Jumat, 16 Oktober 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 170. Sampah dan Hakuko

 Chapter 170. Sampah dan Hakuko



"Wow... Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku datang kemari. Kota Kastil sudah mengalami banyak perubahan."
"Apa kau pernah datang kemari sebelumnya?"
"Tentu saja, karena aku merupakan warga Melromarc."

Sadina menjawab pertanyaanku sambil melihat gunung Reiki. Proses perbaikan sudah berjalan lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya Kota ini terlihat sangatlah hancur namun sekarang sudah terlihat jauh lebih baik. Kalau begitu... Bagaimana dengan area disekitar cangkang Reiki? Jika aku melihatnya dengan teliti, aku dapat melihat jika pepohonan sedang ditebang dan pengembangan kota sedang berjalan dengan lancar. Memang benar manusia sangatlah kuat. Mereka dapat melupakan kegagalan dan terus berkembang. Warga kota telah bekerja keras bersama untuk melalui bencana ini.

"Sekarang kau ingin pergi ke mana?"
"Aku akan langsung pergi ke kastil. Karena kita datang secara tiba-tiba, persiapan untuk reset level mungkin belum selesai."

Aku yakin jika Shadow atau Ksatria Wanita belum memberi informasi tentang diriku yang sedang menuju kastil. Tapi, untuk sekarang aku akan pergi bertemu dengan Ratu. Tidak seperti kenaikan kelas. Untuk meriset level prosesnya sangatlah lama.

"Itu Kastil! Aku sudah pernah melihatnya sebelumnya. Tapi, belum pernah memasukinya."
"Iya. Aku juga."
"Seperti dugaanku."

Mana mungkin Demi-Human dan Beastmen diperbolehkan untuk memasuki Kastil tempat Manusia memerintah.

"Ini bukanlah tempat yang bagus."
"Iya."

Kami sedang berjalan menuju Kastil sambil berbincang-bincang. Seperti biasanya Filo selalu melihat sekitar dengan berhati-hati.

"Kita akan langsung mengetahuinya jika Motoyasu mendekat. Lagi pula, kau itu terlalu waspada."
"Iya, Firo tahu. Tapi entah kenapa Firo tidak bisa tenang!"

Selalu berhati-hati juga bisa menjadi kelemahan. Aku akan mencoba untuk membuatnya terkejut. Tidak, Itu malah akan menjadi masalah nantinya. Lagi pula sudah jelas tidak mungkin Motoyasu berada disini. Saat wajahmu sudah familiar di kota ini, tidak mungkin kau dapat bersembunyi.

Dia tidak memiliki Skill untuk bersembunyi seperti Raphtalia. Dan dia bergantung kepada kristal untuk sihirnya. Jika suatu saat nanti dia memiliki skill untuk bersembunyi, jika di lihat dari kebiasaannya. Mungkin dia akan tetap mendekati Filo secara tiba-tiba.

"Tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya."
"Muuu..."

Tidak terasa kami sudah tiba di gerbang kastil. Penjaga gerbang langsung membiarkan kami masuk saat aku melepaskan jubah untuk memperlihatkan wajahku. Meskipun ada perubahan ekspresi pada wajahnya saat dia melihat Sadina. Apa dia merasa kesal karena kedatangan Sadina yang jelas-jelas Beastmen.

Ah, setelah gelombang pertama yang aku alami, diadakan pesta kemenangan yang mana diundang banyak petualang yang ikut berpartisipasi dalam membasmi gelombang... Bukankah hanya terdapat sedikit Demi-Human yang diundang? Demi-Human memiliki status yang rendah di negara ini. Aku sudah lama menyadarinya. Diskriminasi yang sangat kuat sudah mengakar di pikiran rakyat negeri ini. Bahkan Ratu sendiri mengakui hal tersebut.

"Ngomong-ngomong. Dimana Ratu?"

Apa kau bermain-main lagi dengan dokumen di ruanganmu lagi? Aku telah diberitahu oleh pelayan mengenai keberadaan Ratu saat ini. Katanya dia sedang ada rapat penting. Tapi, sepertinya itu hanyalah caranya untuk berpura-pura setelah mendengar kedatanganku. Apakah dia akan mendatangiku jika aku menunggunya? Sudahlah, lebih baik aku beristirahat saja di taman.

"Kita akan menunggu disini."
"Hmm....."

Fohl menggeliat merasa tidak nyaman terhadap jubahnya.

"Kau ingin melepasnya?"
"Benarkah? Baiklah kalau begitu."

Fohl melepas jubahnya.
Garangaran....
Aku mendengar suara seperti benda jatuh di belakangku. Setelah melihat kebelakang. Aku melihat Sampah dengan mulutnya menganga sedang menatapku.

"Hah!?"

Ternyata kau ada disana, tapi ini lelucon macam apa yang terus membuatmu terus menjadi Raja Telanjang? Dia hanya mengenakan pakaian dalamnya saja. Terdapat tulisan menggantung pada punggungnya [Sedang melakukan satu putaran penuh mengelilingi kastil sebagai hukuman. Jangan membantunya apapun yang terjadi] Dan terdapat tanda tangan Ratu dibawah tulisan tersebut. Apa-apaan orang ini?

"Akhirnya Perisai menunjukkan warna aslinya!"

Dia berkata dengan keras sambil menunjuk padaku.

"Ayo semuanya! Incar Perisai! Sekarang waktunya kita memusnahkan Perisai Iblis dari dunia ini!"

Sampah langsung berlari menuju arahku sambil memindahkan tulisan itu ke depannya. Sedangkan para prajurit yang berada di sekitar masih terdiam kebingungan akan kejadian ini langsung tangap menghentikan Sampah tepat dihadapanku. Kemudian, Sampah berhasil dihentikan oleh mereka. 

"Lepaskan aku! Perisai Iblis telah membawa Hakuko masuk ke dalam Kastil! Cepat lepaskan aku, aku harus segera membunuhnya!"

...Sebelumnya aku pernah mendengar kebencian Sampah terhadap Hakuko, tapi aku tidak pernah menduga kebenciannya itu sampai sebesar ini. Sepertinya yang barusan dia katakan adalah kalimat paling populer yang akan dikeluarkan oleh rakyat negeri ini. Tidak masalah, aku senang melihat Sampah yang ditundukkan secara paksa.

"Masalah macam apa lagi yang membuatmu kesal?"

Ratu datang dengan keadaan menundukkan kepalanya.

"Oh, Istriku! Lihatlah, Perisai Iblis telah mengeluarkan sifat aslinya. Dia telah membawa Hakuko ke dalam Kastil!"
"Memangnya itu sebuah masalah besar?"
"Memangnya kau kira ini masalah kecil!? Seharusnya aku yang menanyakan alasanmu mengatakan itu!"
"Sekarang dunia sedang mengalami masa terburuknya. Melawan gelombang adalah prioritas utama dibandingkan mengenang dendam masa lalu. Memang sudah seharusnya Hero Perisai, Dewa dari para Demi-Human, akan bersama dengan Hakuko. Memangnya apa yang akan kau lakukan dengan pandangan sebelah matamu itu?"

Ratu tidak memperhalus perkataannya. Aku merasa senang setelah mendengarnya, tapi itu bisa membuatku merasa sudah mencuci otaknya. Memang terlihat seakan aku melakukan hal seperti itu... Tapi, aku tidak memiliki perisai dengan skill tersebut. Dan tentu saja aku tidak memiliki perisai seperti itu.

"Guh... Meskipun kau adalah istriku. Aku tidak akan memaafkanmu yang sudah melindungi Hakuko!"
"Aku tidak membutuhkan belas kasihmu. Aku juga tidak akan memaafkanmu yang terus menerus melihat dunia ini dengan tatapan penuh kebencian. Cepat, bawa dia pergi."
"Lepaskan aku! Dasar bajingan, aku tidak bisa membiarkan mereka hidu—JhAAAAAAAAAAAAAA!“

Kemudian Sampah sudah dibawa pergi entah ke mana. Tidak peduli kemanapun dia pergi. Dia akan tetap berisik.

"Apa keberadaanku ini merupakan kesalahan?"
"Tenang saja. Orang itu memang sudah gila."

Saat atmosfer masih panas Fohl mendatangiku, kemudian bertanya. 
<TLN : Ini idiom, artinya 'Keadaan masih panas atau habis gelut' :v>

"Benarkah?"
"Hmm... Ternyata hubungan manusia itu selalu membawakan suatu hal yang misterius."

Setelah mengatakan hal itu, Ratu mulai berbicara kepada Fohl.

"Memangnya ada apa?"
"Kau... Apa benar, nama dari kakekmu adalah Tairan Ga Feyon?"
"Ah... Benar. Ada apa? Memangnya kau tahu apa mengenai kakekku?"

Setelah mendengar informasi tersebut Ratu menganggukkan kepalanya.

“Aku harap, kau akan selalu mengikuti perintah dari Hero Perisai. Aku yakin mendiam kakekmu akan gembira akan hal itu.”
“Mana mungkin!”

Ah.... benar juga ya, Fohl sangat menolak itu terjadi. Mana mungkin dia mau mengikuti perintahku.

“Kenapa kau bisa tahu tentang kehidupan kakekku?”
"Orang yang membuat masalah barusan, dia itu adalah musuh dari kakekmu."
"Apa katamu....”

Aku juga terkejut setelah mendengar perkataan Ratu barusan. Bagaimana mungkin dia mengatakan hal seperti itu dengan mudah? Jika aku yang melakukannya, mungkin aku tidak akan selancang itu.

"Apa yang kau tahu tentang kakekmu?"
"Aku tidak tahu apapun. Orang tuaku tidak pernah membicarakannya denganku."
"Benarkah begitu... Mungkin tidak sopan untukku membicarakannya seperti itu. Aku harap kau tidak tersinggung."
"...."

Fohl memasang ekspresi tidak nyaman. Tentu saja hal yang belum diberitahukan oleh orang tuamu tiba-tiba muncul begitu saja, sudah dipastikan kau sangat penasaran akan hal itu. Ditambah lagi dengan ungkapan yang membuat penasaran. Apa lagi jika itu mengenai asal mula keluargamu.

"Maaf atas keributannya, Iwatani-sama. Bagaimana keadaanmu disana?"
"Semua berjalan baik."
"Itu mengenai wilayahmu ya. Aku sudah mendengarnya."
"Benar, aku mengalami banyak masalah karena kedua anakmu."
"Baiklah. Aku berharap Melty akan berguna untukmu."
"Hmm... Sekarang aku dapat meninggalkan urusan manajemen kota kepadanya."

Meskipun dia berisik dan sangat mengganggu, warga kota tidak memiliki banyak masalah selama dia memimpin. Aku tidak dapat banyak berkomentar karena dia baru sebentar mengatur kota.

"Apa kau dapat melakukan sesuatu terhadap anakmu, Witch? Aku khawatir akan langsung membunuhnya ditempat saat kami bertemu nanti."

Dari poster yang beredar masih memerintahkan untuk menangkapnya saja, aku merasakan ketegasan yang kurang dalam mengatasi masalahnya. 

"Sebenarnya ada suatu hal yang janggal... yaitu cara dia berhasil melewati perbatasan negara lain. Saat ini kita tahu bahwa salah satu rekan Hero Tombak sudah kembali pada orang tuanya."
"Jika kau menghubungkan cerita Motoyasu dan Elena. Sudah dipastikan mereka akan menuju negara lain."

Itu memang suatu hal yang janggal, karena bagaimana mungkin Witch yang wajahnya sudah ada dimana-mana bisa lolos dari penjaga perbatasan. Namun jika dia mencoba melewatinya saja, maka.... Dia akan mendaki gunung? Si Witch yang penuh gengsi itu melakukan itu? Mana mungkin dia melakukan perjalanan yang penuh jalan kotor dan menjijikkan? Berarti dia diselundupkan? Atau bersembunyi di antara barang dagangan? Tidak mungkin dia akan melakukan hal-hal tersebut.

"Apa kau bisa menariknya keluar dengan menggunakan segel budak?"
"Tidak bisa. Ada sesuatu yang menahannya..."

Mu...

"Langsung aku bunuh saja ya?"
"Sebaiknya jangan...."
"Ya sudah, jangan kau rahasiakan itu dan cepat beritahu aku alasannya. Apa sebegitu pentingnya menangkapnya hidup-hidup?"
“Baiklah. Alasannya adalah untuk menghindari adanya peperangan."
"Hah? Maksudmu?"
"Dia itu, anak yang memiliki rasa kebencian. Sekarang waktu yang dimilikinya sudah sedikit, namun dia masih menolak kenyataan itu hingga akhirnya meminta waktu orang lain dan meninggalkan mereka tanpa ada rasa salah sedikitpun."
"Ho..."
"Jadi aku rasa—“
“Itu pasti rencana yang bagus.”

Meskipun aku lebih senang langsung membunuhnya langsung, tapi sepertinya Ratu memiliki ide yang lebih baik. Kalaupun dia diberi hukuman dharma maka itu akan menyenangkanku secara mental. Tapi, selama ada uang, di dunia ini pasti akan ada mantra sihir atau Ilmuan gila yang bisa menyembuhkannya dari hukuman dharma itu.
<EDN: Dharma itu sedikit sulit diartikan, menurut penjelasan yang aku temukan, hukumannya semacam pengusiran setan, jika ada yang tahu maksudnya bisa komen atau DM FP.>

"Apa kau yakin? Sebenarnya aku ingin memberitahu rencana sekarang."
"Boleh, tapi jika yang kau rencanakan itu sangat luar biasa maka aku ingin mengetahuinya nanti."
"Kalau begitu, akan aku beritahukan hukuman sebelumnya, dia itu akan dibelenggu dan dipermalukan."
"Oh? Boleh juga."
"... Apa itu diperbolehkan?"

Fohl ikut berbicara seakan merasa tidak nyaman. Karena Raphtalia tidak ikut, jadi tidak ada yang menghentikanku. Jika ada Raphtalia mungkin dia akan langsung memotong perkataanku. Entah kenapa aku merasa seperti seorang Stand-up Komedi.

Memang jika dilihat dengan sudut pandang orang normal. Aku juga tidak akan mempercayai Hero yang senang mengikat seseorang dengan belenggu besi. Aku tidak berkata seperti ingin dipercaya. Lain kali, aku mungkin akan menyembunyikan maksud jahat walau hanya sedikit. Meskipun, musuh kita adalah Witch. Membayangkan apa yang telah terjadi di masa lalu, pendapatku ini seharusnya dapat dimengerti.

"Memangnya orang kau benci itu memiliki sifat seperti apa?"
"Hmm... sebagai contoh yang cocok untukmu. Dia adalah orang yang memanfaatkan adikmu untuk berbuat banyak sekali kejahatan. Lalu pada saat keadaan yang terdesak, dia akan membuang adikmu sebagai pelaku kejahatannya, kemudian dia akan tertawa dengan gembira sambil melompat-lompat saat mengetahui adikmu menangis setelah menyadari dimanfaatkan olehnya."

Korbannya adalah aku dan Motoyasu. Aku yakin akan semakin banyak korban sampai dia ditangkap.

"Apa katamu tadi!?"

Fohl langsung kesal. Meskipun kau marah, kau tidak perlu sampai memegangku seperti ini.

"Itu benar-benar tidak dapat dimaafkan! Aku akan membunuhmu sebelum kau melakukan tindakan tersebut!"
"Hei. Bukan aku yang melakukannya."

Kenapa aku ingin memperlakukan Atla seperti itu? Meskipun sebelumnya aku berpikir untuk menjualnya jika ternyata dia tidak berguna.

"Itu adalah hal yang sama."

Aduh. Apa dia bisa membaca pikiranku? Saat ini aku tidak bisa tertawa dengan puas.

"Bisakah aku melanjutkan perkataanku?"
"Iya."
"Ini tentang reset level yang kau ajukan."
"Jadi kau sudah mendengarnya?"
"Iya, aku sudah mendengar semuanya. Aku sudah mempersiapkannya untukmu. Kau sudah bisa mengunjungi Jam Pasir Naga kapanpun kau mau. Dan juga tolong sekalian ambillah pasirnya disana."
"Akan sangat memudahkan perjalananku jika memiliki Skill Teleportasi."
"Jika begitu tolong sering-seringlah datang ke kastil. Dengan begitu, aku dapat melaporkan perkembangan dan beberapa informasi mengenai masalah ini kepada Iwatani-sama."

Benar sekali, aku mungkin akan sering berkunjung pada toko Pak Tua, aku rasa bukan masalah untuk menempatkan titik pindahnya di kastil. 

"Dari informasi yang kudapat dari Motoyasu, sepertinya maksimal orang yang dapat dibawa oleh skill tersebut adalah 6 orang. Aku harus memperhitungkan keadaan dan orang yang dibawa ketika mau menangkap Hero lain."
"Aku mengerti. Setelah keadaannya diketahui, maka aku akan memberitahukanmu untuk menangkap mereka. Ngomong-ngomong, ini merupakan permasalahan mengenai Hero Tombak-sama."
"Itu..."

Filo mundur kebelakang dan bersembunyi di belakang jubahku. Aku tidak menyarankan Kau berada disitu, karena sangat tidak nyaman disana.

"Aku merasa bersalah kepadanya. Dia itu sudah terlihat tidak mau melarikan diri lagi. Apa aku masih perlu menangkapnya?"
"Iwatani-sama, kau yang bertanggung jawab untuk melaporkan apapun informasi terkait Hero Tombak, jika memungkinkan aku ingin kau membuatnya ikut bertarung dalam gelombang... Tapi itu semua tidak masalah selama kau memberikan laporannya padaku."
"Mungkin itulah masalahnya...."

Dia adalah orang yang tidak mau mendengarkan perkataanku sedikitpun. Jika aku mencoba untuk berbicara padanya, satu-satunya yang aku takutkan darinya adalah ketertarikannya pada Filo. Ada pilihan lain dengan mencoba Filo membujuknya. Tapi sepertinya itu hanya akan menjadi suatu masalah lain.

"Hal ini seharusnya mudah jika kita berhadapan dengan para budak. tapi, segel budak tidak berpengaruh apapun terhadap Hero."
"Jadi memang benar ya... Sepertinya setelah menangkapnya, aku akan mencoba untuk membujuknya."
"Terima kasih atas bantuanmu. Kami juga akan segera menginvestigasi apapun yang berhubungan dengan Hero Pedang."

Karena ini berhubungan dengan Witch, jadi kurasa masalah ini harus segera diselesaikan sebelum bertambah. Wanita itu... apa yang membuatnya hingga tumbuh besar seperti itu? Meskipun aku tidak ingin tahu penyebab sifatnya seperti itu, tapi aku tetap penasaran.

"Hei apa kau tahu kenapa Witch sampai bertindak seperti ini? Dia sangat hebat dalam berbohong, membuat onar, menghina, dan ahli dalam memanipulasi orang."
"Dia memiliki kemampuan itu dariku dan Sampah. Kemungkinan besar itu karena Sampah membesarkannya secara manja...."

Jadi ini adalah salah Sampah. Justru kau itu seharusnya sudah menyadari sifat buruknya. Oh tunggu dulu, aku juga menyadari kalau sebenarnya diriku memiliki sifat buruk.

"Bagi orang itu, anaknya tetaplah dianggap baik dan tetap menjadi anak kesayangannya meskipun telah menyakiti orang lain. Dan pada akhirnya mereka berdua menjadi orang bodoh."

Ratu berbicara dengan mata sayup. Sekarang bukan waktunya untukmu mengenang masa lalu......

"Sudah berkali-kali aku mencoba untuk memperbaiki sifatnya. Bahkan aku telah menyekolahkannya di Faubrey. Tapi hasilnya...."

Kisah Witch dalam bersekolah. Aku tidak ingin membayangkannya.

"Ngomong-ngomong, Witch juga kehilangan keperawanannya ketika bersekolah di Faubrey—"
"Aku tidak peduli dengan masa lalunya!"


Author Note:
Itu memang benar-benar tidak penting sekali.


EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar