Minggu, 10 Mei 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 12 : Chapter 6 - Level Drain

Volume 12
Chapter 6 - Level Drain


“Kwa!”

Suatu tas terjatuh dan semua isi berantakan keluar. Kemarin Gaelion pelaku ketuk pintu dan lari, dan hari ini dia mengobrak-abrik tasku. Tapi kurasa Filo masih melakukan hal semacam itu juga. Dia juga mengobrak-abrik sampahku. Dia menyebutnya ‘berburu harta karun’. Aku rasa Gaelion tidak berbeda. Sebenarnya, aku tidak akan terkejut jika mereka berada di tengah-tengah semacam perselisihan tentang siapa yang harus mencari harta karun dari sampahku atau semacamnya.

“Oh ayolah. Kau harusnya tahu siapa yang akan membereskan semua ini.”

Tulang monster, beberapa bijih, dan inti kaisar naga yang telah menjadi bagian dari Barbaroi Armorku, itu semua berjatuhan keluar dari dalam tas. Inti kaisar naga pasti menarik perhatian Gaelion, karena matanya terpaku padanya ketika berguling di lantai. Dia mulai memukulinya, seperti yang mungkin dilakukan kucing.

Aku kira Filo dan Gaelion sama-sama menyukai benda-benda mengkilap. Sepertinya aku ingat Filo tertarik pada inti naga yang kugunakan sebelumnya. Itu mengingat kembali kenangan indah tentang Romina yang mengolah berbagai macam inti di dunia Kizuna.

“Kwa?!”

Melihat Gaelion senang bermain dengan inti memang membuatku merasa sedikit hangat dan tenang di dalam, tapi ini bukan waktunya untuk bermain. Aku memutuskan untuk memberinya omelan kecil lalu membersihkan.

“Apa itu inti kaisar naga?! Naofumi-chan, cepatlah ambil itu dari Gaelion!”
“Hah?”

Sadeena tiba-tiba mulai berteriak padaku. Ada kepanikan di matanya. Gaelion menggigit inti kaisar naga dan mulai menggigitnya.

“Hei! Itu bukan milikmu. Kembalikan padaku!”

Gaelion sepenuhnya mengabaikan teguranku dan membiarkan intinya meluncur jauh ke dalam mulutnya sebelum... dia menelannya seluruhnya.

“Hei! Muntahkan itu!”

Aku meraih bahu Gaelion dan mengguncangnya. Apa segel monster memiliki semacam hukuman yang bisa membuat dia memuntahkannya? Aku membuka penal dan mulai mencari-cari.

Dan hal itu terjadi. 

“Kwa?!”

Gaelion membuka matanya lebar-lebar dan seperti sedang mengalami kejang. 

“Kw... Gya... Gyuuu...”

Dia berkeringat dingin. Matanya terpejam rapat-rapat dan dia mengerang, seolah dia mencoba melawan sesuatu. Aku bisa samar-samar mendengar suara berderit bergema dari seluruh tubuhnya.

“H... hei...”
“Umm... Ada energi Kii yang sangat menyeramkan keluar dari Gaelion! Ada banyak sekali!” Raphtalia berteriak sambil melihat Gaelion.
“Energi Kii yang menyeramkan?”
“Iya! Tolong berhati-hati!”

Aku berbalik untuk melihat Gaelion, dan kekuatan sihir berwarna hitam keunguan... mengalir keluar dari tubuhnya. Itu terlihat dengan mata telanjang. Aku pernah melihat warna ini sebelumnya. Itu tampak seperti aura yang mengelilingi Filo setiap kali aku menggunakan Wrath Shield.

“Naofumi-chan, mundur!”

Sadeena menghadap Gaelion dan menyiapkan tombaknya. Dia menusukkannya ke Gaelion dan mencoba menangkap ekornya dengan itu, tetapi Gaelion melengkungkan ekornya dengan cepat dan melompat ke samping. 

“Gyaaoooo!”

Gaelion menatap langit-langit dengan mata merah dan melolong. Ketika dia melakukannya, uap napas berbalut sihir keluar dari mulutnya dan langsung menghancurkan langit-langit rumah.

“Gya!”

Dengan desahan keras, Gaelion melebarkan sayapnya lebar-lebar dan terbang. Baik! Aku sudah membuka panel segel monster, jadi aku akan beri dia hukuman untuk menjatuhkannya dari langit. Aku mengaktifkan segel monster. Tapi layar hanya berkedip, dan tidak ada yang terjadi.

“Kau menghancurkan atapku, sialan! Turunlah!”

Jika segel tidak berfungsi, aku hanya harus menghukumnya dengan tanganku sendiri! Aku melompat dan meraih si pembuat onar kecil.

“Gyaooooo!”
“Argh!”

Gaelion menghantamku dengan tubuhnya. Dampaknya berhasil menjatuhkanku.

“Ukh…”

Tunggu sebentar. Dia menangkapku saat lengah, tapi meskipun begitu, apa Gaelion benar-benar dapat menjatuhkanku? Tak perlu dikatakan bahwa itu adalah kekuatan serangan konyol yang dapat melewati pertahananku dan membebaskan diri dari cengkeramanku. Itu berarti dia setidaknya sekuat Ren atau Raphtalia.

“Gyaoowwww...”

Gaelion memelototiku dengan mata merahnya. Itu bukan lagi mata yang kulihat beberapa saat sebelumnya. Itu adalah mata naga liar yang digerakkan oleh naluri buasnya. Aku bisa merasakan tekanan dari mata itu yang membuatku merinding.

Aku mengulurkan perisai didepanku dan menatap Gaelion ketika aku mempersiapkan diri untuk benar-benar meraihnya kali ini. Sadeena dan Raphtalia ada di sana. Itu bisa berbahaya bagi mereka, jika dia menggunakan serangan napas yang menghancurkan atapku lagi.

“Gyaooooo!”

Gaelion menjerit keras dan kemudian terbang ke suatu tempat di kejauhan. 

“Ada sesuatu yang merasuki Gaelion-san. Apa itu?”

Atla muncul entah dari mana dan mulai berkomentar, tapi aku berlari keluar dari rumah untuk melihat ke arah mana Gaelion pergi.

“A... apa itu tadi?”

Para budak yang masih di desa mendengar keributan dan datang berlari. 

“Apa yang sedang terjadi?”
“Apa yang sebenarnya terjadi di sini?”
“Apa itu? Apa yang terjadi?”

Rat dan Wyndia melihat ke arah yang aku tuju. Begitu pula Fohl dan Atla. 

“Yah, sebenarnya...”

Aku memberi tahu mereka tentang Gaelion yang memakan inti kaisar naga dan berakhir seperti ini. 

“Inti kaisar naga? Kau punya barang yang unik, Count.”
“Kau tahu apa yang mungkin terjadi?”
“Biologi spesies naga sebagian besar masih diselimuti misteri. Aku pernah mendengar tentang dragon yang menginginkan inti dari naga lain, tapi aku tidak menyangka akan mengamuk seperti itu.”
“Naofumi-chan, dari mana kau mendapatkan inti kaisar naga itu?” Sadeena meraih pundakku dan mulai menginterogasiku.
“Itu aslinya dari seekor dragon yang hidup di pegunungan dekat sebuah desa di timur.”
“Kalau begitu, sangat mungkin tubuh Gaelion dikendalikan oleh jiwa kaisar naga yang ada di inti itu.”
“Apa kau maksudmu?”

Sadeena sepertinya tahu banyak tentang hal semacam ini.

“Di dalam inti kaisar naga ada sesuatu seperti organ yang berisi jiwa naga di dalamnya. Aku pernah mendengar bahwa dragon lain dapat menggunakan inti seperti itu untuk meningkatkan kekuatan mereka sendiri atau menyerap ingatan dragon itu,” lanjutnya.
“Apa itu berarti... Gaelion menyerap ingatan naga zombie dan itulah sebabnya dia mengamuk?”
“Tidak mungkin...” gumam Ren.

Dia terhuyung mundur, tidak bisa mengatakan apa pun.

“Naga yang kau kalahkan berubah menjadi naga zombie, kan?”
“Aku harus menghentikannya, apa pun yang terjadi!” dia berteriak.
“Dia mungkin akan hidup kembali, didorong oleh kebenciannya padamu, Ren,” kataku.
“Kalau begitu... Kita masih bisa menghentikannya! Naofumi! Kau yang membesarkan dragon itu, kan?!”
“Dia sepertinya menyukaiku, tapi yang membesarkannya adalah budak desa. Dan dialah yang bertanggung jawab mengurusnya.”

Aku menunjuk ke Wyndia. Tetap saja, dia dragon yang imut dan aku tidak ingin menyerah padanya jika memungkinkan. Itu akan bergantung kemana dia melarikan diri. Kami harus pergi mencarinya dan menangkapnya.

“Bagaimana perasaanmu setelah membunuh dragon itu, Pahlawan Pedang?” 

Wyndia memelototi Ren saat dia menanyainya dengan nada suara yang tegas. Dia adalah seorang fanatik naga, jadi dia mungkin hanya tidak ingin Ren menjadi orang yang membunuh naga.

“Aku yakin dia mungkin baru saja membunuhnya karena itu adalah target yang mudah. Dia mungkin tahu tentang itu dari quest dalam game yang dia mainkan atau apalah,” kataku.
“Itu... Itu benar. Tapi aku tahu aku menyebabkan banyak masalah dengan membunuhnya. Aku pernah mendengar daerah itu dilanda penyakit, sekarang pun masih belum sepenuhnya bersih. Aku menyesali perbuatanku.” Ren mudah depresi. “Aku tahu minta maafku tidak akan pernah cukup. Aku tidak tahu bagaimana harus menebusnya,” ia melanjutkan.

Ren mengarahkan matanya ke bawah dengan menyesal. Sepertinya Wyndia tidak akan mendorong masalah ini, tetapi sesuatu tentang respons Ren menggangguku.

“Hei...”
“Hah?”
“Aku bilang ini karena kau tampak begitu naif, tapi apa kau pernah berpikir kalau monster yang kau bunuh mungkin memiliki keluarga? Pernah terlintas dalam benakmu mereka mungkin menjalani kehidupan yang bahagia?”

Wajah Ren mulai memucat. Aku rasa itu tidak pernah terpikirkan olehnya.

“Oh jadi itu responsmu mendengar aku bilang begitu. Jangan sampai kau keliling tempat dan bilang pada keluarga korban, ‘Akulah yang telah membunuhnya. Aku akan ambil tanggung jawab sepenuhnya,’. Jika kau akan menarik batas dan mengatakan monster adalah monster, lalu bagaimana dengan monster yang ada di kandang kita?”
“Umm... uhh... Aku...”

Aku menghela nafas. Begitu menyulitkan berurusan dengan remaja.

“Itu sama seperti tumbuhan atau hewan yang kau makan. Pada akhirnya, kau harus mengambil nyawa makhluk lain untuk terus bertahan hidup. Bahkan, akan lebih baik jika kau bisa menerima kalau menginjak-injak orang lain adalah bagian dari kehidupan,” jelasku.
“Bukankah pendapatmu berlawanan?”
“Hah? Apa yang kau bicarakan? Kau seorang pahlawan. Kita harus membunuh monster secara brutal untuk menjadi lebih kuat sehingga kita bisa menyelamatkan dunia, kau tahu? Itu adalah hukum alam.”

Aku pernah mendengar kalau membunuh manusia pun memberi Exp di dunia ini. Jika dia ingin mencoba untuk bersikeras pada suatu idealis sampah, seperti monster dan manusia berbeda, dia hanya harus menunggu sampai dia dipanggil ke dunia yang ideal.

“Jadi, Ren, setiap kali kau membunuh monster, lakukan dengan penuh kesadaran akan pilihan yang kau buat. Yaitu, jika kau serius ingin menyelamatkan dunia.”
“Baiklah... Aku mengerti.”

Dia tidak terlihat sangat yakin. Ren sudah menghabiskan banyak waktu bersama Eclair. Itu mungkin membuatnya lebih idealis.

“Tapi meski begitu... Aku ingin meminta maaf dan mencoba melindungi semua orang.”
“Uh huh, terserahlah.”

Dia ini agak miring. Jika aku tidak menyelesaikannya pada akhirnya, dia mungkin akan keluar dari jalur lagi.

“Kita harus mengejarnya,” kata Wyndia.

Tatapan dinginnya tertuju pada Ren dan dia memiliki kekhawatiran dalam suaranya. Gaelion adalah kesayangannya. Aku membutuhkan inti kaisar naga untuk armorku juga. Skenario terburuk, aku mungkin harus mengalahkan Gaelion untuk mendapatkannya kembali.

“Aku tahu. Kami hanya perlu memanggil Filo kembali dan kemudian kami akan pergi,” kataku.

Kami bisa mengejarnya tanpa menunggu Filo. Tapi dengan adanya Filo akan membuat semuanya jadi lebih cepat. Aduh. Aku belum sempat menaiki nagaku dan sekarang aku harus mengalahkannya.

“Segera siapkan kuda untuk pergi ke kota sebelah.”

Aku menaiki kuda yang disiapkan oleh salah satu prajurit dan akan pergi untuk menjemput Filo. Saat itu, Eclair datang menunggang kudanya sendiri dari arah kota.

“Iwatani-dono!”
“Apa? Aku baru saja akan ke tempat kalian.”
“Darurat! Putri Melty memanggilmu! Ada hal buruk yang menimpa Filo-dono!”
“Apa?!”
“Apa? Terjadi ada pada Filo?”
“Baik. Raphtalia dan Ren, kalian berdua mulailah persiapan untuk pergi,” kataku.
“Dimengerti!” Raphtalia menjawab.
“Baik. Tidak ada yang bisa aku bantu untuk menyembuhkan orang, aku akan memulai persiapan seperti yang kau katakan, Naofumi.”

Aku menyerahkan permasalahan yang tersisa di desa kepada Ren dan Raphtalia lalu menuju ke kota sebelah.

Aku mengikuti Eclair ke klinik yang telah dibangun di kota. Ketika aku masuk ke klinik, Melty lari datang mendekati. Dia tampak seperti akan menangis.

“Umm... Filo-chan tiba-tiba menggeliat kesakitan. Tolong bantu dia, Naofumi!”
“Kau tahu aku bukan dokter... ataupun tabib, kan? Tetap saja, aku akan melakukan apa yang aku bisa, tentu saja.”
“Berjanjilah kau akan menyelamatkannya!”

Jika aku berjanji... Jika itu adalah sesuatu yang sangat serius, yang bisa aku lakukan adalah menggunakan Elixir Yggdrasil dan berharap itu akan bekerja.

“Mari kita lihat dia dulu,” kataku.
“Baik.”

Melty dan salah seorang tabib klinik membawa aku ke ruang pemeriksaan. Filo ada di dalam, terbaring lemas di sana dalam bentuk Filolialnya.

“Ugh... uuugghh...”

Seluruh tubuh Filo mengalami perubahan yang selalu terjadi ketika aku menggunakan Wrath Shield. Semakin memburuk mendekati perutnya. Sebenarnya, itu lebih buruk dari biasanya. Aura menyeramkan mengalir keluar dari tubuhnya seperti awan asap tebal. Aku rasa itu deskripsi yang tepat. Ahoge di atas kepalanya bersinar seperti berusaha melawan, tapi aura menyeramkan tampaknya menang.

“Rafu...”

Raph-chan berusaha membantu dengan memukul aura jahat tersebut dengan tangannya, tetapi itu tampaknya tidak berpengaruh banyak.

“Apa yang terjadi padanya? Apa menggunakan Elixir Yggdrasil dapat menyembuhkannya?”
“Itu masih belum dapat dipastikan. Namun, apa pun itu, tampaknya ada semacam komponen kutukan yang kuat. Mungkin lebih baik tidak berharap banyak, bahkan Elixir Yggdrasil sekalipun.” Suara tabib klinik dipenuhi dengan ketidakpastian. 
“Oh, itu kau, Tuan...”

Filo mengerang kesakitan. Dia menatapku dan mengulurkan sayapnya. Aku mengusap pipinya dengan lembut. Meskipun dia tidak dalam wujud manusianya, Filo menyipitkan mata dengan puas ketika aku mengelus pipinya. Dia terus mengerang kesakitan.

Aku memeriksa kondisi Filo menggunakan sihir statistik. Itu akan memberi tahuku tentang kelainan dasar, seperti jika dia lumpuh oleh racun atau semacamnya. Layar status Filo tidak jelas dan terus berkedip. Jelas ada sesuatu yang tidak beres.

Dan saat itulah aku menyadari masalah besar yang terjadi. Level Filo lebih rendah daripada yang kuingat. Apa levelnya turun? Apa yang sedang terjadi? Beberapa kemungkinan muncul dalam pikiranku, tetapi dari apa yang harus aku lakukan saat ini, tidak mungkin untuk menentukan mana yang paling mungkin.

“Panggil Rat dan Sadeena dari desa ke sini,” kataku pada Melty.
“Oke,” jawabnya.

Setelah beberapa menit, Rat dan Sadeena datang, tapi bukan mereka berdua saja yang datang, Fohl, Atla, dan Wyndia ikut datang juga kemari.

“Filo-chan! Apa yang terjadi padanya?!”

Wyndia berlari ke Filo, jelas khawatir. Apa mereka berdua sudah dekat? Atau mungkin begitulah respons fanatik monster dalam situasi seperti ini.

“Rat. Sadeena. Bagaimana menurut kalian?”
“Kami baru saja sampai. Yang bisa aku katakan adalah sepertinya dia termakan suatu kutukan. Biar aku periksa lebih lanjut dulu.”

Rat melihat laporan medis tabib dan kemudian mulai memeriksa Filo. 

“Aku memeriksa statistiknya dan levelnya secara bertahap terus menurun, sedikit demi sedikit,” kataku.
“Menilai dari aura ini, kurasa ada hubungannya dengan Gaelion-chan yang mengamuk.”

Kesimpulan Sadeena tampaknya cocok dengan kesimpulanku.

“Tapi kenapa Filo-chan menunjukkan gejala seperti itu?”
“Penurunan level? Itu berarti kutukan yang sangat kuat. Meski begitu, aku belum pernah melihat gejala seburuk ini.”
“Menurutmu apa penyebabnya, Rat?”
“Aku sepakat Sadeena benar. Tapi... Apa ada semacam hubungan antara Filo dan Gaelion? Aku tahu mereka tidak akur, tetapi pasti ada hubungan lebih dari itu.”
“Jika kita berasumsi penyebabnya bukanlah inti kaisar naga, tetapi inti naga zombie sebelumnya, maka ada hubungannya.”
“Apa maksudmu?”
“Ketika kami menghadapi naga zombie, Filo memakan inti naga zombie. Apa yang aku miliki hanyalah salah satu dari pecahan inti itu.”

Faktanya, Filo pada dasarnya telah mengalahkan naga zombie, dan dia melakukannya dengan memakan intinya. Masuk akal kalau itu ada hubungannya dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

“Aku mengerti. Jadi amukan Gaelion akan memengaruhi Filo, karena dia memakan inti yang menyebabkannya mengamuk.”
“Itu dugaanku.”
“Kalau begitu, periksa statistik Gaelion. Aku merasa ada masalah ini tidak mempengaruhi Filo saja.”

Aku memeriksa statistik Gaelion. Sama seperti dengan Filo, layarnya kabur dan banyak detail yang tidak jelas. Tapi…

“Levelnya naik, pesat sekali.”

Gaelion hanya level 36 sebelumnya, tapi sekarang dia level 45. Dia melonjak melewati batas level kenaikan kelas.

“Umm... Saya bisa merasakan kekuatan menyeramkan keluar dari Filo-chan,” kata Atla.
“Ya, kita bisa melihatnya.”
“Bukan itu yang saya maksud.”

Atla menunjuk sesuatu. Tapi tidak ada apa-apa di sana.

“Atla-chan bisa melihat hal yang tak kasat mata, jadi dia mungkin bisa menentukan kemana arah kekuatan itu mengalir.”
“Hmm...”

Itu tentu saja mungkin. Kemampuannya ternyata sangat berguna. Masalahnya adalah mencari tahu kemana kekuatan itu mengalir pergi. Tampaknya menuju ke arah kaburnya Gaelion.

“Bisakah kita membuat Filo memuntahkan intinya?”
“Tidak memungkinkan. Sepertinya ada pecahan inti yang beredar di seluruh tubuhnya.”

Aku memeriksa statistik Filo. Menilai dari kecepatan menurun levelnya, dia punya sekitar dua hari lagi. Dia mungkin akan kembali ke level 1 sebelum kami dapat menemukan Gaelion. Sebenarnya, itu dengan asumsi kami cukup beruntung akan berhenti di level 1. Skenario terburuk, dia bisa berakhir tragis.

“Dan juga, saya bisa merasakan kekuatan keluar darimu juga, Tuan Naofumi,” kata Atla.
“Apa?”

Aku memeriksa statistikku sendiri. Dari kelihatannya, tidak ada yang aneh. 

“Itu datang dari suatu tempat di dekat lengan kiri Anda.”

Di situlah perisaiku berada. Itu berarti kekuatan bocor keluar dari perisaiku. Sekarang setelah aku memikirkannya, bukankah aku menyerap sebagian inti ke dalam perisaiku? Mungkinkah itu mengurangi kemampuan perisaiku? Aku memeriksa daftar perisaiku untuk berjaga-jaga, tetapi semuanya tampak normal.

“Itu... sepertinya bocor dan memperkuat sesuatu.”
“Memperkuat?”

Aku tidak tahu apa yang dibicarakan Atla, tapi jelas kalau kami harus waspada.

“Di mana Wanita Tua? Dia selalu berguna di saat-saat seperti ini.”
“Master membawa Rishia-san pergi bersama dengan anak-anak dan prajurit desa untuk berlatih!”
“Dia perlu membuka aula pelatihan di kota ini, sial!”

Kenapa dia harus pergi untuk berlatih di saat seperti ini?!

“Di mana S’yne?!”
“Dia bilang dia akan pergi ke Zeltoble untuk mencari uang!”
“Oh ayolah! Kenapa tidak ada yang bisa aku lakukan?!”

S’yne kemungkinan besar akan muncul ketika dia melihat ada sesuatu yang salah. Aku akan memanggilnya jika harus.

“Sekarang, seseorang harus mencari tahu ke mana Wanita Tua pergi dan menyuruhnya kembali. Sisanya bersamaku, kita akan segera mengejar Gaelion.”

Kami akan kehabisan waktu sebaliknya. Atla melangkah maju. Dia memiliki tekad di wajahnya.

“Tuan Naofumi, saya ingin mencoba sesuatu pada Filo,” katanya. 
“Apa?”
“Apa yang akan kau lakukan, Atla?” tanya Fohl.
“Saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk memperlambat kebocoran kekuatannya.”

Atla mengulurkan tangan ke Filo, yang masih terbaring di lantai, dan meletakkan tangan kanannya, lalu tangan kirinya di dada Filo.

“Ughh... aaah...”

Filo yang tadinya mengerang kesakitan, sekarang sudah tidak. Dia membuka matanya dan perlahan berdiri.

“Firo terasa sedikit lebih baik,” katanya. 
“Filo-chan!”
“Rafu!”

Melty segera mendekati Filo. Raph-chan juga mendekatinya dengan gembira. 

“Itu akan memberi kita sedikit waktu,” kata Atla.
“Baiklah. Siapkan kereta dan...”

Sial! Kami tidak memiliki alat transportasi yang cepat. Aku telah mengirim Filolial kami yang lain, Bawahan Filo #1, keluar dengan divisi penjualan. Kami hanya harus meminjam salah satu Filolial dari kota.

“Aku akan mengejar Gaelion. Raphtalia, Fohl, Atla, Sadeena, Ren, dan Eclair, kalian ikut denganku. Umm, lembah... maksudku... kau dan Rat----”
“Menarik kereta Tuan... adalah pekerjaanku!” Filo meletakkan Atla di punggungnya. Dia memiliki tekad yang kuat dalam suaranya.
“Jangan, Filo-chan! Kamu harus beristirahat!”
“Dia benar. Kau harus istirahat,” kataku.

Tapi Filo menggelengkan kepalanya karena menolak.

“Tidaaaak! Firo akan pergi! Apa pun yang terjadi!”

Dia tidak memiliki energi seperti biasanya, tetapi dia melangkah maju dan menjelaskan bahwa dia berniat ikut dengan kami dengan cara apa pun. Jika sudah seperti ini, dia mungkin akan mengejar kita, bahkan jika aku berusaha meninggalkannya. Filo bisa benar-benar keras kepala.

“Jika terjadi sesuatu, aku akan meninggalkanmu di klinik dan menyuruh orang lain menarik kereta.”
“Tuan Naofumi?!”
“Selama itu, bisa kau kendalikan kebocoran kekuatannya, Atla?”
“Ya... Bisa!”
“Bagus.”
“Aku juga ikut!”

Dia jelas menahan air matanya. Teman baiknya berada dalam kesulitan. Seperti Filo, dia mungkin akan melakukan apa saja untuk ikut bersama kami, mengabaikan fakta bahwa dia adalah sang putri, tentu saja.

“Sebaiknya kau tidak melakukan hal yang sembrono. Kau putri kerajaan, tahu.”
“Aku memang seorang putri, tapi aku sahabat terbaik Filo-chan!”
“Baiklah.”

Sebelumnya, Filo mengeluh tentang ingin melindungi Melty. Filo memiliki teman yang baik.

“Baiklah, kita akan pergi untuk mengejar Gaelion. Aku ingin kalian prajurit bergegas dan menyampaikan kabar kepada Wanita Tua.”
“Ya pak!”

Kami menaiki kereta yang dengan keras kepala Filo tarik kembali ke desa. Di sana, kami menjemput Ren, Raphtalia, dan yang lainnya lalu pergi.

Kami sudah berada di jalan selama empat jam. Berkat Atla, kami baru saja berhasil menjaga statistik Filo. Meski begitu, poin Exp-nya masih merembes keluar dari tubuhnya, sedikit demi sedikit. Penurunan level melambat, tetapi situasinya masih buruk. Seperti yang aku duga, arah yang telah dilalui Gaelion mengarah ke kota di timur tempat kami bertarung dengan naga zombie.

“Huuh! Huuh!”
“Filo-chan...”

Atla mengendarai punggung Filo dan Melty mengemudikan kereta. Rat dan Wyndia mengamati detail situasinya, dan Sadeena mengawasi area belakang. Ren dan Eclair siap untuk terlibat dalam pertempuran kapanpun.

Filo jelas kelelahan. Kami harus bergegas, atau keadaan akan menjadi lebih buruk. Motoyasu! Filo tercintamu dalam kesulitan! Di mana bajingan itu ketika kami membutuhkannya? Tidak mungkin ada waktu yang lebih baik daripada ini untuk bergegas menyelamatkan Filo. Haduh. Lelaki itu akan muncul ketika dia tidak dibutuhkan, tapi dia tidak muncul disaat seperti ini.

“Kemungkinan terburuk, kita mungkin harus membinasakan Gaelion. Kau mengerti itu, kan?”

Aku menyampaikan itu pada Wyndia. Dia adalah yang paling menyukai Gaelion. Dia mungkin milikku, tapi kupikir dia pantas mengambil keputusan dalam masalah ini. Dia telah menjaganya, jadi aku berutang banyak padanya.

“Ya…”
“Kau menyetujui dengan cepat. Aku pikir kau akan berdebat lagi.”
“Kau masih belum menyerah, kan?” tanya Sadeena.
“Kau benar. Aku belum menyerah.”
“Aku mengerti. Aku tahu itu bukan salahmu. Tapi... Tidak. Jika itu terjadi, aku mungkin akan berdebat lebih dari itu.”
“Oke. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghentikanku.”
“Aku tahu itu! Tapi itu pilihan terakhir kita, kan?!”

Dia sendiri tahu dia tidak bisa menghentikan ini, tapi dia harus mencobanya. Bahkan jika dia tahu kalau Gaelion adalah alasan Filo kesakitan, dia masih menyukainya. Tentu saja membinasakan Gaelion adalah pilihan terakhir. Aku ingin menghindarinya, jika memungkinkan.

“Aku benci pahlawan!”

Air mata mengalir di wajah Wyndia. 

“Aku terbiasa dibenci.”

Dia bergumam itu tampak seperti pahlawan lain telah berbuat sesuatu yang membuatnya marah. Ren bertingkah agak gelisah. Mungkin dia tahu sesuatu yang tidak aku ketahui.

“Dan? Apa yang kau ingin aku lakukan?” tanya Sadeena.

Dia masih mengawasi belakang. Bukannya aku mengharapkan siapa pun untuk menyergap kami dari belakang, tapi kami lebih mungkin bertemu monster, karena kami bepergian di malam hari. Sebenarnya, sudah ada monster yang mengejar kami. Sadeena mengurusnya dengan tombaknya dan mantra. Atla dan Melty melindungi bagian depan. Filo tidak bisa bertarung. Hanya menarik kereta saja sudah terasa berat baginya sekarang. Aku tidak ingin memaksakannya.

“Nah begitu, benar. Sangat bagus,” kata Atla.
“Rafu!”

Atla tampaknya menunjukkan pada Raph-chan cara mengendalikan kebocoran kekuatan dari tubuh Filo. Kecepatan penurunan levelnya sepertinya bertambah melambat.

“Aku sibuk memikirkan bagaimana cara membuat Gaelion kembali ke dirinya yang biasa. Awasi sekeliling kita, Sadeena.”
“Siap laksanakan!”

Rat memecah kesunyiannya dan membuka topik berbicara.

“Jika ingin menyelamatkan Gaelion, kupikir itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan inti naga. Sesegera mungkin juga.”
“Aku sependapat denganmu.”
“Kau mungkin harus menahannya dengan paksa dan memasukkan tanganmu ke tenggorokannya. Biasanya kau akan menggunakan alat khusus untuk mencegahnya menggigit tanganmu, tapi...”
“Itu seharusnya tidak menjadi masalah. Jangan meremehkan pertahananku.”
“Ya, kurasa kita tidak perlu khawatir tentang hal itu kepadamu, Count.”
“Hei, Rat, tidak bisakah kita gunakan obat untuk menenangkan Gaelion?” 

Aku bertanya. Rat mengacungkan jarum suntik yang penuh dengan obat-obatan dan menunjukkannya kepadaku.

“Ini adalah anestesi yang sangat kuat. Dan cukup kuat untuk melumpuhkan seekor naga sekalipun.”
“Bagus. Aku akan mengandalkanmu kalau begitu.”

Level Gaelion perlahan naik. Statistiknya mendapat dorongan dari penyesuaian pada perisaiku juga. Dan sekarang, dia mendapatkan statistik dari Filo. Itu akan seperti melawan versi naga dari Filo. Aku beruntung saat ini aku memiliki Raphtalia dan Ren bersamaku. Kami memiliki banyak penyerang.

“Kita harus membicarakan strategi ini lebih dalam. Rat, mungkin ide yang bagus untuk sedikit melemahkan Gaelion, kan?”
“Ya. Jika memungkinkan.”
“Baik. Sadeena, ketika kita menemukan Gaelion, tugasmu adalah untuk melemahkannya. Setelah itu, Raphtalia dan Ren dapat menggunakan skill mereka untuk menahan pergerakannya.”
“Bagaimana denganku?” tanya Wyndia. Dia gemetaran.
“Kau tidak akan bertarung, kan?”
“Aku bisa! Jika Gaelion akhirnya terluka, maka aku yang harus melakukannya! Hal-hal bisa menjadi berbahaya, sebaliknya.” Dia yakin memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.
“Kalau ikut menyerang, apa yang bisa kau lakukan?”
“Ara. Wyndia-chan adalah pengguna sihir. Benar bukan?”
“Ya!”

Oh, kurasa dia bisa jadi penyihir.

“Dia bukan pengguna sihir biasa, dia bisa pakai Dragon Vein.”
“Apa?!” Apa dia baru saja mengatakan Dragon Vein?! “Sihir macam apa itu?! Aku penasaran!”
“Hmm... Ini sihir yang kau gunakan dengan meminjam kekuatan dari benda-benda di sekitarmu. Aku rasa kau bisa mengatakan itu sihir yang meminjam kekuatan dari Dragon Vein. Mempelajari hal itu akan membuatmu lebih mudah menggunakan sihir kooperatif.”

Ost telah menggunakan jenis sihir yang sama setelah aku mengingatnya lagi. Aku hanya berasumsi dia menggunakan kekuatannya sendiri, tapi ternyata bukan itu sebenarnya.

“Kau akan mengerti sihir macam apa itu nanti, jadi mari kita fokus membuat rencana sekarang.”
“Baik. Aku akan menganggapmu bagian dari penyerang.”

Baiklah, itu sudah cukup untuk membuat pertarungan yang bagus. Bahkan, aku bahkan agak khawatir kalau Raphtalia dan Ren mungkin berakhir dengan membunuh Gaelion.

Beberapa jam berlalu, dan kami tiba di kota di timur. Matahari pagi baru mulai terbit. Filo adalah pelari cepat, tapi Gaelion pasti bisa terbang cepat. Sebagai tambahan, awan gelap tampak berkumpul di pegunungan dekat desa.

“Oh! Itu Tuan Saint!”
“Maksudmu Tuan Pahlawan Perisai!”

Penduduk desa menyadari kedatangan kami dan mulai berjalan. Wyndia mengambil kain dan... bersembunyi di dibaliknya, untuk suatu alasan.

Menghadapi penduduk desa mungkin juga tidak nyaman untuk Ren, jadi aku menyuruhnya tetap bersembunyi di kereta. Dia tampak tidak masalah untuk keluar, tetapi tidak sulit untuk membayangkan masalah lain akan muncul jika dia melakukannya. Meskipun, sejujurnya, banyak yang menjadi kesalahan warga desa. Mereka tidak punya hak menyalahkan Ren jika mereka tidak bisa menyingkirkan mayat naga sebelum akhirnya menyebabkan masalah.

“Kami mendengar lolongan naga pagi ini. Semua penduduk desa keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan pegunungan sudah terlihat seperti itu.”
“Baik. Aku melihat ada naga yang terbang kearah sini dan mengikutinya,” kataku. 
“Yes!” teriak penduduk desa serempak.

Aku tidak bilang naga yang datang punyaku. Aku punya reputasi yang perlu dijaga. Yang lain tampaknya menyadari itu dan tutup mulut.

“Baiklah, Filo. Sudah cukup. Kau, Atla, dan Raph-chan, tetap di sini dan istirahatlah.”
“Tapi Tuan...”
“Kita tidak perlu pergi jauh. Gaelion seharusnya ada di sana. Jangan memaksakan dirimu, Filo.”
“Tapi... Firo juga ingin pergi.”
“Jangan. Jika kau memaksakan diri, itu hanya akan memperburuk keadaan. Aku tidak akan memaksakan dirimu lagi. Kau sudah mendekati batasmu.”
“Ta...tapiiii!”

Filo mulai merengek. Apa yang bisa aku lakukan untuk menenangkannya? Tergantung keadaannya, dia mungkin hanya akan mengikuti kami tanpa izin. Jika aku menggunakan portalku untuk mengirimnya ke Zeltoble atau semacamnya, tidak mungkin dia bisa kembali ke sini tepat waktu, tapi... hmm.

“Filo-chan, kamu sadar bahwa Naofumi-chan sedang memikirkan keselamatanmu, kan?” Sadeena mulai mencoba membujuk Filo untuk mundur.
“Tapi Firo-”
“Kami semua mengkhawatirkanmu, Filo-chan. Kamu mengerti, kan?” 
“Tapi... tapi...”

Filo merasa tidak berdaya. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan mulai menangis. Aku belum pernah melihat Filo seperti ini sebelumnya. Cara dia menangis sekarang berbeda dari cara dia menangis ketika dia dipajang di dunia Kizuna. Itu menunjukkan ketidakberdayaannya yang dia rasakan sekarang.

“Filo-chan, tunggu kami di sini. Aku berjanji akan menghentikan apa pun yang menyakitimu!”

Melty menambahkan untuk membantu meyakinkan Filo. Itu pasti berhasil, karena Filo mundur dengan patuh.

“Tetap di sini dan beristirahatlah. Kami akan membereskan ini dan segera kembali,” kataku padanya.
“Rafu!”
“Saya akan tinggal di sini bersamanya.”
“Bagus. Atla dan Raph-chan, aku serahkan Filo pada kalian.” 
“Kami terima amanat Anda!”

Atla dan Raph-chan merespons dengan penuh percaya diri.

“Baik. Ayo kita bawa kembali naga nakal itu.”

Kami semua berjalan menuju pegunungan yang tertutupi awan gelap.




TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar