Volume 12
Chapter 6 - Level Drain
Chapter 6 - Level Drain
"Kwa!"
Tasnya terjatuh dan semuanya berantakan. Pertama, Gaelion mengetuk pintuku dan melarikan diri, dan sekarang dia mengobrak-abrik tasku. Tapi kurasa Filo masih melakukan hal semacam itu juga. Dia juga mengobrak-abrik sampahku. Dia menyebutnya "berburu harta karun." Aku rasa Gaelion tidak berbeda. Sebenarnya, aku tidak akan terkejut jika mereka berada di tengah-tengah semacam perselisihan tentang siapa yang harus mencari harta karun dari sampahku atau semacamnya.
"Oh ayolah. Siapa yang harus membersihkannya.”
Tulang monster, beberapa bijih, dan inti kaisar naga yang telah menjadi bagian dari Barbaroi Armorku semua berjatuhan keluar dari tas. Inti kaisar naga pasti menarik perhatian Gaelion, karena matanya terpaku padanya ketika berguling di lantai. Dia mulai memukulinya, seperti yang mungkin dilakukan kucing.
Aku kira Filo dan Gaelion sama-sama menyukai benda-benda mengkilap. Sepertinya aku ingat Filo tertarik pada inti naga yang kugunakan sebelumnya. Itu mengingat kembali kenangan indah tentang Romina yang mengolah berbagai macam inti di dunia Kizuna.
"Kwa ?!"
Melihat Gaelion senang bermain dengan inti memang membuatku merasa sedikit hangat dan tenang di dalam, tapi ini bukan waktunya untuk bermain. Aku memutuskan untuk memberinya omelan kecil lalu membersihkan.
“Apa itu inti kaisar naga?! Naofumi kecil, cepatlah ambil itu dari Gaelion!”
"Hah?"
Sadeena tiba-tiba mulai berteriak padaku. Ada kepanikan di matanya. Gaelion menggigit inti kaisar naga dan mulai menggigitnya.
"Hei! Itu bukan milikmu. Berikan padaku!"
Gaelion sepenuhnya mengabaikan teguranku dan membiarkan intinya meluncur jauh ke dalam mulutnya sebelum ... dia menelannya seluruhnya.
"Hei! Keluarkan itu!”
Aku meraih bahu Gaelion dan mengguncangnya. Apa segel monster memiliki semacam hukuman yang bisa membuat dia memuntahkannya? Aku membuka pengaturan dan mulai mencari-cari.
Dan hal itu terjadi.
"Kwa ?!"
Gaelion membuka matanya lebar-lebar dan seperti sedang mengalami kejang.
"Kw ... Gya ... Gyuuu ..."
Dia berkeringat dingin. Matanya terpejam rapat-rapat dan dia mengerang, seolah dia mencoba melawan sesuatu. Aku bisa samar-samar mendengar suara berderit bergema dari seluruh tubuhnya.
"H ... hei ..."
"Umm ... Ada kekuatan kehidupan yang sangat menyeramkan keluar dari Gaelion! Ada banyak sekali!” Raphtalia berteriak sambil melihat Gaelion.
"Kekuatan kehidupan yang menyeramkan?"
"Iya! Hati-hati!"
Aku berbalik untuk melihat Gaelion, dan kekuatan sihir berwarna hitam keunguan ... mengalir keluar dari tubuhnya. Itu terlihat dengan mata telanjang. Aku pernah melihat warna ini sebelumnya. Itu tampak seperti aura yang mengelilingi Filo setiap kali aku menggunakan Perisai Amarah.
"Naofumi kecil, mundur!"
Sadeena menghadap Gaelion dan menyiapkan tombaknya. Dia menusukannya ke galeon dan mencoba menangkap ekornya dengan itu, tetapi Gaelion melengkungkan ekornya dengan cepat dan melompat ke samping.
"Gyaaoooo!"
Gaelion menatap langit-langit dengan mata merah dan melolong. Ketika dia melakukannya, uap napas berbalut sihir keluar dari mulutnya dan langsung menghancurkan langit-langit rumah.
"Gya!"
Dengan desahan keras, Gaelion melebarkan sayapnya lebar-lebar dan terbang. Baik! Aku sudah membuka pengaturan segel monster, jadi aku akan menggunakan pengaturan hukuman untuk menjatuhkannya dari langit. Aku mengaktifkan segel monster. Tapi layar hanya berkedip, dan tidak ada yang terjadi.
"Kau menghancurkan atapku, sialan! Turunlah!"
Jika segel tidak berfungsi, aku hanya harus menghukumnya dengan tanganku sendiri! Aku melompat dan meraih si pembuat onar kecil.
"Gyaooooo!"
"Whoa!"
Gaelion menghantamku dengan tubuhnya. Dampaknya berhasil menjatuhkanku.
"Ukh…"
Tunggu sebentar. Dia menangkapku saat lengah, tapi meskipun begitu, apa Gaelion benar-benar dapat menjatuhkanku? Tak perlu dikatakan bahwa itu adalah kekuatan serangan konyol yang dapat melewati pertahananku dan membebaskan diri dari cengkeramanku. Itu berarti dia setidaknya sekuat Ren atau Raphtalia.
"Gyaoowwww ..."
Gaelion memelototiku dengan mata merahnya. Itu bukan lagi mata yang kulihat beberapa saat sebelumnya. Itu adalah mata naga liar yang digerakkan oleh naluri buasnya. Aku bisa merasakan tekanan dari mat aitu yang membuatku merinding.
Aku mengulurkan perisai didepanku dan menatap Gaelion ketika aku mempersiapkan diri untuk benar-benar meraihnya kali ini. Sadeena dan Raphtalia ada di sana. Itu bisa berbahaya bagi mereka, jika dia menggunakan serangan napas yang menghancurkan atapku lagi.
"Gyaooooo!"
Gaelion menjerit keras dan kemudian terbang ke suatu tempat di kejauhan.
“Sesuatu merasuki Gaelion. Apa-apaan itu?”
Atla muncul entah dari mana dan mulai berkomentar, tapi aku berlari keluar dari rumah untuk melihat ke arah mana Gaelion pergi.
"A ... apa itu tadi?"
Para budak yang masih di desa mendengar keributan dan datang berlari.
"Apa yang sedang terjadi?"
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Apa itu? Apa yang terjadi?"
Rat dan Wyndia melihat ke arah yang aku tuju. Begitu pula Fohl dan Atla.
"Yah, sebenarnya ..."
Aku memberi tahu mereka tentang Gaelion yang memakan inti kaisar naga dan berakhir seperti ini.
“Inti kaisar naga, katamu? kau memiliki beberapa barang aneh, count."
"Kau tahu apa yang mungkin terjadi?" Aku bertanya.
“Biologi spesies naga sebagian besar masih diselimuti misteri. Aku pernah mendengar tentang naga yang menginginkan inti dari naga lain, tapi aku tidak menyangka naga akan mengamuk seperti itu.”
"Naofumi kecil, dari mana kau mendapatkan inti kaisar naga itu?" Sadeena meraih pundakku dan mulai menginterogasiku.
"Itu aslinya dari seekor naga yang hidup di pegunungan dekat sebuah desa di timur."
"Kalau begitu, sangat mungkin tubuh Gaelion dikomandoi oleh jiwa kaisar naga yang ada di inti itu."
Sadeena sepertinya tahu banyak tentang hal semacam ini.
“Di dalam inti kaisar naga itu ada sesuatu seperti organ yang berisi jiwa naga di dalamnya. Aku pernah mendengar bahwa naga lain dapat menggunakan inti seperti itu untuk meningkatkan kekuatan mereka sendiri atau menyerap ingatan naga itu,” lanjutnya.
"Apa itu berarti ... Gaelion menyerap ingatan zombie naga dan itulah sebabnya dia mengamuk?"
"Tidak mungkin ..." gumam Ren.
Dia terhuyung mundur, tidak bisa mengatakan apa pun.
"Naga yang kau kalahkan adalah yang berubah menjadi zombie naga, kan?" Aku bertanya padanya.
"Aku harus menghentikannya, apa pun yang terjadi!" dia berteriak.
"Jika kau mencoba melakukan itu, dia mungkin akan hidup kembali, didorong oleh kebenciannya padamu," kataku.
"Kalau begitu ... Kita masih bisa menghentikannya! Naofumi! Kau yang membesarkan naga itu, kan ?!”
“Dia sepertinya menyukaiku, tapi orang desalah yang membesarkannya. Dan dialah yang bertanggung jawab mengurusnya. "
Aku menunjuk ke Wyndia. Tetap saja, dia naga yang imut dan aku tidak ingin menyerah padanya jika memungkinkan. Itu akan bergantung kemana dia melarikan diri. Kami harus pergi mencarinya dan menangkapnya.
"Bagaimana perasaanmu tentang membunuh naga itu, Pahlawan Pedang?"
Wyndia memelototi Ren saat dia menanyainya dengan nada suara yang tegas. Dia adalah seorang fanatik naga, jadi dia mungkin hanya tidak ingin Ren menjadi orang yang membunuh naga.
“Aku yakin dia mungkin baru saja membunuhnya karena itu adalah target yang mudah. Dia mungkin tahu tentang itu dari quest dalam game yang dia mainkan atau apalah,” kataku.
"Itu ... Itu benar. Tapi aku tahu aku menyebabkan banyak masalah dengan membunuhnya. Aku pernah mendengar bahwa daerah itu sedang dilanda penyakit sekarang. Aku merasa tidak enak karena telah membunuhnya.”
Ren mudah depresi.
"Aku tahu permintaan minta maafku tidaklah cukup. Namun aku tidak tahu bagaimana harus menebusnya,” ia melanjutkan.
Ren mengarahkan matanya ke bawah dengan menyesal. Sepertinya Wyndia tidak akan mendorong masalah ini, tetapi sesuatu tentang respons Ren menggangguku.
"Kau tahu ..." kataku.
"Hah?"
"Aku hanya mengatakan ini karena kau tampak begitu naif, tapi apa kau pernah berhenti untuk berpikir kalau monster yang kau bunuh mungkin memiliki keluarga? Bahwa mereka mungkin menjalani kehidupan yang bahagia? "
Wajah Ren mulai memucat. Aku rasa itu tidak pernah terpikirkan olehnya.
“Apa kau berencana untuk berkeliling ke semua keluarga itu dan memberi tahu mereka, 'Aku yang membunuh anggota keluarga kalian. Aku bertanggung jawab penuh, 'atau semacamnya? Dan jika kau akan menarik batas dan mengatakan monster adalah monster, lalu bagaimana dengan monster yang ada di kandang kita?”
"Umm ... uhh ... aku ..."
Aku menghela nafas. Begitu menyulitkan berurusan dengan remaja.
“Itu sama seperti tumbuhan atau hewan yang kau makan. Pada akhirnya, kau harus mengambil nyawa makhluk lain untuk terus bertahan hidup. Bahkan, akan lebih baik jika kau bisa menerima kalau menginjak-injak orang lain adalah bagian dari kehidupan,” jelasku.
"Bukankah itu berlawanan?"
"Hah? Apa yang kau bicarakan? Kau seorang pahlawan. Kita harus membunuh monster secara brutal untuk menjadi lebih kuat sehingga kita bisa menyelamatkan dunia, kau tahu? Itu adalah hukum Alam."
Aku pernah mendengar kalau membunuh manusia pun memberi Exp di dunia ini. Jika dia ingin mencoba untuk bersikeras pada suatu idealis sampah, seperti monster dan manusia berbeda, dia hanya harus menunggu sampai dia dipanggil ke dunia yang ideal.
“Jadi, Ren, setiap kali kau membunuh monster, lakukan dengan penuh kesadaran akan pilihan yang kau buat. Yaitu, jika kau serius ingin menyelamatkan dunia.”
"Baiklah ... aku mengerti."
Dia tidak terlihat sangat yakin. Lagipula, Ren sudah menghabiskan banyak waktu bersama Eclair. Itu mungkin membuatnya lebih idealis.
"Tapi meski begitu ... aku ingin meminta maaf dan mencoba melindungi semua orang."
"Uh huh, terserahlah."
Pria ini bermasalah. Jika aku tidak menyelesaikannya pada akhirnya, dia mungkin akan keluar dari jalur lagi.
"Kita harus mengejarnya," kata Wyndia.
Tatapan dinginnya tertuju pada Ren dan dia memiliki kekhawatiran dalam suaranya. Gaelion adalah naga kesayangannya. Aku membutuhkan inti kaisar naga untuk armorku juga. Skenario terburuk, aku bahkan mungkin harus mengalahkan Gaelion untuk mendapatkannya kembali.
"Aku tahu. Kami hanya perlu memangil Filo kembali dan kemudian kami akan pergi,” kataku.
Kami bisa mengejarnya tanpa menunggu Filo. Tapi dengan adanya Filo akan membuat semuanya jadi lebih cepat. Huuuh. Aku bahkan belum sempat menaiki nagaku dan sekarang aku harus mengalahkannya.
"Ini kuda untuk dinaiki ke kota tetangga," seorang tentara mengumumkan.
Aku menaiki kuda yang disiapkan oleh salah satu tentara dan akan pergi untuk menjemput Filo. Saat itu, Eclair datang menunggang kudanya sendiri dari arah kota.
"Tuan. Iwatani! "
"Apa itu? Aku baru saja akan pergi.”
“Ini darurat! Melty memanggilmu! Ada yang salah dengan Filo!”
"Apa?!"
"Apa? Ada apa dengan Filo?”
"Baik. Raphtalia dan Ren, kalian berdua mulai membuat persiapan untuk pergi,” kataku.
"Dimengerti!" Raphtalia menjawab.
"Baik. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membantu merawatnya, jadi aku akan memulai persiapan seperti yang kau katakan, " kata Ren.
Aku menyerahkan permasalahan yang tersisa di desa kepada Ren dan Raphtalia lalu menuju ke kota sebelah.
Aku mengikuti Eclair ke klinik yang telah dibangun di kota. Ketika aku masuk ke klinik, Melty datang berlari. Dia tampak seperti akan menangis.
"Umm ... Filo tiba-tiba saja mulai menggeliat kesakitan. Tolong bantu dia, Naofumi! "
"Kau tahu aku bukan dokter ... ataupun penyembuh, kan? Tetap saja, aku akan melakukan apa yang aku bisa, tentu saja.”
"Berjanjilah kau akan menyelamatkannya!"
Bahkan jika aku berjanji ... Jika itu adalah sesuatu yang sangat serius, yang bisa aku lakukan adalah menggunakan Elixir dari Yggdrasil dan berharap itu akan bekerja.
"Mari kita lihat dia dulu," kataku.
"Baik."
Melty dan salah seorang dokter klinik membawa aku ke ruang pemeriksaan. Filo ada di dalam, terbaring lemas di sana dalam bentuk filolialnya.
"Ugh ... uuugghh ..."
Seluruh tubuh Filo mengalami perubahan yang selalu terjadi ketika aku menggunakan Perisai Amarah. Semakin memburuk mendekati perutnya. Sebenarnya, itu lebih buruk dari biasanya. Aura menyeramkan mengalir keluar dari tubuhnya seperti awan asap tebal. Aku rasa itu deskripsi yang tepat. Ahoge di atas kepalanya bersinar seperti berusaha melawan, tapi aura menyeramkan tampaknya menang.
"Rafu ..."
Raph-chan berusaha membantu dengan memukul aura jahat tersebut dengan tangannya, tetapi itu tampaknya tidak berpengaruh banyak.
"Apa yang terjadi padanya? Apa menggunakan Elixir dari Yggdrasil dapat menghentikannya? "
"Itu masih belum dapat dipastikan. Namun, apa pun itu, tampaknya ada semacam komponen kutukan yang kuat. Mungkin lebih baik tidak berharap banyak, bahkan Elixir Yggdrasil sekalipun.”
Suara dokter klinik dipenuhi dengan ketidakpastian.
"Oh, itu kau, Master ..."
Filo mengerang kesakitan. Dia menatapku dan mengulurkan sayapnya. Aku mengusap pipinya dengan lembut. Meskipun dia tidak dalam wujud manusianya, Filo menyipitkan mata dengan puas ketika aku mengelus pipinya. Dia terus mengerang kesakitan.
Aku memeriksa kondisi Filo menggunakan sihir statusku. Itu akan memberi tahuku tentang kelainan dasar, seperti jika dia lumpuh oleh racun atau semacamnya. Layar status Filo tidak jelas dan terus berkedip. Jelas ada sesuatu yang tidak beres.
Dan saat itulah aku menyadarinya. Level Filo lebih rendah daripada yang kuingat. Apa levelnya turun? Apa yang sedang terjadi? Beberapa kemungkinan muncul dalam pikiranku, tetapi dari apa yang harus aku lakukan saat ini, tidak mungkin untuk menentukan mana yang paling mungkin.
"Panggil Rat dan Sadeena dari desa ke sini," kataku pada Melty.
"Oke," jawabnya.
Setelah beberapa menit, Rat dan Sadeena muncul, bersama dengan Fohl, Atla, dan Wyndia juga.
"Filo! Apa yang terjadi?!"
Wyndia berlari ke Filo, jelas khawatir. Apa mereka berdua sudah dekat? Atau mungkin begitulah respons fanatik monster dalam situasi seperti ini.
"Rat. Sadeena. Bagaimana menurutmu?"
“Kami baru saja sampai. Yang bisa aku katakan adalah sepertinya dia mengalami efek semacam kutukan. Keberatan jika aku melakukan pemeriksaan cepat? "
Rat melihat laporan medis dokter dan kemudian mulai memeriksa Filo.
"Aku memeriksa statusnya dan levelnya secara bertahap menurun, sedikit demi sedikit," kataku.
"Menilai dari aura ini, kurasa itu ada hubungannya dengan Gaelion kecil yang mengamuk."
Kesimpulan Sadeena tampaknya cocok dengan kesimpulanku.
"Tapi kenapa Filo kecil menunjukkan gejala seperti itu?" dia bertanya.
“Penurunan level? Itu berarti kutukan yang sangat kuat. Meski begitu, aku belum pernah melihat gejala seburuk ini,” Rat menjawab.
"Bagaimana menurutmu, Rat?"
“Aku pikir Sadeena benar. Tapi ... Apa ada semacam hubungan antara Filo dan Gaelion? Aku tahu mereka tidak akur, tetapi pasti ada hubungan lebih dari itu” katanya.
"Jika kita berasumsi bahwa penyebabnya bukanlah inti kaisar naga, tetapi inti zombie naga sebelumnya, maka ada hubungannya."
"Apa maksudmu?"
“Ketika kita menghadapi zombie naga, Filo akhirnya memakan inti naga. Apa yang aku miliki hanyalah salah satu dari pecahan inti itu.”
Faktanya, Filo pada dasarnya telah mengalahkan zombie naga, dan dia melakukannya dengan memakan intinya. Masuk akal kalau itu ada hubungannya dengan apa yang sedang terjadi sekarang.
"Aku mengerti. Jadi amukan Gaelion akan memengaruhi Filo, karena dia memakan inti yang menyebabkannya mengamuk.”
"Itu dugaanku."
“Kalau begitu, periksa status Gaelion. Aku merasa ada banyak hal yang terjadi di sini.”
Aku memeriksa status Gaelion. Sama seperti dengan Filo, layarnya kabur dan banyak daetail yang tidak jelas. Tapi…
"Levelnya naik."
Gaelion hanya level 36 sebelumnya, tapi sekarang dia level 45. Dia melonjak melewati batas level kenaikan kelas.
"Umm ... Aku bisa merasakan kekuatan menyeramkan keluar dari Filo," kata Atla.
"Ya, kita bisa melihatnya."
"Bukan itu yang aku maksud."
Atla menunjuk sesuatu. Tapi tidak ada apa-apa di sana.
"Atla kecil bisa merasakan hal-hal yang tidak bisa dilihat, jadi dia mungkin bisa menentukan kemana arah kekuatan itu mengalir."
"Hmm ..."
Itu tentu saja mungkin. Kemampuannya ternyata sangat berguna. Masalahnya adalah mencari tahu kemana kekuatan itu mengalir pergi. Tampaknya menuju ke arah kaburnya Gaelion.
"Bisakah kita membuat Filo memuntahkan intinya?"
"Tidak memungkinkan. Sepertinya ada pecahan inti yang beredar di seluruh tubuhnya.”
Aku memeriksa status Filo. Menilai dari kecepatan menurun levelnya, dia punya sekitar dua hari lagi. Dia mungkin akan kembali ke level 1 sebelum kita dapat menemukan Gaelion. Sebenarnya, itu dengan asumsi kita cukup beruntung bahwa itu akan berhenti di level 1. Skenario terburuk, dia bisa berakhir tragis.
"Dan juga, aku bisa merasakan kekuatan keluar darimu juga, Tuan Naofumi," kata Atla.
"Apa?"
Aku memeriksa statistikku sendiri. Dari kelihatannya, tidak ada yang aneh.
"Itu datang dari suatu tempat di dekat lengan kiri anda."
Di situlah perisaiku berada. Itu berarti bahwa kekuatan bocor keluar dari perisaiku. Sekarang setelah aku memikirkannya, bukankah aku menyerap sebagian inti ke dalam perisaiku? Mungkinkah itu mengurangi kemampuan perisaiku? Aku memeriksa daftar perisaiku untuk berjaga-jaga, tetapi semuanya tampak normal.
"Itu ... sepertinya bocor dan memperkuat sesuatu."
"Memperkuat?"
Aku tidak tahu apa yang dibicarakan Atla, tapi jelas kalau kami harus waspada.
"Di mana wanita tua itu? Dia selalu berguna di saat-saat seperti ini.”
"Master membawa Rishia pergi bersama dengan beberapa anak-anak dan tentara desa untuk berlatih!" Eclair menjawab.
"Dia perlu membuka aula pelatihan di kota ini, sial!" Aku berteriak. Kenapa dia harus pergi untuk berlatih di saat seperti ini?!
"Di mana S'yne ?!"
"Dia bilang dia akan pergi ke Zeltoble untuk mendapatkan uang!"
"Oh ayolah! Kenapa tidak ada yang bisa aku lakukan ?! "
S'yne kemungkinan besar akan muncul ketika dia melihat ada sesuatu yang salah. Aku akan memanggilnya jika aku membutuhkannya.
“Ngomong-ngomong, seseorang harus mencari tahu ke mana wanita tua itu pergi dan menyuruhnya kembali. Kita akan segera mengejar Gaelion.”
Kami akan kehabisan waktu sebaliknya. Atla melangkah maju. Dia memiliki tekad di wajahnya.
"Tuan. Naofumi, aku ingin mencoba sesuatu pada Filo,” katanya.
"Apa?"
"Apa yang akan kau lakukan, Atla?" tanya Fohl.
"Aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk mencoba memperlambat kebocoran kekuatannya."
Atla mengulurkan tangan ke Filo, yang masih terbaring di lantai, dan meletakkan tangan kanannya, lalu tangan kirinya di dada Filo.
"Ughh ... aaah ..."
Filo mengerang kesakitan, tetapi dia berhenti. Dia membuka matanya dan perlahan berdiri.
"Itu terasa sedikit lebih baik," katanya.
"Filo!"
"Rafu!"
Melty berlari ke Filo. Raph-chan juga mendekatinya dengan gembira.
"Itu akan memberi kita sedikit waktu," kata Atla.
"Baiklah. Ambil kereta dan ... "
Sial! Kami tidak memiliki alat transportasi yang cepat. Aku telah mengirim filolial kami yang lain, Bawahan Filo # 1, keluar dengan divisi penjualan. Kami hanya harus meminjam salah satu filolial dari kota.
“Aku akan mengejar Gaelion. Raphtalia, Fohl, Atla, Sadeena, Ren, dan Eclair, kalian ikut denganku. Umm, lembah ... maksudku ... kau dan Rat— "
"Menarik kereta master ... adalah pekerjaanku!"
Filo meletakkan Atla di punggungnya. Dia memiliki tekad yang kuat dalam suaranya.
"Tidak, Filo! kau harus beristirahat!" Teriak Melty.
"Dia benar. kau harus tenang,” kataku. Tapi Filo menggelengkan kepalanya karena menolak.
"Tidaaaak! Aku akan pergi! Apa pun yang terjadi!”
Dia tidak memiliki energi seperti biasanya, tetapi dia melangkah maju dan menjelaskan bahwa dia berniat ikut dengan kami dengan cara apa pun. Jika sudah seperti ini, dia mungkin akan mengejar kita, bahkan jika aku berusaha meninggalkannya. Filo bisa benar-benar keras kepala.
"Baik, tapi jika terjadi sesuatu, aku akan meninggalkanmu di klinik dan menyuruh orang lain menarik kereta."
"Tuan. Naofumi ?!”
"Bisakah kau mengendalikan kebocoran kekuatannya, Atla?"
"Y ... ya!"
" Maka ini akan baik-baik saja."
"Aku juga pergi!" teriak Melty.
Dia jelas menahan air matanya. Teman baiknya berada dalam kesulitan. Seperti Filo, dia mungkin akan melakukan apa saja untuk ikut bersama kami, mengabaikan fakta bahwa dia adalah sang putri, tentu saja.
"Sebaiknya kau tidak melakukan hal yang sembrono. Kau tuan putri, tahu.”
"Aku teman Filo, teman pertama dan teman paling penting bagiku!"
"Baiklah."
Sebelumnya, Filo mengeluh tentang ingin melindungi Melty. Filo memiliki teman yang baik.
“Baiklah, kita akan pergi untuk mengejar Gaelion. Aku ingin kalian prajurit kastil bergegas dan menyampaikan kabar kepada wanita tua itu. "
"Ya pak!"
Kami menaiki kereta yang dengan keras kepala Filo tarik kembali ke desa. Di sana, kami menjemput Ren, Raphtalia, dan yang lainnya lalu pergi.
Kami sudah berada di jalan selama empat jam. Berkat Atla, kami baru saja berhasil menjaga statistik Filo. Meski begitu, poin Exp-nya masih merembes keluar dari tubuhnya, sedikit demi sedikit. Penurunan level melambat, tetapi situasinya masih buruk. Seperti yang aku duga, arah yang telah dilalui Gaelion mengarah ke kota di timur tempat kami bertarung dengan zombie naga.
Huuh! Huuh!
"Filo ..."
Atla mengendarai punggung Filo dan Melty mengemudikan kereta. Rat dan Wyndia mengamati detail situasinya, dan Sadeena mengawasi dari belakang. Ren dan Eclair siap untuk terlibat dalam pertempuran kapanpun.
Filo jelas kelelahan. Kami harus bergegas, atau keadaan akan menjadi lebih buruk. Motoyasu! Filo tercintamu dalam kesulitan! Di mana bajingan itu ketika kami membutuhkannya? Tidak mungkin ada waktu yang lebih baik daripada ini untuk bergegas menyelamatkan Filo. Sheesh. Lelaki itu akan muncul ketika dia tidak dibutuhkan, tapi dia tidak muncul disaat seperti ini.
“Kemungkinan terburuk, kita mungkin harus mengalahkan Gaelion. kau mengerti itu, kan?”
Aku sedang berbicara dengan Wyndia. Dia adalah yang paling menyukai Gaelion. Dia mungkin milikku, tapi kupikir dia pantas mengambil keputusan dalam masalah ini. Dia telah menjaganya, jadi aku berutang banyak padanya.
"Ya…"
“Kau menyetujui dengan cepat. Aku pikir kau akan berdebat lagi. "
"Ini tidak seperti kau sudah menyerah, kan?"
"Kau benar. Aku belum menyerah."
"Aku mengerti. Aku tahu itu bukan salahmu. Tapi ... Tidak. Jika itu terjadi, aku mungkin akan berdebat lebih dari itu.”
"Aku mengerti. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghentikanku.”
"Aku tahu itu! Tapi itu pilihan terakhir kita, kan ?!”
Dia tahu dia tidak bisa menghentikanku, tapi dia harus mencobanya. Bahkan jika dia tahu kalau Gaelion adalah alasan Filo kesakitan, dia masih menyukainya. Tentu saja mengalahkannya adalah pilihan terakhir. Aku ingin menghindarinya, jika memungkinkan.
"Aku benci para pahlawan!"
Air mata mengalir di wajah Wyndia.
"Aku terbiasa dibenci."
Dia membuatnya tampak seperti pahlawan-pahlawan lain yang entah bagaimana juga telah melakukan kesalahan padanya. Ren bertingkah agak gelisah. Mungkin dia tahu sesuatu yang tidak aku ketahui.
"Dan? Apa yang kau ingin aku lakukan? " tanya Sadeena.
Dia masih mengawasi di belakang. Bukannya aku mengharapkan siapa pun untuk menyergap kami dari belakang, tapi kami lebih mungkin bertemu monster, karena kami bepergian di malam hari. Sebenarnya, beberapa sudah mengejar kami. Sadeena mengurusnya dengan tombaknya dan beberapa mantra. Atla dan Melty melindungi bagian depan. Filo pada dasarnya tidak bisa bertarung. Hanya menarik kereta saja sudah terasa berat baginya sekarang. Aku tidak ingin memaksakannya.
"Itu dia. Sangat bagus,” kata Atla.
"Rafu!"
Atla tampaknya menunjukkan pada Raph-chan cara mengendalikan kebocoran kekuatan dari tubuh Filo. Kecepatan penurunan levelnya sepertinya bertambah melambat.
“Aku sibuk memikirkan bagaimana cara membuat Gaelion kembali ke dirinya yang biasa. Awasi sekeliling kita, Sadeena.”
"Siap laksanakan!"
Rat memecah kesunyiannya dan langsung berbicara.
“Jika kau ingin menyelamatkan Gaelion, kupikir itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan intinya. Akan lebih baik untuk melakukannya sesegera mungkin juga. "
"Aku juga memikirkan ide itu."
"Kau mungkin harus menahannya dengan paksa dan memasukkan tanganmu ke tenggorokannya. Biasanya kau akan menggunakan alat khusus untuk mencegahnya menggigit tanganmu, tapi ...”
“Itu seharusnya tidak menjadi masalah. Jangan meremehkan pertahananku.”
"Ya, kurasa kita tidak perlu khawatir tentang hal itu kepadamu, Count."
"Hei, Rat, tidak bisakah kita menggunakan obat untuk menenangkan Gaelion?"
Aku bertanya. Rat mengacungkan jarum suntik yang penuh dengan obat-obatan dan menunjukkannya kepadaku.
“Ini adalah anestesi yang sangat kuat. Dan cukup kuat untuk melumpuhkan seekor naga sekalipun.”
"Aku mengerti. Aku akan mengandalkanmu kalau begitu.”
Level Gaelion perlahan naik. Statistiknya mendapat dorongan dari penyesuaian pada perisaiku juga. Dan sekarang, dia bahkan mendapatkan statistik dari Filo. Itu akan seperti melawan versi naga dari Filo. Aku beruntung saat ini aku memiliki Raphtalia dan Ren bersamaku. Kami memiliki banyak penyerang.
“Kita harus membicarakan strategi sebelum hal lain. Rat, mungkin ide yang bagus untuk sedikit melemahkan Gaelion, kan?”
"Ya. Jika memungkinkan."
"Baik. Sadeena, ketika kita menemukan Gaelion, tugasmu adalah untuk sedikit melemahkannya. Setelah itu, Raphtalia dan Ren dapat menggunakan skill mereka untuk menjebaknya.”
"Bagaimana denganku?" tanya Wyndia.
Dia gemetaran.
"Kau tidak bisa bertarung, kan?" Aku bertanya padanya.
"Aku bisa! Jika Gaelion akhirnya terluka, maka aku yang harus melakukannya! Hal-hal bisa menjadi berbahaya, sebaliknya.”
Dia yakin memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.
"Bahkan jika itu benar, apa yang bisa kau lakukan?"
"Sudah, sudah. Wyndia kecil adalah pengguna sihir. kan?"
"Ya!"
Oh, kurasa dia bisa jadi penyihir kita.
"Belum lagi, dia bisa menggunakan Way of Dragon Vein," tambah Sadeena.
"Apa?!"
Apa dia baru saja mengatakan Way of Dragon Vein?!
“Sihir macam apa itu?! Aku ingin tahu lebih detail! " aku berteriak.
"Hmm ... Ini sihir yang kau gunakan dengan meminjam kekuatan dari benda-benda di sekitarmu. Aku rasa kau bisa mengatakan itu sihir yang meminjam kekuatan dari Dragon Vein. Mempelajari hal itu akan membuatmu lebih mudah menggunakan sihir gabungan.”
Ost telah menggunakan jenis sihir yang sama setelah aku mengingatnya lagi. Aku hanya berasumsi bahwa dia menggunakan kekuatannya sendiri, tapi ternyata bukan itu sebenarnya.
"Kau akan mengerti sihir macam apa itu nanti, jadi mari kita fokus membuat rencana sekarang."
"Baik. Aku akan menganggapmu bagian dari penyerang kita,” kataku pada Wyndia.
Baiklah, itu sudah cukup untuk membuat pertarungan yang bagus. Bahkan, aku bahkan agak khawatir kalau Raphtalia dan Ren mungkin berakhir dengan membunuh Gaelion.
Beberapa jam berlalu, dan kami tiba di kota di timur. Matahari pagi baru mulai terbit. Filo adalah pelari cepat, tapi Gaelion pasti bisa terbang cepat. Sebagai tambahan, awan gelap tampak berkumpul di pegunungan dekat desa.
"Oh! Itu Orang Suci!”
"Maksudmu Pahlawan Perisai!"
Penduduk desa menyadari kedatangan kami dan mulai berjalan. Wyndia mengambil beberapa kain dan ... bersembunyi di bawahnya, untuk suatu alasan.
Menghadapi penduduk desa mungkin juga tidak nyaman untuk Ren, jadi aku menyuruhnya tetap bersembunyi di kereta. Dia tampak tidak masalah untuk keluar, tetapi tidak sulit untuk membayangkan masalah lain akan muncul jika dia melakukannya. Meskipun, sejujurnya, banyak yang menjadi kesalahan warga desa. Mereka tidak punya hak menyalahkan Ren jika mereka bahkan tidak bisa menyingkirkan mayat naga sebelum akhirnya menyebabkan masalah.
“Kami mendengar lolongan naga pagi ini. Semua penduduk desa keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan pegunungan sudah terlihat seperti itu.”
"Aku mengerti. Aku melihat naga melarikan diri ke arah sini dan mengikutinya,” kataku.
"Hore!" teriak penduduk desa serempak.
Aku tidak memberi tahu mereka bahwa itu adalah nagaku. Lagipula aku punya reputasi yang perlu dijaga. Yang lain tampaknya menyadari itu dan tutup mulut.
“Baiklah, Filo. Sudah cukup. Kau, Atla, dan Raph-chan, tetap di sini dan istirahatlah.”
"Tapi Master ..."
“Kita tidak perlu pergi jauh. Gaelion seharusnya ada di sana. Jangan memaksakan dirimu, Filo.”
"Tapi ... aku juga ingin pergi."
"Tidak. Jika kau memaksakan diri, itu hanya akan memperburuk keadaan. kau sudah mendekati batasmu. Aku tidak akan membawamu lebih jauh.”
"Ta ...tapiiii!"
Filo mulai merengek. Apa yang bisa aku lakukan untuk menenangkannya? Tergantung keadaannya, dia mungkin hanya akan mengikuti kami tanpa izin. Jika aku menggunakan portalku untuk mengirimnya ke Zeltoble atau semacamnya, tidak mungkin dia bisa kembali ke sini tepat waktu, tapi ... hmm.
"Filo kecil, kau sadar bahwa Naofumi kecil sedang memikirkan keselamatanmu, kan?" Sadeena mulai mencoba membujuk Filo untuk mundur.
"Tapi aku-"
“Kami semua mengkhawatirkanmu, Filo kecil. Kau mengerti itu, kan?”
"Tapi ... tapi ..."
Filo merasa tidak berdaya. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan mulai menangis. Aku belum pernah melihat Filo seperti ini sebelumnya. Cara dia menangis sekarang berbeda dari cara dia menangis ketika dia dipajang di dunia Kizuna. Itu menunjukkan ketidakberdayaannya yang dia rasakan sekarang.
"Filo, tunggu kami di sini. Aku berjanji kita akan menghentikan apa pun yang menyakitimu!”
Melty menjawab untuk membantu meyakinkan Filo. Itu pasti berhasil, karena Filo mundur dengan patuh.
"Tetap di sini dan beristirahatlah. Kami akan membereskan ini dan segera kembali,” kataku padanya.
"Rafu!"
"Aku akan tinggal di sini bersamamu," kata Atla kepada Filo.
"Kedengarannya bagus. Atla dan Raph-chan, aku menyerahkan Filo kepada kalian berdua.”
"Kau bisa mengandalkan kami!"
Atla dan Raph-chan merespons dengan penuh percaya diri.
"Baik. Ayo kita bawa kembali naga nakal itu.”
Kami semua berjalan menuju pegunungan yang tertutupi awan gelap.
Tasnya terjatuh dan semuanya berantakan. Pertama, Gaelion mengetuk pintuku dan melarikan diri, dan sekarang dia mengobrak-abrik tasku. Tapi kurasa Filo masih melakukan hal semacam itu juga. Dia juga mengobrak-abrik sampahku. Dia menyebutnya "berburu harta karun." Aku rasa Gaelion tidak berbeda. Sebenarnya, aku tidak akan terkejut jika mereka berada di tengah-tengah semacam perselisihan tentang siapa yang harus mencari harta karun dari sampahku atau semacamnya.
"Oh ayolah. Siapa yang harus membersihkannya.”
Tulang monster, beberapa bijih, dan inti kaisar naga yang telah menjadi bagian dari Barbaroi Armorku semua berjatuhan keluar dari tas. Inti kaisar naga pasti menarik perhatian Gaelion, karena matanya terpaku padanya ketika berguling di lantai. Dia mulai memukulinya, seperti yang mungkin dilakukan kucing.
Aku kira Filo dan Gaelion sama-sama menyukai benda-benda mengkilap. Sepertinya aku ingat Filo tertarik pada inti naga yang kugunakan sebelumnya. Itu mengingat kembali kenangan indah tentang Romina yang mengolah berbagai macam inti di dunia Kizuna.
"Kwa ?!"
Melihat Gaelion senang bermain dengan inti memang membuatku merasa sedikit hangat dan tenang di dalam, tapi ini bukan waktunya untuk bermain. Aku memutuskan untuk memberinya omelan kecil lalu membersihkan.
“Apa itu inti kaisar naga?! Naofumi kecil, cepatlah ambil itu dari Gaelion!”
"Hah?"
Sadeena tiba-tiba mulai berteriak padaku. Ada kepanikan di matanya. Gaelion menggigit inti kaisar naga dan mulai menggigitnya.
"Hei! Itu bukan milikmu. Berikan padaku!"
Gaelion sepenuhnya mengabaikan teguranku dan membiarkan intinya meluncur jauh ke dalam mulutnya sebelum ... dia menelannya seluruhnya.
"Hei! Keluarkan itu!”
Aku meraih bahu Gaelion dan mengguncangnya. Apa segel monster memiliki semacam hukuman yang bisa membuat dia memuntahkannya? Aku membuka pengaturan dan mulai mencari-cari.
Dan hal itu terjadi.
"Kwa ?!"
Gaelion membuka matanya lebar-lebar dan seperti sedang mengalami kejang.
"Kw ... Gya ... Gyuuu ..."
Dia berkeringat dingin. Matanya terpejam rapat-rapat dan dia mengerang, seolah dia mencoba melawan sesuatu. Aku bisa samar-samar mendengar suara berderit bergema dari seluruh tubuhnya.
"H ... hei ..."
"Umm ... Ada kekuatan kehidupan yang sangat menyeramkan keluar dari Gaelion! Ada banyak sekali!” Raphtalia berteriak sambil melihat Gaelion.
"Kekuatan kehidupan yang menyeramkan?"
"Iya! Hati-hati!"
Aku berbalik untuk melihat Gaelion, dan kekuatan sihir berwarna hitam keunguan ... mengalir keluar dari tubuhnya. Itu terlihat dengan mata telanjang. Aku pernah melihat warna ini sebelumnya. Itu tampak seperti aura yang mengelilingi Filo setiap kali aku menggunakan Perisai Amarah.
"Naofumi kecil, mundur!"
Sadeena menghadap Gaelion dan menyiapkan tombaknya. Dia menusukannya ke galeon dan mencoba menangkap ekornya dengan itu, tetapi Gaelion melengkungkan ekornya dengan cepat dan melompat ke samping.
"Gyaaoooo!"
Gaelion menatap langit-langit dengan mata merah dan melolong. Ketika dia melakukannya, uap napas berbalut sihir keluar dari mulutnya dan langsung menghancurkan langit-langit rumah.
"Gya!"
Dengan desahan keras, Gaelion melebarkan sayapnya lebar-lebar dan terbang. Baik! Aku sudah membuka pengaturan segel monster, jadi aku akan menggunakan pengaturan hukuman untuk menjatuhkannya dari langit. Aku mengaktifkan segel monster. Tapi layar hanya berkedip, dan tidak ada yang terjadi.
"Kau menghancurkan atapku, sialan! Turunlah!"
Jika segel tidak berfungsi, aku hanya harus menghukumnya dengan tanganku sendiri! Aku melompat dan meraih si pembuat onar kecil.
"Gyaooooo!"
"Whoa!"
Gaelion menghantamku dengan tubuhnya. Dampaknya berhasil menjatuhkanku.
"Ukh…"
Tunggu sebentar. Dia menangkapku saat lengah, tapi meskipun begitu, apa Gaelion benar-benar dapat menjatuhkanku? Tak perlu dikatakan bahwa itu adalah kekuatan serangan konyol yang dapat melewati pertahananku dan membebaskan diri dari cengkeramanku. Itu berarti dia setidaknya sekuat Ren atau Raphtalia.
"Gyaoowwww ..."
Gaelion memelototiku dengan mata merahnya. Itu bukan lagi mata yang kulihat beberapa saat sebelumnya. Itu adalah mata naga liar yang digerakkan oleh naluri buasnya. Aku bisa merasakan tekanan dari mat aitu yang membuatku merinding.
Aku mengulurkan perisai didepanku dan menatap Gaelion ketika aku mempersiapkan diri untuk benar-benar meraihnya kali ini. Sadeena dan Raphtalia ada di sana. Itu bisa berbahaya bagi mereka, jika dia menggunakan serangan napas yang menghancurkan atapku lagi.
"Gyaooooo!"
Gaelion menjerit keras dan kemudian terbang ke suatu tempat di kejauhan.
“Sesuatu merasuki Gaelion. Apa-apaan itu?”
Atla muncul entah dari mana dan mulai berkomentar, tapi aku berlari keluar dari rumah untuk melihat ke arah mana Gaelion pergi.
"A ... apa itu tadi?"
Para budak yang masih di desa mendengar keributan dan datang berlari.
"Apa yang sedang terjadi?"
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Apa itu? Apa yang terjadi?"
Rat dan Wyndia melihat ke arah yang aku tuju. Begitu pula Fohl dan Atla.
"Yah, sebenarnya ..."
Aku memberi tahu mereka tentang Gaelion yang memakan inti kaisar naga dan berakhir seperti ini.
“Inti kaisar naga, katamu? kau memiliki beberapa barang aneh, count."
"Kau tahu apa yang mungkin terjadi?" Aku bertanya.
“Biologi spesies naga sebagian besar masih diselimuti misteri. Aku pernah mendengar tentang naga yang menginginkan inti dari naga lain, tapi aku tidak menyangka naga akan mengamuk seperti itu.”
"Naofumi kecil, dari mana kau mendapatkan inti kaisar naga itu?" Sadeena meraih pundakku dan mulai menginterogasiku.
"Itu aslinya dari seekor naga yang hidup di pegunungan dekat sebuah desa di timur."
"Kalau begitu, sangat mungkin tubuh Gaelion dikomandoi oleh jiwa kaisar naga yang ada di inti itu."
Sadeena sepertinya tahu banyak tentang hal semacam ini.
“Di dalam inti kaisar naga itu ada sesuatu seperti organ yang berisi jiwa naga di dalamnya. Aku pernah mendengar bahwa naga lain dapat menggunakan inti seperti itu untuk meningkatkan kekuatan mereka sendiri atau menyerap ingatan naga itu,” lanjutnya.
"Apa itu berarti ... Gaelion menyerap ingatan zombie naga dan itulah sebabnya dia mengamuk?"
"Tidak mungkin ..." gumam Ren.
Dia terhuyung mundur, tidak bisa mengatakan apa pun.
"Naga yang kau kalahkan adalah yang berubah menjadi zombie naga, kan?" Aku bertanya padanya.
"Aku harus menghentikannya, apa pun yang terjadi!" dia berteriak.
"Jika kau mencoba melakukan itu, dia mungkin akan hidup kembali, didorong oleh kebenciannya padamu," kataku.
"Kalau begitu ... Kita masih bisa menghentikannya! Naofumi! Kau yang membesarkan naga itu, kan ?!”
“Dia sepertinya menyukaiku, tapi orang desalah yang membesarkannya. Dan dialah yang bertanggung jawab mengurusnya. "
Aku menunjuk ke Wyndia. Tetap saja, dia naga yang imut dan aku tidak ingin menyerah padanya jika memungkinkan. Itu akan bergantung kemana dia melarikan diri. Kami harus pergi mencarinya dan menangkapnya.
"Bagaimana perasaanmu tentang membunuh naga itu, Pahlawan Pedang?"
Wyndia memelototi Ren saat dia menanyainya dengan nada suara yang tegas. Dia adalah seorang fanatik naga, jadi dia mungkin hanya tidak ingin Ren menjadi orang yang membunuh naga.
“Aku yakin dia mungkin baru saja membunuhnya karena itu adalah target yang mudah. Dia mungkin tahu tentang itu dari quest dalam game yang dia mainkan atau apalah,” kataku.
"Itu ... Itu benar. Tapi aku tahu aku menyebabkan banyak masalah dengan membunuhnya. Aku pernah mendengar bahwa daerah itu sedang dilanda penyakit sekarang. Aku merasa tidak enak karena telah membunuhnya.”
Ren mudah depresi.
"Aku tahu permintaan minta maafku tidaklah cukup. Namun aku tidak tahu bagaimana harus menebusnya,” ia melanjutkan.
Ren mengarahkan matanya ke bawah dengan menyesal. Sepertinya Wyndia tidak akan mendorong masalah ini, tetapi sesuatu tentang respons Ren menggangguku.
"Kau tahu ..." kataku.
"Hah?"
"Aku hanya mengatakan ini karena kau tampak begitu naif, tapi apa kau pernah berhenti untuk berpikir kalau monster yang kau bunuh mungkin memiliki keluarga? Bahwa mereka mungkin menjalani kehidupan yang bahagia? "
Wajah Ren mulai memucat. Aku rasa itu tidak pernah terpikirkan olehnya.
“Apa kau berencana untuk berkeliling ke semua keluarga itu dan memberi tahu mereka, 'Aku yang membunuh anggota keluarga kalian. Aku bertanggung jawab penuh, 'atau semacamnya? Dan jika kau akan menarik batas dan mengatakan monster adalah monster, lalu bagaimana dengan monster yang ada di kandang kita?”
"Umm ... uhh ... aku ..."
Aku menghela nafas. Begitu menyulitkan berurusan dengan remaja.
“Itu sama seperti tumbuhan atau hewan yang kau makan. Pada akhirnya, kau harus mengambil nyawa makhluk lain untuk terus bertahan hidup. Bahkan, akan lebih baik jika kau bisa menerima kalau menginjak-injak orang lain adalah bagian dari kehidupan,” jelasku.
"Bukankah itu berlawanan?"
"Hah? Apa yang kau bicarakan? Kau seorang pahlawan. Kita harus membunuh monster secara brutal untuk menjadi lebih kuat sehingga kita bisa menyelamatkan dunia, kau tahu? Itu adalah hukum Alam."
Aku pernah mendengar kalau membunuh manusia pun memberi Exp di dunia ini. Jika dia ingin mencoba untuk bersikeras pada suatu idealis sampah, seperti monster dan manusia berbeda, dia hanya harus menunggu sampai dia dipanggil ke dunia yang ideal.
“Jadi, Ren, setiap kali kau membunuh monster, lakukan dengan penuh kesadaran akan pilihan yang kau buat. Yaitu, jika kau serius ingin menyelamatkan dunia.”
"Baiklah ... aku mengerti."
Dia tidak terlihat sangat yakin. Lagipula, Ren sudah menghabiskan banyak waktu bersama Eclair. Itu mungkin membuatnya lebih idealis.
"Tapi meski begitu ... aku ingin meminta maaf dan mencoba melindungi semua orang."
"Uh huh, terserahlah."
Pria ini bermasalah. Jika aku tidak menyelesaikannya pada akhirnya, dia mungkin akan keluar dari jalur lagi.
"Kita harus mengejarnya," kata Wyndia.
Tatapan dinginnya tertuju pada Ren dan dia memiliki kekhawatiran dalam suaranya. Gaelion adalah naga kesayangannya. Aku membutuhkan inti kaisar naga untuk armorku juga. Skenario terburuk, aku bahkan mungkin harus mengalahkan Gaelion untuk mendapatkannya kembali.
"Aku tahu. Kami hanya perlu memangil Filo kembali dan kemudian kami akan pergi,” kataku.
Kami bisa mengejarnya tanpa menunggu Filo. Tapi dengan adanya Filo akan membuat semuanya jadi lebih cepat. Huuuh. Aku bahkan belum sempat menaiki nagaku dan sekarang aku harus mengalahkannya.
"Ini kuda untuk dinaiki ke kota tetangga," seorang tentara mengumumkan.
Aku menaiki kuda yang disiapkan oleh salah satu tentara dan akan pergi untuk menjemput Filo. Saat itu, Eclair datang menunggang kudanya sendiri dari arah kota.
"Tuan. Iwatani! "
"Apa itu? Aku baru saja akan pergi.”
“Ini darurat! Melty memanggilmu! Ada yang salah dengan Filo!”
"Apa?!"
"Apa? Ada apa dengan Filo?”
"Baik. Raphtalia dan Ren, kalian berdua mulai membuat persiapan untuk pergi,” kataku.
"Dimengerti!" Raphtalia menjawab.
"Baik. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membantu merawatnya, jadi aku akan memulai persiapan seperti yang kau katakan, " kata Ren.
Aku menyerahkan permasalahan yang tersisa di desa kepada Ren dan Raphtalia lalu menuju ke kota sebelah.
Aku mengikuti Eclair ke klinik yang telah dibangun di kota. Ketika aku masuk ke klinik, Melty datang berlari. Dia tampak seperti akan menangis.
"Umm ... Filo tiba-tiba saja mulai menggeliat kesakitan. Tolong bantu dia, Naofumi! "
"Kau tahu aku bukan dokter ... ataupun penyembuh, kan? Tetap saja, aku akan melakukan apa yang aku bisa, tentu saja.”
"Berjanjilah kau akan menyelamatkannya!"
Bahkan jika aku berjanji ... Jika itu adalah sesuatu yang sangat serius, yang bisa aku lakukan adalah menggunakan Elixir dari Yggdrasil dan berharap itu akan bekerja.
"Mari kita lihat dia dulu," kataku.
"Baik."
Melty dan salah seorang dokter klinik membawa aku ke ruang pemeriksaan. Filo ada di dalam, terbaring lemas di sana dalam bentuk filolialnya.
"Ugh ... uuugghh ..."
Seluruh tubuh Filo mengalami perubahan yang selalu terjadi ketika aku menggunakan Perisai Amarah. Semakin memburuk mendekati perutnya. Sebenarnya, itu lebih buruk dari biasanya. Aura menyeramkan mengalir keluar dari tubuhnya seperti awan asap tebal. Aku rasa itu deskripsi yang tepat. Ahoge di atas kepalanya bersinar seperti berusaha melawan, tapi aura menyeramkan tampaknya menang.
"Rafu ..."
Raph-chan berusaha membantu dengan memukul aura jahat tersebut dengan tangannya, tetapi itu tampaknya tidak berpengaruh banyak.
"Apa yang terjadi padanya? Apa menggunakan Elixir dari Yggdrasil dapat menghentikannya? "
"Itu masih belum dapat dipastikan. Namun, apa pun itu, tampaknya ada semacam komponen kutukan yang kuat. Mungkin lebih baik tidak berharap banyak, bahkan Elixir Yggdrasil sekalipun.”
Suara dokter klinik dipenuhi dengan ketidakpastian.
"Oh, itu kau, Master ..."
Filo mengerang kesakitan. Dia menatapku dan mengulurkan sayapnya. Aku mengusap pipinya dengan lembut. Meskipun dia tidak dalam wujud manusianya, Filo menyipitkan mata dengan puas ketika aku mengelus pipinya. Dia terus mengerang kesakitan.
Aku memeriksa kondisi Filo menggunakan sihir statusku. Itu akan memberi tahuku tentang kelainan dasar, seperti jika dia lumpuh oleh racun atau semacamnya. Layar status Filo tidak jelas dan terus berkedip. Jelas ada sesuatu yang tidak beres.
Dan saat itulah aku menyadarinya. Level Filo lebih rendah daripada yang kuingat. Apa levelnya turun? Apa yang sedang terjadi? Beberapa kemungkinan muncul dalam pikiranku, tetapi dari apa yang harus aku lakukan saat ini, tidak mungkin untuk menentukan mana yang paling mungkin.
"Panggil Rat dan Sadeena dari desa ke sini," kataku pada Melty.
"Oke," jawabnya.
Setelah beberapa menit, Rat dan Sadeena muncul, bersama dengan Fohl, Atla, dan Wyndia juga.
"Filo! Apa yang terjadi?!"
Wyndia berlari ke Filo, jelas khawatir. Apa mereka berdua sudah dekat? Atau mungkin begitulah respons fanatik monster dalam situasi seperti ini.
"Rat. Sadeena. Bagaimana menurutmu?"
“Kami baru saja sampai. Yang bisa aku katakan adalah sepertinya dia mengalami efek semacam kutukan. Keberatan jika aku melakukan pemeriksaan cepat? "
Rat melihat laporan medis dokter dan kemudian mulai memeriksa Filo.
"Aku memeriksa statusnya dan levelnya secara bertahap menurun, sedikit demi sedikit," kataku.
"Menilai dari aura ini, kurasa itu ada hubungannya dengan Gaelion kecil yang mengamuk."
Kesimpulan Sadeena tampaknya cocok dengan kesimpulanku.
"Tapi kenapa Filo kecil menunjukkan gejala seperti itu?" dia bertanya.
“Penurunan level? Itu berarti kutukan yang sangat kuat. Meski begitu, aku belum pernah melihat gejala seburuk ini,” Rat menjawab.
"Bagaimana menurutmu, Rat?"
“Aku pikir Sadeena benar. Tapi ... Apa ada semacam hubungan antara Filo dan Gaelion? Aku tahu mereka tidak akur, tetapi pasti ada hubungan lebih dari itu” katanya.
"Jika kita berasumsi bahwa penyebabnya bukanlah inti kaisar naga, tetapi inti zombie naga sebelumnya, maka ada hubungannya."
"Apa maksudmu?"
“Ketika kita menghadapi zombie naga, Filo akhirnya memakan inti naga. Apa yang aku miliki hanyalah salah satu dari pecahan inti itu.”
Faktanya, Filo pada dasarnya telah mengalahkan zombie naga, dan dia melakukannya dengan memakan intinya. Masuk akal kalau itu ada hubungannya dengan apa yang sedang terjadi sekarang.
"Aku mengerti. Jadi amukan Gaelion akan memengaruhi Filo, karena dia memakan inti yang menyebabkannya mengamuk.”
"Itu dugaanku."
“Kalau begitu, periksa status Gaelion. Aku merasa ada banyak hal yang terjadi di sini.”
Aku memeriksa status Gaelion. Sama seperti dengan Filo, layarnya kabur dan banyak daetail yang tidak jelas. Tapi…
"Levelnya naik."
Gaelion hanya level 36 sebelumnya, tapi sekarang dia level 45. Dia melonjak melewati batas level kenaikan kelas.
"Umm ... Aku bisa merasakan kekuatan menyeramkan keluar dari Filo," kata Atla.
"Ya, kita bisa melihatnya."
"Bukan itu yang aku maksud."
Atla menunjuk sesuatu. Tapi tidak ada apa-apa di sana.
"Atla kecil bisa merasakan hal-hal yang tidak bisa dilihat, jadi dia mungkin bisa menentukan kemana arah kekuatan itu mengalir."
"Hmm ..."
Itu tentu saja mungkin. Kemampuannya ternyata sangat berguna. Masalahnya adalah mencari tahu kemana kekuatan itu mengalir pergi. Tampaknya menuju ke arah kaburnya Gaelion.
"Bisakah kita membuat Filo memuntahkan intinya?"
"Tidak memungkinkan. Sepertinya ada pecahan inti yang beredar di seluruh tubuhnya.”
Aku memeriksa status Filo. Menilai dari kecepatan menurun levelnya, dia punya sekitar dua hari lagi. Dia mungkin akan kembali ke level 1 sebelum kita dapat menemukan Gaelion. Sebenarnya, itu dengan asumsi kita cukup beruntung bahwa itu akan berhenti di level 1. Skenario terburuk, dia bisa berakhir tragis.
"Dan juga, aku bisa merasakan kekuatan keluar darimu juga, Tuan Naofumi," kata Atla.
"Apa?"
Aku memeriksa statistikku sendiri. Dari kelihatannya, tidak ada yang aneh.
"Itu datang dari suatu tempat di dekat lengan kiri anda."
Di situlah perisaiku berada. Itu berarti bahwa kekuatan bocor keluar dari perisaiku. Sekarang setelah aku memikirkannya, bukankah aku menyerap sebagian inti ke dalam perisaiku? Mungkinkah itu mengurangi kemampuan perisaiku? Aku memeriksa daftar perisaiku untuk berjaga-jaga, tetapi semuanya tampak normal.
"Itu ... sepertinya bocor dan memperkuat sesuatu."
"Memperkuat?"
Aku tidak tahu apa yang dibicarakan Atla, tapi jelas kalau kami harus waspada.
"Di mana wanita tua itu? Dia selalu berguna di saat-saat seperti ini.”
"Master membawa Rishia pergi bersama dengan beberapa anak-anak dan tentara desa untuk berlatih!" Eclair menjawab.
"Dia perlu membuka aula pelatihan di kota ini, sial!" Aku berteriak. Kenapa dia harus pergi untuk berlatih di saat seperti ini?!
"Di mana S'yne ?!"
"Dia bilang dia akan pergi ke Zeltoble untuk mendapatkan uang!"
"Oh ayolah! Kenapa tidak ada yang bisa aku lakukan ?! "
S'yne kemungkinan besar akan muncul ketika dia melihat ada sesuatu yang salah. Aku akan memanggilnya jika aku membutuhkannya.
“Ngomong-ngomong, seseorang harus mencari tahu ke mana wanita tua itu pergi dan menyuruhnya kembali. Kita akan segera mengejar Gaelion.”
Kami akan kehabisan waktu sebaliknya. Atla melangkah maju. Dia memiliki tekad di wajahnya.
"Tuan. Naofumi, aku ingin mencoba sesuatu pada Filo,” katanya.
"Apa?"
"Apa yang akan kau lakukan, Atla?" tanya Fohl.
"Aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk mencoba memperlambat kebocoran kekuatannya."
Atla mengulurkan tangan ke Filo, yang masih terbaring di lantai, dan meletakkan tangan kanannya, lalu tangan kirinya di dada Filo.
"Ughh ... aaah ..."
Filo mengerang kesakitan, tetapi dia berhenti. Dia membuka matanya dan perlahan berdiri.
"Itu terasa sedikit lebih baik," katanya.
"Filo!"
"Rafu!"
Melty berlari ke Filo. Raph-chan juga mendekatinya dengan gembira.
"Itu akan memberi kita sedikit waktu," kata Atla.
"Baiklah. Ambil kereta dan ... "
Sial! Kami tidak memiliki alat transportasi yang cepat. Aku telah mengirim filolial kami yang lain, Bawahan Filo # 1, keluar dengan divisi penjualan. Kami hanya harus meminjam salah satu filolial dari kota.
“Aku akan mengejar Gaelion. Raphtalia, Fohl, Atla, Sadeena, Ren, dan Eclair, kalian ikut denganku. Umm, lembah ... maksudku ... kau dan Rat— "
"Menarik kereta master ... adalah pekerjaanku!"
Filo meletakkan Atla di punggungnya. Dia memiliki tekad yang kuat dalam suaranya.
"Tidak, Filo! kau harus beristirahat!" Teriak Melty.
"Dia benar. kau harus tenang,” kataku. Tapi Filo menggelengkan kepalanya karena menolak.
"Tidaaaak! Aku akan pergi! Apa pun yang terjadi!”
Dia tidak memiliki energi seperti biasanya, tetapi dia melangkah maju dan menjelaskan bahwa dia berniat ikut dengan kami dengan cara apa pun. Jika sudah seperti ini, dia mungkin akan mengejar kita, bahkan jika aku berusaha meninggalkannya. Filo bisa benar-benar keras kepala.
"Baik, tapi jika terjadi sesuatu, aku akan meninggalkanmu di klinik dan menyuruh orang lain menarik kereta."
"Tuan. Naofumi ?!”
"Bisakah kau mengendalikan kebocoran kekuatannya, Atla?"
"Y ... ya!"
" Maka ini akan baik-baik saja."
"Aku juga pergi!" teriak Melty.
Dia jelas menahan air matanya. Teman baiknya berada dalam kesulitan. Seperti Filo, dia mungkin akan melakukan apa saja untuk ikut bersama kami, mengabaikan fakta bahwa dia adalah sang putri, tentu saja.
"Sebaiknya kau tidak melakukan hal yang sembrono. Kau tuan putri, tahu.”
"Aku teman Filo, teman pertama dan teman paling penting bagiku!"
"Baiklah."
Sebelumnya, Filo mengeluh tentang ingin melindungi Melty. Filo memiliki teman yang baik.
“Baiklah, kita akan pergi untuk mengejar Gaelion. Aku ingin kalian prajurit kastil bergegas dan menyampaikan kabar kepada wanita tua itu. "
"Ya pak!"
Kami menaiki kereta yang dengan keras kepala Filo tarik kembali ke desa. Di sana, kami menjemput Ren, Raphtalia, dan yang lainnya lalu pergi.
Kami sudah berada di jalan selama empat jam. Berkat Atla, kami baru saja berhasil menjaga statistik Filo. Meski begitu, poin Exp-nya masih merembes keluar dari tubuhnya, sedikit demi sedikit. Penurunan level melambat, tetapi situasinya masih buruk. Seperti yang aku duga, arah yang telah dilalui Gaelion mengarah ke kota di timur tempat kami bertarung dengan zombie naga.
Huuh! Huuh!
"Filo ..."
Atla mengendarai punggung Filo dan Melty mengemudikan kereta. Rat dan Wyndia mengamati detail situasinya, dan Sadeena mengawasi dari belakang. Ren dan Eclair siap untuk terlibat dalam pertempuran kapanpun.
Filo jelas kelelahan. Kami harus bergegas, atau keadaan akan menjadi lebih buruk. Motoyasu! Filo tercintamu dalam kesulitan! Di mana bajingan itu ketika kami membutuhkannya? Tidak mungkin ada waktu yang lebih baik daripada ini untuk bergegas menyelamatkan Filo. Sheesh. Lelaki itu akan muncul ketika dia tidak dibutuhkan, tapi dia tidak muncul disaat seperti ini.
“Kemungkinan terburuk, kita mungkin harus mengalahkan Gaelion. kau mengerti itu, kan?”
Aku sedang berbicara dengan Wyndia. Dia adalah yang paling menyukai Gaelion. Dia mungkin milikku, tapi kupikir dia pantas mengambil keputusan dalam masalah ini. Dia telah menjaganya, jadi aku berutang banyak padanya.
"Ya…"
“Kau menyetujui dengan cepat. Aku pikir kau akan berdebat lagi. "
"Ini tidak seperti kau sudah menyerah, kan?"
"Kau benar. Aku belum menyerah."
"Aku mengerti. Aku tahu itu bukan salahmu. Tapi ... Tidak. Jika itu terjadi, aku mungkin akan berdebat lebih dari itu.”
"Aku mengerti. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghentikanku.”
"Aku tahu itu! Tapi itu pilihan terakhir kita, kan ?!”
Dia tahu dia tidak bisa menghentikanku, tapi dia harus mencobanya. Bahkan jika dia tahu kalau Gaelion adalah alasan Filo kesakitan, dia masih menyukainya. Tentu saja mengalahkannya adalah pilihan terakhir. Aku ingin menghindarinya, jika memungkinkan.
"Aku benci para pahlawan!"
Air mata mengalir di wajah Wyndia.
"Aku terbiasa dibenci."
Dia membuatnya tampak seperti pahlawan-pahlawan lain yang entah bagaimana juga telah melakukan kesalahan padanya. Ren bertingkah agak gelisah. Mungkin dia tahu sesuatu yang tidak aku ketahui.
"Dan? Apa yang kau ingin aku lakukan? " tanya Sadeena.
Dia masih mengawasi di belakang. Bukannya aku mengharapkan siapa pun untuk menyergap kami dari belakang, tapi kami lebih mungkin bertemu monster, karena kami bepergian di malam hari. Sebenarnya, beberapa sudah mengejar kami. Sadeena mengurusnya dengan tombaknya dan beberapa mantra. Atla dan Melty melindungi bagian depan. Filo pada dasarnya tidak bisa bertarung. Hanya menarik kereta saja sudah terasa berat baginya sekarang. Aku tidak ingin memaksakannya.
"Itu dia. Sangat bagus,” kata Atla.
"Rafu!"
Atla tampaknya menunjukkan pada Raph-chan cara mengendalikan kebocoran kekuatan dari tubuh Filo. Kecepatan penurunan levelnya sepertinya bertambah melambat.
“Aku sibuk memikirkan bagaimana cara membuat Gaelion kembali ke dirinya yang biasa. Awasi sekeliling kita, Sadeena.”
"Siap laksanakan!"
Rat memecah kesunyiannya dan langsung berbicara.
“Jika kau ingin menyelamatkan Gaelion, kupikir itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan intinya. Akan lebih baik untuk melakukannya sesegera mungkin juga. "
"Aku juga memikirkan ide itu."
"Kau mungkin harus menahannya dengan paksa dan memasukkan tanganmu ke tenggorokannya. Biasanya kau akan menggunakan alat khusus untuk mencegahnya menggigit tanganmu, tapi ...”
“Itu seharusnya tidak menjadi masalah. Jangan meremehkan pertahananku.”
"Ya, kurasa kita tidak perlu khawatir tentang hal itu kepadamu, Count."
"Hei, Rat, tidak bisakah kita menggunakan obat untuk menenangkan Gaelion?"
Aku bertanya. Rat mengacungkan jarum suntik yang penuh dengan obat-obatan dan menunjukkannya kepadaku.
“Ini adalah anestesi yang sangat kuat. Dan cukup kuat untuk melumpuhkan seekor naga sekalipun.”
"Aku mengerti. Aku akan mengandalkanmu kalau begitu.”
Level Gaelion perlahan naik. Statistiknya mendapat dorongan dari penyesuaian pada perisaiku juga. Dan sekarang, dia bahkan mendapatkan statistik dari Filo. Itu akan seperti melawan versi naga dari Filo. Aku beruntung saat ini aku memiliki Raphtalia dan Ren bersamaku. Kami memiliki banyak penyerang.
“Kita harus membicarakan strategi sebelum hal lain. Rat, mungkin ide yang bagus untuk sedikit melemahkan Gaelion, kan?”
"Ya. Jika memungkinkan."
"Baik. Sadeena, ketika kita menemukan Gaelion, tugasmu adalah untuk sedikit melemahkannya. Setelah itu, Raphtalia dan Ren dapat menggunakan skill mereka untuk menjebaknya.”
"Bagaimana denganku?" tanya Wyndia.
Dia gemetaran.
"Kau tidak bisa bertarung, kan?" Aku bertanya padanya.
"Aku bisa! Jika Gaelion akhirnya terluka, maka aku yang harus melakukannya! Hal-hal bisa menjadi berbahaya, sebaliknya.”
Dia yakin memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.
"Bahkan jika itu benar, apa yang bisa kau lakukan?"
"Sudah, sudah. Wyndia kecil adalah pengguna sihir. kan?"
"Ya!"
Oh, kurasa dia bisa jadi penyihir kita.
"Belum lagi, dia bisa menggunakan Way of Dragon Vein," tambah Sadeena.
"Apa?!"
Apa dia baru saja mengatakan Way of Dragon Vein?!
“Sihir macam apa itu?! Aku ingin tahu lebih detail! " aku berteriak.
"Hmm ... Ini sihir yang kau gunakan dengan meminjam kekuatan dari benda-benda di sekitarmu. Aku rasa kau bisa mengatakan itu sihir yang meminjam kekuatan dari Dragon Vein. Mempelajari hal itu akan membuatmu lebih mudah menggunakan sihir gabungan.”
Ost telah menggunakan jenis sihir yang sama setelah aku mengingatnya lagi. Aku hanya berasumsi bahwa dia menggunakan kekuatannya sendiri, tapi ternyata bukan itu sebenarnya.
"Kau akan mengerti sihir macam apa itu nanti, jadi mari kita fokus membuat rencana sekarang."
"Baik. Aku akan menganggapmu bagian dari penyerang kita,” kataku pada Wyndia.
Baiklah, itu sudah cukup untuk membuat pertarungan yang bagus. Bahkan, aku bahkan agak khawatir kalau Raphtalia dan Ren mungkin berakhir dengan membunuh Gaelion.
Beberapa jam berlalu, dan kami tiba di kota di timur. Matahari pagi baru mulai terbit. Filo adalah pelari cepat, tapi Gaelion pasti bisa terbang cepat. Sebagai tambahan, awan gelap tampak berkumpul di pegunungan dekat desa.
"Oh! Itu Orang Suci!”
"Maksudmu Pahlawan Perisai!"
Penduduk desa menyadari kedatangan kami dan mulai berjalan. Wyndia mengambil beberapa kain dan ... bersembunyi di bawahnya, untuk suatu alasan.
Menghadapi penduduk desa mungkin juga tidak nyaman untuk Ren, jadi aku menyuruhnya tetap bersembunyi di kereta. Dia tampak tidak masalah untuk keluar, tetapi tidak sulit untuk membayangkan masalah lain akan muncul jika dia melakukannya. Meskipun, sejujurnya, banyak yang menjadi kesalahan warga desa. Mereka tidak punya hak menyalahkan Ren jika mereka bahkan tidak bisa menyingkirkan mayat naga sebelum akhirnya menyebabkan masalah.
“Kami mendengar lolongan naga pagi ini. Semua penduduk desa keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan pegunungan sudah terlihat seperti itu.”
"Aku mengerti. Aku melihat naga melarikan diri ke arah sini dan mengikutinya,” kataku.
"Hore!" teriak penduduk desa serempak.
Aku tidak memberi tahu mereka bahwa itu adalah nagaku. Lagipula aku punya reputasi yang perlu dijaga. Yang lain tampaknya menyadari itu dan tutup mulut.
“Baiklah, Filo. Sudah cukup. Kau, Atla, dan Raph-chan, tetap di sini dan istirahatlah.”
"Tapi Master ..."
“Kita tidak perlu pergi jauh. Gaelion seharusnya ada di sana. Jangan memaksakan dirimu, Filo.”
"Tapi ... aku juga ingin pergi."
"Tidak. Jika kau memaksakan diri, itu hanya akan memperburuk keadaan. kau sudah mendekati batasmu. Aku tidak akan membawamu lebih jauh.”
"Ta ...tapiiii!"
Filo mulai merengek. Apa yang bisa aku lakukan untuk menenangkannya? Tergantung keadaannya, dia mungkin hanya akan mengikuti kami tanpa izin. Jika aku menggunakan portalku untuk mengirimnya ke Zeltoble atau semacamnya, tidak mungkin dia bisa kembali ke sini tepat waktu, tapi ... hmm.
"Filo kecil, kau sadar bahwa Naofumi kecil sedang memikirkan keselamatanmu, kan?" Sadeena mulai mencoba membujuk Filo untuk mundur.
"Tapi aku-"
“Kami semua mengkhawatirkanmu, Filo kecil. Kau mengerti itu, kan?”
"Tapi ... tapi ..."
Filo merasa tidak berdaya. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan mulai menangis. Aku belum pernah melihat Filo seperti ini sebelumnya. Cara dia menangis sekarang berbeda dari cara dia menangis ketika dia dipajang di dunia Kizuna. Itu menunjukkan ketidakberdayaannya yang dia rasakan sekarang.
"Filo, tunggu kami di sini. Aku berjanji kita akan menghentikan apa pun yang menyakitimu!”
Melty menjawab untuk membantu meyakinkan Filo. Itu pasti berhasil, karena Filo mundur dengan patuh.
"Tetap di sini dan beristirahatlah. Kami akan membereskan ini dan segera kembali,” kataku padanya.
"Rafu!"
"Aku akan tinggal di sini bersamamu," kata Atla kepada Filo.
"Kedengarannya bagus. Atla dan Raph-chan, aku menyerahkan Filo kepada kalian berdua.”
"Kau bisa mengandalkan kami!"
Atla dan Raph-chan merespons dengan penuh percaya diri.
"Baik. Ayo kita bawa kembali naga nakal itu.”
Kami semua berjalan menuju pegunungan yang tertutupi awan gelap.
0 komentar:
Posting Komentar