Sabtu, 20 Februari 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Chapter 26. Rumah Beruang Sudah Siap!

Volume 1
Chapter 26. Rumah Beruang Sudah Siap!


Guild dagang terletak sedikit ke barat dari pusat kota. Orang-orang yang memenuhi tempat tersebut jelas berbeda dengan yang ada di guild petualang. Tidak ada pria kekar ataupun penyihir bertongkat, tempat tersebut dipenuhi banyak pedagang dengan penampilan yang eksentrik. Atmosfer di sekitar mereka membuatku tidak nyaman, berbeda sekali dengan para petualang yang ada di guild.

Selain itu, tampaknya kostum beruang milikku masih menarik banyak perhatian.

"Yuna-san, bukankah kau ingin masuk?" Tanya Fina yang melihatku mematung di dekat pintu masuk. Kata-katanya barusan menyadarkanku.

Didalam begitu ramai. Aku memakai tudung kostumku untuk menghindari tatapan dari orang-orang dan langsung berjalan lurus ke meja resepsionis. Fina mengamati sekitar dan menggenggam erat lengan bajuku, dia berusaha untuk tetap berada di dekatku.

"Selamat datang," sapa seorang wanita berumur dua puluhan. Raut wajahnya tidak berubah meskipun ia melihat penampilanku, dan ia menyambut kami dengan senyuman. Kupikir pegawai guild dilarang mengenakan pakaian yang lebih bagus dari pelanggan mereka.

"Umm, aku ingin menyewa tanah untuk waktu jangka pendek, dan guild petualang mengirimku kemari setelah aku bertanya kepada mereka mengenai hal itu."

"Ya, kami dapat memenuhi permintaaan anda. Kami memiliki tanah untuk disewakan, dan bangunan juga. Tanah seperti apa yang anda cari?"

"Untuk saat ini, tanah yang benar-benar kosong tanpa ada apapun di atasnya."

"Ya, kami punya yang semacam itu."

"Aku ingin menyewanya untuk satu bulan. Berapa biayanya?"

"Itu akan tergantung pada luas dan lokasi di mana tanah tersebut berada. Apakah ada permintaan khusus untuk tanah yang anda cari?"

"Aku ingin yang berada dekat dengan guild petualang, kurasa. Jaraknya tidak harus terlalu dekat. Dan aku juga ingin yang seukuran dengan gudang milik guild petualang, jika memungkinkan."

"Sepetak tanah kosong dengan luas yang sama seperti gudang milik guild petualang. Saya akan mencarikannya, jadi silahkan tunggu di sini sebentar."

Dia meninggalkan mejanya dan kembali setelah lima menit dengan membawa beberapa lembar kertas.

"Maaf karena membuat anda mununggu. Saya telah menemukan lima tanah dengan kriteria yang anda minta."

"Manakah yang paling murah?"

"Saya rasa yang ini. Dari kelimanya, yang ini letaknya paling jauh dari guild petualang. Untuk biaya sewa satu bulan dibanderol dengan harga tiga puluh keping koin perak."

"Tidakkah itu terlalu murah?"

"Tidak ada bangunan di atas tanah tersebut. Namun, perlu diingat, jika anda berniat menggunakan tanah tersebut untuk sesuatu, kami akan meminta anda mengembalikan tanah tersebut ke kondisi semula setelah anda selesai menyewanya."

"Bisakah kau beritahu aku juga berapa harga sewa untuk yang lainnya?"

"Tentu saja. Yang lain masing-masing dibanderol dengan harga sembilan puluh, tujuh puluh lima, empat puluh delapan, dan tiga puluh lima keping koin perak untuk biaya sewa perbulan."

"Bisakah kau tunjukan padaku letak dari kelima tempat tersebut?"

Dia mengeluarkan sebuah peta dan menunjukkan padaku kelima lokasinya.

"Hmm, untuk yang harga sembilan puluh dan tujuh puluh lima, aku lewat—keduanya sedikit mahal—dan untuk yang harga tiga puluh, aku akan lewat juga, karena letaknya yang jauh."

Tersisa tanah dengan harga tiga puluh lima dan empat puluh delapan. Yang letaknya paling strategis adalah tanah dengan harga empat puluh delapan koin perak. Itu dekat dengan guild petualang dan rumah Fina, dan terletak tidak jauh dari tempatku menginap. Tanah dengan harga tiga puluh lima koin perak terletak sangat dekat dengan guild petualang, tetapi sangat jauh dari penginapan dan rumah Fina.

"Bagaimana? Sudah menentukan pilihan anda?"

"Jika bisa, aku ingin mengambil yang ini." Aku menunjuk pada opsi dengan harga empat puluh delapan koin perak.

"Jika boleh tahu, bagaimana anda akan menggunakan tanah tersebut?"

"Aku berencana untuk mendirikan sebuah bangunan di atasnya dan menggunakan bangunan tersebut sebagai tempat untuk memilah monster. Oh, tapi akan kupastikan bangunannya sudah tidak ada saat aku memgembalikan tanahnya, tentu saja."

"Mohon tunggu sebentar..." Pegawai wanita tadi buru-buru pergi, tetapi dia segera kembali dengan cepat. "Maaf karena menanyakan hal ini, tapi apakah anda adalah 'bloody bear'?"

"..."

"Ahem, maafkan ketidak sopanan saya. Apakah anda petualang bernama Yuna-san?"

"Ya..."

"Kami ingin mengucapkan terima kasih atas pasokan serigala, kelinci bertanduk, dan Goblin King selama anda menetap di kota ini."

"Um...untuk apa tepatnya guild dagang berterima kasih padaku?"

"Apakah anda tidak tahu? Material-material yang dihasilkan oleh guild petualang dipasok kemari untuk kami jual. Sebagai gantinya, kami akan menggunakan jasa pengawalan yang ditawarkan oleh guild petualang dan kami juga akan menjamin persedian material monster yang kami miliki tidak menurun. Kami memiliki hubungan kerja sama yang saling menguntungkan."

"Aku baru tahu itu."

"Ya, dan para pedagang di sini merasa sangat puas karena ada lebih banyak serigala dan kelinci bertanduk akhir-akhir ini."

"Hasil buruan yang kujual seharusnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan semua pasokan yang ada di guild dagang, bukan?"

"Itu tidak benar. Karena buruan yang anda bawa selalu dalam kondisi baik, itu terjual dengan harga tinggi. Petualang lain cenderung membawa buruan mereka dalam keadaan rusak dan penuh luka. Tetapi monster yang anda bawa tidak pernah rusak dan cacat, karenanya itu menjadi sangat diminati, khususnya material-material langka dari Goblin King."

"Siapa sangka kalau buruanku akan begitu diminati?"

"Bagaimana jika tanah yang ingin anda ambil saya buat menjadi tiga puluh lima keping koin perak?"

"Apakah kau yakin?"

"Tentu saja. Jika anda akan menggunakan tanah tersebut untuk memilah monster yang nantinya akan anda jual ke guild petualang, maka itu akan menguntungkan kami juga."

"Baiklah, maka kita sepakat."

"Kalau begitu, ijinkan saya mengantarkan anda ke lokasi tanahnya sekarang." Dia berdiri dan beranjak dari kursinya.

"Kau mau repot-repot membawaku ke sana?"

"Apakah itu akan menjadi masalah?"

"Tentu saja tidak, tapi apa kau yakin mau meninggalkan meja kerjamu hanya untuk mengantarkanku?"

"Saya dapat meminta seseorang untuk menggantikan saya. Selain itu, saya ingin mempererat hubungan kerja sama yang akan kita bangun mulai sekarang."

"Hubungan kerja sama?"

"Ya. Anda adalah petualang pemula yang sangat terampil dan berbakat. Akan ada banyak orang yang menginginkan kerja sama dengan anda, dan saya hanyalah salah satu dari mereka. Mohon maaf karena telat memperkenalkan diri—nama saya adalah Milaine. Senang bertemu dengan anda."

Lokasi tanah di mana Milaine membawa kami dekat dengan penginapan dan guild petualang sebagaimana yang tertera di peta. Tanahnya cukup luas, dan tidak banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang di sekitar tempat tersebut, yang mana itu bagus.

"Silahkan tanda tangani kontrak ini dan cantumkan kartu guild anda."

"Mencantumkan kartu guild?"

"Cukup letakkan kartu guild anda di atas kontraknya. Identitas anda akan otomatis terverifikasi."

Setelah aku menulis nama dan mencantumkan kartu guild-ku, aku membayar tiga puluh lima keping koin perak untuk biaya sewa selama satu bulan.

"Tambahan lagi, karena anda berencana untuk mendirikan sebuah rumah di sini, kami juga menyediakan jasa pertukangan yang bisa anda sewa. Bagaimana menurut anda?"

"Tidak perlu. Aku sudah punya rumah."

Milaine tampak bingung. Sejenak aku ragu, perlukah aku memberitahunya tentang rumah dan penyimpanan beruang yang aku miliki, tetapi aku memutuskan untuk tetap diam pada akhirnya.

"Saya mengerti. Jika anda butuh sesuatu, silahkan datang ke guild dagang." Milaine menundukkan kepalanya lalu pergi. Setelah yakin bahwa dia telah pergi, aku memeriksa apakah di sekitar sini ada orang yang lewat. Kanan, cek. Kiri, cek. Belakang, cek. Depan, cek.

Sebuah rumah muncul begitu saja saat aku mengeluarkannya dari dalam penyimpanan beruang, itu berdiri kokoh menempati lahan yang tadinya kosong. Aku masuk ke gudang rumah tersebut bersama Fina.

"Baiklah," ucapku, "bisakah kau urus Tigerwolf-nya sekarang?"

Aku meninggalkan Fina pada pekerjaannya dan kembali ke penginapan untuk memberitahukan bahwa aku sudah tidak akan menginap di sana lagi. Mulai hari ini, aku akan tinggal di rumah beruang.




TL: Boeya
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar