Rabu, 17 Februari 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 198. Tujuan

Chapter 198. Tujuan




Baiklah, ayo kita saksikan hukuman yang diberikan secara langsung ini.
Sejauh mana Ksatria Wanita bisa melawan Ren yang termakan kutukan.
Ayo kita analisis keadaan saat ini.

Tentu saja, aku melakukannya setelah mengamankan diri.
Seperti apakah keadaan Ren saat ini?

Dalam keadaan terpengaruhi kutukan Ketamakan, dengan pedang yang aneh.
Jika diperhatikan, pedangnya memiliki berbagai ornamen kecil.
Pada bagian pelindung tangan pedangnya, kepala anjing.... atau rubah? Masih ada bagian yang menyerupai babi.
Tapi.... ketika terjadi perubahan, perkataan Ren mulai menjadi aneh.
Seperti ingin mengambil dan melahap segala hal.

Dari analisis saat ini, setelah pedangnya berubah, kemungkinan besar kutukan Kerakusan ikut bangkit.
Ada kemungkinan jika kutukan sebelumnya dikalahkan, maka kutukan selanjutnya akan menguat.
Jika ada kemungkinan bertarung melawan Itsuki, maka aku harus memperhatikan aspek itu.

Bagaimana dengan Motoyasu? Aku tidak ingin dekat-dekat dengan orang itu.
Dia mulai jarang muncul, aku senang bisa hidup dengan tenang.
Jika dia muncul, mungkin dia akan mengejar Filo habis-habisan.

..... Pemikiran yang tidak berguna.
Aku harus fokus pada pertarungan dihadapanku.

“Aku, akan menjadi yang terkuat! Sekarang, aku akan berkembang dengan cepat, mendapatkan kekuatan abadi dari masa depan, lalu, mengalahkan dirimu, untuk melahap Exp-mu!”

Ren mengangkat pedang besarnya, lalu meluncur dengan cepat.
Gerakannya memang bertambah cepat, namun masih berantakan.
Sesuai dengan perkataan Gaelion, dia memang bertambah kuat.
Mengingat kejadian sebelumnya, aku tidak bisa menggunakan Portal Shield akibat mantra sihir yang ditembakkan Gaelion sebelumnya.
Sebaiknya, kita mundur dari sini dan mengumpulkan semua orang.

“Rishia, Gaelion, Taniko. Aku akan membawa Atla, kita harus menjauh dari sini.”

Aku menggendong Atla yang pingsan layaknya menggendong seorang putri.

“Ta, tapi...,” tangap Rishia.
“Jika kita berada disini, maka dia tidak bisa bergerak leluasa, bukan?” Aku menjelaskan.

Sebenarnya aku hanya beralasan saja, jika ingin memberikan mantra pendukung kita hanya perlu menjauh sedikit saja.

“Deryaaaaaaaaaaaaaaaa!”

Ren melaju sambil mengayunkan pedangnya secara asal-asalan. Tanpa menggunakan teknik berpedang apapun.
Dengan mengelak maju atau mundur, Ksatria Wanita berhasil menghindari serangan Ren.
Cukup sulit menebak gerakan anak kecil ketika memainkan pedang, ketika berhasil menebaknya anak itu akan berkata “Bisa-bisanya kau membaca gerakanku.”

“Baiklah,” jawab Rishia.

Taniko dan Rishia mengangguk kemudian mundur mengikuti perintahku.
Gaelion sepertinya memahami jalan pemikiranku, dia berada dibelakang, sudah mempersiapkan sayapnya untuk terbang melarikan diri dari sini.

“Agh.... Kena kau! Seharusnya semua seranganku menjadi serangan pamungkas yang bisa menghabisi segala hal!” Keluh Ren.
“Jangan bermimpi. Kau bahkan tidak memegang pedangmu dengan baik, tanpa ada teknik berpedang dibaliknya, itu sama saja seperti tidak ingin mengenai apapun.” Balas Ksatria Wanita.
 
Aku tidak tahu statistik Ksatria Wanita, tapi, aku rasa statistiknya cukup tinggi.
Dia mengelak semua serangan itu tanpa ada gerakan percuma.

“Kenapa, kenapa aku tidak bisa mengenaimu!”
“.... Kenapa, kenapa Iwatani-dono menjadi Hero Perisai? Menurutku, Iwatani-dono lebih cocok menjadi Hero Pedang.”
“Diaaaaaaaaaaaam!”

Jika Raphtalia atau Filo berada disana, bagaimana cara mereka menghindari serangan itu?
Meskipun serangan itu seperti kertas melawan mentega, mungkin mereka bisa menghindari itu dengan kecepatan saja?
Akan aku tanyakan ini kepada Rishia, orang yang seperguruan dengan Raphtalia dan Ksatria Wanita.

“Rishia. Apa yang kau pikirkan setelah melihat ini?”
“Fuee? Menurutku. Semua serangan Hero Pedang-sama tidak berarti. Serangannya bisa dihindari dengan mudah oleh orang yang biasa bertarung.”
“Oh....”

Ya, itu memang benar. Meskipun serangannya cepat, namun aku masih bisa menghindarinya dengan mudah.
Lagi pula, dia hanya mengayunkan pedang itu dengan asal.
Pada dasarnya, dia hanya menebas ke atas atau ke bawah. Terkadang, ada tebasan horizontal juga, tapi itu sudah terbaca jelas sebelum berhasil dikeluarkan.
Aku mudah membaca pergerakan itu berkat pelatihan bersama prajurit biasa. Berkat pelatihan bersama Atla juga.

Sang genius, Atla, memiliki serangan insting mendalam, jadi aku juga kesulitan menghindari serangannya.
Mungkin sebenarnya, yang bertambah kuat dalam pelatihan itu adalah Atla.
Aku tidak melihat orang lain yang bertambah kuat dalam bertarung selain Atla.
Ini tidak bergantung pada nilai statistik yang mereka miliki.

Penyebab dia kalah melawan Ksatria Wanita adalah dia belum melakukan Kenaikan Kelas dan level yang rendah.
Jika dipikirkan baik-baik, seorang yang menjadi ksatria tidak mungkin memiliki level dibawah 40.
Atla belum melakukan Kenaikan Kelas, dan dia mendapatkan pengalaman bertarung melawan monster saja.
Dia memang melawanku, tapi itu lebih masuk ke pelatihan dari pada bertarung.

Jika dibandingkan dengan Atla, Ren hanya sedang memainkan pedangnya saja.
Jika secara insting, sebelum Ren termakan oleh kutukan, dia lebih kuat bukan?
Dia ingin menjadi kuat dalam bentuk statistik tinggi, bukan? Aku merasa bukan karena itu.

“Oh, jadi itu yang kau maksud bersungguh-sungguh? Kalau begitu, aku akan menunjukkan kesungguhan diriku padamu.”
“.... Aku belum serius! Aku pastikan akan menang telak darimu!”

Ucapan yang bagus. Apa menyerang pilihan terbaik?
Oh benar juga, dalam VRMMO yang Ren mainkan, banyak pengguna perisai yang mati.
Oh jadi itu yang membuatnya mengatakan serang dulu musuhnya sebelum musuhnya melakukan serangan balik?
Seingatku ada yang mengatakan ‘mundur terencana’..... namun masih mencurigakan bagiku.

Dalam game online kuno, class pertahanan memiliki arti penting dalam setiap permainannya.
Sebelumnya, aku mengira Motoyasu, Ren dan Itsuki memiliki kerja sama yang baik dalam bertarung.
Tentu saja, aku mengira seperti itu dalam game yang mereka mainkan. Tetapi, dalam dunia ini, itu berbeda.
Aku sangat yakin tentang hal itu.

“Terima ini!”

Dengan gegabah Ren mengayunkan pedangnya sampai bawah.
Tepat ketika ujung pedangnya menyentuh tanah. Getaran kekuatannya menyebar sampai menyebabkan tanah disana retak.
Oh, serangan yang bisa membuat tanah terbelah. Kekuatannya sangat besar.
.... Dari yang aku lihat, ini cukup setara dengan serangan sihir Gaelion.

“Lengah sekali!” Ksatria Wanita menebas punggung Ren. Terdengar suara keras yang bergema, serangan terhadap Ren tidak berdampak apapun.
“Hahahahaha...... Pedang yang aku gunakan memiliki Self-Recovery (Tinggi). Serangan burukmu tidak ada gunanya sama sekali. Akui saja kelahanmu.” Ren tertawa jahat. Matanya berkilau. Oh, jadi dia menertawai Ksatria Wanita karena serangannya tadi tidak berdampak apapun.

Untuk apa dia menjelaskan itu?
Ya, dalam armorku memiliki Self-Recovery juga.

“Hmm.... kau terlalu lembut bila dibandingkan dengan Iwatani-dono, tapi kau bisa menyembuhkan diri juga. Menyusahkan,” Ksatria Wanita berbisik sambil memperhatikan sudut lancip pedangnya.

“Sudah akui saja kekalahanmu dan jadilah sumber Exp-ku! Rasestsu Meteor Sword!

Serangan itu lagi!
Mungkin karena pedangnya menjadi besar, pecahan batu komet yang dihasilkan ikut bertambah besar.
Dalam semua hambatan itu..... Ksatria Wanita menghindarinya layaknya kabut.

“Itu, salah satu Teknik Elakkan Hengen Musou, Shimmer!”

.... Yah. Persentase Chuunibyou Ksatria Wanita tidak berubah.
Dan Rishia, berhenti menjadi komentator.
Karena jika dijelaskan, kau hanya akan berkata “Apa!? Itu, kan!” tanpa menyadari kita sudah mengetahui itu.
Lalu, itu akan membuat kita terlihat lemah, jadi hentikan saja.

“Masih belum! Chain Bind!” Ren menyerang kembali.
“Hmph!” Ksatria Wanita mengayukan pedangnya pada rantai yang dipanggil Ren untuk mengikat dirinya.
“Apa!?” Ren terkejut.
“Sudah kuduga..... Rantai kuat sekalipun, bila titik lemahnya berhasil ditemukan maka akan hancur..... ini lebih lemah dibandingkan Shield Prison Iwatani-dono.”

Padahal kau menghancurkannya dalam waktu singkat, masih saja kau bandingkan dengannya.

“Masih belum! Terima serangan pamungkasku! Hide Sword!

Tubuh Ren menghilang seperti angin.
Hei.... seranganmu hanya memiliki satu strategi saja.
Kemana perginya Hundred Sword dan Thunder Sword-mu.
Jika kau memiliki banyak strategi penyerangan, maka Ksatria Wanita sekalipun akan kesulitan menghadapi semua itu.

“Lemah sekali. Raphtalia bisa membuat aliran Kii-nya tidak terdeteksi.”

Kemudian Ksatria Wanita menebas pedangnya pada arah tertentu.
Hanya dengan tebasan itu, skill penyamaran Ren menghilang dan membuatnya terlihat kembali.
Apa.... Kii yang dia maksud berasal dari aliran sihir yang dimiliki Ren?

.... Tunggu. Entah kenapa aku merasa melihat sesuatu yang disebut ‘Kii’ ini.

Ap-apa yang terjadi!
Hanya dengan melihat orang lain bertarung, aku menjadi kuat!
Apa yang diriku pikirkan, dasar bodoh.

.... Apa ini karena aku terlalu sering menerima serangan itu dari Atla dan Ksatria Wanita? Aku merasa ada yang aneh.
Aku mulai tidak mengerti diriku sendiri.

Meskipun aku tidak bisa langsung menguasainya, tapi  jika aku terus berlatih, maka aku bisa mempersiapkan balasan untuk serangan penembus pertahanan.
Bagian terpentingnya adalah menciptakan aliran Kii tersendiri dalam tubuh.
Tidak terlalu lembut dan juga tidak kasar.
Cukup dengan mempersiapkan aliran sihir yang bisa dijadikan umpan sebelum musuh melakukan serangan penghancur aliran utama.
Mempersiapkan aliran lembut cocok untuk pemula.
Nenek Tua, untuk apa kau menjelaskan hal mudah seperti ini dengan rumit.....

Sepertinya, Teknik Hengen Musou menggunakan kekuatan seperti ini untuk melakukan penyerangan dan mengamati sekitar.
Ksatria Wanita memang menghindari serangan itu, tapi dia tidak menggunakan aliran Kii untuk melindungi dirinya.
Mungkin karena itulah, Nenek Tua tidak bisa mengajari itu padaku.

Dari hal yang aku pahami, aliran Kii yang aku miliki aneh karena jumlah pertahanan yang aku miliki sangat tinggi.
Dengan begitu, aku seperti boneka latihan saja.
Aliran Kii, bisa dibilang aliran sihir juga.

Oh jadi begitu, aku mulai mengerti makna menjadi lebih kuat sekarang.
Cukup tiga kali. Aku akan mengerti itu jika menerima dua atau tiga kali serangan lagi.....

Dengan begitu, aku akan mendapatkan hal yang berguna untuk kedepannya.
Aku belum mengetahui kemampuan Ksatria Wanita, tunggu, dia berhasil mengusai Teknik Berpedang dalam waktu dua minggu, mungkin saja penduduk desa akan mengusai itu sekitar satu bulan?
Tidak, jika seseorang ingin mengusai itu dengan sungguh-sungguh, lalu Rishia, orang berbakat yang muncul 100 tahun sekali, butuh waktu satu bulan untuk mengusainya.
Bahkan Raphtalia yang menerima pelatihan lebih awal belum mengusai keseluruhannya.

Aku terlambat mempelajarinya karena setengah percaya.
Penyerangan menjadi bagian terpenting dalam bela diri, jadi menurutku tidak ada hubungannya bagiku, orang yang mengusai pertahanan.
Jika itu yang terjadi, maka aku harus segera mengusainya.
‘Seorang Hero tidak diperbolehkan mempelajari seni bela diri’, tidak ada larangan seperti itu.

Bagaimanapun juga, bagi mereka yang memiliki statistik tinggi harus mempelajari seni bela diri ini.
Lagi pula, bukan hanya Ksatria Wanita dan Rishia yang bisa mempelajarinya, aku akan menunggu sampai mereka benar-benar mengusainya sebelum aku manfaatkannya.
Ketika sampai desa, aku bertanya pada Rishia atau yang lain.

Ngomong-ngomong, ada orang lain yang memiliki aliran Kii aneh juga.

Dia adalah Hero Pedang, Ren.

Mungkin itu karena efek Curse Series, tapi aku merasa ada yang berbeda.
Jika Motoyasu dan Itsuki memiliki aliran yang aneh juga, maka Hero memiliki aliran Kii yang spesial.

Hm? Aliran milik Rishia..... sangat membingungkanku.
Aku tidak yakin, tetapi dia tidak memiliki aliran Kii.
Bukannya tidak memiliki aliran..... tapi alirannya sangat tipis.
Apa yang membuat ini terjadi?

Tapi Nenek Tua bilang dia berbakat, apa yang dia pikirkan?
Hanya ada sedikit orang untuk perbandingan. Akan aku bandingkan kembali ketika sampai desa.

“Serangan tersembunyi dilakukan ketika musuhmu tidak menyadari keberadaan dirimu. Jadi bersembunyi tidak ada gunanya saat ini.”

Ketika aku sedang berpikir keras, Ksatria Wanita mengarahkan dan menusukkan pedangnya ke tempat Ren berada.
Ternyata dia bisa melawannya dengan baik.
Meskipun dia tidak memiliki serangan pamungkas.

“Baiklah, sudah saatnya kau menerima serangan dariku.”

Ksatria Wanita berhenti dan jongkok kemudian melesat ke arah dada Ren.
Ren mengira, tidak perlu bertahan..... eh, dia langsung mundur menghindar.

“Sudah terlambat.”

Pedang Ksatria Wanita mendekat lebih cepat ke dada Ren sebelum dia berhasil menghindar.

“Four Cross!” Dia menggunakan serangan yang membuat Atla pingsan pada Ren. “Haa.....” teriak Ksatria Wanita.

Serangannya mengenai Ren.
Entah kenapa aku melihat ada cahaya yang menembus tubuh Ren dari serangan itu.
Tapi, luka yang dihasilkan kembali sembuh, kemudian Ren berdiri dan tersenyum tanpa merasa ada yang terjadi.

“Ternyata kau hebat juga, bisa membuatku terluka. Aku akan sedikit serius.”

..... Apa yang kau katakan?
Padahal Ren sudah kesulitan dalam pertarungan ini, apa dia hanya berpura-pura saja?

Mana mungkin, kau sudah kalah berapa kali.
Setelah melakukan serangan mematikan itu, aku berhasil mengalahkanmu dan kau langsung lari, bahkan kau kalah telak dari Gaelion.
Lalu kau mendapatkan Curse Series dan bangkit kembali, namun menerima serangan besar lainnya lagi.
Jadi, apa Curse Series Ren tidak memiliki efek? Dia terlihat dapat melakukan semua ini tanpa masalah.

Apa Chuunibyou menjadi kekuatannya juga?
Aku tidak bisa menyelanya jika dia berkata, kutukan apapun tidak mempengaruhiku, kutukan itu sendiri adalah kekuatanku.

“Omong kosong, jika kau menahan diri dalam medan perang, kau adalah orang bodoh. Jangan lengah, bodoh! Iwatani-dono bertarung dengan serius! Setelah menerima serangan pamungkasku, dia terlihat sedikit kesakitan! Kau pikir berapa lama dia berlatih untuk mendapatkan hasil seperti itu!”

Hei, apa itu pujian untukku?

Bagaimanapun juga, Ksatria Wanita bisa melihat rencana Ren.
Dia memang cepat, tapi jika terlihat cepat saja. Tidak ada gunanya menjadi cepat.

Namun, Ksatria Wanita juga memiliki masalah dalam penyerangan.
Contohnya, serangan pembalik pertahanan untukku, itu tidak ada gunanya jika musuh yang dihadapi tidak memiliki pertahanan tinggi.
Sebagai pendekar pedang dia hebat, tapi jika lawannya Hero yang termakan kutukan, maka akan tetap sulit dihadapi.

Lagi pula, serangan itu sudah cukup aneh, karena seperti dikhususkan untuk melawan Hero Perisai.
Aku tidak tahu dari mana asal Teknik Hengen Musou, jika asalnya dari Melromarc, maka Teknik tersebut tercipta untuk melawan Hero Perisai.
Mungkin ada rencana lain dari Teknik itu. Aku harus bersungguh-sungguh mempersiapkan teknik untuk melawannya.

Setelah memahami dasar aliran Kii, aku bersyukur bisa memikirkan cara melawannya.
Apa ini bisa digunakan selain untuk melawan serangan pembalik pertahanan?

“Semua seranganku melahap segalanya. Termasuk, Expmu!”
“Serangan sedahsyat apapun jika tidak mengenai sasaran maka tidak ada gunanya!”

Tetapi, keadaan disana mulai berubah.
Serangan Ren tidak bisa mengenai Ksatria Wanita dan serangan Ksatria Wanita tidak berpengaruh apapun kepada Ren.
Jika ini berlangsung lama, Ksatria Wanita tidak diuntungkan.
Meskipun tidak mengenainya, Ksatria Wanita memiliki stamina terbatas.
Dalam pertarungan ini, Ren lebih unggul.

Jika Ren berhasil dikalahkan, dia mungkin akan membangkitkan kutukan lain dan bangkit kembali dengan cepat.
Jika itu yang terjadi, maka kekalahannya sudah dapat dipastikan.
Jika sampai itu terjadi, kita tidak punya pilihan lain.
Namun, dia.....

“Jadi, Hero Pedang. Apa tujuanmu sekarang? Aku dengar Iwatani-dono ingin segera kembali ke dunia asalnya?”
“Diam! Jangan bandingkan aku dengan Ren!”

Teriakanku tidak tersampaikan.
Oh? Ren terlihat sedikit gemetar.

“Aku.....”
“Tujuanmu. Apa yang membuatmu ingin menjadi kuat!”

Hei. Jika itu yang kau tanyakan, maka jawaban tidak jelas saja yang akan muncul.
Pandangan Ren sudah aneh, aku rasa dia tidak bisa berpikir lagi.

“Aku ingin segera menjadi yang terkuat! Setiap dunia, dimensi dan waktu, aku akan menjadi yang terkuat! Itulah Ketamakan diriku, dan Kerakusanku untuk melahap semua Exp yang ada!”

Setelah mengatakan itu, terlihat aura gelap di sekitar Ren.
Dia ingin menggunakan sesuatu.

“Jadi, kau harus menjadi jalanku, agar aku menjadi kuat!” Ren melanjutkan.
“Biarkan pendosa bodoh ini menerima hukuman dari pemangsa atas nama Tuhan! Dengan persembahan kekuatan bumi yang aku terima, lepaskanlah pembusukannya kepadanya dan lahaplah dirinya!”
“Schatrkfaafar!”

Ren mengepalkan telapaknya, kemudian muncul cahaya seperti kunang-kunang yang menghilang ke dalam tanah.
Tanahnya bergetar, pijakan kaki Ksatria Wanita retak dan hancur.
Apa serangan itu yang membuat tanah disana retak hancur? Mantranya mirip seperti Blutofer.
Dari dalam retakan itu muncul taring yang mencoba melahap Ksatria Wanita.

“Serangan ini terlalu banyak celah! Iwatani-dono pasti akan mengenai sasarannya!” tangap Ksatria Wanita.
“Sudah kubilang, itu menyebalkan! Jangan bandingkan aku dengannya!” Protesku.

Lalu, serangan Ren berhasil dihindari olehnya.
Entah kenapa, aku merasa itu mirip seperti Blutofer.
Oh, sepertinya ada yang berbeda.

Retakan tanah itu meledak, dan melemparkan makhluk hidup berwarna abu-abu yang berbau busuk.
Ini sama menjijikkannya dengan patung emas yang dia gunakan, namun aku tidak yakin bisa bertahan dari serangan ini.

Itu berarti, jika Blutofer berhasil dihindari, maka bayarannya akan tetap ada.
Fakta ini belum tentu benar, tapi jika mengingat keadaanku saat itu, aku tidak mungkin meleset.
Yah. Jika ada waktu selanjutnya untuk menggunakannya, maka akan aku pastikan untuk mengenai target sebelum digunakan.
Dalam perang melawan paus agung ada ratu yang menahannya, dalam kejadian Reiki, ukuran besarnya membuatnya sulit untuk menghindar, akan aku ingat semua itu.

“Fu, fueeeee...... benda apa itu?”
“Aku tidak tahu. Tapi jika kita menyentuhkan pasti berbahaya.”

Sekarang, jarak yang kita miliki membuat kita aman, tapi tanah terus bergetar dan hancur.
Jamur dan lumut mulai bertambah tinggi disekitar sana, menyebarkan bau busuk yang tidak karuan.
Dalam wilayah yang dipenuhi benda abu-abu itu, mulai terbentuk monster seperti lalat.

Ini pengaktifan skill dari Curse Series.
Sasarannya, hanya Ksatria Wanita saja.
Monster itu, menuju Ksatria Wanita dengan cepat.

“Arahkan pedangmu dengan baik. Lalu kau kurang yakin dalam menyerang. Serangan serupa yang digunakan Iwatani-dono lebih menakutkan dan kuat. Aku mengira..... itu serangan yang akan kuhadapi, namun kau membuatku kecewa.”

Dengan cepat Ksatria Wanita melompati monster seperti lalat itu..... tanpa kusangka dia akan menyerang Ren langsung.
Monster seperti lalat itu kehilangan sasarannya, namun terus melaju hingga akhirnya menghilang tanpa jejak.
Ah.... entah kenapa, wilayah sekitar sini menjadi tercemar?
Apapun yang dia lakukan, pasti akan membuat orang-orang menderita.

“Hei,” Gaelion berbisik dekat telingaku. “Mungkin dirimu tidak menganggap ini urusanmu, tapi kutukan api yang dirimu gunakan juga membuat wilayah ini tercemar.” Lanjutnya.

Aku tidak peduli. Biar waktu yang memperbaikinya.

“Baiklah, aku akan menanyakan satu hal lain lagi. Apa yang kau inginkan, setelah kau menjadi kuat?” Tanya Ksatria Wanita pada Ren.
“Setelah.... aku menjadi kuat!?” Jawab Ren.
“Iya. Bukankah kau sudah menjadi yang terkuat? Apa yang kau inginkan dengan kekuatan sebesar itu?”
“Aku.....”

Dia sulit menjawab pertanyaan itu.
Oh, ternyata memang benar. Jadi ini yang membuat aku merasa Ketamakan Ren terasa lemah.
Sebelumnya aku mengira itu karena tujuan dan prosesnya terbalik.
Tapi, ternyata..... setelah Ketamakan ini Ren tidak menginginkan hal lain.

Mungkin itu juga yang membuatku tidak membangkitkan Ketamakan.
Aku tamak dalam mengumpulkan uang.
Tapi, aku berpikir uang di dunia ini aku perlukan untuk bertahan hidup melawan gelombang saja, aku tidak sangat menginginkannya.
Lagi pula, aku pasti kembali ke dunia asalku, jadi uang yang aku miliki pasti akan aku berikan kepada Raphtalia sama seperti sebelumnya.
Tentu saja aku ingin hidup mewah, tapi akhirnya uang yang aku kumpulkan akan digunakan untuk memperkuat peralatan dan membangun fasilitas lainnya.

Sama halnya dengan Kerakusan.
Meskipun dia membangkitkannya karena ingin menjadi kuat, sama seperti sebelumnya, setelah dia mendapatkan semua Exp tidak ada yang ingin dia lakukan lagi.
Dia akan puas setelah menjadi kuat. Dia akan kenyang setelah perutnya penuh. Kerakusan yang dia miliki seperti itu saja.
Rakus tanpa batas, dia tidak memiliki Kerakusan yang membuatnya terus makan tanpa henti.

Curse Series yang kumiliki adalah Kemarahan.
Rasa amarah yang besar membuatku sulit mengendalikan emosiku.
Sebagai puncak kemarahanku, Witch dan segala yang ada didunia ini.

Tentu saja, aku berharap amarah ini akan menghilang ketika aku kembali ke dunia asalku...... tapi, aku rasa masih ada hal yang membuatku marah di dunia asalku. Aku harus bersabar apapun caranya.
Aku penasaran, tubuh manakah yang lebih terbebani, apakah tubuh yang memiliki amarah tanpa akhir atau tubuh yang menginginkan kekuatan namun tidak bisa menggapainya.

“A, aku..... setelah menjadi kuat..... aku, akan menyelamatkan dunia!” Jawab Ren.
“Jangan kau sebut perintah yang diemban oleh orang lain sebagai tujuanmu!” Ksatria Wanita langsung menembak jatuh jawaban Ren. “Jika kau sangat ingin tidak mengakuinya, maka aku sendiri yang akan membuatmu sadar hal itu,” lanjutnya.
“Apa!?” Tanggap Ren sambil menghadapkan kepalanya kesamping.
“Sebenarnya kau tidak ingin menjadi kuat. Kau hanya ingin mengambil kembali hal yang hilang darimu!” Jelas Ksatria Wanita.
“Ahg....”
“Kau terlalu bodoh sampai tidak berpikir panjang dan langsung menyerang musuh, kemudian kau kehilangan rekan-rekan yang mempercayaimu, orang-orang dan kepercayaan sebagai Hero. Kau sangat ingin semua itu kembali sampai membuatmu ingin terlihat menjadi kuat saja!”
“Di,diam!”
“Meskipun kau bukan dewa, bisa dibilang Hero adalah dewa didunia ini, tetap saja itu tidak bisa dilakukan. Apa hal yang harus kau lakukan sekarang adalah menjadi yang terkuat saja!?”
“DIAAAAAAAAAAAAAAAAAM!”

Ren mengangkat pedangnya setinggi mungkin sampai menutupi Ksatria Wanita.
Itu hampir tidak bisa dihindari, tapi jika aku tidak membantunya saat ini, maka aku tidak bisa membuatnya berhutang budi.
..... Apa boleh buat. Akan aku bantu dia.
Tanpa banyak berpikir, aku melaju kesana dan menembakkan skill dengan tepat.

“Air Strike Shield, Second Shield!”

Perisai yang aku kirimkan menerima serangan Ren.
Ksatria Wanita memelototiku tapi aku tidak peduli.
Apa dia bilang jangan ikut campur?

Tapi, dengan begini, ancaman Ren kepada Ksatria Wanita menurun.
Apapun yang dia katakan, apa dia yakin bisa mengalahkan Ren?
Ikut campurku sekarang bisa membuatku ikut menceramahi Ren.
Mungkin kau berpikir pikiranku sempit, tapi nanti juga inilah yang akan terjadi.

“Meskipun ada yang mengganggu. Aku akan terus memberitahumu. Sebenarnya kau sudah mengerti. Jika kau punya waktu luang untuk membusuk disini, maka kau harus siap hidup dalam dosa yang kau perbuat, dan terus bertarung demi menebus pengorbanan— mereka!” Jelas Ksatria Wanita pada Ren.
“Di,DIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAM!” Meskipun begitu, Ren masih terus melaju dan menyerang Ksatria Wanita.
“Demi rekan-rekan yang mempercayaimu sampai akhir hayat mereka, aku akan menghunuskan pedang ini padamu!” 

Ksatria Wanita mengangkat pedangnya sampai dada, kemudian melepaskan serangan pada Ren.

“Teknik Pedang Hengen Musou! Multistrike Demolition!”


Serangan beruntun yang Ksatria Wanita lepaskan padaku, telah mengenai Ren.
Serangan sebesar itu, jika dicampur serangan pembalik pertahanan, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Keringat dinginku membuat aku yakin.

“Agh!”
“Hero Pedang, kau itu lemah. Oleh karena itu, dengan menerima kelemahanmu, kau bisa menjadi lebih kuat. Mereka yang telah pergi tidak bisa kembali. Tapi, itu bukan masalah selama kau menebus dosamu sekarang. Sebisa mungkin, aku akan membantumu,” kata Ksatria Wanita sambil memasukkan pedang ke sarungnya.

Ren memang berusaha terlihat kuat, tapi secara damage itu tidak seberapa.
Namun, dia masih Hero meskipun menjadi busuk, sekarang dia punya dua buah Curse Series.
Bagi Ksatria Wanita ini pertarungan yang sengit.
Apabila dia menerima salah satu serangan Ren, mungkin dia akan terbelah dua?

Dan, jika dia memang menjadi kuat, tapi raja, ratu berserta orang-orangnya ingin dia dihukum mati, maka tidak ada gunanya menjadi kuat.
Menebus dosa merupakan hal yang baik, tapi sebagai penebusannya mungkin nyawamu yang terambil.
Menurutku itu bukan masalah.

“Uh...agh....” setelah menerima itu, Ren jatuh pingsan. Oh dia dikalahkan seperti dalam anime.
<TLN: Mari kita tunggu anime musim kedua dan ketiga.>

“Jangan lari dari dosa yang kau perbuat. Jika kau mencoba melarikan diri, maka aku akan selalu menghadangmu.”
“Ugh.....”

Dari yang aku lihat, air mata Ren mengalir.
Apa dia masih sadar? Tapi dia tidak bergerak sedikitpun.
Pedang besarnya berubah menjadi pedang biasa lagi. Aura menakutkan juga menghilang.

“Apa kau menghabisinya?”
“Kau jangan berpikir aku menghabisinya!” Ksatria Wanita memelototiku. Itu yang membuatku bertanya padamu.
“Serangan mental ya, ternyata kau bisa melakukan itu juga,” pendapatku.
“Jangan mengatakan hal yang aneh.....” tanggapnya.

Padahal, kau tidak mengalahkannya secara fisik.

“Iwatani-dono, kau tidak melarikan diri dari dosamu.”
“Apa kau memujiku?”
“Tidak! Kau hanya berjalan dan menambah dosamu saja, itu lebih buruk daripada Hero Pedang.”
“Aku tidak peduli.”

Ksatria Wanita menarik nafas dalam-dalam. “Aku tidak tahu mengapa dia bisa menyelamatkan orang-orang dunia ini..... masih menjadi misteri besar bagiku, aku tidak yakin Iwatani-dono bisa melewati tahap rehabilitas,” pikirnya.
“Rehabilitas? Apa yang kau rencanakan?” Tanyaku.
“..... Sekarang aku mengerti keluhan Raphtalia. Maafkan aku Raphtalia, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu.....” dia bergumam.

Raphtalia, apa yang kau harapkan dari otak besi ini?
Ah, terserahlah.
Kalau aku tanya juga, pasti mengenai hal yang tidak berguna.

“Baiklah, kau berhasil membawa kembali Ren, akan aku penuhi janjiku. Kau yang mengawasi Ren.”
“Janji apa! Kau hanya menjebakku!”
“Ahahaha!”
“Berisik!”

Pada saat itu, Atla mendapatkan kesadarannya kembali.
Ya ampun, dia memang tidak bisa diandalkan.
Dia bilang ingin menjadi perisaiku, itu sama saja seperti mimpi di siang bolong.

“Fueee..... Sekarang apa yang harus kita perbuat dengan wilayah ini?” Tanya Rishia sambil melihat area sekitar yang dipenuhi benda busuk, sebelumnya wilayah ini juga sudah terbakar.
“Tentu saja, kita akan lari!”
“Iwatani-dono!”
“Kau mau apa? Yang melakukan semua ini adalah Hero Pedang. Kau adalah pengawas Ren. Kau yang bertanggung jawab!”
“Hah..... jadi itu yang kau lakukan? Oke.... aku akan melaporkan pada ratu untuk meminta pensucian wilayah ini,” kata Ksatria Wanita sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Aku mengandalkanmu.”
“Kenapa kau malah jadi percaya padaku, Iwatani-dono!”
“Kau adalah penanggung jawabnya. Memberikan tanggung jawab kepada orang lain sangat menyenangkan. Nanti ketika Ren terbangun, aku akan menceramahinya.”

Ini biasa disebut Manejemen Menengah.
Setelah ini, kehidupan Ksatria Wanita akan dipenuhi stres sampai membuat perutnya sakit.

“Jangan berlebihan memberikan garam pada luka seseorang!”

Setelah saling mengeluh dan berdiskusi, kita berteleportasi ke desa bersama Ren yang masih tidak sadarkan diri.
Aku tidak tahu apakah dia akan dibawa ke kastil, tapi selama Ren masih belum sadarkan diri, tidak ada gunanya membawa dia kesana.





TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar