Jumat, 30 Oktober 2020

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Chapter 09. Fina dan Beruang. Bagian Satu

  Volume 1
Chapter 09. Fina dan Beruang. Bagian Satu


Kami kehabisan obat untuk ibu, dan aku tidak memiliki sepersen pun uang untuk membelinya.

Aku tinggal bersama ibu dan juga adik perempuanku, yang berumur tiga tahun lebih muda dariku. Aku tidak memiliki ayah. Tampaknya, beliau meninggal saat adikku masih berada di dalam kandungan. Aku sendiri juga tidak terlalu mengingatnya.

Ibuku tidak dapat beranjak dari kasur, karena sakit yang dideritanya. Aku mencoba bekerja menggantikannya dan melakukan sebaik yang kubisa, tapi tidak banyak yang dapat kuperbuat, karena aku sendiri hanyalah seorang anak kecil berusia sepuluh tahun. Terkadang aku dipekerjakan oleh Gentz-san di guild untuk menyiangi mayat monster. Tampaknya, dia dan ibu berteman baik.

Dia selalu baik kepada kami. sebelumnya saja, dia telah memberi kami obat untuk penyakit ibu.

Dan begitu pun sebelumnya...

Aku tidak bisa merepotkannya lagi lebih dari ini. Satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah dengan pergi ke hutan dan mengumpulkan tanaman herbal sebagai obat untuk ibu. Aku sudah sering kali melihat tanaman tersebut di guild, jadi aku ingat bagaimana bentuknya.

Aku keluar dari kota dan berjalan lurus menuju hutan, dimana tanaman tersebut biasa tumbuh. Terdapat banyak monster di hutan bagian dalam, jadi aku memutuskan hanya akan mencarinya di tepian. Tetapi, karena belum berhasil menemukannya, akhirnya kuputuskan untuk masuk lebih dalam. Dan akhirnya aku berhasil menemukannya.

Tapi, karena terlalu asyik memetik tanaman herbal, aku tidak sadar bahwa aku telah dikelilingi oleh serigala. Tak sanggup menghadapi semuanya, aku memutuskan untuk lari hingga kakiku mulai gemetar dan aku tidak sanggup berbuat apa-apa lagi.

"Seseorang, tolong..."

Serigala-serigala tadi mulai mendekat. Tepat di saat aku berpikir bahwa riwayatku akan berakhir, ketiga serigala tadi merintih kesakitan dan tiba-tiba terjatuh. Itu terjadi dalam sekejap mata.

Bagaimana bisa?

Seseorang berpakaian hitam muncul dari balik hutan. Untuk beberapa alasan dia mengenakan pakaian yang mirip seekor beruang.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanyanya padaku. 

"Te-terima kasih?"

"Kenapa malah jadi sebuah pertanyaan?"

Yang menyelamatkanku tadi adalah seorang gadis dalam balutan kostum beruang yang lucu.

"Apakah anda akan memakanku?"

"Tidak."

"Apakah anda seorang beruang?"

Gadis berkostum beruang lucu tadi merespon pertanyaan anehku dengan menyingkap tudung yang menutupi wajahnya. Rambut indahnya yang panjang jatuh terurai dari tudung yang baru saja dia buka. Aku mendapati diriku tersenyum, mungkin, karena merasa lega.

Gadis dalam balutan kostum beruang tadi ternyata bernama Yuna-san, dia adalah gadis cantik dengan rambut panjang berwarna hitam. Aku belum pernah melihat seseorang yang begitu cantik sebelumnya. Tampaknya ia berasal dari luar kota dan tengah tersesat sekarang. Aku sangat bersyukur bahwa kami kebetulan bertemu. Sebagai ucapan terima kasih, aku mengantarkannya menuju kota. 

Dia ingin secepatnya pergi sampai aku menghentikannya—kita dapat menjual daging dan bulu dari serigala ini, dan juga, dagingnya terasa saaaaaangat lezat. Saat aku menjelaskan demikian, Yuna-san memberitahuku bahwa ia tidak tahu cara menyiangi daging dari mayat-mayat serigala tadi. Mungkin saja dia berasal dari keluarga bangsawan di suatu tempat. Aku yakin akan hal itu setelah melihat kecantikannya di dalam balutan kostum beruang yang ia kenakan. Jadi, dengan izinnya, aku mulai menyiangi serigala-serigala tadi. Yuna-san bilang ia akan memberiku setengah dari hasil penjualan material serigala tadi, itu akan cukup untuk menutupi biaya makan selama beberapa hari.

Tampaknya, banyak hal yang tidak diketahui oleh Yuna-san. Dia melontarkanku berbagai macam pertanyaan. Dia pasti anak dari seorang bangsawan. 

Kami tiba di kota dan aku mendapat ceramah dari Gentz-san karena telah membuatnya khawatir. Kami menjual daging dan bulu serigala tadi setelah aku menyisihkan sedikit dagingnya untuk dibawa pulang. Tentunya, dengan persetujuan dari Yuna-san. Sudah lama sejak terakhir kali aku bisa makan daging.

Aku sangat berterima kasih kepada Yuna-san.

Aku berniat untuk memberi Yuna-san setengah uang hasil penjualan, tapi dia menolak. Sebagai gantinya, dia malah memintaku membawanya ke sebuah penginapan. Aku berterima kasih padanya, kemudian mengantarkannya ke penginapan seperti yang dia minta. Penginapan tersebut terletak diantara rumahku dan guild. Itu selalu mengeluarkan aroma sedap setiap kali jam makan tiba, dan juga itu memiliki reputasi yang bagus.

Kami mendapat banyak tatapan sepanjang perjalanan menuju penginapan. Bukankah pakaian yang Yuna-san kenakan tampak aneh? Aku pasti juga akan menatap seseorang yang berjalan-jalan di kota dalam balutan pakaian aneh seperti yang Yuna-san kenakan. Aku sebenarnya merasa malu, tapi Yuna-san adalah penyelamat hidupku dan dia sedang dalam kesulitan. Jadi, ini bukanlah apa-apa.

Setibanya di penginapan, aku berterima kasih padanya, kemudian beranjak pulang. Di rumah aku meracik obat dari tanaman herbal yang kudapatkan tadi. Aku bukanlah seorang ahli, jadi aku tidak dapat meracik obat berkualitas tinggi. Setidaknya, obat racikanku dapat meredakan sedikit rasa sakit yang diderita oleh ibu. Ini pertama kalinya kami dapat memakan makanan bergizi setelah sekian lama, dan juga, masih ada uang yang tersisa. Kurasa aku akan dapat membeli makanan bernutrisi juga besok.

Aku sangat berterima kasih pada Yuna-san.

Keesokan paginya, aku bangun lebih awal dan seperti biasa, langsung menuju guild guna menanyakan apakah mereka memiliki pekerjaan yang tersedia saat ini. Penginapan dimana aku membawa Yuna-san ke sana terletak pada jalan menuju guild. Aku ingin berterima kasih padanya sekali lagi, tapi, kupikir aku akan mengganggu jika masuk ke dalam. Dari dalam muncul seekor beruang hitam, yang ternyata adalah Yuna-san.

Yuna-san tampaknya ingin pergi mengunjungi guild untuk membuat kartu identitas. Aku akan pergi ke sana juga, jadi kami berangkat bersama-sama. Aku ingin menggenggam tangan Yuna-san, tapi kuurungkan niatku tersebut. Sarung tangan beruang miliknya kelihatan begitu lembut. Aku ingin menggenggamnya suatu saat nanti.

Ketika kami tiba di guild, aku berpisah dengannya dan pergi menemui Gentz-san, sayang, tak ada pekerjaan yang tersedia untukku. Aku berniat untuk menyerah dan kembali sampai terdengar suara keributan dari arah bangunan guild. Menurut kabar yang kudapat, sepertinya Yuna-san akan bertarung melawan petualang.

Bagaimana bisa itu terjadi? Aku segera bergegas menuju area pelatihan, tapi yang kudapati di sana adalah Yuna-san tersenyum menghampiriku. Dia memintaku meminjamkannya pisau yang kubawa, jadi kuberikan itu padanya. Tidak ada alasan untukku menolak.

Pertarungan dimulai dan Yuna-san keluar sebagai pemenang. Tinju beruang miliknya benar-benar mengagumkan. Dia bahkan tidak membutuhkan pisau tersebut. Saat pertandingannya usai, dia menyerahkan kembali pisau yang ia pinjam.

Aku merasa khawatir, jadi aku menanti di luar sementara ia mengurus kartu guild miliknya. Kali ini, dia keluar tanpa masalah. Aku lega. Saat kukatakan pada Yuna-san bahwa aku tidak mendapat pekerjaan hari ini, dia memintaku untuk menemaninya berkeliling kota. Dia bilang akan membayarku nanti.

Pertama, kami mengunjungi toko senjata. Yuna-san membeli sebuah pedang dan seratus buah pisau lempar. Sepertinya, Yuna-san adalah orang kaya, dan juga, sarung tangan beruang yang ia kenakan ternyata adalah sebuah item bag. Aku terkejut karenanya.

Kami berkunjung ke toko pakaian selanjutnya. Aku penasaran apakah Yuna-san tidak punya selera dalam berpakaian. Dia memintaku memilihkan baju yang akan ia pakai. Aku berpikir kalau sarung tangan yang ia kenakan tampak lucu, tapi, mungkin saja ia akan segera berhenti memakainya. Setelah itu, waktu makan siang tiba. Dia bilang padaku bahwa aku boleh memilih tempat dimana kami akan makan, jadi kukatakan padanya kalau aku ingin makan masakan di tempat ia menginap. Hidangannya sungguh lezat. Dia bahkan memesankannya juga untuk ibu dan juga adik perempuanku.

Terakhir, kami mengunjungi toko buku. Dia membeli beberapa buku, kemudian selesai sudah tugasku hari ini untuk menemaninya berkeliling. Itu selesai lebih cepat daripada yang aku duga.

Yuna-san memutuskan kembali ke penginapan untuk membaca buku baru yang ia beli. Aku tidak punya apapun untuk dilakukan sore ini, jadi aku mengambil makanan yang sudah dipesan dari penginapan dan memutuskan untuk pulang lebih awal. Setibanya di rumah ibu dan adik perempuanku menyambutku dengan bahagia.

Aku harap besok juga akan menyenangkan seperti hari ini.




TL: Boeya
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar