Jumat, 08 Mei 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 119. Strategi Penanggulangan

Chapter 119. Strategi Penanggulangan


“Ini sangat menyulitkan.”

Setelah sampai di markas, Aku bersama Raphtalia dan yang lainnya diberikan waktu istirahat, lalu aku menuju tempat rapat, dan Pasukan Anti Reiki sedang mengadakan rapat.

“Ah... Hero Perisai-sama.”
“Kami mohon, selamatkan dunia ini.”
“Aku mohon. Karena makhluk itu, negara kami....”

Petinggi negara lain yang bergabung dalam Pasukan Anti Reiki sedang resah.
Memang benar, keadaannya sangat buruk. Sudah tidak ada waktu untukku melarikan diri.
Tetapi....perasaan yang berbeda apa ini.
Tidak, mereka berserta pasukannya berasal dari negara yang berbeda jadi tidak mungkin mengetahui diriku sebelumnya.

“Kami sudah mengawasinya dari kejauhan. Tidak kami sangka kekuatan regenerasinya sekuat itu....”

Ratu mengatakan itu dengan wajah khawatir.
Dan Sampah.... ia tidak ada disini.
Ya, jika ia disini maka yang dilakukannya hanya mengganggu saja.

“Awalnya Aku mengira ada kemungkinan menang.... tetapi, setelah melihat yang dilakukannya, untuk mengalahkannya kita harus mengikuti legenda.”
“Benar.... tetapi, yang menjadi masalah adalah cara memasuki makhluk besar itu.”
“Ngomong-ngomong, dari tadi Aku melihat banyak naga beterbangan.”

Ketika kita sampai disini, Aku melihat Pasukan Anti Reiki sedang mempersiapkan naga.
Sepertinya kita akan menyelinap tubuh Reiki melalui punggungnya.

“Apa itu memungkinkan?”
“Masalahnya adalah Familiar Reiki. Akan sangat sulit untuk menembus kerumunan Familiar yang berterbangan dipunggungnya.”
“Hmm.....”

Benteng besi yang sulit ditembus ya.
Kalau hanya party-ku saja, maka kita bisa menuju punggungnya dengan mudah, namun kita tidak tahu cara menyegel jantungnya.

“Aku ingin memastikannya lagi, apa benar kita bisa menyegel Reiki kembali?”
“Bisa. Setelah kita menyelidikinya lebih lanjut, kita bisa menyegelnya kembali.”
“Apa cara penyegelannya bisa kita lakukan?”
“Mengenai itu....”

Ratu mengatakan itu dengan panjang lebar.
Sepertinya itu tidak bisa dilakukan.
Perkataan semudah itu akan memberatkannya.

“Begitu ya....”
“Pasukan Anti Reiki sedang menyiapkan pasukan penyihir sebanyak mungkin.”
“Itu berarti, kita hanya bisa menyelinap kedalam tubuhnya dan menyegel jantungnya, apa itu memungkinkan?”
“...Mungkin.”

Kalau saja kita bisa menembakkan mantranya dari kejauhan, maka akan sangat membantu.
Itu berarti, kita memerlukan banyak orang untuk menyelinap dan itu juga sudah menghabiskan waktu yang cukup banyak.
Aku melihat peta yang berada di meja, disana ada sebuah kota yang berdekatan dengan Reiki.
Dekat sekali. kalau terlalu lama maka kota itu akan terinjak.

“Apa evakuasinya sudah dilakukan?”
“Keadaannya.... cukup menyulitkan.”
“Begitu....”

Mendekatinya saja sudah menyebabkan bencana yang besar. Yang dilakukannya menyebabkan bangunan disana runtuh, ini sudah sangat berbahaya.
Ditambah lagi, monster ini memilik tujuan yang sangat jelas.
Ngomong-ngomong.... serangan pamungkas itu belum ditembakkan lagi.

“Bagaimana keadaan desa disekitar sana? Karena Reiki sudah menyerang kami dengan serangan terkuatnya.”
“Kami masih menyelidikinya. Reiki masih belum menembakkan serangan itu lagi.”
“Hmm....”

Pastinya Reiki bukan mesin yang bisa menembakkan serangan pamungkasnya terus-menerus.
Mungkin Reiki sedang menunggu musuh yang lebih tepat saja.
Apapun yang terjadi, Pasukan Anti Reiki memerlukan waktu untuk menaiki punggungnya.
Dan masih ada evakuasi penduduk.....

“Berapa lama evakuasi akan berlangsung?”
“Sepertinya Reiki akan tiba sebelum evakuasinya selesai.”

Rencana ini akan membuat jumlah korban jiwa terus bertambah.....
Bagaimana ini.
Tidak mungkin kita bisa menyerang jantungnya sebelum menyerang kepalanya, masalahnya adalah bila kita menyerang kepalanya kemungkinan besar hasilnya akan sama dengan sebelumnya.
Mungkin saja ini monster yang tidak bisa dikalahkan.

“Lalu apa yang membuatnya menyerang tempat yang banyak orangnya?”
“Kami masih menyelidikinya, kemungkinan besar tujuannya adalah sumber makanan.”

Jadi Reiki bukan mempertahankan diri dengan menyerang ya?
Lalu apa yang membuatnya menyerang orang-orang.
Aku tidak mengerti tujuannya.

 “Ditambah lagi, hasil dari penyelidikan kami, tidak menunjukkan arah yang ditujunya adalah tempat dengan banyak penduduk.”
“Apa maksudnya?”
“Itu berarti, yang menjadi arah tujuannya adalah tempat dengan jumlah monster terbanyak.”

Jadi monster ini yang suka menyerang sarang semut, dan monster itu sangat ingin tidak ada penganggu diwilayah dia tinggal.
Itu berati yang menjadi targetnya bukan hanya manusia.
Monster seperti ini itu....

Ditengah-tengah rapat, Aku melihat Filo diluar tenda sedang beristirahat.
Bila Ratu Filolial itu mungkin bisa memenangkan ini dengan serangan langsung.
Aku masih belum tahu sekuat apa dia.
Itu ide yang tidak berguna.

“Apa memungkinkan untuk angkatan darat menyelinap ke punggungnya?”
“Mendekatinya saja sudah membuat Familiarnya menyerang. Angkatan udara memiliki kesempatan untuk menyelinap.... tapi, akan sulit untuk mereka menaiki punggung Reiki.”

Rencananya belum matang... tapi tidak ada pilihan lain.

“Aku akan mengulur waktu dengan menahan serangan Reiki serta Familiar-nya, apa Pasukan Anti Reiki bisa menaiki punggungnya?”

Selama Aku tidak menerima serangan pamungkas itu, maka Aku bisa menahannya cukup lama.
Ketika Reiki bertarung dengan kami, dia sangat berkonsentrasi pada kami, dan itu membuat pergerakannya melambat.
Ketika hal buruk terjadi, Aku akan menahannya sampai evakuasi selesai.
Ya, Aku tidak mau terus diserang dengan serangan pamungkasnya.

“Pastinya, Aku akan membutuhkan bantuan dari barisan belakang.”
“....Mohon tunggu dulu sebentar.”

Ratu dengan Petinggi Pasukan Anti Reiki melakukan diskusi tentang rencana ini.

“Bagaimana ini? Apa yang akan kita lakukan?”
“Ini masih terlalu awal! Bila kita mau melakukan ini, akan lebih baik untuk menunggu kedatangan Ketujuh Hero Bintang.”
“Tapi, bila kita terus menunggu kedatangan Ketujuh Hero Bintang, maka itu akan mengorbankan beberapa kota dan benteng.”
“Kau berani bilang begitu karena belum ada kerusakan pada negaramu! Secepat mungkin kita harus mengalahkan monster itu!”

Keadaan disini mulai memanas.
Aku rasa pendapat Keempat Hero Suci adalah yang terbaik, tapi sekarang Aku tidak bisa memutuskan apapun.
Pastinya akan ada yang menolak, ketika itu terjadi Aku akan memikirkan jawabannya lagi.

“Dia benar! Kita harus mengalahkannya, lalu mengurangi jumlah korban sebanyak mungkin.”
“Penyebab semua ini adalah Keempat Hero Suci, bukan?”
“Baiklah, Aku akan bertanya padamu. Hero itu apa?”

Sepertinya Aku tidak bisa berdiam diri lagi.
Hero Perisai itu Hero Keadilan yang menyelamatkan dunia, Aku harus memberitahukan makna kalimat itu dengan benar.
Walaupun aku tidak menginginkannya.

“Soal itu....”

Orang itu mulai bingung karena pertanyaanku.

“Hero itu seorang yang bisa menggunakan kekuatannya dengan benar, seorang pemberani.”

Ratu mengerti apa yang Aku maksud.
Bagus, kalau begitu akan Aku lanjut sesuai dengan rencana.

“Hero itu sebuah Jantung. Dalam keadaan tidak ada harapan pun jantungnya terus berdetak. Hero itu seorang yang memiliki keinginan untuk melindungi orang-orang.”

Apa yang baru saja Aku sebutkan.
Itu memang perkataanku, tapi itu membuatku geli.
Sayangnya Aku belum bisa sampai sejauh itu.
Tapi, mereka menyukai hal seperti ini, kan?
Seperti Keadilan, Melindungi orang-orang, Keinginan dan Perasaan seseorang.

“Jika semua orang disini kekurangan kekuatan, maka Aku akan pinjamkan kekuatanku sebagai perisai kalian.”
“Hero Perisai-sama....”

Setelah mendengar itu, semua orang disini mulai terkesan.
Aku membicarakan ini sekeras mungkin. Mungkin yang diluar juga mendengarnya.

“Hero Perisai-sama. Maafkan atas kelancanganku tadi.”
“Jangan khawatir. Hal seperti ini itu..... tidak, semua amarah kepada hero, biar Aku yang menanggungnya.”

Setelah itu, Aku berjabat tangan dengan komandan negara lain.

“Mulai saat ini, Aku ingin kau meminjamkan kekuatanmu. Ayo kita kalahkan monster itu bersama-sama.”
“Siap!”

Komandan itu terlalu semangat sampai menjabat lenganku dengan keras.
Mudah sekali ya.

Dengan begitu, salah satu masalah rencana penaklukan Reiki telah selesai.
Jumlah Pasukan Anti Reiki akan bertambah dengan cepat karena ini.
Tinggal menyusun rencana penaklukan Reiki, lalu Aku hanya akan bertarung sebagai Hero Keadilan saja juga cukup.

“Kembali lagi ke topik utama. Sekarang ini, kita sedang dalam keadaan tidak ada harapan. Aku ingin kalian memikirkan rencana dengan jumlah korban yang paling sedikit.”

....Ratu melihatku dengan wajah yang kebingungan.
Ya, dia tahu Aku bukan orang seperti itu, maka dia pasti sudah menyadarinya.
Akhirnya ratu mengangguk, dan memulai rapat kembali.

“Apabila Ketujuh Hero Bintang sudah datang.... apa kita sudah tahu cara penyegelannya?”
“Mengenai itu.... kita harus menghafalnya sampai mereka siap....”
“Kalau begitu, kita bisa melakukannya sambil menuju kesana? Apapun yang terjadi, Pasukan Anti Reiki pasti akan menuju kesana.”
“Tapi, kita harus sampai ke jantungnya dengan selamat....”
“Namun itu hanya akan membuat kerusakan terus bertambah. Akan lebih baik untuk menyegel makhluk itu secepat mungkin. Apa kita yakin dengan sampainya Ketujuh Hero Bintang bisa membantu keadaan disini, apa mereka bisa diandalkan seperti Hero Perisai-sama?”

....Setiap komandan mulai bertukar pemikiran.
Benar sekali. yang menyebabkan kejadian ini adalah Keempat Hero Suci, dan keberadaannya masih belum diketahui. Aku tidak tahu apa kekuatan Ketujuh Hero Bintang itu bisa diandalkan.
Ketika Aku melakukan rencana ini dan kembali dengan baik, maka tidak akan ada yang mengerti kekuatan hero itu seperti apa.

“Iwatani-sama, apa kau bisa menuju jantung Reiki sambil melindungi pasukan penyihir dari Pasukan Anti Reiki?”
“Itu lah rencanaku. Tapi, ketika pasukan itu berada dipunggung Reiki, yang bisa Aku lakukan hanyalah menahan serangannya saja. selama itu, selesaikan evakuasinya. Aku akan mengulur waktu sebanyak mungkin.”
“Baiklah. Apa ada yang tidak setuju?”
“............”

Tidak ada yang berkata apapun. Mana mungkin mereka mau menentangnya.
Aku sudah mengusai Pasukan Anti Reiki.
Yang tersisa hanyalah meraih kemenangannya saja.

“Kalau begitu, setelah persiapannya selesai rencananya akan dilaksanakan.”


Rapatnya telah selesai, lalu Aku keluar dari tenda, kemudian Aku melihat Raphtalia yang sedang menahan nafasnya.

“Naofumi-sama, apa kau melakukan sesuatu lagi?”

Aku sengaja mengatakan itu dengan keras.
Tetapi, dia ini, sepertinya tidak mendengarkannya dengan baik.

“Ya, ini hal yang sama seperti di Pulau Cal Mira.”
“Ha~a... Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Aku mengerti.”
“Oneechan, Goshujin-sama itu bilang mau melindung-----“
“Diam saja Burung.”

Bukan masalah selama Raphtalia tidak mendengarnya.
Sejujurnya, dia hanya akan terus memikirnya sambil melihatku.
Hmm?
Rishia melihatku dengan penuh kebanggaan.
Apa yang membuat matanya berkilau ini?

“Aku, sangat termotivasi! Walaupun menakutkan, tapi Aku akan berjuang!”

Bukan hanya Filo saja, tapi Rishia juga mendengarnya.
Kenapa hanya Raphtalia saja yang tidak mendengarnya?
Setelah ku cari tahu, ternyata dia sedang mencari minum.
Ya, mengisi ulang air dalam tubuh memang penting.
Setelah dia kembali, dia mendengar Aku melakukan sesuatu.
Selama ini yang Aku lakukan akan berujung pada keburukan. Sudah tidak aneh lagi dia berpikiran seperti itu.

“Baiklah, akan Aku beritahu isi rapat tadi.”
“Iya.”
“Aku akan mengulur waktu sampai Pasukan Anti Reiki menaiki punggungnya. Aku ingin Raphtalia dan Rishia membantu pasukan itu. Filo akan bersamaku melawan monster itu.”
“Hore!”
“Aku mengerti. tetapi, apa itu baik-baik saja, Naofumi-sama?”
“Serangan Familiar-nya tidak dapat melukaiku. Apabila mereka berhasil menyelinap, maka Aku akan menyusul kesana bersama Filo.”

Jika hal buruk terjadi, Aku akan menggunakan Wrath Shield untuk menahan serangan Reiki.
Aku masih belum mencobanya. Besar kemungkinan Soul Eater Shield bisa menahannya.
Masalahnya ada pada perasaanku....
Berkat Filo Aku bisa menahannya sampai sejauh ini. Sekarang juga Aku harus mengandalkannya.

“Rishia, jangan takut ya. Mungkin saja kau akan bertemu Itsuki diatas sana.”
“Iya. Aku akan berjuang.”

Gadis yang sedang jatuh cinta sangat bersemangat.

“Ngomong-ngomong, perbaiki kebiasaan bicaramu.”
“Fu~ee....”
“Iya yang itu. Ketika kau tidak merasa aman maka kau akan mengatakan itu. Mendengarnya membuatku terganggu.”
“Fu~eee!?”
“Hmm?”
“A-Akan Aku usahakan....”

Dia seharusnya bisa memperbaiki kebiasaan bicaranya, jika tidak, Rishia tidak akan mengalami pertumbuhan secara mentalnya.
Semuanya harus berawal dari hati.
Raphtalia juga awalnya begini, lalu sedikit demi sedikit dia mulai membaik.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar