan mereka?"
"Tidak, sepertinya tidak begitu."

Di sisi lain dari asap hitam, Demon ship berhasil keluar dari kobaran api sambil mengeluarkan asap hitam.
Sepertinya penghalang magic Demon ships berhasil memblokir magic serangan Hero Yuuki.

"Cukup kuat untuk level 50."

Bahkan ketika Arisa menyatakan kesannya, pesawat besar tempat Hero Yuuki berada dan lima Demon ships semakin menjauh dari langit Holy city saat mereka terus bertarung.

"--Ah."

Aku melihat seseorang melompat keluar dari pesawat besar dan naik ke salah satu Demon ships.
Aku memeriksanya sambil berpikir bahwa tidak ada orang lain selain dia yang akan melakukan itu, dan tentu saja itu adalah Hero Meiko yang bagus dengan pertarungan jarak dekat. Dan setelah dia baru saja dihabisi oleh Guardian Dragon of Dragg Kingdom tempo hari, seperti biasa dia benar-benar pecandu perang yang suka bertarung dengan sembrono.

Hero yang bisa dilihat di lubang palka di mana Hero Miko melompat mungkin adalah Seigi sang Hero tipe pencarian.
Sepertinya, Hero Fuu tidak dikirim kali ini.


"Baiklah, mari kita mulai membersihkan Holy city."

Setelah mengatakan itu, aku menuju ke situs katedral di pusat kota bersama dengan para gadis.

" ■■ Purification (Turn Undead)!"

Semua jenis undead yang berada di Holy city datang menyerang kami, tetapi tidak ada yang bisa mendekati Sliver Knight Holy, alias Sera, karena dia memurnikan mereka menjadi debu dengan magic holy.
Beberapa yang langka berhasil lolos dari penyuciannya, seperti Wraith Knights dan Wraith Mages, tetapi berakhir dimurnikan tanpa pandang bulu oleh multi-cast Sera, Turn Undead.

"Musuh yang datang dari kanan. Sepertinya bukan undead."

Dari arah yang ditunjuk Arisa, lesser demon dengan Living Object dan Blood Golem yang dibuat dari reruntuhan menuju kesini.

" ...■■ Heavy Hurricane Hammer"

Silver Knight Air, alias Zena-san, mengalahkan yang lemah dengan magic wind miliknya, force art Nana membuat lesser demon penuh dengan lubang, dan Silver Knight Kung-Fu, alias Lady Karina, bergegas naik ke lesser demon lain dengan Flickering Move, dan menghancurkannya dengan flying kick seperti karakter dalam game.

"Nin nin."

Sebuah lesser demon yang berspesialisasi dalam bersembunyi mencoba menyelinap pada kami, tetapi Tama yang telah muncul di belakang demon tanpa ada yang tahu memotong kepalanya yang berbentuk aneh.

"Ninja memang tentang perburuan kepala ~"

Kupikir komentar Arisa tidak benar, tetapi karena aku khawatir dengan pergerakan pada Peta, aku menahan keinginan untuk menyindirnya dan berkonsentrasi pada itu.

Rupanya, mereka yang terkait dengan kuil menuju ke Holy city melalui rute udara.
Melihat dengan [Clairvoyance], itu adalah kelompok yang terdiri dari miko-san tua, magician space botak, dan dua ksatria kuil yang tampak kaku mengendarai [Magic Carpet].

Space magician segera menyadari [Clairvoyance] milikku dan menggunakan spell balasan.
Meskipun [Clairvoyance] ku tidak benar-benar ditutup oleh spell lawannya, aku membatalkannya karena tidak perlu untuk menonton mereka.

"... ■■■■ << Sacred Turn Undead >>"

Sepertinya dia sudah muak dengan itu, karena Sera menggunakan magic pemurnian area luas dibantu oleh fungsi ekspansi jangkauan armor perak.

Tampaknya merasa bosan, Arisa mengangkat subjek, "Kau tahu, spell tingkat tertinggi memiliki 'Sacred' pada namanya dalam Holy Magic, tetapi semua magic lain memiliki 'Divine' pada nama spellnya, apakah ada artinya aku penasaran? "
Ini topik yang cukup menarik, tapi kami berada di tengah medan perang sekarang, jadi aku menutupnya, "Nanti akan kita bahas ketika di Solitary Island Palace."

"Master, lihat langit!"

Nana menunjuk ke langit.
Sebuah kapal udara berukuran sedang yang melawan Evil balloons terjerat dalam tentakel seperti gurita, dan kemudian saat berikutnya, ledakan besar terjadi dengan suara menderu.

Pesawat menengah masih berhasil tetap berada di udara walaupun mengeluarkan asap hitam, tetapi Evil balloons dengan cepat mendekati pesawat yang melambat satu demi satu.
Kapal itu akan jatuh jika banyak Evil balloons meledakkan diri.

"--Lulu."
"ya!"

Lulu mengatur meriam akselerasinya yang portabel dan menembak jatuh Evil balloons satu demi satu.
Penembakan Sniper Lulu tidak pernah melewatkan sasaran, semua musuh di udara tertembak dalam sekejap mata.

『Master. 』
『Terima kasih telah menunggu nanodesu.』

Suara-suara Liza dan Pochi datang melalui Tactical Talk yang selalu terhubung.

Melihat arah kedatangan titik-titik penanda biru yang datang dengan kecepatan tinggi, aku bisa melihat berbagai macam warna dragon, Putih, Hijau, dan Hitam menuju kesini.
Dragon tunggangan pochi, white dragon sudah dalam rencana, tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa bayi green dragon dan bahkan black dragon akan ikut juga.
Green Dragon adalah hal lain, tetapi aku kagum melihat Black dragon bisa melewati gate.

Liza tidak mengendarai white dragon, dia terbang bersama mereka dengan Powered Exoskeleton barunya.
Tingkat konsumsi bahan bakarnya sangat buruk, satu penerbangan akan mengkonsumsi satu Crimson Treasure, masih perlu beberapa perbaikan.

『Pochi, Liza, dan Heiron, pergi hancurkan Evil balloons yang menyerang pesawat besar.』
『Ya nanodesu.』
『Dimengerti!』

Liza dan ketiga dragon melewati langit Holy city dalam waktu singkat, kemudian bayi dragon dan black dragon menembakkan [Dragon Breaths] mereka yang seperti laser ke arah Evil balloons.
Nafas Black dragon Heiron menghempaskan Evil balloons secara instan, namun, napas bayi dragon terhalang oleh penghalang Evil balloons meskipun itu mengenainya.

『Napas yang tidak adil nodesu!』
『Pochi, mari berikan sentuhan akhir.』
『Roger nanodesu!』

Beberapa saat setelah Pochi berteriak, white dragon itu meraung.
Pochi dan yang lainnya seharusnya bisa menangani monster di langit.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi sebentar."

Setelah tiba di situs katedral, aku mengatakan itu kepada para gadis dan menyelam ke dalam bayangan.
Alangkah baiknya jika Lich ini adalah seseorang yang bisa diajak berbicara.



TL: Haze
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar