Senin, 08 Februari 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 197. Kilatan

Chapter 197. Kilatan




“Jika kau tidak bisa, biar aku saja—“
“Jangan, biar aku saja yang melakukannya. Meskipun aku tidak dendam padanya,” kata Atla sambil maju kedepan.
Hou, sebaiknya aku menambah perhatianku padanya.

“Sudah hentikan!” Ksatria Wanita menghalangi kami.
“Jangan mengganggu! Menyingkir! Shield Prison!

Ksatria Wanita sangat mengganggu, aku harap ini akan membuatnya diam.

“Hyaaaa!”

Ksatria Wanita berhasil menghancur Shield Prison berkeping-keping dengan cepat.
Hei. Ren saja perlu waktu beberapa detik untuk menghancurkan Shield Prison, Ksatria Wanita berhasil menghancurkannya dalam sekali serang saja, setinggi apakah kekuatan yang dia dapat dari teknik Hengen Musou.

“Iwatani-dono, jika itu yang ingin kau lakukan, maka aku punya ide lain.” Ksatria Wanita mempersiapkan dirinya sambil menghunuskan pedangnya.
“Aku harap kau sudah mengerti, apa yang akan terjadi jika kau menjadikanku sebagai lawan?”
“Tentu saja, Iwatani-dono, bisakah kau menghunuskan senjatamu dengan sengaja? Jika memungkinkan, aku tidak ingin menjadikanmu lawan.”
“Apa kau yakin bisa menang?”
“Tidak akan aku lakukan walaupun aku tidak bisa menang. Lagi pula aku tidak punya jalan lain.”

Ya ampun, dasar orang yang tidak tahu diri.
Aku sudah pernah melihat kemampuan Ksatria Wanita dalam bertarung.
Dari yang aku lihat, baik Raphtalia dan Rishia, dia memiliki statistik yang lebih rendah dari mereka berdua.
Namun, dia ingin mengajakku bertarung, orang bodoh tidak akan sebodoh ini.

“Sebelumnya aku sudah mengatakan ini. Jika Hero Pedang berhasil ditangkap, maka aku sendiri yang akan memberinya pelajaran secara langsung.” Tambah Ksatria Wanita.
“Aku tidak peduli.”
“.... Baiklah. Aku akan melawanmu dengan sungguh-sungguh.”
“Fueee!? Naofumi-san. Tolong turunkan senjatamu sekarang!” Rishia yang kebingungan mengatakan itu sambil mendekatiku.
“Kau juga kenapa ikut campur.” Kataku dengan kesal.
“Dia baru diajari teknik rahasia berpedang aliran Hengen Musou!? Untuk Naofumi-san yang suka belajar sendiri, dia terlalu kuat untuk dijadikan sebagai lawan!”
“Persetan!”

Aku mendorong Rishia menjauh dan mempersiapkan diri melawan Ksatria Wanita.
Hmm, serangan apapun yang dia berikan, jika aku berhasil menjangkau Ren dalam skill-ku atau Atla berhasil mendekatinya, maka skakmat untuk Ksatria Wanita.

“Oke, akan aku layani meskipun dua lawan satu.”

Kemudian Ksatria Wanita mengarahkan pedang tipisnya padaku. Senjata yang digunakannya tidak terlihat bagus.
Meskipun begitu dia masih mau menghadapiku.
Menjadi ksatria sangat merepotkan. Seingatku, ksatria dalam dunia nyata akan selalu  memikirkan pangkat dan ego mereka saja.

“Maju, Atla!”
“Iya!”

Meskipun dia tidak bisa melihat, pergerakan kakinya yang gesit berhasil membawanya mendekati Ksatria Wanita.
Aku mengikutinya dari belakang.

“Terima ini! Tidurlah sejenak.”
“Hmm.... Hakuko memang sangat gesit. Tapi, Teknik Pedang Hengen Musou.... Four Cross!
“Kyaa!?”

Ksatria Wanita menangkis serangan Atla, lalu menyerang balik.
Tanda Tambah (+) dan Silang (x) menyatu, ini merupakan teknik pedang sihir.
Kedua tanda itu terlihat menyatu dan mengikat Atla secara ajaib.

“Biar aku saja yang mengatakannya. Dalam waktu sejenak, tidurlah sekarang. Tenang saja, luka yang diberikan tidak akan membuatmu sakit.”
“Tidak..... Tuan Naofumi, maafkan, aku.....”

Atla menerima serangan itu kemudian dia tidak bergerak karena tidak sadarkan diri.
Bisa dibilang, ini ada tambahan serangan dari efek tertentu.
Sejak awal pertarungan, terlalu banyak perbedaan teknik, level dan pengalaman Atla dan Ksatria Wanita.

“Jadi ini kehebatan Teknik Hengen Musou dalam mengetahui aliran Kii?”
“Iya, dengan begini dia akan tidur sejenak.”

Ksatria Wanita mulai menyiapkan pedangnya lagi. Dia sekarang menghadapiku.
Agh..... tak kusangka akan ada yang menggangguku saat ini.

“Selanjutnya kau, Iwatani-dono.”
“Memangnya, kau bisa melukaiku?”
“Tentu saja bisa, justru ada serangan yang cocok untuk menghadapimu, Iwatani-dono.”

Serangan yang pernah digunakan Nenek Tua ya.
Tapi, aku sudah menyiapkan diri untuk serangan itu.

“Jika kau yakin, lakukan saja!”
“Baiklah, biar aku buktikan! Ini akan membuatmu terluka, tapi aku harus membuatmu mendengarkanku, Iwatani-dono.”

Ksatria Wanita mendekatiku sambil mengarahkan pedangnya pada perutku.
Dia cepat sekali! Tapi, kecepatannya masih bisa dihindari.
Aku mengelak dari tusukannya dan mengambil jarak darinya.

“Hebat sekali. Hanya orang yang lihai saja yang bisa menghindari tusukan ini.”
“Berisik.”
“Baiklah, akan aku lanjutkan ke serangan selanjutnya.”

Ksatria Wanita mendekatkan lengan kirinya pada ujung pedang, lalu dia menjulurkan pedangnya sambil lari ke hadapanku.

“Teknik Pedang Hengen Musou! Multistrike Demolition!”

Serangan Ksatria Wanita terlihat menerjangku berlipat ganda tanpa henti.
Sepertinya ini sulit dihindari. Akan aku tahan saja.
Setiap tusukan aku tahan satu per satu.
Agh.....

“Setiap orang memiliki aliran Kii masing-masing, aku menyerang aliran dalam dirimu, Iwatani-dono. Ingat itu baik-baik.”

Meskipun serangannya berhasil aku tahan, tapi tetap saja itu masuk kedalam tubuhku dan mengacaukan aliran Kii-ku.
Sialan..... untungnya berkat pelatihanku dengan Atla, aku masih bisa menahannya, aku tidak ada pilihan lain selain bertahan tanpa melakukan serangan balasan, tapi aku tidak bisa menahan terlalu banyak tusukan ini.
Dia lebih kuat dari yang aku kira.

Jika aku dengan sengaja membuka celah untuk diserang, sudah dipastikan aku akan tertusuk.
Akhirnya, serangan beruntun Ksatria Wanita berhenti.
Serangannya berlangsung lama. Dan sangat akurat.

Aku memang menganggap dia orang yang berbakat, tapi tak kusangka akan sehebat ini.
Seperti yang aku duga, berlatih bersama Atla saja tidak bisa memberiku pengalaman bertarung sesungguhnya.
Aku bisa mengejar kemampuannya, tapi tidak bisa melampauinya.

Oke, waktu yang tersisa memang sedikit, akan aku gunakan Wrath Shield.
Dengan kekuatan Dark Curse Burning S, aku bisa membakarnya dari jarak dekat.
Jika keinginan balas dendamku semakin tinggi, maka kekuatan apinya juga bertambah.
Tapi, setelah aku memutuskan itu, Ksatria Wanita mengeluarkan pemikirannya.

“Ngomong-ngomong. Sebesar apa rasa benci Iwatani-dono terhadap Hero Pedang?”
“Kebencianku padanya? Sudah terlalu banyak hingga tidak bisa kuucapkan!”

Pertama, waktu Witch menipuku dia tidak membelaku.
Apa dia terlihat ingin membantu ketika Raphtalia akan direnggut dariku?
Lalu serangan mematikannya yang dilakukan dari belakangku.
Berawal dari Motoyasu, sekarang Ren juga melarikan diri dengan skill teleportasi ketika mendengar sesuatu yang tidak enak didengar oleh mereka.
Setelah itu.....

....Eh?
Lebih sedikit dari yang aku kira.

Benar. Tepat sekali. Setelah aku pikirkan, kebencianku terhadap Ren tidak terlalu besar.
Apa yang sebenarnya membuatku sangat membencinya?

Ketika aku dicurigai merencanakan pembunuhan Melty, dia tidak berpikir seperti itu dan mencoba menolongku.
Dia berusaha meyakinkanku dengan bernegosiasi, tapi aku merasa ada yang aneh dengan orang sekitarnya dan memutuskan untuk melarikan diri dengan memberikan serangan gertakan.
Kejadian Gaelion masih membuatku marah pada Ren, tapi karena aku sendiri yang mengambil alih tanpa berpikir panjang, jadi dia tidak terlibat sepenuhnya.
Fitnah tambahan yang sebarkan Witch menambah penderitaanku..... dia hanya menjadi penonton tanpa melibat dirinya sendiri.
Bahkan, dia sendiri angkat bicara ketika adanya kelicikan dalam duel itu.

Serangan mematikannya sudah aku balas tadi.... dan aku sudah menikmati kemalangan yang dialaminya.
Perkataan manis Witch telah dia terima, aku rasa itu kesalahan terbesarnya.
Sekarang aku bisa membunuhnya setelah dia memberitahu keberadaan Witch.
Apa aku perlu membunuhnya setelah semua itu?

Artinya, aku hanya memiliki prasangka benci terhadap Hero?

Jadi begitu, aku mulai tergerogoti oleh Wrath Shield. Itu sangat menyebalkan dan aku harus menjernihkan pemikiranku sekarang.
Kelakuan Ren memang aneh, dan aku sendiri terpengaruhi oleh Kemurkaan.
Jika dipikirkan lagi, tidak seperti sebelumnya, Raphtalia tidak bersamaku, seperti saat diriku termakan oleh amarah dalam pertarunganku melawan Wrath Dragon.
Gaelion memang berhasil menahannya, tapi waktu yang diberikan lebih sedikit daripada saat aku bersama Raphtalia dan Filo.

Untuk masalah Reiki.... dia salah satu dalangnya, tapi kenyataannya Reiki pasti akan bangkit kembali suatu hari nanti.
Apakah diplomasi dapat dilakukan atau tidak, jika berpegangan pada alasan orang ini, sepertinya tidak mungkin.
Otoritas Hero juga, melihat para pemimpin yang diduga telah dicuci otak oleh Reiki juga tidak terpengaruh. Melromarc salah satu contohnya.

Lagipula, Hero telah menjadi aspek utama dalam keagamaan dan hubungan internasional diplomasi.
Melarikan diri atau mati mengenaskan hanya akan membuat perang terjadi, itulah yang dikatakan ratu dan pemimpin kerajaan lain.
Itu juga yang membuatku selamat di Melromarc.

Jika melarikan diri sudah bukan menjadi jalannya.... maka ini satu-satunya jalan yang tersisa.

“Maukah kau memikirkannya kembali? Jika memungkinkan aku ingin nama Iwatani-dono tercatat dalam sejarah sebagai Hero yang luar biasa. Ini juga demi Raphtalia.”

Dia wanita yang suka mengatakan hal menyakitkan.
Tapi, wanita ini, tidak melakukan apapun ketika aku mengalami kemalangan itu.
..... Namun, aku tidak pernah melihatnya sebelum ratu kembali.
Apa dia pengawal anggota kerajaan?

Ya, setelah aku pikirkan kembali, asal mula kebencianku berasal dari Sampah, Witch dan Motoyasu.
Dan si Motoyasu, mengalami kemalangan, saking malangnya aku tidak mau menemuinya karena otaknya yang sudah tidak waras lagi.
Sekarang hanya Sampah dan Witch saja..... aku tidak memiliki kebencian yang mengharuskanku membunuh Ren.

“Ada sesuatu yang tertulis dalam ramalan kiamat dunia ini. Ketika masa Gelombang terjadi, jika salah satu Hero terbunuh, maka itu akan mempercepat kiamat dunia ini. Oleh karena itu, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.”

Gaelion juga mengatakan hal yang serupa.
Aku tidak begitu mengerti makna dari mempercepat itu sebenarnya, tapi dari awal aku sudah mempertanyakan makna dari Gelombang itu sendiri.

Jujur saja, kejadian Reiki merupakan perbuatan bunuh diri Hero.
Aku sendiri tidak dendam pada Ren hanya karena kejadian Reiki.
Aku memang mendengar dampak kejadian itu sangat besar, tapi siapapun yang mati dalam kejadian itu tidak ada hubungannya denganku.

Aku tidak bisa mengatakan ini keras-keras, namun aku sangat membenci orang dunia ini.
Memang benar ada yang tidak aku benci, tapi sangat tidak mungkin untuk berteman dengan orang yang jahat sejak awal.
Oleh karena itu, ketika aku menemukan sebuah masalah, bunuh saja mereka, terjadi kebingungan dalam otakku.
Dengan begitu, kebencianku terhadap orang-orang di dunia ini tidak akan berubah.

Penduduk dunia ini sendiri yang memutuskan untuk menghukum tiga hero lain atau tidak karena perbuatan mereka terhadap Reiki, keputusan itu tidak ada ditanganku..... bagaimana aku harus menjelaskannya, ah mungkin itu.
Telah terjadi perang di kerajaan lain, banyak korban berjatuhan karena itu, atau..... aku tidak mau ikut terbakar karena ikut campur urusan orang lain.
<TLN: Kalimat atas itu merupakan pepatah/idiom atau semacamnya, yang intinya bukan urusanku.>
Memang benar, dalam kejadian Reiki aku ikut bertarung melawannya, tapi kemarahanku terhadap mereka tidak begitu besar.

Justru, kejadian Reiki bisa dibilang alasan utama nama baikku meroket.
Aku tidak bermaksud berterima kasih kepada kalian, tapi jika hanya Ren saja, aku tidak merasa semarah itu.
Kenyataan Ren berpura-pura tidak melihat kejadian ini, berlaku juga kepada orang-orang dunia ini.
Dan keadaan Ren saat ini, sudah babak belur, jadi keinginanku untuk menyerang dirinya menurun.

Tapi, perasaanku mengatakan tidak bisa memaafkannya.

Diusir dalam keadaan menggunakan pakaian seadanya sambil diperlakukan layaknya penjahat kejam karena fitnah, disebut lemah, tidak berguna, menjijikkan, sampah, semua perasaan itu telah ditampar langsung pada wajahku yang baru saja sampai didunia lain, tidak ada seorang pun yang mengerti perasaanku.
Tidak, aku tidak mau dimengerti saja.

Tidak mungkin ada orang yang ingin kehilangan indra perasanya akibat kemarahan yang tiada habisnya.

Sama halnya dengan wanita dihadapanku yang terus mengatakan keadilan, dia tetap saja tidak datang ketika aku sedang dalam masalah.
Setelah datang, dia berlagak seperti orang baik..... memangnya kau itu siapa.
Kau tidak punya kewajiban untuk menceramahiku. Mana mungkin aku diam saja.

Itu juga berlaku pada ratu.
Hanya ketika aku benar-benar dalam masalah, orang yang selalu memihak kepadaku, hanya Raphtalia saja.
Untuk apa orang yang tidak ada disana ikut campur.

Tapi, Raphtalia selalu memarahiku ketika aku menertawakan kemalangan hero lain, apa yang akan dia lakukan ketika mengetahui aku telah membunuh satu hero?
Apa yang akan terjadi..... entah kenapa aku merasakan ada hal buruk mendekat.

Atau mungkin, karena aku sudah berkata ‘bunuh bunuh’, membuatku sulit memikirkan ulang keputusanku.
Aku harus memikirkannya dengan perlahan, sebaiknya aku memanfaatkannya saja daripada mencemari nama baikku dengan berita kematian hero ditanganku.
Tentu saja, aku akan mendapatkan hukuman jika sembarangan menangani penjahat ini, tapi keputusan terbaik saat ini adalah menangkapnya.
Meskipun ada kemungkinan dia akan dihukum mati, tetap saja nama baikku akan tercemar jika aku tidak menjalankan proses hukum yang seharusnya.

Baiklah, demi menyelamatkan rasa keadilan Ksatria Wanita, aku akan berpura-pura kalah dan bernegosiasi dengannya, lalu aku akan membuat diriku untung banyak—

“Ugh..... uoooo.”

Ketika aku melihat ke sumber suara, Ren sedang berusaha bangkit.

“Aku.... tidak akan kalah. Demi, mendapatkan kekuatan, demi menjadi yang terkuat, aku akan merampas semuanya, segalanya, apapun bentuknya!”

Pedang satu tangan..... yang Ren gunakan berubah menjadi pedang besar yang berkarat.

“Ap, apa itu!?”

Dan itu, mengeluarkan aura gelap yang lebih pekat dari sebelumnya.

“Fueee!?”
“Apa itu!?”

Gaelion terbang dan hinggap dipundakku lalu membisikkan sesuatu.

“Gawat sekali. Diriku merasakan adanya kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya. Diriku tidak bisa melawan kekuatan itu.”
“Sial! Ini terjadi karena kita terlalu santai membahas banyak hal!”

Apa sebaiknya kita mundur saja?

“Rishia! Taniko! Bangunkan Atla!”
“..... Iwatani-dono.”
“Apa!?”
“Biar aku yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Sebagai gantinya, jika aku berhasil membawa kembali Hero Pedang dengan tanganku sendiri, akankah kau membiarkanku memberinya pelajaran tegas padanya?”
“Kau masih memikirkan itu dalam keadaan genting seperti ini!?”
“Iya, aku tidak bisa melarikan diri dari jalan yang sudah aku pilih. Jika aku tidak bisa menanganinya, maka tidak masalah mengumpulkan banyak orang untuk membunuh hero ini. Jika itu yang terjadi, pasti ratu memutuskan hal yang sama.”
“Apa kau yakin bisa mengalahkannya sendirian?”
“Tidak tahu! Tapi, aku tidak bisa menarik kembali perkataan yang sudah kuucapkan.”

Jika Ksatria Wanita dikalahkan, maka kita bisa menghabisi Ren.
Jika rekannya dikalahkan, pasti Raphtalia akan segera ikut campur.
Ini bukan sebuah pembunuhan.
Ksatria Wanita menyadari dirinya keras kepala. Dan Raphtalia mengerti itu.

Disamping itu, rencana ini diputuskan secara diskusi, jadi ini keputusan yang bagus.
Jika keadaannya semakin berbahaya, aku akan membuatnya berhutang budi padaku.
Sebaiknya aku menunggu kesempatan itu.

“.... Kurasa tidak masalah,” tangapku.
“Apa aku bisa menganggap dirimu setuju?” Ksatria Wanita memastikan kembali tanggapanku.
“Iya, selama kau berhasil membawa kembali Ren sendirian.”
“Aku pegang kata-katamu.”
“Aku akan menepati janjiku. Mau itu baik atau buruk. Jika semakin berbahaya aku akan ikut membantu.”
“Baiklah. Terima kasih.”

Meskipun itu sebuah tipuan, aku benci ketika melanggar janji.
Ya, aku bisa saja berpikiran untuk terus menipumu dengan banyak janji.
Baiklah, sudah waktunya menonton pertarungan Ksatria Wanita.

“Jangan sampai mati.”
“Hah? A,aahem.....!? Iwatani-dono, jangan bilang....!”
“Aku tidak tahu.”

Wajah Ksatria Wanita dipenuhi rasa terkejut.
Mungkin saja dia sudah menyadari dirinya telah ditipu, tapi itu sudah terlambat.
Ya, jika dia memikirkannya lagi, maka kesalahpahaman akan muncul.
Meskipun dia tidak memikirkannya.

“Ya ampun! Baiklah, Hero Pedang, biar aku perkenalkan diriku. Namaku Eclair Seaetto! Atas perintah ratu, aku akan mengangkat pedangku kepadamu untuk meluruskan sifat kekanak-kanakan dirimu!”

Jadi itu namamu.
Aku tidak mengerti kenapa dia tidak menyebutkan namanya kepadaku.
Karena kau tidak memberitahuku, julukan aneh terbentuk.
Apa Raphtalia tahu namanya? Mungkin dia mengira aku sudah mengetahui namanya dari Raphtalia.

Ya terserah.
Bagaimanapun juga, petarungan antara Ksatria Wanita dengan Ren yang termakan kutukan akan segera dimulai.





TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar