Jumat, 23 Oktober 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 172. Pelatihan

 Chapter 172. Pelatihan



"Untungnya kita tidak bertemu Motoyasu dalam perjalanan pulang."
"Firo tidak ingin bertemu dengannya~"

Aku berpikir untuk mengajaknya bersamaku jika bertemu dengannya, tapi sayangnya kami tidak bertemu. Apa dia mati karena ditendang Filo? Buruk sekali jika dia mati hanya karena hal seperti itu. Aku tidak bisa membayangkan penguntit seperti dia mati dengan mudah....

"Aku baru menyadarinya, kalian telah melakukan reset level. Tapi kalian nampaknya biasa-biasa saja. Apa kalian tidak perlu dibantu?"
"Aku tidak selemah itu!"
"Memang tubuhku menjadi lebih berat, tapi tidak terlalu berlebihan hingga tidak bisa berjalan~"
"Makhluk seperti apa kalian ini..."

Penasaran dengan keadaan mereka, Filo menjahili Fohl dengan menggelitiki tangannya.

"~~~!"

Dia sepertinya biasa-biasa saja. Aku tidak tahu apakah dia merasa geli atau menahannya.

"Ahaha~ Geli sekali."

Fohl nampaknya baik-baik saja jika dibandingkan dengan reaksi Sadina yang berlebihan. Kurasa jika kau terus melatih fisikmu, maka saat akan melakukan reset level maka tubuhmu masih kuat. Karena menaikkan level berbeda dengan melatih teknik dan kekuatan fisik.

Tidak seperti 'statistik' jika seorang melatih kekuatan fisiknya maka mereka akan dapat bertahan dari efek negatif. Atau mungkin mereka berdua sudah sering sekali melakukan latihan jadi bisa sekuat itu. Dulu Raphtalia juga melakukan hal yang serupa saat aku belum memiliki kemampuan Koreksi Pertumbuhan, aku melatihnya untuk menaikkan kemampuan fisiknya. Sehingga, saat aku memiliki kemampuan tersebut statistiknya naik dengan signifikan.

Singkatnya, orang yang akan benar-benar merasa lemah setelah melakukan reset level adalah mereka yang memiliki spesialisasi sihir. Metode yang berfokus pada menaikkan level ini biasa dipakai oleh para bangsawan muda dan para petualang juga.

Para budak di desaku juga di perlakukan seperti ini, tapi mereka mendapatkan bonus lebih dengan skillku. Kurasa metode seperti ini bukanlah ide yang buruk. Jika kau ingin berfokus untuk menaikkan kemampuan fisikmu, kau dapat berlatih sendiri atau dapat berlatih seperti Nenek Tua itu. Dia menaikkan kemampuan fisiknya setelah menyentuh level maksimal. Jika begitu, orang yang sudah dilatih dari kecil seperti Fohl dan Sadina dapat menjadi lebih kuat. Aku tidak tahu bagaimana hal tersebut dapat diterapkan di dunia nyata. Tapi, aku tidak akan terus berada di dunia ini, jadi aku akan berlatih hingga kami mengalahkan gelombang.

Aku penasaran apa yang akan terjadi dengan level atau statistikku setelah aku kembali ke dunia asalku. Dan juga perisainya. Jika itu semua masih sama maka itu bukanlah sebuah berkah melainkan sebuah kutukan. Bayangkan saja membawa perisai berkeliling kota seperti orang gila. Mungkin aku hanya bisa menyamarkan perisaiku menjadi Book Shield.

Mungkin akan terdengar lucu jika aku pergi kemana-mana selalu membawa buku aneh. Sangat buruk sekali berpikiran seperti ini. Kenapa aku berpikiran seperti ini? Sudah lah, aku akan memikirkannya lagi nanti jika sudah kembali.

"Kalian akan langsung menaikkan level begitu kita sampai di desa."
"Iya, iya~"
"Aku tahu."

Setelah aku berkata seperti itu kepada Fohl dan Sadina aku dapat melihat desa dari kejauhan. Sudah sehari sejak kami pergi dari Kota Kastil. Aku melihat desanya sekarang.

"Selamat datang... Naofumi-sama."

Raphtalia menyambut kami dengan wajahnya yang terlihat kelelahan.

"Kau terlihat lelah."
"Nenek itu semangat sekali melatihku."
"Begitu...."

Rishia tergeletak di lantai seakan sudah mati. Saat aku mendekat untuk memeriksanya aku mendengar suara dengkuran. Ternyata dia tidak mati, dia hanya pingsan karena kelelahan.

"Waktu istirahat telah selesai, kita mulai lagi latihannya!"
"Fuee...."
"Ba-Baiklah kalau begitu, Naofumi-sama kami akan pergi dulu."
"Kemana?"
"Kami akan pergi ke atas gunung untuk berlatih disana."
"Ah... Begitu."

Setelah mengatakannya Raphtalia dan yang lainnya mengikuti Nenek Tua itu. Sebelum aku menyadarinya, sepertinya keadaan disini sudah berubah seperti Shounen Manga. Pada akhirnya, latihan seperti itu sangatlah dibutuhkan untuk mempelajari seni bela diri. Karena Raphtalia telah menerima statistik dari Koreksi Pertumbuhan, jadi dia harus banyak berlatih untuk menyeimbangkan kemampuan fisiknya. Seperti itulah yang dikatakan Nenek Tua (Pelatih Tempur) itu.

"Selamat datang Tuan Naofumi, Onii-sama."
"Kenapa kau menyambutnya duluan, Atla?"
"Itu tidak penting."

Iya itu tidak penting. Mungkin, dia memanggilku duluan karena aku adalah pemilik mereka.

"Aku sudah level 15."
"Begitu."
"Ce-Cepat sekali."

Benarkah itu cepat? Rishia dapat menempuh level 20 dalam setengah hari. Bukankah, ini termasuk lambat? Mungkin ini berbeda-beda tiap orang. Meskipun jika dibandingkan dengan Rishia dia lebih lambat.

"Baiklah, sekarang aku tahu peningkatan dari Atla. Lalu, bagaimana dengan bayi dragon itu?"
"KyuAAAA!"

Taniko sedang menaiki makhluk aneh dan berisik yang menerbangkan banyak debu. Jika dibandingkan dengan Filo monster itu hanyalah sebesar babi hutan. Tapi, dia sudah sebesar ini hanya dalam 2 hari.

"Gaelion-chan telah tiba."

Tanpa membalikkan badannya, Atla memperkenalkan monster yang ada dibalik debu itu. Tapi, dia tidak menyebut keberadaan Taniko disana?

"Atla-chan! Dan..."

Taniko melihatku kemudian langsung memelototiku.

"Hei... Kenapa kau sangat membenciku?"
"...Karena kau adalah seorang hero."
"Huh?"
"Lupakan saja."

Terkadang Taniko melihatku seakan aku adalah musuhnya. Meskipun dia adalah orang yang menyukai monster, tetapi dia tidak terlalu membenci untuk menaikkan level... Saat pertama kali dia tiba di desa ini, dia sudah berada di level 10. Hmm... dia adalah orang yang aneh.

Debu disekitar sudah mulai menghilang dan aku bisa melihat tubuh bayi dragon. Tubuhnya seperti sebuah bola besar dan ditempelkan beberapa bagian naga. Dia terlihat sangat aneh... Dia terlihat seperti Poyo tapi, dengan sayap kelelawar dan buntut kadal. Makhluk apa ini? Kenapa bentuknya seperti ini?
<TLN : Poyo adalah karakter utama dalam anime Poyopoyo Kansatsu Nikki. Dia kucing gendut berwarna oren.>

Memang dulu Filo bentuknya hampir mirip seperti ini. Tapi, tidak mungkin dia akan tetap seperti itu sampai besar kan?

"Kyuaa!"

Gaelion tersenyum setelah melihat wajahku. Dia menurunkan Taniko dan langsung berlari kearahku. Aku tidak akan membiarkanmu.... Aku sudah bersiap menahannya dengan perisaiku, tetapi dia melompati perisaiku, kemudian langsung memanjat dan menaiki punggungku. Dia sekarang sudah besar, jadi tentu saja akan terasa sangat berat.

"Pergi! Menjauhlah dariku!"
"KyuAAAA!"

Dia menjulurkan lidahnya dan menjilati leherku. Entah kenapa dia semakin dekat denganku akhir-akhir ini. Mungkin dia mengira aku adalah orang tuanya.

"Hei, hentikan!"
"KyuAA!"

Gaelion mengabaikan perintahku dan tetap menjilatiku. Tapi, nampaknya dia paham bahwa aku mulai merasa tidak nyaman dan berhenti menjilatiku. Sekarang dia hanya diam di punggungku. Hmm... dia lebih imut dari yang kukira. Filo juga sebenarnya imut, tetapi hanya pada saat dia tidak berbicara.

"Hmph..."

Filo mengeluarkan suara kesal. Dan sekarang dia berdiri di depanku...

"Ada apa?"

Kemudian dia menjilatku dengan lidahnya. Ugh... menjijikkan.

"Hei burung, apa yang kau lakukan?"
"Kenapa Firo tidak boleh melakukannya pada Goushijin-sama, sedangkan dragon itu boleh~?"
"Setahuku! Kau tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya."
“Tapi yang boleh bermain dengan Goushijin-sama hanya Firo saja!"
"Aku tidak peduli."
"Hmph~!"

Filo berlari dengan kesal. Ada apa dengannya, kenapa tiba-tiba melakukan hal seperti itu. Benar juga, dia selalu merasa kesal saat aku bermain dengan Filorial lain.

Apa dia cemburu? Aku pernah mendengar jika kau memiliki anjing, maka akan menjadi berbahaya saat kau memiliki seorang anak atau peliharaan baru. Memang sedikit tidak masuk akal membandingkan Filorial dengan anjing, tapi mereka sama-sama binatang. Apa mereka memiliki sifat yang sama?

Atau mungkin ini hanya dimiliki oleh Filo? Aku akan menanyakan ini pada Rat nanti.

"KyuA?"

Gaelion memiringkan kepalanya... tapi, karena kepalanya juga adalah bagian dari tubuhnya, jadi seluruh tubuhnya ikut bergerak. Taniko membelai kepala Gaelion setelah melihat Filo melarikan diri.

"Hei, pergilah bermain dengannya."
"KyuAA!"

Saat aku ingin memberikannya kepada Taniko, dia mengulurkan tangannya kearahku seakan ingin mengajakku bermain lagi. Jika saja Filo memiliki sifat seperti ini, mungkin dia akan menjadi lebih imut.

"Kulihat dia telah tumbuh menjadi lebih besar."
"Iya."
"Dia masih bisa tumbuh menjadi lebih besar lagi, kan?"
"Iya, dia masih bayi."

Taniko menjawab sambil memeluk Gaelion. Kenapa kau banyak sekali tahu tentang dragon? Ah, mungkin dia mendengarnya dari Rat.

"Kenapa kau tadi menunggangi Gaelion?"
"...Si tante tua itu bilang agar Gaelion terbiasa di tunggangi."
"Ohh, begitu..."

Apakah ini seperti sebuah latihan? Sebelumnya Filo tidak perlu melakukan hal-hal seperti itu. Seperti dugaanku, Dragon memerlukan beberapa latihan khusus.

"Sepertinya Gaelion-chan sangat menyukai Tuan Naofumi."

Alta mengatakannya sambil tersenyum.

"Tuan Naofumi, apa yang akan Onii-sama dan Sadina-san lakukan sekarang?"
"Hmm.... Filo baru saja pergi jadi aku tidak bisa menggunakannya sekarang..."

Yaa, dia adalah transportasi yang sangat bagus.

"Apa kau membutuhkan sesuatu Goushijin-sama~?"

Filo tiba-tiba muncul setelah aku menyebutkan namanya.

"Ah, aku ingin kau membantu Fohl naik level. Apa kau tidak lelah?"
"Tidak, Firo baik-baik saja~"
"Kalau begitu, bisa kau menemaninya?"
"Oke~"
"Boleh aku ikut bersamamu?"

Atla ingin ikut menaikkan levelnya bersama dengan Filo dan Fohl. Filo menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja."
"KyuA!"

Gaelion mengangkat tangannya seakan ia juga ingin ikut pergi.

"Tidak~!"

Filo menolaknya sambil mengejek Gaelion dengan mengeluarkan lidahnya.

"Kalau begitu pergilah ke tempat dimana terdapat monster yang levelnya tidak terlalu tinggi. Jangan lupa membawa kereta..."
"Ah, aku akan menaikkan levelku di lautan sendiri. Tidak perlu mengkhawatirkanku."

Sadina memberitahuku sambil membawa senjatanya. Tidak masalah jika dia menaikkan levelnya di tempat yang sudah dia kuasai.

"Apa kau akan baik-baik saja? Sekarang kau masih level 1. Jika kau membutuhkan bantuan, aku akan mengirimkan orang untuk menemanimu."
"Tenanglah, tidak apa. Aku sudah terbiasa bertarung dengan seperti ini."

Sadina bilang aku terlalu mengkhawatirkannya kemudian dia langsung berjalan ke arah lautan. Perkataannya seakan aku adalah penjaganya... Material monster lautku tinggal sedikit, jadi akan sangat membantu jika dia membawa beberapa saat kembali. Sepertinya dia ingin menaikkan statistiknya dengan cepat.

"Jadi yang akan pergi untuk menaikkan level adalah..."

Tunggu dulu, Filo sangatlah membenci Gaelion. Sepertinya akan menjadi medan perang jika aku memutuskan untuk pergi menaikkan level bersama dengan Gaelion. Meskipun dia tidak akan bisa menolaknya, tetapi jika Filo kesal maka keadaannya akan semakin menjadi buruk. Filo sangatlah berguna dan dapat diandalkan dalam hal bertarung...

"Filo kau akan membantu Fohl dan Atla untuk menaikkan levelnya, Gaelion, kau dan-"

Setelah menunjuk Taniko, aku langsung memanggil Kiel dan menyuruhnya pergi bersama sekalian membawa Caterpilland bersama mereka. Aku sebenarnya ikut pergi bersama mereka dengan menunggangi Filorial, tetapi langsung di tolak. Sepertinya benar bahwa Filorial dan Dragon tidak bisa akur. Meskipun Filorial terlihat lebih damai dan lemah, tapi... bagaimana sifat mereka yang sebenarnya di alam liar?

"Tuan Naofumi, dengan formasi yang seperti itu, kurasa aku akan lebih baik jika pergi bersama dengan Gaelion-chan."
"Benarkah begitu?"
"Benarkah~?"
"Iya, karena aku tumbuh bersama dengan Gaelion-chan."
"Hei, Atla! Aku-"

Memang mereka memiliki level yang sama... jika memang situasinya seperti ini mau bagaimana lagi. Di samping itu, metode pelatihan ala sparta milik Filo sangatlah sulit, yang mana sangatlah cocok untuk Fohl.

"Filo."
"Apa~?"
"Latihlah Fohl dengan metode sparta dengan tingkat kesulitan maksimum. Dan naikkan levelnya secara signifikan."
"Oke~!"
"Hei, apa yang kau katakan—“

Fohl langsung di tarik oleh Filo keatas badannya.

"Kita akan pergi Goushijin-sama~!"
"Ah, berhati-hatilah."
"H-Hei. Bulu macam apa ini! Aku tidak bisa lepas darinya! Lepaskan!  Aaahhh... AtlaAAAAAAAAAAAAaaa--"

Filo berlari dengan kencang. Bulu di tubuh Filo juga sangat aneh, dia dapat menyekap orang agar tidak jatuh atau kabur. Oleh karena itulah Fohl tidak dapat melarikan diri dari Filo. Suara terikan Fohl sudah tidak terdengar kembali.

"Kami akan segera pergi Tuan Naofumi."
"Bekerja keraslah."
"Apa Tuan Naofumi akan ikut dengan kami?"
"Jika aku ikut pergi, maka Fohl akan... kau tahu."

Aku menunjuk Gaelion untuk menjelaskan alasanku tidak ikut bersama mereka.

"Itu sangat disayangkan. Aku ingin pergi untuk menaikkan level denganmu Naofumi-sama."
"Iya, sudah lama aku tidak pergi untuk menaikkan level. Mungkin nanti kita bisa pergi bersama."
"Itu janji ya.”
"Iya. Kau termasuk yang berbeda."

Di desa ini sangat jarang sekali ada orang yang ingin melawan monster dan menaikkan levelnya bersama denganku. Karena jika nanti kita melawan gelombang, sangat penting untuk bisa bekerja sama denganku. Karena aku hanya bisa bertahan. Sebenarnya, saat ini hanya Raphtalia dan Filo yang pernah bertarung bersamaku. Tapi, jika dilihat dari situasinya sekarang, cepat atau lambat pasti beberapa orang di desa akan ikut bertarung bersama denganku. Pada akhirnya, jika nanti kita bertarung bersama untuk mengalahkan gelombang, kita tidak bisa bekerja sama. Maka tidak ada gunanya aku membuat desa seperti ini.
<TLN : Naofumi membuat desa untuk membuat tentara khusus agar dapat mengalahkan gelombang. Jika mereka tidak bisa bekerja sama, jadi ga ada bedanya sama prajurit biasa.>

"Kembalilah sebelum gelap."
"Baik, Bubba."

Demikianlah, kejadian dimana aku memberikan salam pada budak yang pergi menaikkan level, sebelum melanjutkan pekerjaanku di desa.


EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar