Selasa, 27 Oktober 2020

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Chapter 07. Beruang Pergi ke Toko Senjata

  Volume 1
Chapter 07. Beruang Pergi ke Toko Senjata


Sebelum kami beranjak pergi, aku memeriksa kembali layar statusku. Tinju beruang milikku semakin bertambah kuat, dan sepertinya levelku juga telah meningkat.


Nama: Yuna
Umur: 15 tahun
Level: 8
Kemampuan: Fantasy World Language, Fantasy World Literacy, Bear Extradimensional Storage, Bear Identification
<TLN: Nama kemampuan dari kiri ke kanan; bahasa dunia fantasi, literatur dunia fantasi, penyimpanan ekstradimensi beruang, identifikasi beruang>

Perlengkapan
Tangan kanan: Black Bear Glove (Nontransferable)
Tangan kiri: White Bear Glove (Nontransferable)
Kaki kanan: Black Bear Shoe (Nontransferable)
Kaki kiri: White Bear Shoe (Nontransferable)
Pakaian: Black and White Bear Clothes (Nontransferable)
Pakaian dalam: Bear Underwear (Nontransferable)

Levelku benar-benar telah bertambah, begitu juga dengan kemampuan aneh yang kumiliki.


Bear Identification
Dengan melihat melalui mata beruang yang terdapat pada tudung kostum, seseorang dapat memeriksa status maupun kemampuan dari sebuah senjata ataupun peralatan.
Tidak bekerja bila tudung tidak dikenakan.


Itu adalah kemampuan yang aaaaaamat sangat berguna, pikirku, tapi kenapa malah set perlengkapan beruangnya yang mendapatkan kemampuan baru di saat aku naik level?!

Jika aku berniat untuk tinggal di dunia ini, aku mungkin harus mengenakan kostum beruang ini sepanjang sisa hidupku.

Fina memimpin jalan menuju toko senjata. "Senjata apa yang ingin kau beli, Yuna-san?"

"Umm, aku belum memutuskannya, tapi kurasa aku akan butuh sebilah pedang dan pisau, setidaknya."

"Sebenarnya, apakah Yuna-san tidak punya senjata?"

"Aku punya." Sepotong ranting cemara terhitung sebagai senjata, seharusnya.

"Benar juga. Tidak mungkin ada seorang yang berjalan-jalan menyusuri hutan tanpa membawa senjata apapun. Kalau begitu, apa alasanmu ingin mengunjungi toko senjata?"

"Y-yah, siapa tahu aku akan menemukan mutiara terpendam di sana, bukan? Mungkin saja akan ada senjata yang menarik minatku. Jadi, toko senjata macam apa yang akan kita tuju?"

Teknik rahasia! Saat berada dalam situasi yang kurang menguntungkan, aku akan langsung mengalihkan pembicaraan!

"Itu adalah sebuah toko yang dikelola oleh Gold-san."

"Gold-san?"

"Dia yang mengurus persenjataan di guild. Pisau milikku ini adalah pemberiannya."

"Dia memberikannya padamu? Pasti dia orang yang baik."

"Dia bilang begini, ‘ini seharusnya masuk tumpukan sampah, jadi kau dapat memilikinya,' saat memberikannya padaku."

Apakah dia seorang tsundere? Pikirku.

"Dan saat dia melakukan perawatan pada senjata-senjata yang ada di guild, dia turut memeriksa pisauku karena mungkin itu akan diasah olehnya juga nanti."

Yep, dia seorang tsundere.

"Kita sampai." Fina berhenti tepat di depan bangunan dengan sebuah papan bergambar pedang yang menggantung di atas pintu. Mungkinkah mereka tidak menjual armor?

Terdengar suara dentingan logam saat kami mendekat, apakah mereka tengah menempa sesuatu di dalam sana. Fina memasuki bangunan tersebut terlebih dahulu, seorang gadis bertubuh pendek menyapanya kemudian. 'Toko senjata' dalam cerita-cerita fantasi tidak lepas dari pemiliknya yang adalah seorang dwarf, jadi aku penasaran apakah ia juga salah satunya. Ataukah hanya seorang gadis kecil biasa?

"Oh selamat datang, Fina! Apakah kau kemari untuk melakukan perawatan pada pisaumu?"

"Tidak, aku hanya mengantar Yuna-san kemari. Sebenarnya, ia menginginkan sebuah senjata, jadi aku membawanya kemari untuk mengenalkannya pada Gold-san."

"Oh, jadi kau membawa seorang pelanggan. Terima kasih."

"Yuna-san, ini adalah istri dari Gold-san, namanya Nelt-san."

Akhirnya muncul juga, dwarf! Pikirku, sedikit lega sih. Mungkin aku sudah menganggapnya lolicon tadi, jika tidak.

"Apa ada yang aneh dengan tampangku?"

"Tidak, sebenarnya, aku hanya penasaran apakah kau seorang dwarf?"

"Ya, itulah aku. Apakah kau mungkin belum pernah bertemu seorang dwarf sebelumnya?"

"Belum, ini pertama kalinya."

"Yah, wajar kalau begitu. Kau punya penampilan yang cukup eksentrik, nona."

"Namaku Yuna. Senang bertemu denganmu."

"Jadi, senjata macam apa yang kau cari?" 

"Belum kuputuskan sih, bisakah kau menunjukkan padaku apa yang kalian punya?"

"Kau seorang pemula rupanya! Tentu saja bisa. Suamiku punya pekerjaan yang harus dia lakukan sekarang, jadi dia tidak dapat menemuimu, tapi kau bebas untuk melihat-lihat."

Aku dapat mendengar suara Gold-san yang sedang menempa sesuatu di belakang. Kurasa aku tidak perlu menemuinya untuk saat ini, karena aku hanya kemari untuk membeli senjata. Fina tampak kecewa, mungkin dia ingin bertemu dengan Gold-san.

Karena aku sudah mendapat izin, aku mulai memeriksa senjata yang ada di toko. Aku mencoba mengambil sebuah pedang yang paling dekat. Itu...tidak terasa berat? Penasaran apakah itu berkat sarung tangan beruang yang kukenakan. Aku memastikannya dengan melepas sarung tangan beruangku dan mengangkat kembali pedang tersebut.

Okay! Pikirku. Benar-benar berat! Aku dapat mengangkatnya, tapi hanya itu yang bisa kulakukan. Aku bahkan tidak dapat mengayunkannya, ataupun melakukan yang lain.

Aku mengenakan kembali sarung tangan beruangku dan mengangkat pedang tersebut. Itu terasa ringan...

Aku sungguh tidak bisa hidup di dunia ini lagi tanpa set perlengkapan beruang, ya kan?

Selanjutnya, aku mencoba kemampuan dari Bear identification.


Iron Sword
Kemampuan: tidak ada

Aku mencoba memeriksa pedang lain dengan cara yang sama.

Iron Sword
Kemampuan: tidak ada

Iron Sword
Kemampuan: tidak ada

Iron Sword
Kemampuan: tidak ada


Semuanya sama, perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan panjang dari masing-masing pedang. Pedang tanpa kemampuan sihir hanyalah pedang biasa. Barang yang mereka jual cukup bagus, tapi aku masih belum menemukan satupun mutiara terpendam. Jika ini adalah sebuah game atau light novel, pasti akan ada sesuatu seperti pedang legendaris yang terabaikan di sudut ruangan dengan kondisi penuh karat hingga nyaris tak dapat dikenali, atau semacamnya.

Setelah semua yang kulewati untuk mendapatkan kemampuan identifikasi tersebut, ternyata itu tidak berguna. Agar tidak membuang-buang waktu, aku memutuskan untuk mengambil sebuah pedang yang kelihatannya akan mudah untuk digunakan satu tangan.


Iron Sword
Kemampuan: tidak ada


"Aku ingin melihat-lihat pisau juga."

"Pisau untuk pengulitan dan pemilahan?"

"Tentu, satu untuk itu, tapi aku ingin pisau lempar juga." Aku ingin punya sesuatu yang lebih layak daripada batu untuk dilempar dalam situasi darurat. Nelt mengeluarkan sebuah pisau kecil.

"Apakah kau punya seratus yang seperti ini?"

"Kau menginginkan sebanyak itu?"

"Jika tidak ada, cukup beri aku sebanyak yang kalian punya."

"Kami ada seratus yang seperti itu, tapi tolong tunggu sebentar. Aku akan membawakannya kemari dari ruang belakang. Tapi apakah kau benar-benar akan menggunakan semuanya?"

"Itu sangat berguna untuk mengalahkan monster."

"Aku tahu kalau pisau lempar memanglah murah, tapi tidakkah kau terlalu berlebihan?"

"Itu murah?"

"Pada dasarnya itu adalah senjata sekali pakai. Kami membuatnya dari besi-besi sisa. Coba bayangkan; kau berada di tengah-tengah hutan menghadapi seekor monster. Kau bisa saja mengenainya dengan pisau lempar, tapi kemungkinan itu akan memantul, atau meleset, atau malah terjatuh setelah melukai monster tersebut. Kau tidak ingin menghabiskan uangmu untuk barang sekali pakai, bukan? Itulah mengapa aku menanyaimu tadi apakah itu pisau untuk pengulitan. Tentu saja, kami punya pisau untuk bertarung juga."

Sebagai seorang petualang pemula, aku senang dia mau menjelaskan sedikit detail produk miliknya. "Aku ingin sebuah pisau untuk pengulitan juga," ujarku padanya.

"Baiklah." Dia mengeluarkan sebuah pisau yang tampak lebih tajam dari pisau lempar. Aku kemungkinan tidak membutuhkannya, tapi bukan berarti itu akan menyebabkan masalah jika aku memilikinya, jadi aku tetap membelinya. Aku mengeluarkan uang dari sarung tangan beruang putih milikku, Nelt-san kemudian berulang kali keluar-masuk dari ruang belakang, membawa keluar seratus buah pisau lempar.

"Jadi kapan kau akan kemari untuk mengambilnya?"

"Aku akan membawanya sekarang juga."

Aku mulai memasukkan seratus pisau lempar tadi ke dalam mulut beruang putih. Dan sebagai penutup, pedang dan pisau untuk pengulitannya kumasukkan terakhir.

"Apakah boneka tangan beruang tersebut sebuah item bag?" Dia menatap pada sarung tangan beruang tadi dengan terkejut.

"Sebuah item bag?" Aku memiringkan kepalaku, menanggapi istilah asing tersebut.

"Item bag adalah item bag," jawabnya. "Setiap item bag memiliki kapasitas penyimpanannya masing-masing, tapi itu berguna untuk mengangkut barang. Item yang cocok untuk pedagang dan pandai besi seperti kami, yang biasa berurusan dengan barang bawaan berat."

"Apakah item bag itu barang yang langka?"

"Kau bahkan tidak tahu itu?"

"Aku memperolehnya dari kenalanku. Itulah mengapa aku tidak banyak tahu tentang item tersebut."

"Masih ada orang dermawan di luar sana ternyata. Jika kau bertanya padaku, item tersebut tidaklah seluar biasa itu. Nilai dari sebuah item bag bergantung pada kapasitas penyimpanannya. Itu tersedia dalam berbagai bentuk, tetapi akan semakin mahal seiring bertambahnya jumlah kapasitas yang dimilikinya. Aku terkejut karena ini kali pertamanya aku melihat sebuah item bag yang berbentuk beruang seperti milikmu."

Aku penasaran apakah sarung tangan beruang milikku ini juga memiliki batas penyimpanan maksimal. Kurasa aku hanya perlu membeli sebuah item bag baru, jika suatu saat itu akan kehabisan ruang.

"Tapi Yuna-san, jika kau memiliki sesuatu seberguna itu, bukankah seharusnya kau menggunakannya saat kita akan membawa material serigala kemarin?" Tanya Fina.

"Aku tersesat, jadi aku sedikit linglung." Aku mencoba berbohong sebaik yang aku bisa. Sejujurnya, aku benar-benar linglung pada saat itu karena baru saja ditransfer ke dunia ini.

Karena aku sudah selesai membeli pedang, pisau lempar, juga pisau untuk pengulitan, kami beranjak pergi dari toko senjata tersebut. Selanjutnya, yang kubutuhkan adalah celana dalam baru.




TL: Boeya
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar