Rabu, 03 Februari 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 196. Realistis VS Idealis

 Chapter 196. Realistis VS Idealis




“.... Dasar bodoh,” Gaelion menatap Ren dengan sinis.
Kurasa aku sedang menatapnya dengan pandangan yang sama, mungkin.

“Hei orang bodoh yang menanggap dirinya lebih kuat. Jika kekuatanmu hanya itu saja, orang terkuat lainnya di dunia ini akan segera menyalipmu. Itu adalah pelajaran yang dapat dipetik dari Kaisar Naga terkuat. Menganggap dirimu yang terkuat sama saja seperti membangun kastil dari pasir.”

Waktu yang tersisa tinggal 1:30.

“Ingatlah hal itu dalam dirimu! Flames of Purgatory! Prominence Dark Nova!

Gaelion membuka mulutnya kemudian menyemburkan api dahsyat yang membuat wilayah sekitar Ren menjadi lautan api.

“Instant Dragonslayer! Chain Bind! Change Chain!” Tanpa ragu Ren melepaskan skill gabungan lainnya, tapi—
“Tak ada gunanya! Hero Pedang Bodoh!”

Semua serangan balik Ren termakan habis oleh api dahsyat Gaelion.

“Masih belum! Ini masih belum berakhir!”

Pedang Ren berubah lagi.
Apa kutukannya berkembang?
Sebelumnya, ada proses yang menyebabkan Perisai Amarah menjadi Wrath Shield.
Jika aku samakan dengan proses itu, maka dipastikan ada perkembangan dari kutukannya.
Dalam hal ini, kemungkinan besar pedang Ren berubah menjadi pedang tingkat selanjutnya.

“Ini dia. Skill baru yang aku dapatkan! Rasetsu Meteor Shield.

Itu sudah kau gunakan sebelumnya!
Dia mengatakannya seolah-olah telah menemukan skill baru.
Dalam manga klise, skill yang digunakan sebelumnya tidak akan berhasil untuk kedua kalinya.
Apa ini. Sungguh, apa yang dia maksud.

“Biarkan pendosa bodoh ini menerima hukuman atas nama Tuhan! Menggunakan kekayaan milikku, berikanlah dirinya pukulan Tuhan!”
“Goldaufstant!”

Ren mengarahkan pedangnya ke atas langit dan entah dari mana asalnya, muncul beberapa emas dan perak yang menyatu dan menjadi bentuk manusia di atas langit.
Mengeluarkan aura yang tidak menyenangkan, patung emas itu terbentuk dari kekayaan yang kotor.
Patung itu mengubah dirinya lalu menuju Gaelion.

Apa yang terjadi pada skill Rasetsu Meteor Shield.
Apapun yang dipikirkannya, dia hanya menggunakan skill lain saja.
Apapun yang berada disekitar patung itu membusuk.
Apa ini bisa dibilang Ketamakan akan meraih kemenangan.

Skill ini.... mungkin skill yang serupa dengan Blutofer.
Bayarannya mungkin kekayaan sang pengguna.
Iya, itu mungkin yang menyebabkan peralatan Ren sangat jelek?

“Terima ini.”
“Diriku bahkan tidak terkejut. Incar targetmu dengan baik.”
“Hah!?”
“Fueeeee!?”

Gaelion mengibaskan sayapnya kemudian terbang sambil meraihku dan Rishia dengan kedua tangannya untuk menjauh dari sana.
Patung kekayaan kotor yang dipanggil Ren langsung mengejar kita dengan menggubah bentuknya menjadi lengan raksasa, tapi kita sudah melarikan diri dari jangkauan pukulannya.
Waktu yang tersisa hanya 1 menit lagi.
Aku mulai merasa tidak nyaman, sebentar lagi aku berada diambang batas.

“Hei. Segera selesaikan ini.”
“Fueeeeee.”
“Hmm, penyelesaiannya sudah dipastikan.”
“Apa?”
“Dirimu pikir diriku hanya bisa menyemburkan api saja?”

Ketika aku memikirkan apa yang dikatakannya, ternyata langit mulai memerah.
Tak kusangka, sebentar lagi meteor sihir akan jatuh dari langit.

“Ku....”

Patung panggilan Ren hancur seketika.

“Baiklah, Hero Perisai. Dirimu tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
“Tentu saja.”

Meskipun waktu yang tersisa tinggal sedikit, tapi ini bukan hal yang tidak bisa dilakukan.
Gaelion bahkan menyerahkan bagian yang paling menyenangkan untukku.
Dia ingin aku yang melakukan serangan terakhir.

Hahaha, sudah berapa lama aku menunggu momen ini.

“Shield Prison!”

Aku memunculkan sangkar perisai dihadapan Ren yang mencoba melarikan diri.
Wow, jarak penggunaan Shield Prison lebih jauh dari biasanya.
Apa ini efek dari Wrath Shield?

Terdengar suara pukulan dari dalam.
Tapi, Ren dalam keadaan saat ini memerlukan cukup banyak waktu untuk menghancurkannya.
Selama aku bisa mengulur waktu, itu sudah cukup.

“Change Shield (Attack) !”

Ayo kita ubah perisainya menjadi Spike Shield.
Terdengar tusukan dari dalam yang menunjukkan Ren terkena damage.

“Baiklah.”

Bisa saja aku melepaskan Iron Maiden padanya.....
Tapi, meteor cerah yang disiapkan Gaelion jatuh tepat sebelum aku bisa melakukannya.

“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa—“

Sangkar perisai hancur, teriakan Ren dan kilatan cahaya dari meteor sihir itu mewarnai wilayah sekitar.

Kilatan yang menunjukkan bahwa semuanya akan berakhir dalam sekejap.
Kenyataannya, itu berakhir dalam 5 detik saja.

“Durasinya lebih singkat walaupun menghabiskan energi dengan jumlah yang sama.”

Kita mendarat di tanah yang terbakar.
Dan, aku sudah mengubah Wrath Shield ke perisai lain.
Aku tidak terlalu bodoh untuk membiarkan waktu yang tersisa 30 detik berlanjut.
Dalam waktu yang bersamaan Gaelion kembali ke wujud 4 meter.

“Aku rasa tidak akan ada bagian yang tersisa?”
“Diriku tidak menahan diri sedikitpun. Jika dirinya mati karena ini, maka itu merupakan bagian yang tersisa dalam hidupnya.”
“Fueee.... Kalian telah membunuh Tuan Hero Pedang.”

Hah. Itu bukan urusanku.

“Guha....”

Melirik asal suara tersebut, aku melihat Ren terjatuh dalam keadaan punggung yang menghitam dan topeng yang dikenakannya hancur.

“Tangguh sekali—“

Dia sangat tangguh.
Apa ini bantuan dari Curse Series?
Setelah menerima serangan dahsyat ini aku sangat berharap kau hangus tanpa sisa sedikitpun.
Ya ampun....

“Oke, Gaelion.”
“Dimengerti.”

Gaelion melangkah perlahan mendekati Ren yang terkapar, dia membuka mulutnya lebar-lebar dihadapan kepala Ren, kemudian ketika taringnya sudah dekat—

“Apa yang kalian lakukan,” Ksatria Wanita berteriak sambil mendekati kami.
“Kami hanya mencoba memberikan serangan terakhir pada Ren, memangnya kenapa?”
“Jika Hero bisa ditangkap, maka segera tangkap dia!”
“Dia bisa saja melarikan diri sekarang.”
“Bukankah kalian sudah memblokir jalur pelariannya!”
“HAH! Aku diberi permintaan untuk membasmi kelompok bandit, tapi aku tidak diminta untuk menangkap Hero Pedang.”
“Itu hanya alasanmu saja, Hero Perisai-dono!”

Ksatria Wanita mulai melirik Gaelion dengan tatapan tajam.
Gaelion berpikir itu bukan urusanku ketika dia hendak melahap Ren.

“Berhenti!” Kali ini Taniko angkat bicara untuk menghentikan Gaelion. “Jangan kau lakukan, Gaelion, meskipun dia adalah orang yang membunuh ayahku, kau tidak boleh melakukan itu.” Lanjut Taniko.
“Apa yang kau maksud! Dia adalah sumber masalah dunia ini! Jika tidak segera dihabisi, maka orang-orang akan mengalami penderitaan lagi!” Aku berteriak menyanggah perkataan Taniko, tapi dia menggeleng-gelengkan kepalanya atas sanggahanku.
“Jika kita mengambil nyawa orang itu sekarang, mungkin diwaktu yang akan datang, nyawa kitalah yang akan direnggut. Aku tidak mau mengalami hal seperti itu!” Balas Taniko.
“Semuanya akan baik-baik saja! Banyak orang yang akan senang dengan kematiannya dan tidak akan ada yang bersedih akan kematiannya!”
“Itu tidak mungkin!”

Ya ampun, sifat keadilan Taniko cukup menyebalkan.
Apa kau tahu, sebesar apakah aku ingin membuatnya meminum air mendidih.

“Wyndia-san, apa yang kau katakan salah.”
“Eh?”
“Jika seseorang telah memutuskan menjadi musuh, maka tidak perlu menahan diri lagi.”
“Bagaimana mungkin!”
“Jika kita memperlihatkan sisi lembut padanya, maka suatu saat itu akan mempersulit Tuan Naofumi.”

Jarang sekali Atla berkata dengan nada berat.
Benar sekali, Atla keturunan ras Hakuko.... yang merupakan ras ahli bela diri.
Mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Fohl, kemungkinan besar mereka memiliki pemikiran seperti orang militer.
Dari keduanya, aku lebih menilai perkataan Taniko terlalu idealis, sedangkan perkataan Atla lebih memiliki rasa kekeluargaan.

“Akan aku pertegas. Jika orang ini tidak segera dihabisi, maka kebenciannya tidak akan hilang,” kata Atla. 
“Atla, apa yang kau maksud!” Tanggap Ksatria Wanita terhadap perkataan Atla.
“Kalau begitu, biar aku tanya kau, kenapa orang ini bisa membuat Tuan Naofumi sangat benci kepadanya?” Tanya Atla.
“Itu....” Ksatria Wanita kebingungan.
“Sayangnya aku tidak bisa memahami semua keinginan Tuan Naofumi. Tetapi, Tuan Naofumi yang baik hati ini sampai membencinya. Aku yakin dia adalah orang jahat. Lalu, jika orang ini merupakan penghalang bagi Tuan Naofumi, maka aku dengan senang hati akan mengotori tanganku untuknya.” Jelas Atla.
“Kau.... pemikiran seperti itu sangat berbahaya!”
“Apapun yang kau katakan. Apapun yang terjadi, aku akan terus berjalan bersama Tuan Naofumi.”

Atla dan Ksatria Wanita mulai saling memelototi satu sama lain.
Namun, Atla tidak bisa melihat apa yang terjadi.

“Fueee.... Sebaiknya kalian berhenti.....”

Rishia, dia selalu merasa bingung dan panik tanpa disadari.
Mau idealis ataupun realistis, itu bukan masalah besar.

Sekarang, aku ingin membunuh Ren.

“Gaelion! Segera habisi dia!” Ketika aku memerintahkan Gaelion untuk melakukan itu, dia malah mengubah wujudnya menjadi dragon kecil dan bertengger dipundakku. “Kenapa kau malah jadi kecil. Cepat bunuh dia!” Lanjutku dengan kesal.

Entah karena keberadaan Taniko, Gaelion bertingkah seperti ingin bermain sambil mendekatkan mulutnya pada telingaku.

“Sebenarnya, diriku ingin melakukan itu. Tapi, diriku teringat akan suatu hal,” kata Gaelion.
“Ingat apa?” Tanyaku.
“Jangan dengan sengaja membunuh Hero. Jika hero yang dibunuh adalah Ketujuh Hero Bintang itu masih diperbolehkan, tetapi jika yang dibunuh adalah Keempat Hero Suci.... hal buruk akan segera terjadi. Hal itu terukir kuat di dalam Inti yang diriku miliki.” Gaelion menjelaskannya padaku.
“Kau jangan kalah beragumen dengan anak kecil! Dasar Naga tidak berguna!”





TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar