Jumat, 15 Mei 2020

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter SS-2. Kishresgalza Clan

Chapter SS-2. Kishresgalza Clan


<TLN: Liza POV>

--Ini membuatku nostalgia.

Aku bingung sendiri kenapa aku merasa nostalgia dengan pemandangan dihadapanku ini.
Maksudku, aku tidak punya banyak kenangan indah tentang tempat ini.

"Liza ~?"
"Apakah perutmu sakit nodesu?"
"Oh tidak, bukan apa-apa."

Tama dan Pochi yang lari mengejar kelinci, telah kembali dan menunjuk ke arah perutku.
Wajahku tadi mungkin membuat keduanya khawatir.

"Apakah ini kampung halamanmu, Liza?"
"Tidak, ini tempatku tinggal selama setahun setelah desaku hancur."

Ada sisa-sisa dari struktur rumah yang hangus terbakar.
Masterlah yang menemukan tempat penuh rerumputan ini yang tidak dapat dibedakan dari jauh.

"Apakah kau kenal daerah sekitar sini?"
"Ya, aku yakin bisa menemukan bekas desaku dari sini."

Aku mengingat kembali kenangan masa laluku untuk menelusuri jalan kembali ke desaku.
Aku hanya pernah melewati jalan ini sekali, dan aku mungkin juga tidak terlalu bisa melihat jalannya dengan jelas dari belakang gendongan ibu dan kakakku, tetapi Master dan Tama menemukan jejak jalan.

Dan akhirnya kami tiba.

Di tempat di mana Desa Kishresgalza berada.



"Splish-splash ~?"
"Penuh air di bawah rumput-san nanodesu."

Aku benar-benar terpesona oleh pemandangan di depanku sampai-sampai aku tidak dapat mendengar suara Tama dan Pochi yang sedang bermain di lahan basah.

Tidak ada apa-apa selain lahan basah di sini.

Tidak salah lagi.
Ini tempatnya.

Garis besar yang terbentuk dari punggung gunung dan aliran Sungai Shigaruza memberitahuku.

Di sinilah desaku berada.

Bahkan setelah terbakar habis, alam terus berkembang di Lahan Basah Shigaruza.

"Tempat ini adalah desa Liza-san?"
"Tidak ada yang tersisa tapi aku tidak ragu itu."
"Aku mengerti, jadi di sinilah Liza-san dilahirkan dan dibesarkan."
"『 Gunung dan sungai tumbuh subur di negara yang hancur. 』bukan?"
"Ah, apakah aku menyebutkan itu sebelumnya?"

Arisa mengiyakannya dengan canggung ketika aku mengutip sebuah puisi, aku pernah mendengarnya dulu.
Dia seperti merasa sungkan pernah mengatakan hal seperti itu.

"Ikan ~?"
"Banyak katak-san juga nanodesu."

Tama dan Pochi mencari binatang yang hidup di rawa dengan cara mereka sendiri.

"Geko geko ~"
"Pyon pyon, nanodesu."
"Nn, berbarengan."
"" Geko geko, pyon pyon, geko, pyon pyon "" "Nanodesu!"

Tama dan Pochi bernyanyi dalam paduan suara yang cocok dengan penampilan dadakan Mia.

Itu mengingatkanku, aku banyak bernyanyi di masa kecilku juga -.



◇◇◇ ◆◆ ◇◇ ◆◆◆



"Lizarin! Ke sini!"

Somarin, teman masa kecil aku memanggilku dengan nama masa kecilku.
Menambahkan kata [Rin] pada nama panjangmu adalah hal umum yang digunakan oleh anak perempuan.
<TLN: Seperti orang jepang yang menambahkan -chan untuk merujuk anak perempuan kecil. Dan mimin ingatkan lagi kalau Liza itu memang singkatan dari nama aslinya yang panjang, jadi satou memakainya lagi buat nama dia.>

"Kami akan mencari katak hari ini!"
"Eeh, aku lebih suka udang karang ~"
"Dan aku ingin siput tambak!"

Zalton, bocah yang nakal, dan bocah yang pemalu, Mozton, bersama Somarin.
Aku sering bermain bersama dengan ketiganya sejak kecil.

"" "Lizarin, bagaimana denganmu?" ""

Dan kemudian menyerahkan keputusan akhir padaku, semuanya sama seperti biasanya.
Aku pribadi suka lobster, tetapi jika aku selalu memilih itu, tidak adil untuk yang lain.

"Begitu kita membuat perangkap untuk siput tambak, mari kita tangkap beberapa serangga sebagai umpan hidup untuk katak. Lalu kita bisa menggunakan kaki katak itu untuk memancing ikan lobster."
"Seperti yang diharapkan dari Lizarin, serakah sekali."
"Kita membutuhkan Rumput Air jika kita ingin membuat jebakan."
"Kalau begitu mari kita pergi ke sungai Longear. Kita bisa menangkap serangga hidup di sana."

Kami semua dengan riang pergi ke arah tempat kami bermain yang juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan makanan.
Kami terkadang bertengkar, tetapi kami akan selalu berbaikan keesokan harinya.

"- Lizarin!"

Menjelang senja, para lelaki kembali dari memancing, mengendarai perahu-perahu besar dari bambu.
Yang mengayunkan tombak di tengah adalah ayahku. Dia bersama dengan Kakak Tertua dan Kakak Muda.

Mereka menuju dermaga.

"Ayah, kakak!"

Ketika ayah memelukku dengan tubuhnya yang besar, aku bisa mencium aroma keringat dan lahan basah.
Aku yang masih muda akan merasakan tenang menghirup aroma itu.

"Lizaryu, hari ini kita berpesta lagi."

Ayah, Kakak Tertua dan para lelaki lainnya mengangkat seekor Lotus Alligator.

"""DAGING!"""

Aku cukup gembira untuk menari di tempat saat melihat daging yang sangat langka.
Ayah dan para lelaki itu tersenyum ketika mereka melihatku.

Desa itu tidak makmur, tapi penuh canda tawa.





"Yum, enak."

Aku dengan cepat mengunyah sate Lotus Alligator yang sedikit keras dan kenyal.
Bahkan ane-sama yang biasanya banyak bicara dan adikku sedang asik melahap porsi mereka dalam pesta ini.
<TLN: Ane-sama itu kakak perempuan>

Ayah, ibu, dan kakek mengawasi kami sambil memakan milik mereka sendiri.

"--Pak tua."

Bagian Lotus Alligator yang dibagikan ke rumah kami ludes hingga tinggal tulang, dan tepat ketika kami menikmati lauk dari katak dan udang karang, ayah memanggil kakek.

"Kami bertemu orang asing selama perburuan."

Kakek menghentikan tangannya yang sedang membawa secangkir sake datar ke mulutnya dan menatap ayah dengan mata tegas.

"Apakah mereka berandal yang dibuang dari Meshresgalza atau Redmoshgalza?"
"Tidak, ini bukan scalekin. Itu adalah Squirrelkin dan Rabbitkin."
"... Beastkin. Itu tidak biasa."

Bagiku saat ini, satu-satunya beastkin yang aku tahu adalah ratkin dan weaselkin yang datang untuk menjajakan barang-barang mereka.
Karena tidak ada squirrelkin atau rabbitkin di lahan basah, aku tidak bisa membayangkan mereka dengan baik.

"Mereka kehilangan desa mereka dalam perang."
"Apakah mereka ingin tinggal di lahan basah ini?"
"Ya, mereka bertanya, tapi itu tidak mungkin bagi mereka. Bulu lebat mereka tidak cocok untuk lahan basah. Aku menyuruh mereka pergi ke hutan barat atau pantai utara."
"Memang itu akan lebih baik untuk bulu lebat."
"Pak tua, perang antara weaselkin dan beastkin pasti akan menyebar."
"Itu hanya omong kosong dari pedagang keliling. Abaikanlah."
"Tapi orang-orang dari desa tetangga mengatakan ada pertempuran kecil di sebelah tenggara."
"--Sayang. Kau juga ayah mertua, tolong simpan pembicaraan itu setelah selesai makan."

Sebagai seorang anak, aku tidak bisa mengerti percakapan mereka, itu hanya membuatku cemas.
Aku ingat merasa lega ketika ibu menyela mereka.

Keadaan menjadi damai selama bertahun-tahun sesudahnya.

Namun, rumor mengkhawatirkan secara bertahap menyebar dari luar lahan basah.
Seolah didorong oleh desas-desus itu, penduduk desa membangun kembali pagar desa menjadi sesuatu yang lebih kuat, semakin banyak remaja berpartisipasi dalam pelatihan busur dan tombak.

"Lizaryu, masih terlalu dini bagimu untuk belajar tombak."
"Aku ingin belajar cara menggunakan tombak seperti ani-sama."
"Kemarilah, Lizaryu, aku akan mengajarimu."
"Ya, kakek."

Kakek mengubah sebatang tongkat menjadi tombak kayu untuk aku gunakan berlatih, karena tombak standar terlalu berat.
Instruksi dan latihan yang aku lakukan selama periode ini membentuk diriku yang sekarang.

Aku belajar banyak hal selain tombak dari kakek.

Kakek adalah pahlawan desa yang menantang [Benteng Tentara].
Dua kakak lelakiku mengidolakan dia dan berbicara tentang keinginan untuk menantang [Benteng Tentara] suatu hari nanti.
Ayah dan ibu menentangnya.

"Kakek, aku juga ingin menantang [Benteng Tentara] begitu aku dewasa!"
"Kau juga huh, maka setidaknya kau harus melampaui ayahmu."
"—Bisakah diganti jadi paman?"

Tidak dapat membayangkan aku bisa melampaui ayah, prajurit terbaik di desa, aku secara refleks menyebut pamanku yang pendiam yang aku anggap kurang ahli dari pertempuran.

"Oh, ayolah, Lizaryu."

Paman yang mendengar kami membuat wajah yang menyedihkan, para lelaki lain tertawa.
Anak-anak sepertiku juga tertawa bersama dengan orang dewasa, tetapi aku sekarang mengerti betapa kasarnya aku. Aku ingin meminta maaf kepada paman jika aku bisa bertemu dengannya lagi.

"Jangan khawatir, kakak ipar. Lizaryu hanya harus menjadi pemegang tombak wanita terbaik di dunia. Maka kau akan menjadi legenda saat Lizaryu berhasil melewatimu."
"Oh, kedengarannya bagus? Lizaryu, kau harus memberikan semuanya dan menjadi yang terbaik di dunia."
"Iya!"

Kali ini semua orang tersenyum ketika aku membalas dengan polos.
Hari-hari damai yang penuh kenangan.

Aku bisa mengingatnya dengan jelas bahkan sekarang.





Mimpi buruk mendatangi desa malam hari itu.

"Serangan datang!"
"Nyalakan api unggun! Mereka juga punya magician!"
"Tolong! Anakku terhimpit di bawah reruntuhan rumah!"
"GYAAAAAAAAAAA"

Di antara suara gemuruh ada teriakan para prajurit dan teriakan para wanita.

"Ibu, aku takut."

Adik perempuanku dan aku hanya bisa memeluk ibu kami dalam ketakutan dengan mata berkaca-kaca, takut akan situasi luar biasa yang terjadi di luar.

"Zaraton, Zajiton, bawa makanan di pundakmu. Tidak perlu tombak! Bawa perisai!"

Diseret oleh ayah keluar rumah kami, desa yang aku tahu sudah tidak ada lagi.

Hyuru hyuru, suara seperti peluit pencabut nyawa bergema.

Ketika suara tersebut berakhir, deru keras dan getaran mengguncang tubuhku, tanah dikejauhan hancur berkeping-keping.
Awan debu yang dihasilkan jauh lebih tinggi dari pada sebuah rumah, menghancurkan rumah-rumah yang terhantam dan menyebarkan cipratan darah merah segar.

Benar-benar pemandangan seperti di neraka.

Aku tahu sekarang.
Itu adalah kekuatan teknologi dari Weaselkin.

Ketika aku memberi tahu Arisa tentang itu, dia mengatakan itu adalah serangan dari senjata dan mortir anti-kapal.

Setelah melarikan diri dari desa, cobaan baru menunggu kami.

『Bunuh para pria! Tangkap para wanita dan anak-anak untuk dijadikan budak! 』

Tentara bayaran foxkin kecil melompat keluar dari semak-semak yang tinggi.

"Bajingan!"

Tombak ayah dan kakek mengubah banyak foxkin menjadi lautan darah.
Mereka bekerja bersama dengan para lelaki yang berhasil melarikan diri dari desa.

『Ada yang ahli! Ada yang ahli bertempur di sini! Bawa keluar budak beastkin! 』

Pendekar pedang beastkin yang lebih besar dari ayah mulai mengalahkan para lelaki itu.

"Aku mengerti bahwa kau adalah prajurit yang terkenal. Sebutkan namamu."
『Aku seorang budak. Aku tidak punya hak untuk menyebutkan namaku sendiri. Hanya seseorang yang gagal melindungi negaranya, diubah menjadi anjing pemburu weaselkin belaka. Apa yang aku inginkan adalah bertarung dengan seorang prajurit yang layak dan mati di medan perang. 』
『Itulah yang akan kulakukan- en garde!』

Pertukaran antara tombak dan pedang besar sangat sengit sehingga orang lain bahkan melupakan pertarungan mereka sendiri.

Ayah kuat.

Aku ingat tombak yang ia perlihatkan selama pertarungan ini bahkan sekarang.

『Kau cukup hebat, kadal.』
『Hal yang sama berlaku untukmu, bulu lebat.』

Begitu ayah dan beastkin selesai mengatur kembali napas mereka, mereka secara spontan bergegas menuju pertarungan kedua.
Namun, pertarungan kedua tidak berlangsung lama.

Sebuah anak panah yang ditembakkan dari semak-semak mengenai ayah.

"""Ayah!"""

Ibu dan paman menghentikanku ketika aku akan bergegas menuju ke ayah yang sedang berlutut.

『Sialan kau foxkin! Beraninya kau menodai perkelahian antar prajurit! 』

Beastkin yang marah menebas bowman dan membantai lebih dari 10 tentara bayaran sebelum kerah budaknya mengambil nyawanya.

"Sekarang adalah kesempatan kita. Terobos pengepungan!"

Semua orang lari menuruti perintah ayah.

Aku digendong paman, menutup mataku sambil aku berharap pagi yang damai muncul.





Namun, pagi yang damai itu tidak pernah datang.

Dalam kegelapan, ayah kehilangan nyawanya karena panah beracun, kakek dibunuh setelah melindungi kakak.

Dari informasi yang kami kumpulkan dari para penduduk desa yang masih hidup dan para pengintai, desa kami telah diserang oleh sedikitnya beberapa ratus prajurit weaselkin.
Kami bertemu dengan orang-orang dari desa tetangga di sepanjang jalan yang bersaksi bahwa desa mereka juga telah mengalami nasib yang sama, sehingga semua orang menyimpulkan bahwa itu bukan ulah geng bandit, Weasel Empire telah menyerbu kita.

"Mari kita tinggalkan desa dan seberangi pegunungan."

Semua orang setuju dengan saran paman, lebih baik daripada diperbudak oleh weaselkin.

Itu adalah perjalanan yang sulit.

Kami melewati jalan yang tidak pernah dilalui, menerobos melalui semak-semak sambil berbagi sedikit makanan dan air yang kami miliki.
Kami kadang-kadang bertemu tentara bayaran foxkin, tetapi para lelaki itu mengusir mereka.

Jumlah kami berkurang sedikit demi sedikit karena kelelahan dan luka.

Ketika kami mencapai pantai setelah melintasi gunung, kami disambut oleh zona berbahaya yang diperintah oleh monster.
Kami menghindari garis pantai dan pergi ke utara dari laut.

Saat kami kehabisan makanan, dan mulai berpikir apakah akan mengambil risiko memancing ditengah kerumunan monster, seseorang mengulurkan tangan untuk membantu.

『Kadal, ke mana Kau akan pergi?』
『Berhasil selamat?』
『Tidak ada tujuan?』

Squirrelkin memanggil kami dari atas pohon.

"Benar! Tolong beri tahu kami tempat dimana kami bisa tinggal jika Kau tahu!"

Squirrelkin menjawab paman dari atas pohon.

『Oke. Kami memberitahu. 』
『Kami berhutang budi pada kadal.』
『Jangan pernah melupakan hutang makanan.』
"Jadi kalian benar-benar squirrelkin dari waktu itu."

Beberapa tahun yang lalu, paman, Ayah dan para lelaki telah berbagi makanan dan memberikan informasi tentang tanah baru kepada beberapa squirrelkin yang telah kehilangan desa mereka karena perang.

Dengan kerja sama dari squirrelkin dan rabbitkin yang tinggal dekat sini, kami berhasil membangun desa tersembunyi.
Itu adalah zona aman, tapi monster merajalela tepat di luar desa, kami menghabiskan waktu berhari-hari berburu dan mengumpulkan makanan sambil mengkhawatirkan nyawa kami.
Mereka yang tidak memiliki stamina menyerah pada penyakit dan kelaparan, dan bahkan para lelaki yang kuat menderita kekalahan dari monster-monster asing di negeri asing, kehilangan nyawa mereka.

Kami menghabiskan hidup yang keras selama satu tahun.
Tepat ketika kita terbiasa dengan hal itu, foxkin pengejar itu mendatangi kita.
Mereka tidak mencari kita, tetapi semuanya sama saja bagi mereka.

Diserbu dalam kegelapan malam, kami pergi berserakan ke segala arah, dan bahkan paman yang bersamaku sampai akhir membiarkan dirinya menjadi umpan untuk membiarkan aku melarikan diri.

Saat aku memeluk lututku sendirian di dalam hutan, tiba-tiba aku mencium sesuatu yang lezat.

Tergoda oleh aroma itu, aku berjalan ke arahnya dan melihat beastkin sedang berkemah di ruang terbuka dekat jalan.
Sebagai seseorang yang hanya bisa membedakan antara foxkin, squirrelkin dan rabbitkin, aku tidak tahu bahwa mereka adalah weaselkin.

"Kau, mau?"
"... Bolehkah, sungguh?"
"Ya, kau anak-anak, jangan sungkan. Makanlah yang banyak."

Tidak dapat berpikir jernih karena kelaparan dan kelelahan, aku akhirnya menerima tawaran weaselkin.
Aku bahkan tidak bisa menikmati daging pertamaku setelah sekian lama ketika aku tertidur karena efek obat.
Ketika aku bangun, aku dibelenggu dalam kurungan besi yang diikat ke kereta.

"Kau sudah bangun? Mereka menggunakan dosis obat tidur orang dewasa untuk anak-anak huh."

Yang memanggilku adalah seorang lizardkin onee-san dari desa lain yang juga tinggal di desa tersembunyi.

"Orang-orang ini adalah pedagang budak weaselkin. Mereka menyewa tentara bayaran untuk memburu kita yang melarikan diri, dan kemudian menjual kita ke Shiga Kingdom di barat dan kelompok negara manusia kecil di selatan."
"Apakah kau melihat keluargaku?"
"Aku melihat pamanmu dibantai oleh tentara bayaran. Adik perempuanmu dan kakak laki-laki yang melindungi mereka memilih untuk jatuh dari tebing daripada ditangkap oleh—"

Aku tidak bisa mengingat apa yang Onee-san katakan di tengah jalan.
Pikiranku pasti buyar karena syok.

Yang mencairkan hatiku yang beku adalah sesama budak, bearkin Abe, dan Leopardhead Chita.

Kehidupan budak sangat buruk. Kehidupanku di desa tersembunyi itu tampak seperti surga jika dibandingkan, tetapi aku dapat menanggungnya berkat rekan budak lainnya.
Kehangatan kembali ke hatiku ketika aku merawat Tama dan membesarkan Pochi yang bahkan tidak bisa bicara. Aku pada waktu itu tidak pernah bisa membayangkan kita akan diselamatkan oleh Master di Demon Dungeon dan melakukan perjalanan keliling dunia.


◆◆◆ ◇◇ ◆◆ ◇◇◇


"Menumpuk lagi ~"
"Demi Liza nanodesu!"

Tama dan Pochi menumpuk batu di tebing yang menghadap ke desa.
Itu adalah batu nisan bagi orang-orang yang kehilangan nyawa mereka di sini.

"Satou, langit."
"Master, menemukan kapal udara jadi aku laporkan."

Mia dan Nana menatap langit.

"Oh, ada lambangnya. Lulu, bisakah kau melihatnya?"
"Un, agak kecil, tapi itu adalah lambang Echigoya Firm."
"Lebih cepat dari yang dijadwalkan ya."

Master yang mendengar jawaban Lulu melambai ke arah kapal.

"Kau tahu tentang itu, Master?"
"Aku tidak mengira mereka akan sampai di sini hari ini."

Kapal mulai merendah dan mendarat di lahan basah yang relative datar.

Saat pintu kapal turun, wajah yang familiar mengintip keluar.

"Master ssu! Kami membawa mereka ke sini, ssuyo!"
"Kami telah membawakan barang-barangmu. Haruskah kami menurunkannya dulu?"

Dengan si rambut merah Nell memimpin, gadis kecil Rouna yang mengendarai Serigala Batu turun juga.

"Nell-san, biarkan orang-orang di kapal turun dulu."
"Aku mengerti, Sue! Sumina-neesan, perintahkan mereka untuk turun!"
"Baiklah!"

Beberapa demi-human turun dari kapal. Kebanyakan dari mereka adalah lizardkins, yang cocok untuk tinggal di lahan basah.
Banyak yang kurus, tetapi tidak ada yang memiliki kerah budak atau mengenakan kain compang-camping.

"Lizarin!"

Seorang wanita berlari keluar dari kerumunan lizardkin.

Itu--

"--Somarin!"

Kami saling berpelukan dalam reuni nostalgia.

Aku tidak percaya aku akan bertemu teman masa kecilku lagi, aku terakhir melihatnya di desa, dia tidak ada di sana selama perjalanan kami ke desa tersembunyi.
Air mata jatuh dari mataku karena sukacita yang tak terduga.

"Oh, tidak ~?"
"Liza menangis nodesu."
"Diamlah kalian berdua, sekarang bukan saatnya."
"Nn, awasi."
"Ya, Mia. Aku punya banyak sapu tangan di sini."
"Aku ikut bahagia, Liza-san."

Aku bisa mendengar suara para gadis dari kejauhan.

"Liza, lihat ke kanan."

Master berbisik kepadaku sambil menunjuk ke arah kapal.

"-"

Aku kehilangan kata-kata.
Orang-orang yang tidak seharusnya ada di sini ada di sana.

"Kakak Muda! Ane-sama! Shiririn! Shizarin!"
"" "Lizarin!" ""

Zajiton-niisama, Wejirin-anesama, adik perempuan Shiririn, dan adik perempuan Shizarin ada di sana.
Keluargaku yang dikatakan telah menjatuhkan diri dari tebing ada di sini, dihadapanku.

Aku merayakan reuni dengan keluargaku.

"Akan lebih baik jika kau tidak melupakanku."
"Paman!"

Paman yang seharusnya sudah dibantai agar aku dapat melarikan diri bahkan ada di sini.
Dia kehilangan salah satu lengannya dan satu kakinya, tapi dia masih hidup.

"Aku benar-benar pandai berpura-pura mati, kau tahu. Tapi itu taruhan yang cukup berbahaya."

Paman mengangkat bahu sambil menggoda.

"Orang-orang baik dari Echigoya Firm ini membebaskan kita dari status budak."
"Itu tidak sepenuhnya benar. Kami hanya melakukan seperti yang diperintahkan oleh Sir Pendragon."

Gadis yang menaiki Serigala Batu Rouna berbicara sambil menyerahkan semacam dokumen kepada Master.

"Terima kasih banyak, Master."
"Aku akan mencari mereka lebih cepat jika aku tahu kau masih memiliki keluarga yang tersisa."

‘Aku minta maaf’, Master kami yang baik hati meminta maaf.

"Tidak sama sekali. Maksudku, aku benar-benar bersyukur."

Aku takut untuk mencari keluarga dan teman-temanku, akhirnya aku tidak melakukan apa-apa.
Aku takut jika, terlepas dari begitu banyak dana dan koneksi, hasilnya hanya konfirmasi atas kematian keluarga dan teman-temanku yang hilang.

"Aku akan senang jika kita bisa menurunkan barang sekarang. Mereka yang tidak menangis atau ingin mengadakan reuni, tolong lakukan pekerjaanmu."
"Rouna, aku tidak percaya kau bisa mengatakan itu sekarang. Aku kagum."
"Kau memberitahuku ssu. Itu tidak mungkin bagiku ssuyo."
"Aku tidak bisa menyetujui itu, entah bagaimana."

Aku mengucapkan terima kasih kepada personel Echigoya Firm yang membantu pekerjaan ini.
Begitu gadis-gadis itu menurunkan barang, mereka pergi kembali dengan kapal itu, mengatakan bahwa mereka masih memiliki barang lain untuk dikirim.

"Master, karena kau membawa semua orang ini ke sini, apa kau merencanakan sesuatu?"
"Yup, kita akan membangun kembali desa Liza serta memulihkan pemukiman demi-human yang dihancurkan oleh weaselkin."

Master mengeluarkan magicnya, lalu benteng kokoh raksasa muncul diikuti oleh banyak rumah di dalamnya.

Keluargaku dan orang-orang yang dibawa ke sini tampaknya berpikir itu adalah magic Mia, mereka memujinya, "Seperti yang diharapkan dari ef=lf-sama!"

"Desa ... Kita bisa tinggal di sini sekali lagi bersama keluarga kita."
"Ya, ane-sama."

Weasel Empire yang menghancurkan desa kami sudah menjadi lautan garam sekarang.

"Aku sudah menyiapkan tempat tinggal dan persediaan makanan selama setahun, peralatan berburu dan memancing serta kebutuhan sehari-hari juga telah kusiapkan. Tolong buat alat yang kau butuhkan sendiri dari barang-barang itu. Echigoya Firm akan mengirim sebuah kapal ke sini setiap beberapa saat untuk sementara waktu, pastikan untuk memesan barang-barang yang tidak bisa dijangkau desa ini saat itu. "
"Terima kasih kami akan melakukan yang terbaik atas kebajikan Pendragon-sama."

Paman menundukkan kepalanya pada Master sebagai perwakilan.

"Berterima kasihlah pada Liza. Aku bahkan tidak akan memikirkan ini jika bukan karena Liza."
"Terima kasih, Lizarin - tidak, Liza. Aku mengucapkan terima kasih atas nama klan kami."
"Angkat kepalamu, paman. Aku akan kehilangan nyawaku saat itu seandainya paman tidak mengorbankan dirimu untuk melindungiku."

Jika aku mati saat itu, aku tidak akan berada di sini sekarang.

"Lebih penting lagi, kita punya pesta pembukaan desa sekarang!"

Pesta dimulai dengan suara bersemangat Arisa yang berlanjut sepanjang malam.
Aku menghabiskan sepanjang malam itu berbicara dengan keluargaku dan Somarin seolah untuk menutupi periode waktu yang telah berlalu. Mereka telah melalui banyak hal, tetapi ane-sama berhasil menemukan pasangannya. Kakak muda juga.
Adik perempuanku dan Somarin pasti akan bertemu dengan pasangan mereka dan melahirkan banyak anak juga.

Kami tinggal di desa selama sekitar setengah bulan, memburu semua monster berbahaya di sekitar desa.
Dan juga, anggota tubuh yang hilang milik paman dan semua orang dapat dikembalikan dengan magic potion Master selama kami tinggal.

"Apakah kau benar-benar akan pergi, Lizarin?"
"Begitulah, Somarin. Aku punya peran yang harus aku penuhi."
"Paman, tolong jaga semua orang."
"Aku mengerti. Jaga dirimu, Liza."

Aku memberi tahu mereka bahwa aku akan kembali dalam waktu satu tahun, kemudian aku naik ke kapal Master.

"Liza, aku tidak keberatan jika kau ingin tinggal di sana, kau tahu?"
"Tidak, bagaimanapun juga aku adalah tombak Master."

Untuk melaksanakan janji itu, aku akan selalu berada di sisi Master, melawan musuhnya.

"Pochi ada di sini juga nanodesuyo!"
"Tama juga, bersama ~?"
"Ya, kita semua bersama-sama."

Pochi, dan Tama, dan semua orang, mari kita nikmati petualangan bersama Master.


Note:
Liza-tan selamat bertemu kembali dengan keluargamu :") ternyata masa lalumu kelam juga, tapi gapapa~ masa depanmu cerah kok. Mimin masih belum tau untuk jadwal selanjutnya kapan lagi, jadi ditunggu aja ya~





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar