Sabtu, 17 Oktober 2020

Uchi no Musume no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai Light Novel Bahasa Indonesia Volume 5 Bonus : 2 Cerita Pendek

Volume 5
Bonus : 2 Cerita Pendek


Demon Lord Kedua yang Menggemaskan dan si Biarawati Ungu Bagian 1

Rambut pirangnya berkibar di udara.

Dia menghentikan gerakan elegannya yang sekilas seperti tarian, dan sedetik kemudian, semburan darah keluar di sekitar bilah yang dia pegang di kedua tangannya, lalu menggenang dalam lingkaran di lantai sekitarnya.

Dia tertawa, tawa yang menawan, cocok dengan penampilannya yang menggemaskan.

“Menyedihkan sekali. Mereka terlalu mudah rusak.”

Berdiri di depan anak domba menyedihkan yang gemetar dan tidak dapat berbicara saat menghadapi kekejaman yang tak terkatakan, gadis berambut pirang yang dikenal sebagai Demon Lord Kedua mengeluarkan senyuman yang mengingatkan kita pada seekor binatang buas.


“Itu tidak mungkin,” kata seorang wanita cantik berambut ungu dengan jelas menyangkal gadis itu, yang seperti inkarnasi kesombongan dan kekejaman.
“Apa kau bilang tidak akan mematuhi perintahku, Mov?” gadis itu bertanya, ada sedikit nada marah dalam suaranya.

Kemarahan demon lord ini yang dikenal sebagai malapetaka memberikan tekanan yang cukup untuk membuat semua orang di sekitarnya berlutut dalam ketakutan dan kekaguman.

Namun, kemarahan itu hanya melewati wanita berambut ungu itu, yang tetap begitu tenang hingga dia hampir tidak menyadarinya.

“Anda membunuh mereka untuk olahraga, bukan, Tuanku? Makan malam tidak bisa disiapkan jika tidak ada koki.”

Gadis berambut pirang dengan cepat mengalihkan pandangannya.

“Kita memiliki koki manusia yang terbatas di mansion karena Anda mengatakan bahwa masakan iblis tidak memenuhi selera Anda. Tapi Anda segera membunuh mereka saat mereka berencana lari, bukan?”
“Tepat sekali. Aku harus bagaimana lagi. Itulah akhir bagi siapa pun yang menantangku dan mencoba melarikan diri, bukan?”
“Apakah Anda tidak mempertimbangkan ulang hasil dari tindakan itu, kita tidak akan memiliki siapa pun yang akan menyiapkan makanan?” Mov bertanya, tidak menunjukkan keraguan bahkan ketika menghadapi demon lord. “Itu adalah sesuatu yang bisa diramalkan bahkan tanpa kekuatan saya.”

Cara demon lord mengalihkan pandangannya dan tetap diam ketika ada hal-hal yang tidak nyaman baginya adalah bukti bahwa dia masih memiliki sifat kekanak-kanakan, sesuai dengan penampilannya.

“Seorang demon lord tidak bisa mati kelaparan,” akhirnya dia berkata, menyuarakan kesimpulan yang sedikit tidak tepat dan sulit untuk dianggap sebagai sesuatu selain alasan belaka.

Seorang demon lord tidak dapat dihancurkan tanpa campur tangan antitesis mereka, seorang pahlawan, dan karena itu, sebagai dewa tingkat rendah, mereka tidak akan mati karena kelaparan.

“Jadi kita bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja.”
“Bagaimana kalau menangkap koki lain? Seharusnya tidak terlalu sulit untuk menangkap satu atau dua manusia lemah lainnya. “

Tidak peduli kesimpulan apa yang gadis itu tawarkan, Mov menjawab dengan suara yang jelas dan cerah.

“Kami hanya bisa membuatkan Anda teh.”
“Hah?”
“Koki juga orang yang menyiapkan kue untuk jamuan teh.”

Ekspresi wajah Demon lord Kedua jauh dari apa yang diharapkan dari seorang demon lord, apalagi yang dikenal sebagai malapetaka. Sebaliknya, wajahnya itu lebih seperti gadis muda. Sederhananya, itu adalah wajah seorang anak yang manisannya diambil.

“Sebut saja kita mengirim seseorang ke kota terdekat, itu akan memakan waktu setidaknya tiga hari,” lanjut Mov, dengan maksud tidak menguliahi atau menegur; dia hanya mengutarakan fakta. “Selain itu, jelas sekali aktivitas kota akan terhenti dan barang tidak akan lagi diproduksi jika semua warganya musnah.”

Mov telah menghadapi penyiksaan dan kekerasan setiap hari berdasarkan keinginan demon lord di depannya sekarang, tetapi dengan kata lain, itu berarti pada saat-saat seperti ini, dia merasa tidak perlu menahan diri. Dia akan gila jika dia tidak melakukan apa pun, jadi dia melihat peluang untuk mencoba menjaga demon lord dalam suasana hati yang baik. Dan berkat kontraknya dengan demon lord, aturan permainan mereka, tidak peduli apa yang dikatakan Mov, Demon lord Kedua tidak akan pernah mengambil nyawanya.

Akibatnya, dia bisa melihat pemandangan langka ini: demon lord menangis, kalah dalam pertengkaran.

“Mo—”
“Tidak peduli berapa kali Anda memerintah saya, saya tidak dapat membuatkan apa yang tidak kita miliki.”

Setelah itu, demon lord terus meminum teh hitamnya sampai perutnya kenyang. Ada penderitaan dalam apa yang dia lakukan sehingga sulit untuk menyebut apa pun kecuali kesedihan.

Itu adalah fakta yang tidak diketahui dunia pada umumnya, walau hanya sedikit, akhirnya Demon lord Kedua menggunakan lebih banyak kebijaksanaan dalam pembantaiannya.


Demon Lord Kedua yang Menggemaskan dan si Biarawati Ungu Bagian 2

“Ciri khas mana ungu milikmu indah seperti permata, tapi menamaimu ‘Mov’ sepertinya biasa saja, bukan?” gadis yang dikenal sebagai Demon lord Kedua bertanya pada wanita dengan rambut ungu panjang. Wanita itu berdiri di sana tanpa menunjukkan emosi yang kuat.

Dalam bahasa ibu mereka, “mov” berarti “ungu”. Namun, itu juga kata yang menandakan prinsip yang disembah dewa di tanah air mereka. Itu bukanlah nama yang bisa diberikan dengan mudah. Itu adalah nama dengan makna yang berharga di baliknya, dan itu telah diberikan kepadanya karena perlindungan dewa tingkat tinggi yang langka.

Demon lord Kedua seharusnya mengerti itu, tetapi arogansi yang menggemaskan itu telah memutuskan bahwa semua fakta yang tidak nyaman baginya dan menyingkirkannya.

“Namaku tidak seperti itu. Harus yang cocok untukku, jadi aku pilih sendiri.”
“Anda pilih sendiri...?” Mov berbisik.

Sebagai tanggapan, gadis berambut pirang itu tersenyum puas dan melanjutkan.

“Orang tuaku adalah makhluk yang benar-benar membosankan, jadi aku menebasnya, mengakhiri mereka dengan tanganku sendiri. Aku juga mengubur semua yang mereka berikan kepadaku di samping mereka. Itu membuatku menjadi anak yang cukup setia, bukan?”

Mereka telah dipisahkan seumur hidup, tetapi meskipun demikian, Mov yakin bahwa putrinya sendiri bukanlah orang yang tidak berguna seperti monster ini, melainkan anak yang bersungguh-sungguh dan menggemaskan. Dan dia benar-benar senang bahwa gadis di depannya sekarang, yang seperti inkarnasi semua kejahatan dan hanya terlihat manis di luar meskipun busuk di dalam, bukanlah anaknya.

“Mmm, apa kau ... kau sedang memikirkan hal buruk tentangku ...?”
“Tidak, Tuanku. Tentu saja tidak,” jawab Mov tanpa sedikit pun keraguan atau getaran pada suaranya.

Dengan ekspresinya yang sama sekali tidak berubah, sulit untuk menebak apa yang dia pikirkan. Dia berpikir menyedihkan memberi nama yang keren tetapi tidak diperhatikan orang.

Apakah ini ... ramalan ...?

Karena tidak tahu siapa itu, si biarawati menyimpan ramalan itu, kemungkinan besar tidak akan ada kesempatan untuk memberi tahu kepada siapa pun nama gadis itu, kepada dirinya sendiri.


Note:
Huft, akhirnya volume 5 selesai juga. Ada banyak hambatan di chapter ini. Tapi akhirnya selesai~ volume 6 is coming.




TL: Haze
EDITOR: Isekai-Chan
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar