Selasa, 05 Mei 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 12 : Chapter 5 - Ketuk Pintu dan Lari

Volume 12
Chapter 5 - Ketuk Pintu dan Lari


Saat sarapan, setelah semua budak sudah terkumpul, aku langsung menyesuaikan pengaturan segel budak dan kemudian menyapa mereka.

“Akhir-akhir ini, ada di antara kalian yang melakukan tindakan jahil saat aku sendiri di rumah, mengaku dan majulah sekarang.”

Tidak ada yang merespons. Selain itu, tidak ada segel budak yang diaktifkan. Apa itu berarti itu bukan salah satu dari budak? Kalau begitu... Aku menoleh ke Ren dan para prajurit yang ditempatkan menjaga desa. Mereka semua menggelengkan kepala untuk menyangkalnya. Lalu, siapa itu?

“Hmm...”
“Ada masalah apa, Tuan?”
“Rafu?”

Filo makan sarapan bersama kami hari ini. Raph-chan sedang duduk di atas kepalanya, seperti biasa. Apa senyaman itukah kepala Filo bagimu?

“Ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku dan kemudian melarikan diri, itu terjadi setiap kali aku di rumah sendirian.”

Rasanya ini tidak mungkin terjadi jika pelaku yang mengetuk pintu rumah dan lari bukan pelari yang hebat. Termasuk, jika pelakunya bersembunyi setelah atau sebelum beraksi. Aku bisa coba minta Atla atau Raphtalia menjaga pintu rumahku, tapi pelakunya sepertinya memiliki intuisi yang sangat tajam dan tidak muncul saat ada yang berjaga. Yang mengkhawatirkan itu, pelaku beraksi di waktu malam juga.

“Oh? Mau Firo jagain?” 
“Rafu?”
“Pelakunya tidak akan datang jika ada seseorang yang berjaga. Aku perlu memancingnya keluar dan menangkapnya, bagaimana pun caranya.”

Filo tidak memberikan reaksi tentang tekadku, yang berarti juga, dia bukan pelakunya.

“Okaaay!”
“Dengarkan, Raphtalia dan Atla. Aku akan menangkap pelakunya siang ini, jadi aku ingin kalian menjauh dari rumah setelah makan siang.”
“Baik. Kebetulan aku ingin bertanya soal penggunaan energi Kii pada master, aku mau menemuinya hari ini.”
“Tapi, Tuan Naofumi, saya ingin menemani Anda.”
“Bukankah sudah aku bilang tadi aku ingin memancing pelakunya keluar? Itu berlaku untuk kalian semua. Jangan mengetuk pintuku hari ini, apa pun yang terjadi.”
“Baik!” teriak para budak.

Tentu saja, jika pelakunya masih tidak muncul, itu akan membuat mereka semua menjadi tersangka. Lalu setelah aku menyelesaikan latihan pagiku, aku kembali ke rumah untuk memancing keluar pelakunya dan menunggu ketukan.

Tok, tok.

Aku memperingatkan semua orang untuk menjauh dari tempatku pagi ini. Itu pasti pelakunya. Aku tidak akan membiarkannya pergi hari ini. Jika yang mengetuk pintu bukan pelakunya, aku akan menangkap siapa pun orangnya!

“Shield Prison!”
  
Aku menjebak siapa pun yang mengetuk pintu dalam Shield Prison dan kemudian membuka pintu untuk melihat siapa orang iseng itu. Penjara bergetar karena ada tindakan memberontak ingin keluar dari dalam. Perangkapku sukses.

“Sedang ada apa, Count?”
“Oh, hei, Rat. Apa yang kau lakukan di sini di saat seperti ini?”
“Aku hanya berjalan-jalan untuk mengganti suasana. Apa yang terjadi di sini?”
“Pas pagi tadi, aku sudah cerita soal ada orang yang mengetuk pintu rumahku dan lari, kau dengar juga kan?”
“Iya, aku ingat kau cerita itu. Jadi pelakunya ada di dalam ini? Aku penasaran siapa itu.”

Kami menunggu sampai efek Shield Prison menghilang jadi kami bisa melihat siapa yang ada di dalam. 

“Kwaaaa!”

Aku cukup yakin Rat dan aku sama-sama menunjukkan wajah bingung. Sudah seharusnya mencurigai monster peliharaan kami jika pelakunya bukan budak desa. Tapi aku tidak pernah membayangkan kalau salah satu monster akan melakukan sesuatu seperti mengetuk pintu dan melarikan diri. Gaelion Si nagalah yang mengetuk lalu lari terbang begitu dia bebas dari Shield Prison. Tanpa ragu-ragu, aku membuka panel segel monster dan memberinya sedikit hukuman.

“Kwaaaaaa?!”

Gaelion jatuh dari langit dan menggeliat-geliat di tanah.

Termasuk ekornya, Gaelion panjangnya sekitar dua meter sekarang. Dia terlihat seperti apa yang diharapkan dari seekor naga. Aku rasa ekornya sedikit gemuk. Dia memiliki mata besar dan masih terlihat imut. Dia juga tampak agak kelebihan berat badan. Pertumbuhannya akhirnya mulai turun ke tingkat tertentu. Dia belum sebesar yang bisa aku bayangkan.

Wyndia mendengar Gaelion kesakitan dan datang berlari. 

“Ada apa dengan Gaelion?!”
“Dia adalah pelaku yang ku sebutkan pagi ini. Aku menangkapnya.”
“Hah? Gaelion adalah pelakunya?!”

Wyndia menatapku dan sepertinya sedang mempertimbangkan apakah dia ingin mencoba melindungi Gaelion atau tidak. Aku rasa dia tahu pilihan yang paling tepat.

“Jangan berusaha membela dia. Agar dia kapok berbuat iseng ini, perlu diberi sedikit pelajaran.”
“Baik. Gaelion, tidak baik berbuat iseng! Kamu membuat orang kerepotan!”
“Kwaa...”
“Apa yang terjadi, Tuan?”

Filo dan Raph-chan mendengar keributan dan datang kemari. Jadi Filo tidak pergi bermain dengan Melty hari ini. Atau mungkin dia penasaran mengenai hal yang kukatakan pagi ini dan tinggal di desa.

“Ohhh! Dia kena marah!”

Filo mulai menari-nari dengan gembira ketika dia melihat Gaelion dimarahi.

“Gaelion kena marah! Terima Itu, Naga! Tuaaaan hanya akan naik Fiiiroooo!”
“Kwaaaaa!”

Gaelion jelas kesal karena Filo mengejeknya. 

“Rafu! Rafu rafu!”

Raph-chan memukul Filo dengan ringan menggunakan tangan dan ekornya seakan-akan berusaha memarahi dia karena berperilaku seperti itu, tapi Filo terus menari tanpa terpengaruh. Aku memutuskan untuk menghukum Filo juga.

“Akyaaaa! Ap... mengapa?”
“Jangan menertawakan dia.”
“T... tapi. tapiiiiii, Tuan juga suka tertawa karena hal semacam ini!”

Hmm... Dia ada benarnya.
Aku segera menonaktifkan hukuman dari segel monster. 

“Lah, kok kau malah kalah?” Saut Rat.
“Aku memang suka menertawakan kemalangan orang lain. Jadi aku tidak punya hak untuk berbicara.”
“Rafu!”

Bentakan Raph-chan diatur waktunya dengan sempurna. Benar. Aku tidak punya hak untuk berbicara. Aku bangga akan hal itu.

“Itu kan beda cerita?”

Rat memegangi kepalanya. Dia memiliki ekspresi bingung di wajahnya. Aku menertawakan kemalangan Witch and Trash, dan aku menertawakan Glass ketika dia dimarahi oleh Kizuna. Bahkan jika ada yang keberatan, aku tidak akan segan melawan balik.

“Umm... Hanya karena kalian berdua saingan, bukan berarti kau bisa memperlakukannya seperti itu.”
“Boo!”
“Kau tahu apa yang akan terjadi jika membuatku marah, kan?”
“Aaampun!”

Lelucon apa ini?

“Huuuh... Kenapa kamu jahil padanya?”

Wyndia membelai wajahnya dengan lembut. Gaelion bicara dengan lembut.

“Dia bilang dia ingin Pahlawan Perisai bermain dengannya.”
“Hah?”
“Kau tidak menghabiskan banyak waktu bermain dengannya, kan? Tapi kau menghabiskan banyak waktu dengan burung itu.”
“Muuu!”

Filo dan Wyndia saling melotot.

“Tunggu, tunggu. Jika aku tidak bermain dengannya, berarti dia akan melakukan ini lagi?”
“Kwa!”

Dia mengangguk! Apa dia sedikit cari perhatian? Huuuh... Aku memandangi Rat.

“Kontak fisik dan menghabiskan waktu dengan monstermu itu penting. Itu berlaku untuk mereka berdua,” katanya.

Oh benarkah? Sungguh merepotkan! Raph-chan tidak pernah bertindak egois seperti itu.

“Baiklah, baiklah. Filo. Gaelion. Aku akan meluangkan sedikit waktu untuk bermain dengan kalian masing-masing secara bergantian. Tapi jika salah satu dari kalian mengganggu waktu yang lain, kalian akan kehilangan waktu bermainmu.”
“Muuu!”
“Kwa!”

Mereka berdua saling melotot dan membuat suara mengeluh. 

“Oke, baiklah. Tidak usah saja ya.”
“B... baiklah!”
“Kwa! Kwa!”

Mereka berdua menyerah dan menyetujui rencanaku. Raph-chan akan mendapatkan lebih banyak waktu bermain daripada mereka, tentu saja. Aku akan bermain dengannya sepanjang hari jika dia menginginkannya.

“Baiklah, hari ini adalah giliran Gaelion.”
“Kwaaa!”
“Apaaaa?”
“Kau lebih tua darinya.”
“Hmph... Baik. Firo mau pergi dulu. Ayo, Wyndia-chan. Mari pergii!”
“Baik.”

Filo membawa Wyndia bersamanya dan untuk menaikkan level.

“Baiklah, Gaelion. Kita main apa sekarang? Aku punya waktu bermain denganmu sampai akhir istirahat makan siang.”
“Kwa!”

Gaelion mengibaskan ekornya dengan gembira seperti seekor anjing. Dia itu cepat, jadi aku pikir kami bisa menghabiskan waktu bermain dengan Frisbee Shield-ku. Aku mengubah perisaiku menjadi frisbee dan melemparkannya. Gaelion mengepakkan sayapnya dan berlari mengejar perisai itu dengan lembut.

Hanya membuang-buang tenaga untuk memikirkan hal-hal seperti di dunia fantasi, tapi si kecil itu pasti bisa terbang. Aku melempar frisbee dan ketika dia menangkapnya, frisbee itu menghilang sejenak dan kemudian muncul kembali di tanganku. Gaelion bersemangat. Dia terbang kembali kearahku dan menjilat seluruh wajahku. Tidak seperti burung tertentu yang tidak pernah diam, kepolosannya jelas menyegarkan.

Aku terus bermain dengan Gaelion sebentar, dan setelah beberapa saat, Raphtalia dan Atla mendatangiku.

“Tuan Naofumi, pelakunya sudah tertangkap?” tanya Raphtalia. 
“Ya, Si kecil ini.”
“Kwa!”
“Hah? Jadi Gaelion pelakunya?”

Aku mengangguk pada Raphtalia.

“Dia sedih karena aku tidak bermain dengannya.”
“Yah, memang benar kamu menyerahkan segala pengurusan dia sepenuhnya pada Wyndia dan Rat.”
“Aku turut bersimpati!” Atla menyela.
“Kwa!”

Atla dan Gaelion berjabat tangan dengan kuat. Kenapa mereka sepakat sekarang?

“Raphtalia dan Atla sudah ada di sini, itu berarti waktu istirahat sudah berakhir.”
“Kwa...”

Gaelion terdengar sangat sedih. Tapi itu tidak akan membuatku terus bermain dengannya. Raphtalia mengelus kepalanya dan memberi saran padaku.

“Aku tahu dia tidak bisa berpartisipasi dalam pelatihan kita, tapi mungkin kita bisa membiarkannya menonton.”
“Aku tidak ingin memanjakannya.”
“Kurasa memang tidak ada solusi lagi? Sampai jumpa.”
“Kwa?!”

Gaelion memandang Atla seolah dia telah dikhianati. Bukankah dia menjabat tangannya beberapa saat tadi?

“Mengapa kamu selalu bertindak ekstrim seperti itu?”

Raphtalia menatap Atla dengan takjub. Aku merasakan hal yang sama. Setelah berpikir sesaat, Raphtalia memandang Gaelion dan berbicara kepadanya dengan lembut.

“Bagaimana dengan ini? Kau bisa melihat kami berlatih, tapi kau harus melakukan yang terbaik untuk naik level dengan cepat sebagai balasannya.”
“Kwa!”

Gaelion mengangguk dengan antusias. Hmm... Dia tidak bisa berbicara bahasa manusia, tapi dia tampaknya cukup cerdas. Raph-chan masih lebih imut darinya, tapi aku harus memberikan Gaelion jempol karena rendah hati.

“Yah, naik level dan semakin kuat adalah tugasnya, jadi kurasa jika dia melihat kita berlatih akan memotivasinya, itu bukan hal yang buruk.”
“Kita kembali bersatu.”
“Apa artinya itu, Atla-san? Kamu tadi menghianatinya tanpa pikir panjang.”
“Tidak habis pikir.”
“Kwa! Kwa!”

Dan akhirnya Gaelion menonton latihan sore kami dari dekat. Aku tidak bermain dengannya, jadi sepertinya aku tidak melanggar perjanjian dengan Filo. Tapi akhirnya malam tiba, dan Gaelion masih belum meninggalkan sisiku.

“Ini sudah malam.”

Gaelion memaksa masuk ke rumahku. Dia agak besar, jadi itu masalah. Aku berusaha bersikap baik, karena aku langsung pergi tak lama begitu dia lahir. Tapi aku mulai kehabisan kesabaran.

“Sudah, pikirkan dulu, Gaelion mungkinlah yang kamu butuhkan sekarang ini,” kata Raphtalia. 
“Butuh untuk apa?”
“Untuk menangani masalah Atla-san. Kamu bisa meminta Gaelion mengusirnya sebelum dia bisa tidur denganmu.”

Jadi Gaelion akan menjadi anjing penjaga. Aku cukup yakin aku bisa meminta Filo melakukan hal yang sama. Tapi itu pasti saran yang berani untuk Raphtalia.

“Naofumi-chan! Aku di sini untuk menjemput Raphtalia-chan!”

Sadeena memanggil dan kemudian menjulurkan kepalanya ke pintu. 

“Oh, hei, Sadeena.”
“Oh? Ada apa ini? Kenapa Gaelion-chan ada di rumahmu?”
“Si kecil ini tidak ingin meninggalkan sisiku. Dan sekarang Raphtalia menyarankan agar aku menggunakan dia sebagai anjing penjaga untuk mengusir Atla.”
“Aku paham. Yah, anak-anak yang paling trauma dengan pengalaman mereka sebagai budak sudah mulai membaik akhir-akhir ini. Tak lama, Raphtalia seharusnya sudah bisa mulai tidur di sini. Mungkin bukan ide yang buruk untuk membuatnya mengurusi Atla sampai saat itu.”

Sadeena kelihatannya setuju dengan usul Raphtalia. 

“Tidak bisakah kita meminta Atla untuk berhenti?”
“Aku sudah mencobanya. Aku coba lakukan itu bersama Kak Sadeena.”
“Ya, kami sudah melakukannya. Tapi kemudian Atla-chan berkata dia ingin menikah denganmu. Itu mengejutkanku.”

Aku menghela nafas. Atla memang kurang sopan. Atau sesuatu seperti itu. Namun dia hanya sedikit bingung setelah disembuhkan. Itu akan berlalu. Dan juga, aku bukan orang mesum yang akan menikahi seorang gadis kecil sepertinya.

“Aku coba jelaskan padanya juga. Aku bilang padanya kalau Naofumi-chan itu sangat payah dan tidak akan mau melakukan hal mesum seperti menikmati tubuh gadis kecil.
“Payah... kau!”

Apa yang dia pikirkan dengan menyebutku payah, dari semua hal?!

“Setelah mendengar itu, Atla-san malah membalas dengan yakin, ‘Tenang saja, Tuan Naofumi juga seorang pria, dia pasti akan bertindak disaat waktunya harus berbuat itu’. Tak terduga sekali.”

Aku tidak butuh Atla yang mempercayaiku seperti itu! Oh sial! Berantakan sekali! Aku ingin lari dari itu semua.

“Akan lebih baik jika kau langsung menolaknya, Naofumi-chan.”
“Aku sudah menolaknya, tentu saja.”

Itu tidak cukup untuk membuat Atla menyerah. Dia punya hati baja. Dia menambahkan banyak kemampuan serangan kami dan dia mengikuti perintah tanpa mengeluh. Kecintaannya yang berlebihan padaku adalah satu-satunya masalah. Huuh, aku rasa  menyerah saja untuk sekarang.

“Kurasa yang bisa kulakukan hanyalah berharap Fohl akan tumbuh lebih kuat darinya sehingga dia bisa menghentikannya ke sini.”

Aku mempertimbangkan untuk menjualnya. Tapi dia cukup keras kepala untuk mengabaikan hukuman segel budak, jadi sangat mungkin dia akan melarikan diri dan berakhir di sini. Lagi pula, aku tidak benar-benar ingin berbuat sampai sejauh itu. Kami hanya harus mencapai semacam kesepakatan.

Sementara Raphtalia, Sadeena, dan aku berbicara tentang berurusan dengan Atla, Gaelion mulai mengacak dan melihat-lihat barang-barang yang ada di sekitar kamarku. Apa dia menemukan sesuatu? Aku bisa mendengarnya mengendus sesuatu. Dia menyandarkan kepalanya di tas yang penuh dengan material yang akan digunakan untuk senjata dan peralatan baru.

“Hei! Jangan bermain-main dengan itu!”

Gaelion adalah seorang bocah kecil yang penasaran. Filo melakukan hal yang sama setiap saat. Aku sudah terbiasa menghadapinya. Atau itulah yang aku pikirkan. Tidak pernah dalam mimpi terliarku membayangkan sesuatu di tas itu akan memicu kejadian yang akan datang.





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar