Sabtu, 02 Mei 2020

Hyakuren no Haou to Seiyaku no Valkyria Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 Prolog

Volume 1
Prolog


Terdapat sebuah legenda di kuil Tsukimiya, legenda itu berkata.

'Di dalam Cermin Illahi terdapat kekuatan misterius'

'Cermin Illahi sebenarnya adalah Cermin yang berharga dan Sangat terkenal'

'Jika kamu menatap ke Cermin melalui Cermin yang berlawanan pada saat Bulan Purnama kamu akan ditarik ke Dunia lain'

Sungguh, itu mungkin hanya Legenda Urban biasa yang dapat kau temukan dimana saja.

Ada banyak Cerita seperti itu diseluruh Dunia. Seperti menggunakan Cermin lain dan mengucapkan Sebuah Mantra untuk memanggil Iblis.

Atau kemampuan untuk melihat Masa lalu dan Masa depan.

Sangat mungkin bahwa Pemandangan menakjubkan, dari Dunia yang tak terbatas membentang disana.

Seperti saat melihat Kaleidoskop. Membuat orang memahami Fantasi semacam itu.

Sebenarnya, legenda tersebut bukanlah sesuatau yang diturunkan dari generasi ke generasi kuil.
Namun hanya sebatas Rumor yang mulai beredar di beberapa kawasan Kota Hachio

Tidak diragukan lagi, Rumor tersebut ada untuk mengarah pada situasi seperti yang sedang kualami ini.

"Y-Yuu-kun, Yuu-kun, Yuu-kuuun! Ayo kembali saja" kata gadis yang berlinang air mata disebelah Yuuto, dengan suara gemetar sambil menarik lengan bajunya.

Jantung Yuuto Suoh berdebar kencang. Melihatnya berlinang air mata seperti itu. Sebagai seorang Pria dia tidak bisa menyingkirkan keinginan untuk melindunginya

Namanya Mitsuki Shimomiya, Teman masa kecil Yuuto. Tahun pertama di Sekolah Menengah dan satu tahun lebih muda.

Matanya yang Bundar dan besar, sikap serta kejujurannya menambah khas pesona gadis pedesaan yang dibesarkan di Negara ini.

"Hei, kita sudah sejauh ini. Bukankah sudah terlambat untuk mengatakannya sekarang." Yuuto menghela nafas dan mengangkat bahunya.

Angin kencang menggoyang pepohonan, Kicauan bergema dari seluruh penjuru. Jika saat ini mereka mencoba menatap kedalam semak-semak disekitar. Mereka tidak bisa melihat apapun kecuali kegelapan yang melahap segala cahaya.

Terletak di Hutan Gunung yang Gelap, Kuil bobrok itu samar-samar terlihat dengan bantuan cahaya Bulan Purnama dan Bintang-bintang.

"Sudah kubilang, tak apa apa" dia meyakinkannya.
"Setiap orang yang kesini sebelumnya harus tetap hidup untuk menyebarkan dongengnya"

"Ta-ta tapi.." Mitsuki menangis, kembali mencengkram lengan baju Yuuto dengan kuat.

Dia biasanya adalah gadis yang ceria, dengan senyum diwajahnya yang bersinar seperti bunga matahari.

Tetapi Kelemahan terbesarnya adalah cerita hantu, sesuatu yang dikenal baik oleh teman masa kecilnya Yuuto. Meskipun ujian keberanian ini telah bertujuan sebagai kegiatan kelompok yang menyenangkan oleh kelas Mitsuki. Namun ketakutannya akan hantu telah menyebabkan Yuuto, yang berada satu tingkat di atas mereka, diseret untuk ikut juga. 

Berkat itu, teman sekelas mitsuki menggoda mereka berdua tentang hal itu, dan membuat Yuuto  merasa malu.

Tetap saja, itu sama sekali bukan pengalaman buruk. Sejak mereka masih sangat kecil, Mitsuki selalu mengandalkan Yuuto. Sampai mereka tamat SD, dia menganggapnya hal itu lucu, seolah dia adalah  adik perempuannya sendiri.

 Namun, dalam tahun-tahun terakhir sekolah dasar, dia mulai tidak menyukai cara itu yang menyebabkan teman-temannya mengolok-oloknya, sikapnya terhadap Yuuto menjadi dingin. Dia merasa terganggu oleh ketergantungannya yang konstan padanya.

Ketika dia memasuki sekolah menengah, perasaan Yuuto terhadap Mitsuki telah berkembang.

Mungkin dia mulai merasa bahwa diandalkan itu tidak terlalu buruk, atau lebih tepatnya dia mulai senang dengannya. 

Sekarang, di tahun kedua sekolah menengahnya, dia benar-benar ingin diandalkan. Emosinya sangat berubah-ubah. Dia akhirnya mulai mengerti mengapa.

"Jika kau setakut itu, maka tunggulah disini. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan ini, ”kata Yuuto

Melambaikan tangannya, menarik lengan bajunya dari genggaman Mitsuki.
Bukan berarti dia tidak merasa bersalah karena bertindak seperti ini dengannya, tetapi terlalu banyak waktu yang dihabiskan dalam perdebatan bolak-balik seperti ini dapat menyebabkan dirinya dicap sebagai pengecut oleh adik kelas, dan mereka mengolok-oloknya adalah hal terakhir yang ingin ia tangani. 

Dan yang terpenting, dia hanya ingin terlihat keren di depannya.

"Baiklah, sekarang ..." Dia mencondongkan tubuh kearah pintu ganda kuil, mendorongnya hingga terbuka dengan suara berderit.

Di dalam ruangan itu ada cermin bundar berkarat, dalam kondisi yang bahkan lebih parah daripada kuil itu sendiri. 

Jujur, dia bahkan ragu apakah itu bisa disebut cermin. Kotor, buram, dan rusak, itu bahkan tidak bisa memantulkan cahaya kembali ke wajah Yuuto ketika dia berdiri tepat di depannya.

Dia menghela nafas, kecewa. "Benda tua ini sangat jelek."

“Y-Yuu-kun ?! Mengatakan sesuatu seperti itu adalah pemancing kesialan! ” dia menangis.

"Kau terlalu khawatir, Mitsuki," kata Yuuto. "Awww, tapi memotretnya saja tidak akan menyenangkan."

Mengambil smartphone kesayangannya, LGN09 alias Laegjarn, ia berhenti sejenak untuk berpikir.

Sebagai bukti bahwa seseorang benar-benar mengambil rute yang diusulkan tanpa memotong jalur, aturan tes keberanian ini menyatakan bahwa seseorang seharusnya mengambil foto cermin di kuil, lalu kembali. Tapi menjadi satu tahun lebih tua, Yuuto mendapati dirinya ingin mengambilnya selangkah lebih maju daripada yang dilakukan para adik kelas.

"Hei! A-apa yang kau lakukan ?! ” Mitsuki hampir menjerit dan wajahnya menjadi kaku.

"Hm? Aku hanya berpikir  akan berfoto selfie dengan objek suci ini. Oh, ngomong-ngomong, menurutmu apakah menggunakan kamera depan bisa dianggap sebagai cermin juga? ”

“Wh-whawhawha! J-jangan! Yuu-kun, jika kau dikirim ke dunia lain, aku akan …. "

"Tenang sja," dia meyakinkannya. "Itu hanyalah takhayul."

"FRY 85$ SMXNY (2)"

"Hah?!" Di dalam benak Yuuto, sesuatu yang mirip dengan mantra bergema.

Itu bukan bahasa Jepang. Juga bukan bahasa Inggris. Itu bahasa yang tidak dikenalnya. Tetapi tetap saja, entah bagaimana, dia merasa bahwa itu memanggilnya.

"G IX Dad K7 ni Y O D"

Sekali lagi, apa yang terdengar seperti suara bergema di benaknya. Lebih jelas dari sebelumnya,
Itu adalah suara seorang wanita muda.

"Apa ... ya?" Saat Yuuto berbalik ke arah suara itu, dia mendapati Rasa Pusing hebat di kepalanya

Kesadaran dan penglihatannya kabur, tetapi dia bisa melihat ... dua cermin. Memancarkan cahaya aneh, mereka tampak bergerak di depan matanya, tumpang tindih dan berpisah, berulang-ulang. Itu agak seperti kaleidoskop.
<TLN : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kaleidoskop>

Yang lebih aneh lagi, latar belakang salah satu dari dua cermin itu muncul sosok samar seorang gadis.

Gadis itu menari seperti orang kesurupan. Pakaian putihnya yang murni, mengingatkan Yuuto pada
yang dikenakan oleh para pendeta yang melayani dewa, berkibar dengan anggun di sekitarnya saat dia bergerak.

"Apa ini ?!" Terkejut, Yuuto menggosok matanya, namun gambar itu tidak menghilang.

Faktanya ...

Meskipun pada awalnya gambarnya sangat transparan seperti melihat hologram, warnanya berangsur-angsur menjadi lebih buram, dan tubuh gadis itu akhirnya terlihat seperti nyata.

"Yuu ... kun ... Yu ku ..."

Suara Mitsuki terdengar sangar jauh. Yuuto hampir tidak bisa mendengar kata terakhir dari apa yang dikatakannya. 

Secara naluriah, dia melihat ke belakang.

"Hah ?!"

Dia kehilangan kata-kata. Mitsuki sudah tidak ada lagi, dan dinding putih memblokir pandangannya

Permukaan dinding itu ditutupi dengan bermacam-macam gambar. Banyak gambar itu berbentuk orang, tetapi di antara mereka ada beberapa gambar yang tampak seperti monster yang tak jelas.

Ada juga beberapa kombinasi manusia dan binatang.

"Dari mana ini berasal?!"

Saat dia menggumamkan kata-kata itu dengan keras, dia menjadi sadar akan semacam keributan di sekitarnya. 

Kedengarannya seperti orang-orang sedang berkunpul.

Tapi itu aneh. Mengapa ada banyak orang di gunung selarut ini?

Malam? Terutama ketika belum ada orang di sana beberapa saat yang lalu. Itu semua terjadi terlalu tiba-tiba untuk siswa yang datang berlari dari tempat pertemuan.

Bingung, Yuuto menoleh untuk melihat di depannya sekali lagi, dan matanya terbuka lebar.

Meskipun dia seharusnya berada di luar, ini jelas di dalam ruangan. Di ruang yang luas dan lebar. Sebuah gimnasium kecil.

Terdapat beberapa lusin orang yang mengenakan pakaian sederhana, pria-pria dengan wajah asing jelas bukan keturunan Jepang. Mereka semua mengawasinya dengan hati-hati, Yuuto terkejut.

"Apakah aku berada di settingan film atau semacamnya?" dia bertanya-tanya. 
"... Dan, hei, cermin itu!"

Cermin yang menghiasi altar di belakang pria-pria itu tampak familiar. Tapi yang ini jauh dan jauh
lebih berkilau, lebih cemerlang, selain itu cocok dengan yang diabadikan Tsukimiya.

'Jika kamu menatap ke Cermin melalui Cermin yang berlawanan pada saat Bulan Purnama kamu akan ditarik ke Dunia lain'

Rumor tentang Kuil Tsukimiya tiba-tiba muncul di kepala Yuuto.

"Itu tidak mungkin benar, kan?! Sama sekali tidak mungkin ..."

Saat kata-kata samar itu muncul di benak Yuuto, sebuah pedang emas menempel di lehernya.

Itu terjadi begitu tiba-tiba, Yuuto mendapati dirinya tidak dapat berbicara. 

Bahkan jika dia bisa berbicara, dia ragu mereka akan mengerti kata-katanya. Yuuto berusha mengumpulkan keberaniannya.

Dari nada orang yang berbicara terlihat seperti menuntut penjelasan, tapi hanya itu saja yang dapat ia simpulkan.
Tidak tahu apa yang harus dia lakukan, matanya sendiri melirik pisau di jari-jari yang cantik dan tipis.

Mengangkat kepalanya, pandangannya terkunci pada rambut perak yang tampak berkilau. Rambutnya menari-nari dihadapannya.

Dia adalah gadis  yang luar biasa cantik, yang belum pernah ditemuinya. Itu seperti salah satu Valkyrie yang kau baca dalam mitos dan legenda telah melompat keluar dari buku.

Dia terlihat seumuran dengan Yuuto, mungkin setahun lebih tua. Dia memiliki wajah yang cantik, seolah-olah itu dipahat dari es, dan ekspresi dingin sebagai sentuhan terakhir.

Yuuto sangat terkejut olehnya sehingga dia lupa akan situasinya saat ini.

Pada saat itu, Yuuto sama sekali tidak tahu tentang kemalangan keras yang akan menantinya.


Note:
Perjalanan project baru dimulai~ doakan sukses xD




TL: Afrodit
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar