Minggu, 05 Mei 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-64 Parion Holy Land, Sekali Lagi (3)

Chapter 16-64. Parion Holy Land, Sekali Lagi (3)


Satou di sini. Kau biasanya menemukan banyak bug dalam program yang kau buat dengan sempurna selama periode pengujian. Sebaliknya, program yang tidak menunjukkan bug apa pun selama pengujian biasanya menyembunyikan bug jahat di dalamnya.
<TLN : Bug itu semacam error dalam program>


"Uwaaaaaaa"
"Apa-apaan ini. Kenapa jumlahnya bertambah banyak."
"--Tch. Yuuki! Singkirkan mereka dengan magicmu."
"Tidak mungkiinn ~~~"

Para hero panik melihat demon lords berkembang biak dengan cepat hingga mengisi ruangan sepenuhnya.
Pendamping mereka sudah mulai chant semacam spell, tetapi mereka pasti akan tertelan dalam gelombang demon lords yang mirip tsunami sebelum mereka bisa menyelesaikannya.

"Me-Meiko, lakukan sesuatu tentang iniiiiiiiiii"
"Diam, Yuuki. Bertempur dengan banyak lawan adalah keahlianmu."
"L-lupakan itu, kita harus lari--"

Mungkin ide yang baik untuk membawa para hero ini ke zona aman untuk saat ini.

Karena menyerahkan City Core ke demon lord kemungkinan akan mempersulit banyak hal, aku memasang penghalang berlapis-lapis di sekitar Core dan memerintahkannya untuk mempertahankan diri.

Aku menggali sebuah terowongan secara vertikal dengan magic earth [Free Mining], menangkap para hero dengan [Magic Hands], dan berpindah ke langit yang terlihat di atas tempat suci dengan Unit Arrangement berbasis-penglihatan.

"Ugyaaaaaaaaa"
"L-langit? Kenapa langit?"
"Di-mana demon lords?"

Karena teriakan Hero Yuuki terlalu keras, aku memindahkan kami lagi ke tempat suci yang dihancurkan.

Setelah terdiam beberapa saat, sebuah objek yang merupakan campuran warna-warna ultramarine dan warna gelap yang dibalut cahaya ungu muncul keluar dari terowongan vertikal yang ku buat seolah-olah pecah.
Ini hampir tidak berbentuk seperti aslinya lagi, tapi itu mungkin segerombolan demon lords Lich.
Ini seperti kumpulan lumpur dan kain tua dalam tubuhnya.

Hanya 10 demon lords yang keluar dari tanah.
Jalan itu tampaknya telah tersumbat, demon lords yang tersisa menggeliat-geliat di dalam terowongan dan ruang City Core.

"Demon lord, matiiiiiiiiiiiiiii!"

Hero Meiko bergegas menuju demon lords sambil mengeluarkan cahaya biru.
Bertarung melawan 10 demon lords pada saat yang sama seharusnya terlalu berat bahkan untuk Hero Meiko dan Unique skill tipe penghindarannya yang sempurna.

--GWROROOOOOUNN!

Aku mengalihkan pandanganku ke arah raungan black dragon Heiron dan melihat Liza dan yang lainnya berputar-putar di langit.
Aku mendekati demon lords Lich dengan Ground Shrink, menangkapnya dengan [Magic Hands] dan kemudian aku melemparkannya ke udara.

Kami menggunakan kesempatan ini untuk melakukan yang terbaik terutama untuk menghilangkan stres para gadis dan melakukan tes pertempuran lapangan, jadi memiliki banyak demon lords ini sangat mudah.

"H-hei!"
"Kita akan mengurusi sisanya."

Setelah mengatakan itu kepada Hero Meiko yang memprotes, aku melemparkan semua kecuali satu demon lords ke udara.
Alasan mengapa aku hanya meninggalkan satu adalah karena aku berharap para hero yang mengalahkannya akan menaikkan flag Pulang pada mereka.

"Yang ini mangsa kita! Jangan ikut campur, kau mendengarku."
"Aku tahu, lakukan yang terbaik."

Dengan Ground Shrink, aku mengambil jarak yang cukup agar tidak terpotong bersama dengan demon lord.

--GWROROOOOOUNN!

Seluruh langit bercahaya, dan beberapa demon lords Lich terbakar menjadi kabut hitam oleh napas Black dragon Heiron.
Pochi mengendarai white dragon dan Liza terbang dengan Powered Exoskeletonnya mendekat pada tiga demon lords yang telah menahan serangan langsung napas Heiron.
Bayi Dragon yang terbang bersama mereka menggunakan nafasnya tetapi tidak bisa mengalahkan satupun demon lord, dan berteriak dengan sedih.

『TOU, nanodesu!』

Holy sword Pochi berbenturan dengan kepalan tangan demon lord, kilatan cahaya berwarna biru dan percikan api ungu menari-nari di udara.

『UORYAAAAAAAAAAA Nanodesu !!』

Mungkin karena efek dari title [True Hero] yang dimiliki Dog Hero Pochi, holy swordnya yang berbenturan memancarkan kilatan cahaya biru yang menyilaukan, membakar tubuh demon lord Lich.
Holy sword Pochi berhasil membelah demon lord menjadi dua, namun pedang itu juga tidak luput tanpa kerusakan ketika seluruh bilah pedang hingga kepegangannya hancur berkeping-keping.

Liza menghindari tinju demon lord Lich dan menusuk kepalanya dengan tombak dragonnya, lalu cahaya biru yang berputar keluar dari gerakan pamungkasnya-nya menghancurkan bagian atas tubuh demon lord.
Namun, dia tidak bisa menghindari feeler yang tak terhitung banyaknya yang datang dari demon lord lain ketika mereka lewat, sisi penghalang pertahanan Powered Exoskeleton miliknya hancur, merusak baju exoskeleton itu sendiri. 
Meskipun keduanya memiliki kelebihan yang luar biasa dalam level, Unique skill demon lord masih tidak  bisa diremehkan.

『Master, maafkan aku. Penghalang pertahanan Mode Assault telah diterobos. 』
『Simpan laporannya untuk nanti, beralih ke Mode Balanced Battle atau Mode Defense.』
『Dimengerti.』

Setelah mengatakan itu pada Liza, aku mengalihkan pandangan pada demon lord yang lolos dari serangan mereka.

『Ey!』

Dengan teriakan imut, tembakan seperti laser biru dari meriam akselerasi Lulu menembus salah satu demon lords.
Menilai dari kaliber, itu pasti Holy Shell dari meriam akselerasi kaliber besar yang dimuat dalam Flying Fortressnya.

『Ey! Ey! 』

Holy Shell berikutnya yang ditembak Lulu menghancurkan bagian atas demon lord lain, namun--

『Uhaa, mereka tangguh bahkan dengan level rendah seperti itu, seperti yang diharapkan dari demon lords.』
『Ya, itu sulit dipercaya.』

Target berikutnya demon lord memukul Holy Shell dengan tinjunya dalam balutan cahaya ungu.
Tentu saja, demon lord tidak berhasil selamat tanpa cedera menggunakan tindakan intersepsi yang sembrono, holy shell yang berubah menjadi serpihan oleh tinjunya berakhir menghancurkan bagian atasnya bersamaan dengan itu.

"Sekarang, Yuuki!"
"Aku mengerti!"

Tembakan luas area magic fire dari tanah membakar sisa-sisa demon lords yang jatuh.
Magic api Hero Yuuki memang mengurangi HP demon lords, tetapi demon lords ini tampaknya memiliki daya tahan tinggi terhadap magic, itu tidak terlalu efektif.

『Arisa, jika kau mau.』
『Okay!』
Api biru yang dilepaskan beberapa detik kemudian menghapus sisa-sisa demon lords yang mulai meregenerasi di udara.
[Blue Inferno] yang pernah membakar Greater Demon dalam pertempuran di Weasel Empire.

"『 Blue Inferno 』? Jika aku menghubungkan diriku dengan Michael, aku juga--"

Hero Yuuki terdengar frustrasi.

"Meiko! Mereka menggandakan diri! Para demon lords bertambah banyak, berhenti memotong anggota tubuh mereka !!"
"Diam, Seigi! Bagaimana kau bisa berharap aku mengalahkan mereka tanpa memotong mereka!"
"Berhenti bertengkar kalian berdua! Seigi, apakah apimu masih belum bisa digunakan?"
"Aku bilang, aku tidak bisa melakukannya untuk sementara waktu! Tidak bisakah kau menggunakan api pemurnian sendiri!"
"Meiko akan terpanggang bersama jika aku menggunakannya!"
"Apakah kau tidak memiliki magic yang dapat membedakan antara teman dan musuh?"
"Aku tidak menggunakan magic setengah-setengah seperti itu!"

Berbalik ke arah hero yang bertengkar, adegan Hero Meiko bertarung melawan tiga demon lords yang baru muncul di atas tanah merah gelap terlihat di depanku.
Dilihat dari percikan darah dan potongan-potongan daging yang tergeletak di sekitar, tampaknya ada semacam kondisi untuk demon lord ini menggandakan diri, seperti halnya ketika Hero Meiko memotong anggota tubuhnya.

Aku punya perasaan bahwa itu terkait dengan kepadatan miasma.
Meskipun demon lords mengamuk di sekitar sini, miasma di sekitar holy city itu tipis.

Mungkin--.

Untuk mengkonfirmasi kecurigaan ku, aku mencoba memotong pergelangan tangan dan lengan kanan salah satu demon lord dengan Miasma Sight aktif.

"Waaa, tolol! Apa yang kau lakukan!"
"Kau, rambut ungu di sana! Urus sendiri demon lord yang kau buat itu!"

Lengan kanan yang jatuh di tanah selesai meregenerasi menjadi demon lord baru sebelum Hero Seigi dan Hero Yuuki bisa menyelesaikan keluhan mereka.
Benda mirip lumpur memanjang keluar dari pergelangan tangan yang terpotong saat mulai beregenerasi, tetapi prosesnya lebih lambat daripada lengan kanan.

--Seperti yang ku pikirkan.

Demon lord ini mengkonsumsi miasma di sekitarnya setiap kali regenerasi itu sendiri.
Alasan mengapa tingkat regenerasi berbeda tergantung pada anggota badan yang dipotong pasti karena perbedaan jumlah miasma yang terkandung dalam bagian-bagian tersebut.
Dan alasan mengapa demon lords ini tidak beregenerasi dari percikan darah pasti karena kekurangan miasma.

"Bersihkan miasma di sekitarnya! Demon lord akan berhenti berlipat ganda jika kau melakukannya !!"

Aku berteriak kepada para priest dan magician yang termasuk dalam kelompok hero.
Aku lupa menggunakan nada bicara Hero Nanashi, tapi yah, tidak masalah.

Aku memberikan tugas kepada petugas hero karena Hero Yuuki tampak buruk dalam kontrol magic yang tepat.
Selama aku ada di sana, Spirit Lightku akan menghilangkan miasma, tetapi tidak ada jaminan bahwa aku akan selalu ada untuk melindungi mereka.


『--Berikutnya』

Ditekan oleh Mia yang telah selesai memanggil artificial spirit, aku melemparkan demon lords yang dibuat ulang dari milik Hero Meiko dan tebasanku ke arahnya.

『Lakukan.』

Serigala raksasa berwarna platinum menunjukkan dirinya dari luar reruntuhan.
Itu adalah artificial spirit yang berbentuk seperti serigala besar yang lahir dari magic spirit Mia, [Mythology Eater Wolf].
Mia yang MP-nya hampir dua kali lipat Arisa tidak bisa memanggilnya sendiri, dia membutuhkan bantuan Warship Wand yang dipenuhi dengan philosopher stone dalam jumlah besar.

--FWOOOOOOOOOOOOWN.

Serigala besar mengeluarkan lolongan yang seperti angin dingin yang bergema di gunung musim dingin, dan itu menghembuskan napas putih berkilau menuju demon lords.
Demon lords yang dimandikan dalam nafas menghilang menjadi kabut hitam.
Ada beberapa yang mencoba menghadangnya dengan kepalan tangan dan feeler mereka yang dibalut cahaya ungu, tetapi mereka semua menghilang tanpa sedikit pun perlawanan.

Meskipun itu tepat mengingat itu adalah magic anti-dewa, aku tidak akan pernah mengira akan sebesar ini.

"A-apa benda itu?"
"Musuh baru? Apakah ini musuh baru?"
"P-pedangku akan menebas apa pun, tidak peduli lawannya."

Aku tidak menyalahkan hero dan pendamping mereka karena terguncang.

Sama seperti artifical spirit lainnya, serigala besar ini juga membutuhkan sejumlah besar mana untuk mempertahankan bentuknya.
Itu kehabisan persediaan mana tidak lama dan menghilang menjadi kabut putih, menyebarkan salju kristal putih kesekitar.

『Menghilang tepat setelah dipanggil dan melepaskan serangan pamungkasnya, sama seperti summon dalam Final Quest, bukankah begitu.』

Arisa dengan acuh tak acuh mengeluarkan referensi ke permainan nasional yang sangat populer bersama dengan komentarnya.

Menambahkan lebih banyak pasokan mana dapat dilakukan dengan menggunakan Warship Wand, tetapi tidak ada yang dapat terus mempertahankan [Mythology Eater Wolf] yang sangat intensif, itu tidak sesederhana itu.
Kau akan berakhir dengan Warship Wand seukuran pulau kecil untuk itu.

『Master, masih ada musuh yang tersisa?』
『Ya, masih ada sekitar 90 dari mereka.』
『Uhaa, dan semuanya ada di sekitar level 50? Jika kita membudidayakan ini, aku bisa mencapai level 80 sebelum hari ini - 』

Arisa berhenti di tengah jalan dan mulai berbicara dengan orang lain.

『- Ya, aku pasti akan memberitahunya.』
『Apa yang salah, Arisa?』
『Miko-san yang diselamatkan Tama menjadi rewel, dia menyuruh kami untuk berhenti mencemari holy city sekaligus ~』

Jauh dari mencemari, miasma di holy city tidak pernah lebih tipis dari ini.
Meskipun, bahkan jika daerah di sekitar tempat suci telah berubah menjadi puing-puing, sejauh mata ku melihat, sekitar 40% bangunan masih berdiri, mereka pasti takut pertarungan kita dan serangan magic Hero Yuuki akan menenggelamkan tempat suci dalam kobaran api.

Bahkan magic fire yang ditembakkan Hero Yuuki telah mengubah satu bagian holy city menjadi abu.

Aku membiarkan mereka mengatasinya karena situs itu telah berubah menjadi reruntuhan, tapi mungkin aku seharusnya membawa mereka semua ke salah satu sub-space yang aku miliki.

『Oke. Mari kita ubah medan perang. 』


"<DANCE>> Wind Stiletto!"

Tujuh bilah pedang terbang dari Silver knight Air, alias Zena-san, dan menari-nari di udara sambil mengeluarkan suara menyegarkan.

"<WEAR>> Wind Stiletto!"

Bilah pedang yang dibalut angin bercahaya biru menghancurkan demon lord.
Zena-san yang sudah selesai membaca Holy Verse mulai chant spell wind tingkat lanjut.

"Awas desuwa! Ze--"

Demon lord Lich yang dibalut cahaya ungu mendekati Zena-san sambil menghindari kerumunan bilah pedang yang mendekatinya.

『Itu Silver Knight Air.』
"Ya, itu desuwa!"

Saat menerima bantuan dari [<<Intelligent Item>>] Raka yang dia pakai, Lady Karina menempatkan dirinya di antara demon lord dan Zena-san.
Lady Karina mencoba untuk memblokir tinju berbalut cahaya ungu dari demon lord Lich dengan menyilangkan tangannya.

『Kau tidak bisa! - Bantuan Darurat, Phalanx! 』

Raka yang telah menilai bahwa pertahanan mentah saja tidak akan mampu menerima pukulan tersebut, mengerahkan defensive shield yang dimuat dalam Silver armor Lady Karina.
Penghalang berlapis-lapis yang dibuat seperti payung yang sekuat Fortress bentrok dengan tinju demon lord Lich.

Tinju demon lord yang menghancurkan semuanya akan terdorong kembali oleh ledakan yang terjadi setiap kali lapisan pertahanan dihancurkan melalui seni spell Phalanx yang bekerja seperti baju besi reaktif.
Feeler berbentuk lumpur yang keluar dari tubuh demon lord Lich menyerang Lady Karina di kedua sisi, tetapi itu sudah hilang.

Demon lord Lich melihat sekeliling dan melihat Lady Karina terbang di udara.

“<<WHISPER>> Holy Servant!"

Potongan armor yang terbelah dari Silver Knight Holy, alias milik Sera, armor, berubah menjadi benda-benda geometris dan melayang di sekitarnya.

"<PRAY>> Holy Servant!"

Gelombang pemurnian cahaya berwarna biru melesat keluar dari objek itu, mendorong dan melilit demon lord.

"<<BESEECH>> Holy Servant!"

Gelombang hitam yang datang dengan ayat suci ketiga secara fisik menghancurkan demon lord.
Aku membuat Ayat-ayat Suci ini ketika keteganganku memuncak setelah sesi yang berlangsung semalaman. Fakta bahwa dua ayat pertama terdengar mirip dengan spell revival dari game dungeon tertentu hanyalah sebuah kecelakaan. Aku membuat yang terakhir secara acak. Tanpa penyesalan.

Demon lord merobek serangan dengan kepalan tangan berbalut cahaya ungu dan feelernya, tetapi tidak bisa menghancurkan semua gelombang sekaligus, sehingga terhenti.
Sambil menyerahkan peran pada Objek, Sera telah memulai spell untuk holy magic tingkat lanjut.

"Ayo lakukan ini, Raka-san!"
『--Umu. <<SURGE>> Rending Force Armor! 』

Silver Knight Kung-Fu, alias Lady Karina, yang berlari dengan kecepatan tinggi di langit mulai membuat postur tendangan lompatan tajam sambil dibalut cahaya yang menyilaukan dari holy verse yang dibacakan Raka.

『<<STARFALL>> Rending Force Armor!』

Lady Karina yang menerima puluhan kali gravitasi normal melalui Gravity Control melaju dalam kecepatan meteor.

"KARI--"
『Itu Kung-Fu』
"KUNGFU DRILL KIIIII ---"

Lady Karina yang tidak bisa menyelesaikan meneriakkan nama lengkap dari teknik itu karena dia mengoreksi dirinya akibat sindiran Raka menabrak penghalang pertahanan demon lord.

Bentrokan intens antara cahaya ungu dan biru terjadi hanya dalam sekejap.

Penghalang pertahanan demon lord yang telah dirusak oleh serangan Zena-san dan Sera tidak bisa menahan serangan pamungkas Lady Karina yang telah diperkuat dengan holy verse, dan pecah berkeping-keping.

Lady Karina yang menerobos bagian kanan atas demon lord itu mengancurkan tanah ketika debu dan batu terbang ke mana-mana dari momentumnya, tenggelam jauh di bawah tanah begitu saja.
Kesalahan terakhir itu sama seperti dia, tetapi kekuatan serangannya itu masih menakjubkan.

"Air!"
"Ya!"

[Wind Stiletto] Zena-san bersarang di demon lord yang kehilangan setengah kanan atas tubuhnya, dan kemudian bilah pedang mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara.

"Tempest"

Tepat sebelum Zena-san mengaktifkan spell magic wind tingkat lanjut yang tertunda, dia membaca holy verse terakhir.
Angin bertiup kencang di sekitar demon lord seperti badai, dan kemudian jejak cahaya keemasan muncul di dalam angin dan membungkus demon lord di dalam badai.
Sangkar burung emas yang pernah membungkus Greater Demon tampaknya tidak bisa menahan tinju dan feeler demon lord yang dibalut dengan kekuatan destruktif, sepertinya akan terbuka berkali-kali.

Namun, ekspresi bermartabat di wajah Zena-san tidak terganggu.

Karena--.

"Divine Retribution!"

Sera merapal spell yang tertunda, menyerang demon lord.
Holy Magic yang ia rapalkan pada awalnya merupakan magic ritual yang memungkinkan untuk ia untuk chant sendiri dengan bantuan objek geometris yang melayang di sekitar Sera.

Demon lord hancur menjadi pasir mulai dari ujung, tempest dan sangkar burung membantu mempercepat proses.

--HWWWWWOOOOOOOOMWN.

Cahaya ungu membanjiri bagian luar tempest sangkar burung saat demon lord yang hancur merayap keluar darinya.
Biasanya, itu seharusnya sudah mati sekarang, tetapi demon lord ini memiliki Unique skill, [Unlimited Regeneration (Rebirth)] berhasil menghadang spellnya.

"Ini bukan saatnya untuk menahan bilah pedang-ku - << Fill"
"Tunggu, Air."

Sera menghentikan Zena-san yang akan membaca holy verse terakhir.
Sebelum Sera bisa menjawab Zena-san yang memandangnya menanyakan alasannya, sebuah teriakan memberinya jawaban yang dia cari.

"KUNGFU DRILL UPPEEEEEEEEEEEEEER!"

Seperti karakter game pertempuran, Lady Karina muncul dari kanan bawah demon lord.
Dia mengirimkan demon lord ke surga di dalam pusaran angin biru.

Lady Karina mendarat dengan indah ketika sisa demon lord menghilang menjadi kabut hitam.
Pose Shupin yang terlihat imut pada Pochi terlihat agak keren pada Lady Karina dan proporsi tubuhnya yang luar biasa.


『Sepertinya Silver Team bisa mengalahkan demon lord yang lemah sendiri sekarang.』
『Ya, pertarungan mereka cukup hebat.』

Sayangnya, mereka tidak mendapatkan tittle hero.

『Bagaimana kabarnya di sana?』
『Kami mengalahkannya hingga yang terakhir, tetapi hanya ada 70. Kurang dari jumlah yang disebutkan Master di awal.』

Aku memiringkan kepalaku karena bingung mendengar jawaban Arisa.
Aku memeriksa peta untuk berjaga-jaga, tetapi aku tidak dapat menemukan demon lord yang aku lupa bawa ke sub-space.

『Jangan khawatir jika tidak ada yang lolos. Exp yang mereka berikan tidak sebaik itu. 』
『Benarkah? 』
『Un, masing-masing hanya seperti 40% dari monster level yang sama. Sebagian besar bahkan tidak lebih dari 10%. Kupikir semakin demon lord meregenerasi dirinya sendiri semakin sedikit exp yang didapat. 』

Sepertinya kita tidak bisa mengeksploitasi Regenerasi Tanpa Batas untuk naik level dengan mudah.
『Master, golden armorku, purged powered exoskeleton, dan spare great shields telah dihancurkan, jadi aku minta maaf.』

Aku telah melengkapi Nana dengan Powered Exoskeleton yang berorientasi pertahanan di atas golden armor nya, tetapi ternyata, itu dihancurkan dalam pertarungan melawan banyak demon lords.
Aku membuatnya dengan fungsi yang dapat bertahan melawan hal-hal seperti taring dragon, tetapi itu tampaknya berhasil dirusak karena jumlahnya lebih dari yang ku perkirakan.

Pertarungan itu lebih sengit daripada yang kupikirkan, bahkan golden armor Ninja Tama rusak.

『Tidak perlu meminta maaf. Maksudku, Nana telah menyelesaikan tugasnya untuk melindungi semua orang. 』
Lebih dari cukup bagiku jika Nana keluar tanpa menderita cedera serius.

『Ya, Master. Aku pasti akan menanganinya lebih baik lain kali, jadi aku menyatakan. 』

Sama seperti dengan Nana, powered exoskeleton masih memiliki ruang untuk perbaikan sepertinya.

『Jadi, apakah hero-hero itu masih melakukannya?』
『Aah, sepertinya mereka sedang berada di ujung tanduk.』

Aku mengalihkan pandangan untuk melihat para hero yang bertarung melawan demon lord yang kuat.



TL: Haze
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar