Jumat, 09 Oktober 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 168. Alps

 Chapter 168. Alps



"Sepertinya.... Nenek yang sangat kuat itu sudah datang."

Fohl datang sambil menggendong Atla dipunggungnya. Dia bertingkah seakan-akan tidak mengerti apapun. Raphtalia dan yang lainnya hanya memiliki batas level 100. Tapi, kalian berdua bisa mencapai level 120. Memang benar memiliki teknik dan kekuatan dapat meningkatkan statistik kalian yang rendah tapi, memiliki statistik yang tinggi bukanlah hal yang buruk.

"Apa yang kau bicarakan? Kau juga ikut belajar dengannya."
"Gee...."

Fohl akhir-akhir ini disibukkan dengan merawat keadaan Atla dan dia sering sekali mengabaikan perintahku. Aku tidak tahu kenapa dia bertingkah seperti itu terhadapku. Sifatnya sama seperti Kiel saat pertama kali datang kemari. Aku dapat menarik perhatian Kiel dengan makanan. Tapi, sepertinya makanan tidak berpengaruh banyak terhadap Fohl. Kondisi adiknya, Atla, sudah mulai membaik dan sepertinya pemulihan sempurna mungkin untuk dilakukan.

"Sudah lama tidak berjumpa, Tuan Naofumi."
"Hanya dua hari setengah sejak kita tidak bertemu."
"Sekarang kita bisa bertemu lagi sekarang. Waktu itu, Tuan Naofumi langsung pergi.... Aku merasa.... cemas."

Jadi dia takut persediaan obatnya cepat habis. Jika aku tidak memberikannya secara pribadi, efeknya akan berkurang.

"Nununu...."

Fohl mulai mengirimkanku tatapan mengancam. Kenapa dia sangat kesal padaku?

"Hm? Hei, gadis kecil yang disana."

Nenek tua mendekati Atla. Dia melihat seluruh tubuh Atla. Tolong pilihlah muridmu satu-satu jika tidak aku akan kekurangan tenaga kerja.

"Hei pemuda, kenapa kau menggendong gadis itu?"

Dia mulai bertanya kepada Fohl. Namun reaksi Fohl adalah memelototinya. Bukankah sudah jelas kalau Atla sedang sakit? Menurutku Nenek Tua sedang menggoda kakak beradik itu. Aku sedikit curiga terhadap orang tua di dunia ini. Mungkin karena traumaku terhadap Sampah.

"Atla tidak bisa melihat dan berjalan!"
"Benarkah? Aku tidak melihat aura seperti itu darinya? Kau bisa membuatnya berdiri sebentar."
"Ja-Jangan bercanda dengan. Mana mungkin Atla bisa berdi-"
"Onii-sama..... Biarkan aku mencobanya."
"...Baiklah."

Fohl menurunkan Atla pelan-pelan sambil memegang lengannya untuk membantunya berdiri. Hmm... Aku tidak pernah menduga akan menjadi seperti ini. Meskipun di dunia ini terdapat matra sihir tapi, ada beberapa luka yang tidak dapat disembuhkan dengan mudah meskipun dengan mantra sihir yang sangat kuat sekalipun.

"Tuan Naofumi, aku meminta bantuanmu juga."
"Ah, baik aku bantu."

Lagi pula dia tidak akan bisa berdiri. Seseorang yang selemah dirinya tidak mungkin akan sembuh secepat itu. Dan juga.... Obat Yggdrasil masih belum terlalu efektif.... Nenek Tua sedang berdiri di depan kami. Mungkin obat ini akan bekerja.

"Hup..."

Atla menggunakan tanganku dan Fohl untuk berdiri..... sekarang dia sedang mencoba untuk berdiri.

"Wow... Jadi ini rasanya untuk berdiri di atas kaki sendiri?"
"Ah... Atla... Kau bisa berdiri!"

Fohl tingkahmu seperti seorang gadis yang baru turun dari gunung. Gawat, jika aku tidak pernah menanyakan nama Fohl secara langsung. Mungkin saja sekarang aku akan memanggilnya 'Alps'. Jika aku sudah memberikan nama panggilan, maka nama tersebut akan menjadi permanen. Sama seperti Taniko. Jika dipikirkan kembali sampai sekarang bahkan aku tidak tahu nama asli Taniko. Tentunya, aku tidak begitu peduli dengan nama aslinya. Atla mulai berjalan perlahan sambil bergoyang-goyang karena masih belum terbiasa. Dia mulai tersenyum.

"Terima kasih, Tuan Naofumi, Onii-sama."
"....Atla, kau sudah menjadi lebih baik..."
"Benar, Onii-sama."

Sebelumnya kondisinya sangatlah buruk tapi, sekarang dia sudah sehat dan dapat berdiri sendiri. Obat itu sangatlah luar biasa. Obat Yggdrasil bekerja kepada Nenek Tua dan sekarang Atla.

"Jadi Tuan Naofumi.... Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
"Mari kita lihat. Aku berencana untuk membuat kakakmu bertarung untukku. Dia sudah menaikkan levelnya bersama yang lain, bukan?"
"Iya. Onii-sama sudah bekerja keras untuk menaikkan levelnya."
"Jadi apa yang ingin kau lakukan, Atla?"

Meskipun dia bisa berjalan, tidak mungkin aku membuatnya bekerja keras. Lagi pula dia adalah seorang Hakuko dan dia bisa mencapai level 120.

"Aku berharap juga diberikan kesempatan untuk belajar bertarung, Tuan Naofumi."
"Atla! Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu!"

Fohl si Alps mulai berteriak. Tentu saja layaknya seorang kakak dia akan mencegah agar adiknya yang sakit agar tidak perlu ikut bertarung.

"Tidak... Aku sudah mengharapkan hal ini sejak kecil. Jika sekarang aku sudah bisa berjalan, maka kau tidak perlu melindungiku terus. Aku juga ingin melindungimu, Onii-sama."
"T-Tapi..."

Alps nampaknya tidak bisa menahan keinginan kuat Atla. ...Jika aku terus memanggilnya Alps. Mungkin akan menjadi masalah suatu saat nanti jika aku terus memanggilnya Alps. Aku akan tetap memanggilnya Fohl. Tapi Taniko? Tidak peduli.

"Tuan Naofumi, tolong biarkan aku bertarung untukmu... Tolong izinkan aku menaikkan level bersama yang lainnya."
"Aku mengerti. Jadi Fohl, bagaimana keputusanmu?"
"Aku akan tetap bertarung! Melindungi Atla adalah tugasku."
"Tidak, aku tidak membicarakan itu..."

Aku menjelaskan kepadanya kekuatan perisaiku. Bahwa jika dia menjadi budakku akan menjadi lebih kuat dari biasanya.

"Jadi jika kau ingin menjadi lebih kuat. Pilihan terbaiknya adalah mereset ulang levelmu. Bagaimana keputusanmu?"
"I-Itu..."
"Dengan skill koreksi pertumbuhan saja, mungkin Atla akan menjadi lebih kuat darimu—“

Aku mencoba menggoyahkan pemikirannya.

"Aku ingin menjadi lebih kuat darimu, Onii-sama."
"Hmph..."

Fohl merasa ragu-ragu sambil menatap wajah Atla. Kurasa akan menyakitkan baginya jika melihat adik kesayangannya mati saat bertarung. Sepertinya dia sudah memutuskannya.

"....Aku mengerti. Aku akan mereset ulang levelku."
"Sepertinya kalian membicarakan sesuatu yang menarik."

Sadina tiba-tiba muncul.

"Aku rasa aku akan melakukan itu, Hero Perisai-sama."
"Hmm..."

Lagi pula, aku sedang ada urusan juga dengan Jam Pasir Naga. Jadi tidak masalah.

"Kita akan segera pergi. Pelatih Tempur, kau sudah bisa memulai pelatihan dan menaikkan level bersama Raphtalia dan Rishia."
"Aku mengerti."

Tubuh Sadina sangatlah besar. Jadi kita memerlukan beberapa kereta... Oh, iya.

"Apa para Lumo ada disini?"
"Iya. Ada apa?"

Para Lumo mulai berkumpul.

"Apa kalian juga sudah menaikkan level?"
"Sudah. Kebanyakan dari kami sudah berada di atas level 30 saat tiba disini."

Paman Imiya mulai menjelaskan.

"Begitu. Kalau begitu, jika ada dari kalian yang ingin belajar pandai besi ikutlah denganku."
"Pandai besi? Aku yang akan pergi."

Paman Imiya mengangkat tangannya.
Apa?

"Sebelumnya aku sudah pernah mempelajarinya."
"Ohh... Kalau begitu kau akan ikut."
"Aku mengerti."
"Saat kami sedang pergi, kalian dapat menggali lubang untuk kalian sendiri. Apa ada yang memiliki pengetahuan tersebut?"
"Semuanya sudah cukup terlatih dalam hal tersebut."
"Baguslah."

Sepertinya wilayah tersebut tidak akan menjadi masalah.

"Ngomong-ngomong, dimana Imiya?"
"Imiya sedang berada di toko penjahit, dia sekarang sedang belajar membuat pakaian. Apa kau keberatan?"
"Tidak masalah. Bilang saja padanya kalau aku membebaskannya untuk belajar apapun."
"Baik."

Imiya sangat tertarik dalam membuat pakaian. Hal baik jika aku meninggalkannya di tempat penjahit. Sepertinya sebentar lagi penduduk desaku akan dapat mengenakan pakaian yang layak.

"Hei, Kenapa kau hanya mengenakan pakaian dalam?"

Sadina muncul hanya mengenakan pakaian dalam. Meskipun dia mengenakan pelindung dada. Tapi, tidak membuat penampilannya menjadi lebih baik. Dia memberikan salah satu pakaiannya kepada Kiel. Penampilannya sangatlah aneh. Aku hanya dapat bergantung kepada Imiya untuk membuat desa ini menjadi lebih beradab.

"Ini adalah gayaku."

Sadina menjawabnya dengan singkat.

"Aku pulang~. Mel-chan sedang sibuk jadi dia menolak untuk bermain denganku."

Filo telah kembali dari desa tetangga di waktu yang tepat. Aku langsung memanggilnya. Kebetulan sekali. Tadinya aku berencana untuk menuju kota sebelah untuk memanggilnya.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

Atla yang merasa diabaikan mulai berbicara. Hal yang baik jika dia sangat termotivasi untuk bekerja. Fohl akan pergi bersamaku ke Kota Kastil untuk mereset levelnya. Tapi, Atla sekarang masih level satu jadi, tidak ada alasan untuknya ikut pergi denganku.

"Nenek Tua, apa yang kau pikirkan tentang gadis ini? Bisakah kita mengirimnya untuk menaikkan level dengan kondisinya yang sekarang?"
"...Dia sangat berbakat dalam bertarung. Tanpa aku ajarkan dia bahkan sudah mempelajari kemampuan untuk merasakan aura keberadaan seseorang. Kurasa tidak apa membuatnya bertarung sekarang."
"Berhentilah berbicara omong kosong! Lebih berhati-hatilah memperlakukannya!"

Fohl berteriak. Sepertinya dia selalu marah setiap kali aku bertemu dengannya..... Meskipun bukan aku yang berbicara.

"Ada apa?"
"Filo-san. Sepertinya Onii-sama tidak mengizinkanku untuk bertarung."
"Hmm... Apa Atla-chan kuat?"
"Tidak tahu."
"Coba pukul, Firo."

Filo bertingkah seakan-akan menjadi seniornya Atla dan mengizinkan dirinya agar menjadi target latihan pukulan Atla.

"Eh? Ah...Baik."

Atla mengepalkan tangannya, kemudian dia memukul Filo tepat di dadanya. Pukulan tersebut mengeluarkan suara yang lumayan keras. Kejadian yang terjadi selanjutnya membuatku kehilangan kata-kata.

"AKYAAAAAAAAAAA!"

Filo terjungkir balik dan terjatuh diatas tanah.

“Apa ini benar-benar terjadi?”

Aku dan Fohl sama-sama melihat Filo dengan rasa penuh kecewa.

"Be-Benar benar kuat. Pukulan Atla-chan terasa sakit sekali. Goushijin-sama, tolong obati aku..."

Filo memandangiku dengan mata berkaca-kaca. Apa dia hanya berpura-pura? Aktingnya sangat buruk.

"Aku hanya merubah sedikit aliran energi yang berada di tubuhmu, Filo-chan... Apa rasanya begitu sakit?"
"Iyaa..."
"Maafkan aku."
"Tidak, aku baik-baik saja. Sekarang sudah tidak sakit lagi."
"Hentikan omong kosong ini, gadis monster! Berhentilah berpura-pura agar adikku dapat pergi bertempur!"
"Atla-chan. Pukul dia."
"Ah. Iya."

Setelah mendengar perintah Filo, Atla langsung memukul dada kakaknya. Fohl tidak sempat menahannya dan dia menerima pukulan tersebut dengan telak.

"KAHA..."

Dia berteriak kesakitan kemudian langsung terjatuh. Jika kau perhatikan dengan seksama nampaknya Fohl mengeluarkan air mata.

"Aku tidak.... merasakan apapun.... Jadi tetaplah.... di rumah."
"Terlihat sekali kalau kau berpura-pura..."

Kejadian ini sangatlah luar biasa. Bagaimana caranya dia dapat melakukan pukulan tersebut kepada Fohl dan Filo? Karena dia tidak dapat melihat, apa dia bisa merasakan sesuatu sebagai gantinya? Dia... lebih kuat dibanding kakaknya. Jika dia tumbuh berkembang dengan bonus dari perisaiku, dia akan menjadi sangat kuat. Seperti yang kuharapkan dari Ras Hakuko. Kejadian ini benar-benar diluar dugaanku. Bahkan dia dapat membuat Filo menggeliat kesakitan seperti itu di levelnya yang rendah ini. Nenek Tua harus segera melatihnya, agar dia bisa langsung menjadi bidak tempur.

"Baiklah, kau boleh pergi menaikkan level. Tapi jangan terlalu berlebihan. Kami akan pergi untuk mereset level."
"Iya~."
"A-Aku masih tidak mengizinkanmu bertarung, Atla."
"Onii-sama, tidak peduli apapun yang kau katakan aku akan tetap bertarung. Tolong turutilah perintah Tuan Naofumi."
"T-Tapi..."
"Filo, tarik Fohl bersamamu. Kita akan segera pergi."
"Iya!"

Filo membawa Fohl yang sedang memberontak. Para budak sudah bersiap untuk perjalanan.

"Kau bisa membawa anak dragon itu untuk menaikkan level. Kami berangkat dulu."
"Baik. Sampai bertemu lagi, Naofumi-sama."
"Iya. Sampai jumpa lagi."

Raphtalia selalu memberikan salam jika aku pergi. Tapi, aku tidak pernah mempunyai kesempatan untuk memberinya salam jika dia ingin pergi. Tapi, tidak penting untuk terlalu memikirkannya. Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju Kota Kastil untuk membawa para budak mereset levelnya sekalian membawa budak yang ingin belajar pandai besi kepada Pak Tua.


EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar