Sabtu, 09 Mei 2020

Hyakuren no Haou to Seiyaku no Valkyria Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 1

Volume 1
Chapter 1


"Yeaaaaaaaah !!" 

Pasukan di sekitarnya meneriakkan teriakan perang yang menggelegar.

Getaran yang tercipta dari ribuan orang yang menghentak-hentakkan kaki mereka serasa mengalir ke Tubuhnya.

Beresonansi ke-inti keberadaannya. Rasanya seperti tanah itu sendiri bergetar.

Berdiri di atas Kereta Kuda, Yuuto terus mengamati medan perang.

Sejumlah besar mayat yang meninggal secara tragis berserakan di tanah tertutupi oleh badai debu. 

Mayoritas dari itu adalah mayat musuh, untungnya jumlah sekutu yang gugur tidak signifikan.

Senjata mereka yang sekarang tak punya Pemilik, Bermandikan sinar Matahari, berkilau warna keemasan.

Di antara pemandangan itu dan aroma darah yang berhembus melintasi medan perang. Yuuto bisa menekan rasa mual yang luar biasa. 

Namun, bahkan sekarang saja, dia masih belum terbiasa dengan suasana medan perang. Ini termasuk Peningkatan besar dibandingkan dengan Peperangan pertamanya.

Adalah fakta bahwa setidaknya dia belum muntah.

“Sepertinya sebagian besar alur Pertempuran sudah diputuskan. Aku seharusnya tidak terkejut, Kakak, Tetapi Rencanamu benar-benar menakjubkan.” 

Felicia, gadis yang berdiri di sebelah Yuuto sebagai pendampingnya, mengatakannya dengan makna tersirat. 

'Melawan musuh dengan jumlah yang besar, namun mendapatkan kemenangan seperti ini dengan mudahnya ... Sulit untuk melihatmu sebagai apa pun selain dewa perang yang berreinkarnasi. '

Dia adalah simbol kecantikan itu sendiri, dengan senyum dewasa yang berkilauan, Rambut panjang keemasan yang jatuh melewati pinggangnya tertiup oleh lembutnya angin. 

Pakaian putih tipis yang dia kenakan, memperlihatkan sebagian besar kulitnya, terasa tidak cocok dipakai pada Medan Perang seperti ini. 

"Ini bukan hal yang sulit." Tanpa kesombongan maupun rendah diri, Yuuto menanggapinya dengan tidak tertarik. Baginya, hal ini tidak perlu dibanggakan.

Dia hanya mengetahui Strategi yang brilian.

"Yang menakjubkan adalah Alexander the Great dan Oda Nobunaga, Bukan aku yang membuat strategi itu. " 

"Hmm? Alex ...? "

Pandangan Yuuto bertemu dengan Wajah bingung Felicia sambil tersenyum masam.

Taktik yang digunakan Yuuto sudah berusia ribuan tahun di dunianya

Strategi Phalanx

Formasi Prajurit warga Hoplite, yang menyerang dengan tombak yang luar biasa panjang tiga hingga empat kali tinggi mereka.

Dalam pertarungan satu lawan satu, senjata yang sangat panjang ini tidak akan efektif.

Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan Refleks, menjadikannya tidak lebih dari tongkat besar nan tidak berguna. Karena itu, tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempertimbangkannya dengan tepat. Tetapi dalam pertempuran kelompok besar, itu dapat menjadi senjata yang brutal.

Tombak Panjang dapat digunakan untuk menembus musuh dari dalam formasi yang berdekatan, jadi jika lawan tidak bisa mendekatimu tanpa mengarahkan tubuh mereka ke arah Mata Tombak. 

Ada yang Konsep serupa dalam sejarah Jepang yang disebut "Dinding Tombak."

Sarissa dari Alexander the Great dan Tombak panjang Oda Nobunaga. Di dunia masa depan, ini dipandang sebagai taktik yang telah memastikan kemenangan bagi para penguasa dan pahlawan tertinggi dalam waktu yang lama.

'Aku sebenarnya tidak lebih dari seorang penipu ... argh sial!'

Yuuto menelan kembali kata-katanya dan menghindari tatapan Felicia. 

Kereta itu bergoyang seolah-olah roda menabrak batu, dan payudara Felicia yang besar itu bergoyang-goyang di depannya.

"Yaampun! Hee hee!” Felicia tersenyum nakal. Mungkin dia memperhatikan apa yang baru saja terjadi.

Yuuto tiba-tiba menyadari bahwa wajahnya memerah. Yang membuat dirinya menjadi semakin malu.

Tapi Tetap saja, ini adalah Medan Perang. Mereka tidak punya waktu untuk lengah seperti itu.

Yuuto menyingkirkan pikiran duniawinya dan mengalihkan pikirannya ke pertempuran.

"Baiklah, sekarang jelas kita sudah mengejutkan musuh. Sekaranglah kita akan menyelesaikan ini. Naikkan Benderanya!!!, SEMUA PASUKAN SERAANG!!! Tatakaee!!, Shinzou wo Sasageyoo!!"
<EDN: lul>

Dengan gerakan tangan yang kuat, Yuuto mengibaskan mantelnya dan memberikan perintah ...

Bwooooo! Bwoooooo! Para prajurit yang menjaga Garis Pertahan di sekelilingnya mulai meniup terompet bersamaam. 

Pada saat yang sama, sebuah seruan menusuk telinga menggema di sekitarnya.

Yuuto menutupi wajahnya, dan kemudian, tiba-tiba, matanya menemukan sebuah mayat di tanah. 

Itu adalah Wajah dari Orang yang dia kenali. 

Itu bukan seseorang yang bisa dikatakan dekat, tapi dia ingat berbicara dengan prajurit itu beberapa kali.

Kematiannya adalah hasil dari perintah Yuuto. Sesuatu yang pahit menyebar di Hati Yuuto. 

Tubuhnya terasa berat, seolah punggungnya sedang terbebani.

"Kenapa aku melakukan semua ini?" Dia tidak mengatakannya kepada siapa pun, hanya bergumam. 

Sekitar dua tahun telah berlalu sejak dia datang ke sini, ke dunia Yggdrasil.

Orang-orang di sini bertarung tanpa henti demi Tanah dan Sumber Daya yang terbatas. 

Dengan pedang atau tombak di tangan, mereka tanpa ampun mencuri kehidupan satu sama lain, melaju melintasi medan perang berdarah. Yang kuat merebut segalanya sementara yang lemah diinjak-injak dan ditindas. 

Meskipun dia telah dilemparkan sendirian ke dunia yang tidak beradab ini di mana dia bahkan tidak berbicara bahasa lokal, dia telah mengatasi beragam masalah dan melalui banyak keadaan aneh, kemudian naik pangkat untuk memimpin klan ini, Klan Serigala, sebagai patriark nya.
<EDN: Patriark itu jabatan khusus sebagai pemimpin suatu peperangan>

Dia memegang posisi untuk menentukan nasib orang lain hanya dengan satu kata…...

"Kakak, kau punya kebiasaan buruk menanggung semua masalah sendirian, kau tahu?" 

Tiba-tiba, seseorang memeluknya erat-erat dari belakang.

Itu Felicia. Kehangatannya memberi Yuuto kenyamanan dan ketenangan yang tak terlukiskan. 

Dia bisa saja Kadang-kadang tak tahu malu dan nakal, tapi Felicia adalah seorang gadis yang sensitif terhadap detak Jantung Manusia. Secara alami, dia dengan cepat mengetahui kekhawatirannya.

Sebuah bisikan, dengan melodi yang indah menggelitik daun telinganya. Secara misterius, setelah hanya mendengar melodi itu, rasanya kegelisahan yang menghantui hati Yuuto memudar.

Itu adalah galldr. Secrer Art yang menggabungkan sihir dengan musik dan tergantung pada manteranya, itu bisa memiliki salah satu dari berbagai efek pada pendengar.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu," kata Felicia.

“Itu lebih dari cukup. Terima kasih."

Mengekspresikan rasa terima kasih yang tulus, Yuuto dengan lembut membebaskan dirinya dari lengan Felicia. Detak jantungnya, kehangatannya, dan kelembutannya.

Semua dikombinasikan dengan efek dari galldr untuk menenangkannya, dengan pengecualian pada satu bagian yang tidak bisa mereka tenangkan.

Secara khusus, bagian bawahnya.

"Oh, Kakak, kau sangat mesum~♡," dia terkikik.

"Pertempuran belum berakhir. Jangan biarkan penjagaanmu—"

Fwoosh!

Tiba-tiba, sebuah Anak panah melesat tepat ke arah Yuuto. Walaupun itu berhenti dalam jarak sepuluh sentimeter dari dahinya.

"Yaampun, aku tidak merasa menurunkan penjagaan kita."

Ketika Felicia membuka tangannya, panah yang dia ambil dari udara terjatuh ke lantai kereta.

Dia telah menangkap panah yang terbang ke arah Yuuto dengan kecepatan tinggi dan melindunginya. 

Sebelumnya, dia bahkan bisa mencoba menghindarinya. Dia memiliki pengelihatan dan refleks dinamis yang luar biasa.

Whoosh, whoosh, whoosh!

Tanpa jeda sesaat, banyak panah terus menerus melesat langsung ke arah Yuuto.

"Astaga!" 

Felicia dengan cepat mengambil tali yang melingkari pinggangnya dengan satu hentakan.

Menggunakan pergelangan tangannya. Dia memutar-mutar tali di udara seperti pita senam, menjatuhkan panah ke tanah satu demi satu.

Tali itu adalah tali kasar yang digunakan untuk mengikat musuh yang ditangkap, dan jauh lebih berat dari pada pita.

Tetapi Felicia melemparkannya tanpa sedikitpun kesulitan. Lengannya lebih ramping dari Yuuto, tapi dia memiliki kekuatan yang lebih.

“Terima kasih, Felicia," katanya.

"Teknik talimu indah seperti biasa. Kau seperti seorang Ratu Medan Perang."

"Hee hee. Tetapi Kau akan dianggap sebagai raja, kan? Jadi apakah itu berarti Kau sedang berusaha melamarku?" Felicia mengangkat bahu dengan ceria.

Tidak ada sedikit pun rasa takut atau gugup pada dirinya. Seperti yang bisa ditebak dari penduduk lokal.

Yuuto, yang berasal dari Jepang modern, tidak akan cocok sebagai seorang pejuang sepertinya. 

Tidak hanya menguasai teknik tali, dia adalah pengguna pisau dan tombak yang mahir, dan dia dipuji sebagai salah satu prajurit terpenting Klan Serigala.

Selain itu, Yuuto menyadari bahwa sejak awal dia tidak pernah membiarkan dirinya lengah. Sebagai gantinya dia membuat pertunjukan seperti bermain-main sebelumnya untuk mencoba dan membuatnya tidak terlalu khawatir.

Yuuto tidak bisa meremehkan seseorang seperti dia, meskipun hidup berdampingan dengan kematian dan begitu menderita, sikapnya begitu rileks sehingga dia bisa mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya. Itu adalah kondisi pikirannya yang belum bisa Yuuto mengerti.

"Hm, sepertinya berasal dari sana." Felicia mengarahkan pandangannya menuju asal panah, dan Yuuto melihat siluet seorang pria di bukit kecil sedang memegang busur.

Saat dia melihatnya, dia tampak menyadari telah ditemukan, dan sosok itu berlari menuruni gunung dan bergabung ke pasukan musuh.

Yuuto menatap ke bukit tempat pemanah itu menghilang, bergumam, “Dari semua posisi, dia melakukan semua itu sendiri dari jarak 100 meter. Bahkan Nasu no Yoichi akan tercengang.”
<TLN: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Nasu_no_Yoichi>

"Satu-satunya yang bisa melakukan hal sehebat seperti itu, bahkan dalam klan sebesar Klan Tanduk, adalah Haugspori, pengguna Ljósálfar. Aku tidak bisa memikirkan orang lain. Dia ahli seperti yang dikatakan rumor.”
<EDN: Haugspori itu salah satu kurcaci dimitologi norse>

Felicia berbicara dengan hormat.
"Tapi hanya kau saja yang dapat bertahan melawan panah-panah itu, Felicia. Ya ampun, itu sangat aneh. Kau adalah Einherjar dan seorang manusia super. " Yuuto tersenyum kering.

Salah Satu perbedaan besar antara dunia Yuuto berasal dan dunia ini adalah keberadaan Einherjar, Nama yang diberikan kepada manusia yang dipilih oleh para dewa.

Orang-orang ini memiliki tatto misterius yang disebut Rune yang terletak di suatu tempat di tubuh mereka. Rune akan memberikan pemegangnya berbagai jenis kekuatan ilahi. 

Jadi kalau orang itu membawa Rune Peri Cahaya, Ljósálfar, maka dia mungkin diberikan bakat dengan busur dan kemampuan membaca angin.

Orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa seperti itu sangat langka sehingga mereka dikatakan sebagai satu dari sepuluh ribu, jadi di dalam Klan, mereka biasanya ditunjuk untuk menduduki Jabatan penting.

Felicia, yang menjabat sebagai ajudan Yuuto, adalah seorang Einherjar yang memiliki rune Skírnir, sang Pelayan tanpa ekspresi. Hal yang membuatnya termasuk di antara pejuang terkemuka klan adalah karena kekuatan misterius itu.

"Run akan selamat ... bukan?" Yuuto bertanya. Ekspresi kesedihan merayap ke wajahnya saat dia memikirkan Einherjar lain dari Klan Serigala, dan dia mengalihkan pandangannya kembali ke garis depan.

Karena perintahnya untuk menyerang, pertempuran di sana menjadi lebih keras.

Memang, Einherjar yang disebutkan di atas seharusnya bertempur di sana. Sisi dengan keuntungan yang jelas adalah Klan Serigala, dimana Yuuto yang memimpin. 

Mereka secara bertahap menyebarkan kekuatan musuh dan mendorong maju garis depan. Tetap saja, medan perang adalah sebuah tempat tak terduga. Bahkan jika mereka menang, itu tidak berarti tidak ada yang akan mati.

Sama seperti prajurit yang namanya tidak dia kenal itu.

"Tee hee. Tidak perlu khawatir,” kata Felicia. 
"Dia adalah Mánagarmr kita, kau tahu? Dia seharusnya menjadi..."

"Sigrun dari Klan Serigala telah menangkap Patriark Klan Tanduk!"

Suara Felicia ditenggelamkan oleh teriakan kemenangan dari garis depan.

Para prajurit di dekatnya berseri-seri dengan bangga, mengangkat tinju mereka ke udara dan bergabung dengan garis depan dalam teriakan kemenangan.

Dari kejauhan, Yuuto melihat tentara Klan Tanduk yang melarikan diri. Bahkan di sana tampak orang-orang yang telah membuang senjata mereka dan menyerah.

Felicia mengeluarkan tawa kecil dan mengedipkan mata pada Yuuto. 

"Seperti yang aku harapkan. Sepertinya Run telah datang kemari."

"Beri jalan! Ayah! Ayah-!" Suara ceria yang tidak sesuai medan perang terdengar seperti bel, dan seorang prajurit berkuda sedang menuju ke arah Yuuto, rambut perak panjangnya melambai di belakangnya seperti ekor, menyingkirkan tentara dari formasi pertempuran mereka saat dia lewat.

Suara-suara lain yang tidak pas terdengar di seluruh medan perang, terdengar seolah-olah mereka sedang mabuk.

"Ohh, itu yang mulia Sigrun!"

"Cantik seperti biasa!"

Itu tidak seperti Yuuto sendiri tidak mengerti perasaan kekaguman mereka. 

Bahkan dari jauh, dia adalah gadis yang cantik. Lengan dan kakinya panjang nan ramping, dan rambut perak panjangnya menjuntai ke belakang saat dia memacu kudanya, membuatnya tampak seperti karakter fantastik dari zaman kuno.

Teriakan kekaguman berlanjut.

"Yang mulia Sigrun, lagi-lagi pencapaian besar bagimu!"

"Itu Mánagarmr kita! Orang-orang dari Klan Tanduk tidak akan pernah bisa melawanmu!”

"Kau menghalangiku, minggir” Sigrun mencela, tatapannya yang dingin tidak menunjukkan emosi pada para prajurit yang menghujani dia dengan pujian.

Terlihat sedingin es itu hanya meningkatkan intensitasnya selama dua tahun terakhir. 

Dan bahkan sekarang, dia diselimuti udara tajam, seperti pisau yang memberi kesan bahwa menyentuhnya akan membuat seseorang teriris meskipun tubuhnya sangat mungil sehingga dia mungkin terlihat nyaris tidak mampu memegang pedang, namun dia meraih gelar Mánagarmr atau "Serigala Perak Terkuat" dan menjadi yang paling elit dari para elit, tidak ada yang bisa mendekati kemampuannya. Jika dilihat lebih dekat, orang bisa melihat mata tentara itu menunjukkan campuran antara kekaguman dan ketakutan.

"Ah!" Saat dia melihat Yuuto, ekspresinya benar-benar melembut. Dia memperlambat laju kuda lalu mendekati kereta Yuuto, dia turun dengan lembut dari punggung kuda.

"Ayah, kau selamat! Tidak ada cedera, aku yakin itu!! "

"Aku bahkan tidak berada di garis depan, jadi tidak mungkin aku terluka," Yuuto meyakinkannya.

"Run, aku yang seharusnya bertanya kepadamu, apakah kau terluka? "

"Jangan khawatir. Berkat Kekuatan ilahi dari Angrboða, aku sepenuhnya aman. Bahkan tidak ada yang mencakarku. "

“Itu hal yang penting. Dan juga, aku bangga denganmu karena telah menangkap pemimpin Klan Tanduk…….. Kerja bagus."

“Aku tidak layak menerima pujian seperti itu, Ayah. Aku sangat gembira." 

Meskipun perkataannya formal, ada senyum lebar dan ceria menyebar di wajah Sigrun.

Segera setelah dia menyadari itu, Sigrun menghilangkan ekspresinya, tapi dia sangat senang dipuji oleh Yuuto hingga sudut mulutnya tidak bisa menahan senyum.

"Pff, Run, kau memang anjing yang setia," Felicia terkikik.

"Pff!" Sebelum memiliki kesempatan untuk menghentikan dirinya sendiri, Yuuto juga tertawa terbahak-bahak pada kata-kata Felicia. 

Itu adalah pemikiran yang kejam, tapi Yuuto tidak bisa melihat Sigrun sekarang tanpa berkata "duduk".

"Ayah? Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh?" Sigrun memiringkan kepalanya. Kebiasaan itu mengingatkan dia pada anjing juga. 

Begitu dia menyadarinya, Yuuto menyadari bahwa dia tidak bisa melihat Sigrun dengan cara lain, dan itu sedikit membuatnya merasa tidak enak.

"T-tidak, tidak apa-apa. Jangan khawatir tentang itu. " Meskipun dia mengatakan itu sambil menutupi mulutnya dan mengalihkan pandangannya membuatnya terdengar tidak terlalu meyakinkan.

Tapi tentu saja, dia juga tidak boleh mengatakan apa yang dia pikirkan.

Mengetahui bahwa jika percakapan ini lebih lama ia mungkin akan keluar dari topik, Yuuto memutuskan untuk kembali pada topik sebelumnya.

“Yang lebih penting adalah hadiah bagimu. Apa ada yang kau mau? Prestasi kau kali ini begitu bagus, aku akan memberimu apapun yang kau suka. "

"Benarkah? Apa pun itu?"

"Apa pun yang dapat kuberikan padamu."

“B-baiklah! Ka-kalau begitu, bisakah kau mengelus kepalaku ?!” Sigrun menatap Yuuto, matanya yang berkedip, dipenuhi dengan harapan, walaupun sebenarnya, apa yang dia minta begitu sepele.

Atsmosfer yang ceria dan tak bisa didekati yang mengepungnya tadi tidak bisa ditemukan. Sekarang yuuto benar-benar tidak ingin melakukannya tetapi melihatnya sebagai seekor anjing yang telah membantu tuannya dan sedang menunggu hadiah.

"U-uh, yah, hanya meminta sesuatu yang begitu kecil itu sedikit ..." Yuuto memasang ekspresi bermasalah, sambil menggaruk pipinya.

Memberikan hukuman dan hadiah adalah pekerjaan paling penting dari kedaulatan. 

Mengizinkan orang yang telah menangkap seorang jenderal musuh untuk menerima hadiah yang sangat sedikit itu jelas merupakan masalah. 

Jika gosip keluar bahwa prestasinya yang gemilang dihargai dengan elusan di kepalanya, itu membuat tidak seorang pun ingin melayani Yuuto.

"Hadiah itu akan lebih berarti bagiku daripada yang lain!" Sigrun memprotes dengan tegas.

Sepertinya dia tidak berpura-pura atau menunjukkan pertimbangan pada keadaan keuangan Klan Serigala. Tampaknya ini berasal dari lubuk hatinya, keinginannya yang paling tulus.

Sambil tersenyum masam, Yuuto dengan lembut meletakkan tangannya di kepala Sigrun. 

“Kau benar-benar melakukannya baik."

"Apakah aku dapat berguna bagimu, Ayah?"

"Ya, lebih dari yang lain. Mm, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi dengan hanya meminta ini. Hei, Felicia, pilihlah sesuatu untuknya yang sesuai dengan pertimbanganmu sendiri nanti ... "



“Pffff! Ha ha ha! Aku mengerti" Felicia tertawa terbahak-bahak.

 "Aku bisa melihat ada ekor yang mengibas-ibas di belakang atau sesuatu seperti itu~! "

Dia menoleh dan aku menyaksikan perwujudan dari kecantikan berambut emas, tidak peduli siapa pun yang melihatnya, menggenggam perutnya, bahunya gemetar dan dia bahkan menggaruk kukunya di dinding bagian dalam kereta. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, dia tertawa terlalu berlebihan, membuat kehebohan besar.

Yuuto menyesalkan itu, jika saja Felicia tidak bersikap seperti ini, dia akan menjadi kombinasi sempurna dari keindahan dan kompetensi. Tapi sekarang dia tidak akan berguna sampai tawanya reda.

"Uhm, apa yang dipikiran Felicia—" Sigrun memulai.

"Biarkan saja dia. Dalam kehidupan, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak diketahui sebagai misteri.”

"Ah! Aku mengerti! Jika Ayah berkata seperti itu. Maka itu pasti bermakna sesuatu! "

"Tidak, sungguh, itu bukan masalah besar." Yuuto dengan sedih menurunkan bahunya. 

Felicia memiliki kebiasaan sendiri untuk mengetahui apapun makna dari setiap perkataan Yuuto, tetapi Sigrun menerima apa pun yang dikatakannya dan itu membuatnya khawatir.

Jika seseorang menggambarkan Sigrun dalam istilah yang paling sederhana, itu mungkin adalah peliharaan yang setia.

Meskipun dia mempunyai bakat alami dan telah mendapat gelar Mánagarmr pada usia yang sangat muda, 

Dia sepertinya tidak peduli dengan urusan duniawi, hidupnya terfokus secara khusus pada seni bela diri. Mungkin itulah sebabnya dia hanya akan membuka hatinya untuk mereka yang memiliki kekuatan dan mereka yang dia dihormati.

Walupun sebenarnya, dalam enam bulan pertama setelah Yuuto datang ke dunia ini, Sigrun telah memperlakukan dia seperti para prajurit biasa. Karena baginya Yuuto tidak lebih dari sebongkah batu di sisi jalan.

Meskipun demikian saat mereka pertama kali bertemu dia bahkan tidak repot-repot mengingat namanya.

Dengan lututnya menyentuh tanah, gadis itu sekarang mengakui Yuuto sebagai tuannya dan sangat ingin melayaninya.
"Agak ironis," Yuuto bergumam, mencela diri sendiri.

Dalam dua tahun atau bisa dibilang hanya dalam dua tahun -sejak Yuuto tiba, banyak hal telah berubah dengan cepat, kejayaan klannya, dan Yuuto sendiri.

Dia berkulit putih ketika pertama kali dia tiba, tetapi kulitnya sejak itu telah diwarnai oleh sinar matahari. Tubuh rampingnya tidak berubah, tetapi otot-ototnya telah tumbuh. Dia juga telah tumbuh sedikit lebih tinggi. Dan, dia juga telah belajar berbagai keterampilan yang diperlukan untuk bertahan di dunia ini.

Yuuto selamat dari banyak pertempuran berdarah. Dia bukan lagi anak hilang yang takut dengan kehidupan dunia ini. Termasuk klan cabang, dia sekarang menanggung kehidupan dan masa depan ribuan anggota Klan Serigala di tangannya, sebagai Patriark mereka.

"Oh, ini bukan waktunya untuk terjebak dalam sentimentalitas," katanya. "Run, bagaimana dengan penguasa klan Tanduk yang kau tangkap?”

Sigrun, yang telah menunjukkan sisi yang lebih seperti anak anjing ketika dibelai oleh Yuuto, langsung tersentak kembali ke sikapnya yang terhormat. Meskipun Yuuto masih memiliki sedikit kesempatan untuk melihatnya bertindak seperti ini.

"Yah. Karena aku ingin memastikan keselamatanmu, Ayah, aku meninggalkannya dalam pengawasan beberapa orang di dekat sini. Mereka sedang menuju kesini dengan kereta saat kita berbicara. "

"Aku mengerti ... kalau begitu, aku ingin tahu apa yang harus kita lakukan dengannya." Tanpa alasan tertentu, Yuuto melihat ke langit.

Matahari yang mulai terbenam menghiasi langit merah di barat. Jeritan berisik burung gagak yang terpikat oleh semua darah terdengar.

Dalam benaknya pada saat itu, tentu saja, apa yang harus ia lakukan dengan musuh yang berkuasa. 

Dia melirik Felicia, yang akhirnya berhasil menahan tawanya.

"Apakah dia akan serius menerima perintahku?" Dia bertanya.

"Sulit dikatakan seperti itu," katanya. "Aku mendengar bahwa Lady Linea, penguasa Klan Tanduk, sangat sombong. Ada kemungkinan dia lebih suka kematian yang terhormat daripada hidup yang diwarnai dengan aib.”

"Kalau begitu, membiarkan dia mati akan menjadi masalah." Yuuto menghela nafas frustrasi.

Di dunia Yggdrasil, Patriark bertindak sebagai "orang tua" bagi semua anggota klan mereka, dan anggota klan bertugas dalam peran sebagai ‘anak-anak’ atau ‘adik-adik,’ memerintah klan berdasarkan struktur keluarga semu (buatan).

Melalui Ritual bernama ‘The Chalice of Allegiance’ anggota Klan akan membangun ikatan yang kuat mirip dengan upacara tradisional di pernikahan Shinto dan Yakuza

Sang penguasa akan memberikan perawatan dan kasih sayang bagi anak-anak dan adik-adiknya, sebagai imbalannya, mereka akan menunjukkan kesetiaan mereka, dan rasa hormat kepada orang tua atau saudara yang lebih tua. 

Hubungan keluarga semu (buatan) yang lahir dari kekuasaan dianggap lebih penting daripada hubungan keluarga yang sebenarnya.

Dengan kata lain, jika Pemimpin mereka terbunuh, Anggota Klan Tanduk kemungkinan tidak akan pernah memaafkan Klan Serigala, mereka akan kehilangan kontrol atas diri mereka sendiri dan tenggelam dalam kebencian, dan akan membalas dendam atas pembunuhan Patriark mereka.

"Wakil Pemimpin musuh seharusnya tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini, kan?" Yuuto bertanya kepada Felicia.
"Benar, karena perintah untuk tetap di belakang agar menjaga ibukota klan mereka. "

"Aku bertemu dengan Wakil klan Klan Tanduk sekali, saat menemani pendahulumu," Sigrun menambahkan. "Aku bisa memastikan Wakil Komandan mereka tidak ikut dalam pertempuran ini."
Di tengah kekacauan medan perang, penyebaran informasi yang salah itu wajar. Tetapi dengan Sigrun yang mengambil alih komando garis depan, Yuuto bisa mempercayai kata-katanya di atas yang lain '.

“Yang berarti bagian dari Rantai komando masih utuh. Sepertinya ini menjadi agak merepotkan.” Yuuto menggaruk kepalanya.

Walaupun wakil komandan diperlakukan lebih seperti pemimpin para anak-anak dan saudara kandung, Ia masih nomor dua dalam klan. Dan dalam situasi khusus akan memimpin klan, mereka.

Dalam tradisi klan, penerus akan dipilih bukan melalui hubungan darah, tetapi berdasarkan kekuatan dan kemampuan. Penguasa baru pasti akan menjadi lawan yang kompeten juga.

"Jika kita membunuhnya, itu menjadi kasus nomor empat belas dari Tiga Puluh Enam Strategi:‘ Pinjam Mayat, hidupkan jiwa. ' Itu hanya akan memperbarui moral pasukan mereka. Dalam hal ini, kita tidak akan melakukannya. " Yuuto mengambil smartphone kesayangannya dari sakunya dan menekan tombol power, menyalakan handphonenya.

Berkat baterai surya mini yang Yuuto mulai bawa setelah belajar dari pengalaman gempa bumi dahsyat, dia bisa terus menggunakan smartphone-nya selama dua tahun sejak kedatangannya di dunia baru ini.

Tapi itu hanyalah baterai mini. Bahkan jika dia meletakkannya di bawah sinar matahari sepanjang hari, itu hanya bisa bertahan selama sekitar tiga puluh menit. Itu adalah jumlah waktu yang sangat kecil. 

Jadi dia berjanji pada dirinya sendiri untuk hanya menggunakan telepon di saat-saat kebutuhan mutlak.

Setelah beberapa saat, layar beranda muncul, dan dia mengetuk ikon "Hindle". 
<EDN: Kindle woi :v>
Di layar selanjutnya muncul spanduk "Fuurinkazan" yang terkenal yang dipopulerkan oleh Takeda Shingen, yang menunjukkan e-book versi Sun Tzu's The Art of War, Tiongkok yang masih sangat dihormati pada abad ke-21.

Itu adalah sesuatu yang Yuuto unduh setelah menjadi penguasa, dan dia kebingungan akan isinya hingga membacanya berkali-kali.

"Ini ... benar-benar curang," gumamnya. "Smartphoneku memiliki begitu banyak pengetahuan."

Jika Yuuto berada di garis depan, dia tidak akan menang bahkan dengan seorang prajurit pemula. 

Didunia ini ada banyak hal yang Yuuto tidak pahami, dia bahkan tidak bisa membaca dan menulis bahasa mereka dengan baik.

Namun dalam semua hal, untuk menggambarkannya dengan kata "tidak berguna" akan terdengar meremehkan. Tapi ada satu hal yang hanya Yuuto seorang bisa lakukan, satu-satunya senjata yang dia miliki, pengetahuan dari abad ke-21.

Memang, dia masih seorang mahasiswa. Pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya terbatas. Contoh, jika dia ingin membuat komputer dari awal di sini, itu pada dasarnya tidak mungkin. 

Namun, di dunia ini di mana peradaban belum berkembang, masih ada banyak hal yang dia bisa lakukan bahkan tanpa keahlian atau pengetahuan khusus.

Dalam pertempuran ini, misalnya, mereka menggunakan senjata gaya tombak panjang. Kalau bukan karena permainan strategi sejarah yang dia mainkan, tidak diragukan lagi Yuuto tidak akan mendapatkan ide untuk menggunakan tombak panjang.

Ide-ide inovatif ini tampak begitu mudah dibenaknya, tetapi itu membuatnya frustasi ketika dia mencoba strategi seperti Telur Columbus.

Biasanya inovasi seperti ini adalah ranah para Genius dengan kecerdikan untuk menerobos pandangan pada umumnya, tetapi Yuuto malah memanfaatkan pengetahuan dari masa depan. Itu sebabnya, untuk dia, semua yang dia lakukan adalah melewati setiap tantangan yang datang padanya dengan berbuat curang.
Dia membolak-balik banyak halaman sampai dia menemukan satu yang relevan. Dia sudah lama sekali menghafal lokasi tulisan yang ia cari.

“Hal terbaik dari semua pertempuran adalah tetap membuat negara itu utuh, menghancurkannya bukanlah pilihan terbaik. 
Begitu juga lebih baik untuk menangkap seluruh pasukan daripada menghabisinya. 
Karena untuk bertarung dan menaklukkan semuanya dalam pertempuran, bukanlah kehormatan tertinggi. 
Kehormatan tertinggi adalah menghancurkan musuh tanpa pertempuran."

Sederhananya, berjuang dan menang hanyalah strategi terbaik. Memaksa total agar musuh menyerah adalah strategi terbaik. Yuuto mengangguk, merenungkan setiap kata.

"Perhitungan," katanya. "Kita tidak punya pilihan selain melakukan kesepakatan." Mendengar kata-katanya, Sigrun dan Felicia diam-diam membungkuk setuju. 

Bukannya Klan Serigala ingin hasil lebih. Mereka sudah merebut sepertiga dari wilayah Klan Tanduk. Itu lebih dari cukup untuk rampasan perang. Mencoba merebut wilayah musuh lebih dalam lagi akan berbahaya, dan menyeret keadaan perang terlalu lama akan melelahkan mereka dan juga bagi sumber daya negara sendiri.

Ini sepertinya waktu yang tepat. Namun, masalahnya adalah perjanjian seperti apa yang seharusnya mereka buat?

Pertempuran dimulai sebulan sebelumnya dengan invasi oleh Klan Tanduk, dimana Klan Serigala menderita kerugian yang signifikan sebagai hasilnya. 

Meskipun membunuh Patriatk mereka akan menyelesaikan masalah, orang-orang Klan Serigala mengharapkan hasil signifikan dari Klan Tanduk untuk semua pertempuran. Yuuto melipat tangannya dan mengerang frustasi saat dia memikirkan masalahnya. 

"Mengingat situasi, kita biasanya dapat memaksa mereka melakukan perdagangan makanan dan mineral atau barang lainnya sebagai imbalan kembalinya kedaulatan mereka, atau mungkin mereka menyerahkan wilayah kepada kita. Tetapi jika memungkinkan, akan benar-benar lebih baik jika dia mau menerima kekuasaanku. "

Bahkan jika makanan atau wilayah Klan Tanduk diambil, akar masalahnya masih tetap ada.
Yuuto ingin pertengkaran antara Klan Serigala dan Klan Tanduk tidak lebih jauh dari ini. Dia tidak memiliki ambisi akan wilayah. Dia hanya memiliki satu tujuan sebagai penguasa, yaitu membawa orang-orang dari Klan Serigala hidup damai dan berkelimpahan.

Untuk itu, kebiasaan dunia yang melibatkan kekuasaan ini sangat nyaman. Itu sangat sakral.
Untuk melanggar sumpah seseorang akan membuat orang itu menjadi abu.

Orang tidak bisa memilih orang tua yang melahirkan mereka atau saudara kandung yang dibesarkan bersama mereka.... tetapi dengan kekuasaan, mereka diberikan pilihan untuk menerima atau tidak ikatan baru ini. 

Untuk mengkhianati orang yang kau pilih untuk dihormati sebagai orang tua atas kehendakmu sendiri dianggap tindakan yang sangat tercela.

Dengan kata lain, membuat Patriark musuh menerima kekuasaannya dan menjadi seorang anak atau adik akan berarti bahwa Klan Tanduk tidak bisa menentang Yuuto - atau, Klan Serigala.

Dengan kata lain, karena seorang Patrirk memiliki tugas untuk melindungi klan mereka sendiri, ia tidak akan dengan mudah menerima kekuasaan orang lain dan berakhir di bawah Patriark lain. Mereka tidak bisa menerimanya.

"Kalau begitu, ini agak curang, tapi kurasa kita membutuhkan strategi yang kita gunakan dengan Klan Cakar?" Yuuto berpikir kembali ke waktu itu, dan mendengus mengejek ingatannya tentang dirinya sendiri.

Sejujurnya, dia tidak ingin melakukannya. Meski begitu, dia adalah penguasa. Posisinya mengharuskan dia meletakkan kepentingan klan diatas kemauannya sendiri. Kata-kata Sun Tzu mulai diputar kembali dalam benaknya.

Dua tahun lalu, ketika dia terbawa ke dunia ini dan dibiarkan berkeliaran tanpa tujuan, Klan Serigala yang sama sekali tidak makmur, namun masih tetap membawa Yuuto dan memberinya makan.

Karenanya dia sangat peduli pada mereka. Dia telah berteman dengan beberapa orang seperti Felicia dan Sigrun, yang telah bersama dengannya melalui suka dan duka. Dia ingin melindungi mereka entah bagaimana. Dia tidak ingin melihat mereka mati, atau menyaksikan mereka menderita kesedihan lagi. Yuuto menghela nafas panjang.

Selama itu berarti bahwa hilangnya nyawa manusia berkurang, menanggung sesuatu yang secara pribadi tidak menyenangkan adalah harga kecil untuk dia bayar.

“Baiklah, siapkan tenda. Bersiaplah untuk pertemuan kita. "

*************

"Hei, jangan mendorong." Seorang gadis muda dibawa ke tenda. "Aku bisa berjalan sendiri!"

"Hah?" Seruan kaget yang tidak jelas menyelinap dari bibir Yuuto. Menggosok pelipisnya dengan jari telunjuk, Yuuto meatap Felicia, yang duduk di sampingnya dengan wajah bingung. 

"... Anak ini adalah ...patriark yang berkuasa? "

Yang pasti, pakaian yang ia kenakan jauh lebih elegan daripada prajurit biasa, dan terdapat Lingkaran emas berkilau di dahinya. Tampaknya tidak diragukan lagi bahwa dia memiliki posisi sosial yang tinggi. Meskipun dia tahu itu, dia tidak bisa menahan keterkejutannya pada usianya.

Duduk di sampingnya, Felicia mengangguk dengan serius. "Ya, ini Lady Linea, Patriark yang berkuasa atas Klan Tanduk. "

"Tapi dia masih anak-anak."

"Kau terlihat seumuran denganku, Nak!" teriak Patriark klan Tanduk, tidak senang dengan kata kasar Yuuto. Mengembalikan tatapan kepadanya, Patriark Klan tanduk sedang memelototinya, matanya dipenuhi dengan amarah. Rambutnya, dipangkas pendek dan rapi hingga seleher, memberinya penampilan kekanak-kanakan, dia sebenarnya gadis yang sangat imut. Dia mungkin sekitar satu atau dua tahun lebih muda dari Yuuto. Melihat tubuh kecilnya diikat tali membuatnya merasa sedikit kasihan padanya.

Yuuto telah mendengar bahwa penguasa Klan Tandu saat ini adalah wanita. Meskipun hanya seorang gadis, dia telah bangkit dan mengambil kendali atas prajurit liar di klannya.

Seorang wanita yang ditakuti dan pemberani dikenal sebagai Hildisvíni, ‘the Crimson Lady Tiger.’ 

Tapi gadis itu, menggeram dan membuat ancaman, memberinya sedikit kesan tentang seekor harimau betina daripada kucing liar.

"Yah, kurasa di tempat ini, itu tidak aneh," katanya.

Sebenarnya, seorang pria muda seperti Yuuto juga memimpin sebagai Klan Serigala yang berdaulat, dan meskipun Felicia dan Sigrun masih seorang gadis di usia remaja, mereka berdua ditempatkan di posisi yang dihormati di dalam klan.

Di Yggdrasil, kekuatan adalah segalanya. Jika kau memiliki kekuatan, maka menjadi muda atau perempuan tidak penting.

“Ngomong-ngomong, kurasa kita harus saling menyapa. Aku Yuuto, penguasa klan Serigala.”

"... Hmph." Linea menanggapi perkenalan Yuuto dengan mengalihkan pandangannya.

Tapi Yuuto bisa melihat ia gemetaran. Bertingkah sangat berani sepertinya adalah tipu muslihat untuk mengalihkan perhatian dari ketakutannya.

“Aku tidak peduli dengan tawaran yang tidak berguna. Biarkan aku langsung ke intinya. Maukah kau menjadi salah satu dari bawahanku - salah satu anakku? " Kata Yuuto, menunjukkan sikap arogan.

"Aku menolak! Mengapa Tanduk akan tunduk pada Anjing? Hentikan omong kosong ini!"

Tanpa ragu sedikitpun, Linea langsung menolak tawarannya. Dan memanggil mereka anjing menunjukkan bahwa dia dengan jelas memandang rendah mereka.

“Benar, kita mungkin menderita kekalahan kali ini! Tapi kekuatan nasional Klan Tanduk yang perkasa masih jauh melebihi kalian para Anjing. Keajaiban seperti ini tidak akan mendatangimu lagi. Sekarang, jika kau akan membunuhku, maka lakukanlah! Tapi kepalamu akan berada di sebelah Algojo. Jadi pergilah bersihkan lehermu dan tunggu takdir saja. Ha ha ha ha ha! "

"Heh heh ... bukankah kau yang harus berhenti berbicara omong kosong?" Felicia menyentuh pipinya dan menegaskan dengan napas panjang, seolah-olah menyiramkan seember air dingin pada Linea.

Tawa meledaknya yang sebelumnya hilang, wajah Linea sekarang memerah merah padam.
"Apa maksudmu omong kosong ?!"

“Maksudku omong kosong yang kau ucapkan setiap kali membuka mulutmu. Yang pasti, kita mungkin pernah sekali dianggap anjing olehmu. Tetapi ditangan kakak kita, kita telah dilahirkan kembali. Kami sekarang Serigala sungguhan. Selama dia masih memegang komando, sekelompok Babi yang berpikiran lamban seperti kalian tidak akan mampu menentang kami." 

Senyum membentang di bibir Felicia, nadanya sopan, tetapi itu tidak bisa menyembunyikan penghinaan dalam kata-katanya. Kau tidak dapat menemukan contoh yang lebih baik dari penghinaan yang dibalut kesopanan daripada itu.

"Apa?! Anak kecil yang tampak lemah ini tidak akan sehebat itu!" Linea berteriak.

Gedebuk! Shiiiink! Sebuah suara kuat keluar dari tenda. Sigrun, yang diam-diam menunggu di sisi Yuuto sampai saat itu, telah membanting tinjunya ke meja kayu di depan mereka, mematahkannya sepenuhnya.

Ini bukan kekuatan yang bisa diharapkan dari seorang wanita. Bahkan di antara pria-pria besar, hanya ada sedikit orang yang bisa melakukan hal semacam itu.

Sebuah desain yang belum pernah ada sebelumnya muncul di bahu kiri Sigrun, dan mulai memancarkan cahaya redup. Itu adalah Rune Heart, Devourer of the Moon, yang menganugerahkan sifat seperti serigala dan kekuatan fisik yang luar biasa.

“Jaga lidahmu. Aku tidak akan memaafkan siapa pun yang menghina Ayah." Sigrun menegakkan tubuhnya lagi dan menatap Linea dengan penuh arogan. Dalam ekspresi dan suaranya, bahkan tidak ada sedikitpun sikap manis yang dia gunakan saat berinteraksi dengan Yuuto.
Dia dingin seperti es, tajam seperti Pedang.

"Ngh!" Linea tersentak secara refleks.

Sigrun adalah orang yang menangkapnya. Meskipun Linea pasti berada di bawah perlindungan
beberapa prajurit yang kuat, memiliki pertarungan yang secara fisik sangat dekat dengannya selama pertempuran terakhir pasti meninggalkan rasa takut yang nyata pada Sigrun sampai ke sumsum tulangnya.

Kekuatan menakutkan itu baru saja terlihat sekali lagi. Tidak ada keraguan bahwa Linea sedang ketakutan sekarang.

Udara masih tegang, Sigrun mendengus. "Sama seperti Ayah, kau menjadi penguasa di ... usia muda, tetapi tidak peduli bagaimana kau melihatnya, kau bahkan tidak bisa disamakan dengan kebesarannya. "

"Run," kata Felicia padanya. "Perbandingan itu sendiri merupakan penghinaan bagi kakak."

"Hmph," kata Sigrun. "Aku benci kalau aku benar-benar setuju dengan Felicia, tetapi untuk sekali ini, dia dan aku saling mengerti. "

“Ngh! Nnngh !!” Linea sepertinya tidak dapat menemukan kata-kata untuk membalasnya.

"Ya ampun, mengeluh, dan mengerang ... siapa sebenarnya anjing di sini?" Felicia mengejek.

"Itu benar, mendenguslah seperti babi. Itu sangat cocok untukmu.” Sigrun setuju.

Menyaksikan ejekan tak terkendali di antara keduanya, Linea tiba-tiba melolong marah. "Kenapa kau……-! Jangan memandang rendah diriku! "

Ekspresi ketakutan Linea langsung digantikan oleh amarah, dia menerjang Sigrun meskipun dia terikat.
Para penjaga yang membawanya masuk dengan cepat menurunkan bahunya. Tetap saja, geramannya dan tatapan tajam menusuk Yuuto dan yang lainnya. Dia benar-benar seperti anjing gila.

"Baik sekarang. Sepertinya rumor tentang harga dirimu sudah terbukti,” kata Yuuto dengan suara pelan, jadi Linea itu tidak akan mendengar.

Kebanggaan itu mungkin menutupi kurangnya kepercayaan dirinya. Ledakan sebelumnya adalah hasil dari ketidakmampuannya untuk bertahan saat dipandang rendah. Namun, itu akan membuat ini menjadi momen yang tepat.

"Kalian berdua, tenangkan dirimu," perintah Yuuto. Mengganti posisinya yang sedang menopang dagu, dia berpura-pura kesal. "Walaupun begitu, dia masih Patriark Klan Tanduk. Pikirkan kembali kata-kata kalian.”

"Baik" Keduanya segera menurut.

Yuuto tahu bahwa mereka bertindak seperti yang dia perintahkan kepada mereka, tetapi dia tidak tahan mendengarnya lagi. Dia tidak melihat dirinya sebagai tokoh besar. Dia sudah berusaha menahan perasaan gelisah dan kecemasan yang selalu muncul dari sanjungan mereka.

"Kau harus memaafkan kekasaran mereka, Nona penguasa Klan Tanduk," katanya kepada Linea. “Aku minta maaf bawahanku entah bagaimana kehilangan kesabaran mereka.”

"... Tidak, yah, aku juga memanggilmu anjing," Linea menjawab. Sikapnya melunak.

Sejak mulai berkuasa, Yuuto telah membaca buku tentang teknik negosiasi. Dia merasa teknik seperti itu sangat penting bagi seseorang di puncak.

Salah satu teknik itu adalah bermain sebagai "polisi yang baik dan polisi yang buruk." Itu adalah cara yang umum digunakan oleh kepolisian. Dengan teknik ini, seorang perwira polisi yang agresif akan menggunakan penghinaan, ancaman, dan kasar secara opresif untuk memusuhi target. Kemudian seorang polisi kedua dengan sikap yang lebih lembut akan campur tangan, menegur polisi yang agresif, sehingga percakapan akan mengalir lebih baik, dan polisi yang baik akan mendapatkan niat baik dan simpati.

Dalam situasi ini, Felicia dan Sigrun memainkan polisi yang buruk, sementara Yuuto memainkan peran polisi yang baik.

"Mari kita kembali ke topik," katanya. “Apa yang sdang kita bicarakan tadi? Oh, ya, masalah Kau menjadi anakku. "

"... Dan aku sudah bilang aku tidak tertarik." Linea sekali lagi menyatakan penolakannya, tapi kali ini tidak ada keganasan sebelumnya. Rasanya seperti dia mengatakannya dengan setengah hati sambil meyakinkan dirinya sendiri.

Segalanya berjalan sesuai rencana, dan Yuuto tidak bisa menahan diri untuk tidak menertawakannya. Hati nuraninya memarahinya karena menipu, dan mengancam seorang gadis yang begitu lembut tetapi jika mereka tidak bisa membawa negosiasi ini ke kesimpulan yang tepat, pertempuran akan berlanjut dan kedua belah pihak akan melihat lebih banyak pertumpahan darah. 

Yuuto tidak punya pilihan selain menggunakan cara ini secara berurutan untuk menghindari hasil itu. Dasarnya telah diletakkan. Setelah menunggu sampai waktunya tepat, Yuuto sekarang bisa membuat tuntutan sesungguhnya.

"Hm ... yah bagaimana kalau menjadi adik perempuanku?" Dia bertanya.

Patriark yang berdaulat dari Klan Tanduk, Linea, sama bingungnya dengan yang lain.
Tidak peduli berapa kali dia memikirkannya, dia tidak bisa menghasilkan penjelasan yang memuaskan, bagaimana mereka mencapai keadaan ini.

Tiga atau empat generasi yang lalu, Klan Serigala telah berkembang, tetapi sekarang mereka berada di dasar. Mereka menjadi klan lemah yang kekuatan nasionalnya jauh lebih rendah daripada Klan Tanduk.

Sampai baru-baru ini, mereka telah berperang dengan negara tetangga mereka, Klan Cakar. Tidak sulit untuk menaklukannya, terlebih lagi, ketika Patriark Klan Serigala yang baru berkuasa tahun lalu, hanyalah anak lelaki berusia enam belas tahun yang tidak diketahui asalnya. Seharusnya mudah untuk berurusan dengannya ...
Seharusnya begitu. Setelah mengumpulkan hampir dua kali lipat prajurit mereka dan mengharapkan pertempuran satu sisi, bukannya membuat musuh menderita kekalahan yang kejam dan melumpuhkan mereka ... komandan yang sombong itu kini menyerahkan nasibnya sebagai tawanan musuh.

Realita yang terpaksa dia hadapi sekarang sangat mencolok: musuh yang dia cemoohkan sebagai anjing saja sekarang jelas melihat orang-orangnya, Klan Tanduk, di bawah mereka. Tentu saja perilaku ini sebagian hanya sesumbar, klan Serigala membesar-besarkan kekuatan mereka menjadi musuh yang tak terkalahkan untuk bergerak dinegosiasi yang menguntungkan mereka. Menjadi pemenang memiliki keuntungan tersendiri.

Namun, itu hanya setengahnya. Penghormatan dan pemujaan yang dilakukan orang-orang dari Klan Serigala pada Yuuto jelas tidak normal.

Bahkan termasuk Sigrun the Mánagarmr dan Felicia the Alsviðr atau "Wise Wolf," warrior yang namanya dikenal bahkan di antara Klan Tanduk. Dan terlebih lagi, faktanya saat ini klan Tanduk telah mengalami kekalahan telak di tangannya yang tentu saja merupakan hal tabu di sisi Linea.

Dia mulai bertanya-tanya apakah dia tidak membuat kesalahan perhitungan yang besar. Jika semuanya terus seperti ini, klannya sendiri mungkin akan hancur.

"... Adik perempuan?" Linea berkata perlahan.

Memiliki pilihan seperti itu disajikan kepadanya seolah-olah Yuuto menawarkan bantuan, bahkan Linea tidak bisa menolaknya saat ini.

Sudah menjadi rahasia umum di dunia ini bahwa menjadi anak berarti mutlak harus mematuhi perintah Orang Tua. Tentu saja, dia tidak bisa menerima itu. Adik juga diharapkan untuk menghormati dan menaati saudara yang lebih tua, tetapi tidak dipaksakan seperti anak.

Sebagai pilihan, ada lebih banyak alasan untuk setidaknya mempertimbangkannya.

"Itu adalah pilihan terakhir yang aku tawarkan," kata Yuuto.

"Ngh!" Linea mengeluarkan rengekan tanpa kata.

Itu adalah masalah yang membutuhkan pertimbangan hati-hati, tetapi tidak ada waktu. Memikirkan semuanya dengan tenang dalam situasi saat ini akan hampir mustahil. Akibatnya, dia tidak memperhatikan kemungkinan adanya jebakan.

Yuuto mungkin memperlakukannya seperti adik, tetapi dia tidak memberikan apa pun padanya - dia hanya memberi pilihan yang lebih baik. Itu adalah taktik yang disebut sebagai "highballing."

Itu adalah taktik negosiasi yang digunakan dalam kasus-kasus di mana orang tahu tuntutan mereka yang sebenarnya akan ditolak dari awal, jadi mereka mengeluarkan tuntutan yang lebih tinggi terlebih dahulu, dan kemudian setelah tuntutan itu ditolak, mengeluarkan tuntutan yang lebih kecil, yang merupakan tuntutan sebenarnya.

Selain itu, karena efek dari taktik "polisi yang baik dan polisi yang jahat" tadi, dia menanamkan kemungkinan yang menegaskan bahwa mungkin tawarannya cukup baik. Linea telah sepenuhnya dikendalikan oleh rencana Yuuto.

"Tidak, tapi ..."

Meski begitu, sepertinya Linea belum sepenuhnya setuju untuk menjadi adik perempuan Yuuto. Dia masih bertahan terhadap gagasan menjadi taat kepada anjing-anjing berpangkat rendah itu. Jika dia tanpa malu menjadi adik perempuan "anjing" dan kemudian kembali ke negaranya, dia tidak akan bisa menghindarinya tuduhan bahwa dia telah menjual rakyatnya.

Dipandang seperti itu akan sangat memalukan. Dia mungkin merasa bahwa kematian akan benar-benar lebih baik daripada nasib seperti itu.

"T-tidak, kami dari Klan Tanduk tidak akan menempatkan diri di bawahmu, Klan Serigala ..."

"Aku mengerti. Maka rasa kira kita tidak punya pilihan lain. Kita harus memiliki Van kedua di tangan kita."

"...?! kau berencana membakar kota kami?!” dia berseru.

Komentar Yuuto sangat kasual, tampak hampir seperti renungan, namun Linea mengeluarkan amarahnya. Penguasa dari Klan Serigala menatapnya dengan dingin, mata tidak manusiawi, tampak sepenuhnya tidak terpengaruh oleh amarahnya.

Van, nama sebuah kota yang pernah menjadi bagian dari wilayah Klan Cakar. Namun Itu sudah tidak ada lagi. Itu karena pria di depannya telah membakar semuanya rata dengan tanah, termasuk wanita dan anak-anak, tidak meninggalkan satu orang pun yang hidup.

"Hanya jika kau tidak mau menerima kekuasaanku," tambah Yuuto. “Aku tidak punya niat untuk mengampuni siapa pun yang akan menentangku. "

"...!"

Pernyataannya yang jelas dan dingin menyebabkan darah yang memerah wajahnya sekarang benar-benar mengering.

Ketika Linea memerintahkan pasukannya untuk menyerang Klan Serigala, salah satu alasannya adalah kemarahan tentang "Tragedi di Van," dan pada penguasa yang memerintahkan serangan itu. Dia tidak bisa menerima sesuatu, atau seseorang yang sangat tidak manusiawi. Sekarang pikiran tentang kekejaman itu sekali lagi sangat membebani hati Linea.

Meskipun dia menyandang gelar "Patriark," dia masih seorang gadis muda, bahkan belum berusia lima belas tahun. Ini adalah pertama kali dia benar-benar mengerti sejak menjadi Patriark, keputusannya akan berdampak pada kehidupan puluhan ribu orang. Tubuhnya tidak berhenti gemetar.

"Tidak masalah bagiku juga, jadi apa keputusanmu?" Yuuto bertanya. “Cepat dan putuskan. Tawaranku tidak tinggal lama di meja. "

"Urgh!!" akhirnya dia berseru. "Baiklah. Aku akan menjadi adikmu. Namun, aku tidak mau menjadi anak! Hanya seorang adik perempuan! "
Di tengah duka yang luar biasa, Linea menerima proposal Yuuto.

***************

"Pheeeeeeeeeeeeeeeeeeee."

Setelah pertemuan Patriark telah usai, Linea benar-benar tidak terlihat, kelelahan menguasai tubuh Yuuto, kemungkinan akibat mempertahankan ketegangan seperti itu begitu lama. Setelah desahan yang berkepanjangan itu, tubuhnya meluncur dengan letih dari kursinya ke tanah.

“A-apa kau baik-baik saja, Ayah?! Apakah ada sesuatu yang terjadi pada tubuhmu? " Sigrun bergegas ke sisi Yuuto, benar-benar panik.

Tidak ada hawa dingin atau kekerasan yang ditunjukkan oleh keduanya kepada Linea. Menyadari ini, Yuuto tidak bisa menahan senyum masam. 

Klan Serigala jatuh begitu buruk hingga disebut anjing, tetapi cara Sigrun bertindak sekarang membuat mustahil untuk tidak memikirkan seekor anjing yang merintih karena khawatir akan tuannya. 

Tentu saja, tidak mungkin dia bisa mengatakan sesuatu yang kasar, jadi dia mengatakan hal lain sebagai gantinya.
"Aku hanya lelah. Kalian selalu terlalu khawatir. Meskipun kurasa aku dianggap lemah dan rapuh oleh dunia ini. "

"T-tidak, itu bukan ..." Suara Sigrun menyusut dan kata-katanya menghilang.

Dia benar-benar berpikir aku lemah, pikir Yuuto dengan senyum masam. Tapi dia sama sekali tidak menyalahkannya. Ketika dia pertama kali datang ke dunia ini, makanan dan air di sini sangat sedikit, dan dia secara teratur mengalami kesulitan menjaga makanan apa pun di perutnya. Dia menduga bahwa gambaran itu masih melekat dengan Sigrun, bahkan sekarang.

"Tee hee! Merosot ke tanah seperti itu, tidak ada yang akan percaya kau adalah ‘Hróðvitnir’ yang namanya terkenal di antara negara-negara tetangga kita. " Mata Felicia menyipit
Yuuto telah meluncur ke tanah, menyandarkan punggungnya ke kaki kursi untuk mendapatkan dukungan.

"Tapi itu masih sangat buruk, bukan ketenaran yang penting," katanya dengan tajam, menegakkan dirinya.

Setelah insiden di Van Yuuto telah mendapatkan julukan Hróðvitnir ‘Serigala Terkenal', bersama dengan reputasi sebagai Penguasa yang tak termaafkan dan tidak manusiawi.

Dia sebenarnya membantu menyebarkan reputasi itu dengan sengaja. Seperti halnya Sun Tzu, Yuuto mulai membaca The Prince milik Machiavelli setelah menjadi penguasa untuk mendapatkan pengetahuan yang layak bagi seorang pemimpin. Dikatakan bahwa mereka yang akan menjadi pemimpin, biasanya berperilaku baik hati, namun terkadang harus berkepala dingin atau benar-benar kejam. 

Dan juga tertulis bahwa, jika melakukan kekejaman seperti itu, itu harus dilakukan sekaligus, daripada sedikit demi sedikit. Itu akan membuat orang takut kepadamu, menghilangkan keinginan mereka untuk melawanmu, dan akhirnya memaksa mereka menaatimu.

Salah satu contoh terkenal ini adalah kekejaman oleh Masamune Date di Kastil Odemori. Setelah merebut kastil, Masamune telah memimpin pembantaian penghuninya. Setelah mendengar ini, musuhnya Sadatsuna Oouchi benar-benar ketakutan, dan mundur dari Kastil Obama tanpa melakukan perlawanan. Mencapai Istana Obama, Masamune merebutnya tanpa harus menumpahkan setetes pun darah. Bahkan Sadatsuna Oouchi yang disebutkan di atas kemudian menjadi tunduk pada Masamune.

Dalam arti tertentu, kau bisa mengatakan gagasan untuk Vánagandr telah lahir dari peristiwa ini.

"Aku masih belum bisa menerimanya," kata Sigrun dengan marah. “Ayah bahkan tidak pernah melakukan kekejaman di Van. Dia orang yang baik hati ... "

"Aku tidak baik hati, hanya lembut," kata Yuuto dengan ekspresi sedih, bergumam sambil menggelengkan kepalanya.
Realita tidak sesederhana itu. Sama seperti berkepala dingin dan tidak memihak mungkin membuatku menghindari pertumpahan darah untuk sementara waktu, terlalu ramah mungkin benar-benar membuat musuh menganggap enteng dirimu, dan hanya membuat pertempuran dan pertumpahan darah sebagai hasilnya.

Memang benar bahwa Yuuto telah membakar Van hingga rata dengan tanah, tetapi dalam kenyataannya, dia diam-diam memindahkan penduduknya ke kota di wilayah Klan Serigala. Dan dengan demikian, legenda kekejamannya telah lahir.

Namun jika kebenarannya terungkap, itu akan menyebabkan klan tetangga memandang rendah Klan Serigala, yang bisa mengarah pada pecahnya pertempuran di mana jauh lebih banyak darah akan ditumpahkan daripada darah penduduk Van yang telah selamat. 

Meskipun begitu mengetahui risiko itu, Yuuto tidak bisa membunuh orang-orang itu. Dia tidak bisa sejauh itu. Dia tidak mungkin berhati dingin.

Meskipun realita dunia ini, di mana kelemahan dan kelembutan akan dibayar oleh pertumpahan darah, telah diperjelas baginya berkali-kali.

"...Hah?"

Dia tiba-tiba dipeluk dan ditarik lebih dekat. Pada saat berikutnya, sensasi lembut, hangat menutupi mukanya.

Lagi? Segera setelah dia menyadari siapa itu, Yuuto panik dan mencoba menjauh.

"Aku menganggap kedermawananmu tak ternilai, Kakak," kata Felicia. “Tolong jangan salahkan dirimu sendiri."

Suara Felicia yang lembut dan entah bagaimana merampas kekuatannya untuk melawan. Dia bisa merasakannya denyut jantung. Rasanya seperti luka hatinya sedang disembuhkan.



"... Felicia, terima kasih, seperti biasa," katanya.

"Tee hee! aku belum melakukan apa pun yang perlu kau ucapkan terima kasih. "

"Tetap saja, aku menghargainya."

"A-Aku juga sangat menghormatimu, Ayah!"

"Ah, terima kasih, Run."

"Iya!" Senyum menyebar di wajah Sigrun seperti bunga mekar. Dia benar-benar sangat senang atas kata-kata sederhana Yuuto.

Yggdrasil bukanlah waktu atau tempat Yuuto dilahirkan dan dibesarkan. Ada banyak aspek kehidupan di sini yang merepotkan, dan kerinduan secara teratur meniup hatinya seperti angin dingin. Tetapi dia juga memiliki orang-orang seperti Felicia dan Sigrun yang sangat menyayanginya, dan siap membantunya.

Senyum tiba-tiba muncul di bibir Yuuto.

"Baiklah ayo. Kembali ke kota kita, Iárnviðr.”

TL: Afrodit
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar