Chapter 11. Pria yang Dipanggil Wakil Komandan Iblis
Aku memasukkan pedang itu ke botol Klein.
Kali ini, cahaya yang bersinar terasa berbeda. Begitu pula dengan sihir yang mengelilingi Wadah.
Biasanya ada aura yang terasa mengerikan dan tidak menyenangkan muncul dari dalam wadah, tapi aura yang muncul kali ini terasa jauh lebih menenangkan.
Mungkin ini adalah efek dari Spirit Summoning.
Itu memungkinkanmu untuk memanggil mereka yang disebut Pahlawan atau Dewa di dunia lain.
Mungkin perlu sedikit umpan.
Kemudian aku menyadari sesuatu.
“Rarity para monster ditampilkan pada saat kita memanggil mereka. Tapi bagaimana dengan Spirit Summoning?”
Eve menjawab.
“Monster diberi peringkat bintang lima berdasarkan tingkat Rarity mereka. Tetapi para Pahlawan berada di peringkat eksklusif bintang enam. Mereka disebut juga sebagai God Rare. "
"Begitu rupanya. Kalau begitu ini benar-benar seperti memanggil dewa.”
“Status Pahlawan yang dipanggil tidak akan ditampilkan. Jadi anda tidak akan tahu seberapa kuat mereka sampai anda menempatkan mereka di medan perang. "
"Dan kau mengatakan bahwa mereka memiliki kehendak mereka sendiri?"
"Iya, mereka memilikinya."
“Kalau begitu, aku akan menggunakan dia sebagai komandan. Lagipula pasukanku telah tumbuh dalam skala yang lumayan besar. Aku baru saja berpikir bagaimana aku bisa mendapatkan komandan."
"Tapi, seperti yang saya katakan sebelumnya, bukankah ada kemungkinan Pahlawan yang akan di panggil ini bisa memutuskan untuk...."
"Dan seperti yang aku katakan juga sebelumnya, aku tidak pantas menjadi Raja Iblis jika aku tidak bisa memanfaatkannya."
"..."
Eve terdiam sesaat dan membungkuk.
"Saya mengerti. Saya tidak akan membahas masalah ini lebih lanjut. Tetapi jika Pahlawan ini mencoba melawan anda, saya akan menghancurkannya, bahkan jika saya harus mengorbankan nyawaku.”
Katanya sambil menghunuskan pedang pendeknya.
“Aku memuji semangatmu. Tetapi aku akan berhati-hati agar hal itu tidak diperlukan. Ah, ini dia Pahlawan kita datang. Sepertinya pemanggilan ini berhasil.”
Botol Klein bersinar lebih terang dari sebelumnya sekarang.
Asap putih tebal memenuhi ruangan ini, dan sesosok manusia muncul dari dalam.
Aku menebak dari siluet tubuhnya kalau Pahlawan ini adalah seorang pria, tetapi rambutnya panjang.
Dia ramping tetapi memancarkan kekuatan yang aneh.
Kekuatan dan kegilaannya menembus asap putih itu.
Aku memandangnya satu kali setelah asap mengepul dan mengetahuinya, kalau orang ini terobsesi dengan pertempuran.
Orang yang sekarang menatapku adalah pria dengan ekspresi seorang pendiam.
Dia tampan tetapi terlihat tidak ramah.
Kesan pertamaku tentang dia adalah orang yang cepat marah, tetapi tidak pernah menurunkan kewaspadaannya.
Aku telah mengatakannya kepada Eve sebelumnya kalau kesan pertama akan penting di sini.
Lebih baik mengatakan sesuatu sebelum dia bisa mengetahui kalau aku sedang gugup.
Jadi aku berbicara dengannya. Sebagai Raja Iblis Ashtaroth.
Tidak sulit untuk menciptakan aura yang mementingkan diri sendiri dan bermartabat.
“... Aku adalah Raja Iblis Ashtaroth. Wahai samurai tanpa nama, akulah yang memanggilmu. Pertama, aku akan bertanya siapakah namamu. Kemudian kau akan melayaniku. Bersama-sama, kita akan menaklukkan semua yang ada di bawah langit ini."
Pria itu memelototiku matanya, dan mulutnya terbuka perlahan.
“... Namaku Toshizou ... Hijikata Toshizou. Seharusnya aku sudah mati di pertempuran Toba Fushimi. Tapi untuk beberapa alasan, aku berhasil bertahan hidup sampai Hakodate.”
"Pinjamkan aku kekuatanmu jika kematian tidak ada artinya bagimu."
“Aku seharusnya mati di Goryokaku di Hakodate. Jadi mengapa aku di sini? "
“Kehendak surga. Kau telah terbawa ke sini. Ini adalah takdirmu yang telah diberikan oleh Dewa. Kau akan menjadi pedangku.”
“Kehendak surga ya. Dibawa ke sini. Sangat lucu. Sama seperti Kondo. Baiklah, jika kau akan menyiapkan tempat bagiku untuk mati, aku akan membantumu dengan sukarela.”
Tiba-tiba pria itu mengeluarkan pedangnya.
"–Namun, ijinkan aku untuk menguji apakah kau memiliki nyali atau tidak."
"Mengujiku? Baiklah cukup adil. Apa yang harus kulakukan?"
"Jangan melakukan apa pun. Aku akan mengayunkan pedangku, dan kau akan tetap diam. Jika kau bergerak sedikit saja, maka kau kalah.”
“Jadi kau ingin menguji keberanianku? Baiklah lakukan."
Aku memejamkan mataku dengan pelan dan menghentikan semua gerakan.
Samurai yang menyebut dirinya Hijikata Toshizou meletakkan tangannya di pedangnya.
Ini adalah seni menarik pedang.
Sebuah langkah serangan mematikan sambil menghunuskan pedang.
Dengan hanya gerakan kecil atau sedikit niat membunuh, kepalaku akan putus dari tempatnya.
Aku berdoa agar pria ini tidak bermaksud membunuhku dan menutup mataku.
Beberapa detik kemudian, ujung bilah pedang itu nyaris memotong leherku, hanya beberapa milimeter yang memisahkan leherku dengan pedangnya.
Tenggorokanku mungkin akan terpotong jika aku bergerak sedikit.
Toshizou melihat ini dan berkata:
"…Bagus. Kau memiliki keberanian seorang raja. "
Aku menjawab dengan tenang.
“Itu hanya tantangan kecil bagiku. Aku tidak akan bisa menaklukkan dunia jika aku tidak bisa menaklukan seorang samurai.”
"Tantangan huh, aku suka caramu berpikir."
"Tapi aku juga yakin kau tidak akan menebasku."
"Oh? Mengapa kau pikir begitu? "
"Aku tidak merasakan niat untuk membunuh. Saat ini, kau hanya membenci dirimu sendiri. Kau memiliki mata orang yang hanya mencari tempat untuk mati. Aku tidak berpikir seseorang sepertimu akan melakukannya ketika aku menjamin akan membawamu ke tempat-tempat yang begitu menarik.”
"..."
"Dan mungkin kau telah menyadari Eve, yang ada di belakangmu. Jika dia merasakan ada niat untuk membunuh bahkan jika hanya sesaat, dia akan membunuhmu. Kupikir kau telah menyadari hal itu. Jadi mengapa kau harus menyia-nyiakan hidupmu?"
"Memang. Toshizou Sang Pembunuh tidak bisa menemui akhirnya di tangan seorang gadis berpakaian pelayan. Itu sangat mendeskripsikan dirimu. Kupikir kau mungkin layak menjadikanku sebagai pedangmu.”
Toshizou berkata dan membungkuk dengan sopan.
“Namaku Hijikata Toshizou. Aku seorang petani yang dibesarkan di Bushu, Tama. Aku menjadi seorang pejuang karena keadaan tertentu, tetapi Aku adalah anak petani. Silahkan gunakan diriku sebagai prajurit yang bisa dibuang.”
"Mungkin tidak. Aku tahu kalau seorang pejuang sepertimu lebih sulit ditemukan dari pada emas. Aku akan menyiapkan tempat bagimu untuk mati suatu hari nanti, tetapi jangan berpikir itu akan terjadi dalam waktu dekat.”
"Aku merasa bersyukur."
Toshizou berkata dan memberikan senyum yang sangat oriental.
Dan pasukan Ashtaroth mendapatkan Pahlawan, Hijikata Toshizou.
Sebagai seorang komandan, ia akan menjadi bagian paling vital dari pasukan.
Dia akan menyerang, bertahan, dan mengambil darah para musuh. Seragamnya akan menjadi sangat basah oleh darah sehingga ia akan mendapat julukan, Iblis Toshizou.
Aneh memang, karena itu mirip dengan nama panggilan yang dia miliki di kehidupan masa lalunya.
Note:
Iya-iya ane tau ada kata” yg buat kalian bingung ato pusing :v. ane juga pusing nge-translate nya jdi klo semisal diantara kalian ada saran/kritik bisa langsung tulis di kolom komentar atao krim pesan ke Discord/Facebook Isekaichan
EDITOR: Isekai-Chan
Kali ini, cahaya yang bersinar terasa berbeda. Begitu pula dengan sihir yang mengelilingi Wadah.
Biasanya ada aura yang terasa mengerikan dan tidak menyenangkan muncul dari dalam wadah, tapi aura yang muncul kali ini terasa jauh lebih menenangkan.
Mungkin ini adalah efek dari Spirit Summoning.
Itu memungkinkanmu untuk memanggil mereka yang disebut Pahlawan atau Dewa di dunia lain.
Mungkin perlu sedikit umpan.
Kemudian aku menyadari sesuatu.
“Rarity para monster ditampilkan pada saat kita memanggil mereka. Tapi bagaimana dengan Spirit Summoning?”
Eve menjawab.
“Monster diberi peringkat bintang lima berdasarkan tingkat Rarity mereka. Tetapi para Pahlawan berada di peringkat eksklusif bintang enam. Mereka disebut juga sebagai God Rare. "
"Begitu rupanya. Kalau begitu ini benar-benar seperti memanggil dewa.”
“Status Pahlawan yang dipanggil tidak akan ditampilkan. Jadi anda tidak akan tahu seberapa kuat mereka sampai anda menempatkan mereka di medan perang. "
"Dan kau mengatakan bahwa mereka memiliki kehendak mereka sendiri?"
"Iya, mereka memilikinya."
“Kalau begitu, aku akan menggunakan dia sebagai komandan. Lagipula pasukanku telah tumbuh dalam skala yang lumayan besar. Aku baru saja berpikir bagaimana aku bisa mendapatkan komandan."
"Tapi, seperti yang saya katakan sebelumnya, bukankah ada kemungkinan Pahlawan yang akan di panggil ini bisa memutuskan untuk...."
"Dan seperti yang aku katakan juga sebelumnya, aku tidak pantas menjadi Raja Iblis jika aku tidak bisa memanfaatkannya."
"..."
Eve terdiam sesaat dan membungkuk.
"Saya mengerti. Saya tidak akan membahas masalah ini lebih lanjut. Tetapi jika Pahlawan ini mencoba melawan anda, saya akan menghancurkannya, bahkan jika saya harus mengorbankan nyawaku.”
Katanya sambil menghunuskan pedang pendeknya.
“Aku memuji semangatmu. Tetapi aku akan berhati-hati agar hal itu tidak diperlukan. Ah, ini dia Pahlawan kita datang. Sepertinya pemanggilan ini berhasil.”
Botol Klein bersinar lebih terang dari sebelumnya sekarang.
Asap putih tebal memenuhi ruangan ini, dan sesosok manusia muncul dari dalam.
Aku menebak dari siluet tubuhnya kalau Pahlawan ini adalah seorang pria, tetapi rambutnya panjang.
Dia ramping tetapi memancarkan kekuatan yang aneh.
Kekuatan dan kegilaannya menembus asap putih itu.
Aku memandangnya satu kali setelah asap mengepul dan mengetahuinya, kalau orang ini terobsesi dengan pertempuran.
Orang yang sekarang menatapku adalah pria dengan ekspresi seorang pendiam.
Dia tampan tetapi terlihat tidak ramah.
Kesan pertamaku tentang dia adalah orang yang cepat marah, tetapi tidak pernah menurunkan kewaspadaannya.
Aku telah mengatakannya kepada Eve sebelumnya kalau kesan pertama akan penting di sini.
Lebih baik mengatakan sesuatu sebelum dia bisa mengetahui kalau aku sedang gugup.
Jadi aku berbicara dengannya. Sebagai Raja Iblis Ashtaroth.
Tidak sulit untuk menciptakan aura yang mementingkan diri sendiri dan bermartabat.
“... Aku adalah Raja Iblis Ashtaroth. Wahai samurai tanpa nama, akulah yang memanggilmu. Pertama, aku akan bertanya siapakah namamu. Kemudian kau akan melayaniku. Bersama-sama, kita akan menaklukkan semua yang ada di bawah langit ini."
Pria itu memelototiku matanya, dan mulutnya terbuka perlahan.
“... Namaku Toshizou ... Hijikata Toshizou. Seharusnya aku sudah mati di pertempuran Toba Fushimi. Tapi untuk beberapa alasan, aku berhasil bertahan hidup sampai Hakodate.”
"Pinjamkan aku kekuatanmu jika kematian tidak ada artinya bagimu."
“Aku seharusnya mati di Goryokaku di Hakodate. Jadi mengapa aku di sini? "
“Kehendak surga. Kau telah terbawa ke sini. Ini adalah takdirmu yang telah diberikan oleh Dewa. Kau akan menjadi pedangku.”
“Kehendak surga ya. Dibawa ke sini. Sangat lucu. Sama seperti Kondo. Baiklah, jika kau akan menyiapkan tempat bagiku untuk mati, aku akan membantumu dengan sukarela.”
Tiba-tiba pria itu mengeluarkan pedangnya.
"–Namun, ijinkan aku untuk menguji apakah kau memiliki nyali atau tidak."
"Mengujiku? Baiklah cukup adil. Apa yang harus kulakukan?"
"Jangan melakukan apa pun. Aku akan mengayunkan pedangku, dan kau akan tetap diam. Jika kau bergerak sedikit saja, maka kau kalah.”
“Jadi kau ingin menguji keberanianku? Baiklah lakukan."
Aku memejamkan mataku dengan pelan dan menghentikan semua gerakan.
Samurai yang menyebut dirinya Hijikata Toshizou meletakkan tangannya di pedangnya.
Ini adalah seni menarik pedang.
Sebuah langkah serangan mematikan sambil menghunuskan pedang.
Dengan hanya gerakan kecil atau sedikit niat membunuh, kepalaku akan putus dari tempatnya.
Aku berdoa agar pria ini tidak bermaksud membunuhku dan menutup mataku.
Beberapa detik kemudian, ujung bilah pedang itu nyaris memotong leherku, hanya beberapa milimeter yang memisahkan leherku dengan pedangnya.
Tenggorokanku mungkin akan terpotong jika aku bergerak sedikit.
Toshizou melihat ini dan berkata:
"…Bagus. Kau memiliki keberanian seorang raja. "
Aku menjawab dengan tenang.
“Itu hanya tantangan kecil bagiku. Aku tidak akan bisa menaklukkan dunia jika aku tidak bisa menaklukan seorang samurai.”
"Tantangan huh, aku suka caramu berpikir."
"Tapi aku juga yakin kau tidak akan menebasku."
"Oh? Mengapa kau pikir begitu? "
"Aku tidak merasakan niat untuk membunuh. Saat ini, kau hanya membenci dirimu sendiri. Kau memiliki mata orang yang hanya mencari tempat untuk mati. Aku tidak berpikir seseorang sepertimu akan melakukannya ketika aku menjamin akan membawamu ke tempat-tempat yang begitu menarik.”
"..."
"Dan mungkin kau telah menyadari Eve, yang ada di belakangmu. Jika dia merasakan ada niat untuk membunuh bahkan jika hanya sesaat, dia akan membunuhmu. Kupikir kau telah menyadari hal itu. Jadi mengapa kau harus menyia-nyiakan hidupmu?"
"Memang. Toshizou Sang Pembunuh tidak bisa menemui akhirnya di tangan seorang gadis berpakaian pelayan. Itu sangat mendeskripsikan dirimu. Kupikir kau mungkin layak menjadikanku sebagai pedangmu.”
Toshizou berkata dan membungkuk dengan sopan.
“Namaku Hijikata Toshizou. Aku seorang petani yang dibesarkan di Bushu, Tama. Aku menjadi seorang pejuang karena keadaan tertentu, tetapi Aku adalah anak petani. Silahkan gunakan diriku sebagai prajurit yang bisa dibuang.”
"Mungkin tidak. Aku tahu kalau seorang pejuang sepertimu lebih sulit ditemukan dari pada emas. Aku akan menyiapkan tempat bagimu untuk mati suatu hari nanti, tetapi jangan berpikir itu akan terjadi dalam waktu dekat.”
"Aku merasa bersyukur."
Toshizou berkata dan memberikan senyum yang sangat oriental.
Dan pasukan Ashtaroth mendapatkan Pahlawan, Hijikata Toshizou.
Sebagai seorang komandan, ia akan menjadi bagian paling vital dari pasukan.
Dia akan menyerang, bertahan, dan mengambil darah para musuh. Seragamnya akan menjadi sangat basah oleh darah sehingga ia akan mendapat julukan, Iblis Toshizou.
Aneh memang, karena itu mirip dengan nama panggilan yang dia miliki di kehidupan masa lalunya.
Note:
Iya-iya ane tau ada kata” yg buat kalian bingung ato pusing :v. ane juga pusing nge-translate nya jdi klo semisal diantara kalian ada saran/kritik bisa langsung tulis di kolom komentar atao krim pesan ke Discord/Facebook Isekaichan
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar