Chapter 166. Menetas
Kami dengan cepat pergi menuju desa dengan menaiki kereta untuk meninggalkan Motoyasu yang otaknya sudah rusak.
Krak... krak.
Aku mendengar suara dari arah punggungku. Sepertinya telur ini akan segera menetas. Aku mengambilnya dari belakang dan memeriksanya.
"Apa telurnya akan segera menetas?"
"Sepertinya sebentar lagi."
Kereta yang kita tumpangi bergetar. Filo berlari dengan seluruh tenaganya. Yaa, Kurasa ini caranya melampiaskan amarah...
Telur ini lebih besar dibanding Telur Filo. Walaupun ukurannya cukup besar, telur ini tidak mengharuskan aku membawanya dengan kedua tangan. Jika aku ukur, telur ini sebesar telur burung unta. Retakannya mulai menyebar diseluruh permukaan telur. Dan dari dalamnya keluar seekor dragon kecil.
"Dragon itu makan apa ya?"
"Kurasa daging?"
"Apa kita masih memiliki persediaan daging?"
Kita seharusnya masih memiliki persediaan ikan asap dan daging asap di gudang desa. Jadi seharusnya dia akan baik-baik saja...
"Nanti aku akan menanyakan itu pada Rat."
"Baiklah."
Meskipun jika dia membenciku karena memelihara dragon, dia pasti tetap akan memberitahukannya. Akhir-akhir ini Taniko menjadi sangat menyebalkan.
"KyuAAA!"
Dragon tersebut akhirnya telah keluar dari cangkang telurnya. Kemudian langsung menangis.
"Apa sudah menetas?"
"Iya."
Ahh, jadi mengingatkanku pada masa lalu. Dahulu Filo juga menetas seperti ini... Tidak, dia lebih semangat dari ini. Bayi Dragon ini berukuran sebesar kepalaku. Lebih besar dibanding Filo waktu itu.
"Bukankah dia terlihat aneh?"
Tubuhnya berwarna gelap dan mengkilap. Dipunggungnya terdapat sayap yang lebih kecil dibandingkan badannya. Dan juga ekornya lumayan besar. Dia memiliki dua tanduk dan belum memiliki sisik. Aku coba untuk mengangkatnya dan tubuhnya terasa hangat.
"KyuA!"
Ia mulai mengedipkan matanya dan menatapku.
"KyuAA!"
Dia mengangkat satu tangannya seakan sedang memberi salam kepadaku sambil mengeluarkan suara seperti itu.
"Kita beri nama siapa dia?"
"Aku belum mempunyai ide yang bagus. Ayo kita putuskan itu bersama penduduk desa."
"Benar sekali, mari kita putuskan bersama mereka."
"Kalau begitu, Firo perlu bergerak lebih cepat?"
"Kita sudah dekat. Kau tidak perlu terburu-buru."
Akan menjadi masalah jika dia mati karena mabuk kendaraan. Padahal dia baru saja menetas. Oh, iya. Aku harus memasukkan cangkang telur dragon ini kedalam perisaiku.
Kemudian aku memasukkan cangkangnya kedalam perisaiku.... Bang! Apa? Perisaiku mengeluarkan percikan cahaya.
....Seri Perisai Ini Terkunci.
Terkunci? Aku baru menyadarinya.... Aku sudah sedikit menaikkan levelku. Tapi, aku masih belum dapat membuka perisai seri Dragon. Dragon Zombie juga tidak memberikanku perisai apapun. Dan aku masih belum bertemu satupun Dragon. Aku masih belum mengetahui alasannya. Satu-satunya benda yang paling mirip dengan perisai seri Dragon adalah Wrath Shield.
Apa nanti aku harus membawa Filo dan Raphtalia pergi berburu Dragon di gunung? Aku masih belum tahu seperti apa kekuatan bertarung kami setelah menerima kutukan. Dan juga, aku masih memiliki beberapa hal yang perlu di coba.
Ah, aku lupa kejadian Motoyasu barusan. Tapi, aku tetap harus pergi ke Kota Kastil secepatnya. Aku harus segera menyerap pasir Jam Pasir Naga agar mendapatkan skill teleportasi kemudian mengirimkan budak terampil pada Pak Tua untuk dijadikan muridnya.
"Fufu... Dia sangat imut. Dia mengingatkanku dengan Filo saat masih kecil."
Raphtalia memberi sentuhan lembut kepada bayi Dragon. Dragon tersebut memegang jari Raphtalia dan menggigitnya. Apa dia memiliki nafsu seksual yang besar? Aku harus membesarkannya dengan hati-hati.
Kami sudah sampai di desa dan aku memberhentikan kereta di sebelah laboratorium Rat. Raphtalia pergi untuk berbincang-bincang dengan warga desa lain dan Filo pergi bermain dengan Melty di desa kota sebelah. Sedangkan aku berjalan menuju arah Laboratorium.
"Yo."
"Hm? Sepertinya dragonnya sudah menetas."
"Iya."
Aku mengangkat dragon tersebut untuk memperlihatkannya kepada Rat.
"Kalau begitu, berikan kepadaku. Aku akan memeriksa kesehatannya."
Rat memeriksa bayi Dragon tersebut dengan hati-hati dan memberikannya sentuhan kecil.
"Oke, semuanya baik-baik saja. Jenis kelaminnya laki-laki."
"Oh, itu bagus."
Karena dia ini pejantan, seharusnya dia tidak akan menjadi masalah jika dia dapat berubah menjadi manusia seperti Filo. Tidak, kemampuan untuk berubah menjadi manusia itu sendiri adalah masalah yang serius.
"Aku harus memberikannya makan apa? Daging?"
"Meskipun dia lebih condong kearah karnivora, tetapi sebenarnya dia adalah omnivora. Kau dapat memberikannya makanan apapun yang kau mau."
Setelah Rat selesai bicara, bayi Dragon melompat dari tangannya dan mulai memanjat kakiku. Apa yang sedang dia lakukan?
"Apa ada suatu hal yang perlu kuperhatikan saat merawatnya?"
"Jangan memberinya makan setelah tengah malam. Suatu hal yang buruk akan terjadi."
Iblis macam apa itu? Apakah itu salah satunya? Yang bisa bertambah jika terkena air?
<TLN : referensi Gremlins>
"Hahaha... Aku hanya bercanda. Hanya berhati-hatilah saat memberinya makan. Mungkin nanti dia akan memaksamu untuk terus memberinya makan."
"Begitu."
"Aku menyarankan untuk segera membawanya pergi berburu. Nafsu makan seekor Dragon tidak dapat kau remehkan. Sebaiknya kau cepat melakukannya."
"....Apa aku harus khawatir terhadap hal tersebut?"
"Iya. Tapi, Count. Sebagian besar anak-anak di desamu tidak akan mengalah dan memberikan makanannya kepada seekor Dragon yang kelaparan."
Rat mulai berbicara dengan angkuh. Sepertinya dia sudah memiliki kesimpulan terhadap teorinya sendiri. Jangan begitu, rasa khawatirku bisa bertambah!
"Spesies apa dia?"
"Dia adalah Ras Wyr. Dia adalah Ras Dragon dengan kesetiaan yang sangat tinggi. Sepertinya dia memiliki darah campuran dari keturunan langsung Wyr dan Tyrera."
"Tyrera?"
"Itu adalah monster yang terlihat seperti kadal raksasa. Mereka tidak dapat terbang, tapi dapat dijadikan alat transportasi yang bagus. Meskipun, jarang orang yang menggunakannya sebagai alat transportasi."
"Oh... Begitu..."
Aku tidak pernah melihatnya. Bahkan baru kali ini aku mendengarnya.
"Monster tersebut tidak berhabitat di Melromarc. Jadi, kemungkinannya kecil Count dapat menemukannya disini. Bahkan orang disini tidak akan memeliharanya."
"Begitukah?"
"Mereka lebih sering terlihat di Faubrey, Shieldfreeden, dan Siltvelt. Oleh karena itu jumlah mereka terbatas."
"Hmm..."
"Tempat yang dijadikan Count beroperasi itu cukup sedikit."
"Iya, aku juga sudah mengetahuinya."
Tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak penting. Karena... misi yang diberikan negara lain hanya berpaku pada Tiga Hero saja, mereka jarang memintaku untuk melakukan misi ataupun hal lain. Atau mungkin hanya aku saja yang tidak pernah dilibatkan oleh mereka saja. Mungkin aku akan mempertimbangkannya jika pergi ke negara lain bisa menambah keuntungan saja. Tapi tidak untuk sekarang, karena mengembangkan desa sangat menguras banyak sekali waktu dan tenaga.... Belum lagi, aku harus mulai mendidik para budak agar dapat kutinggal. Aku akan membicarakannya dengan Ratu nanti.
"Ternyata berada kau disini."
Ksatria Wanita dan Taniko datang kemari.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
"Sebe-"
"Jadi dia Bayi Dargon yang baru saja menetas?"
Taniko memotong pembicaraan Ksatria Wanita dan langsung memandangi bayi Dragon ini dengan kagum.
"Kyua!"
Dragon terlihat seperti memberikan senyuman kecil. Sepertinya dia tidak takut terhadap orang asing.
"Untuk sekarang kau boleh pergi bermain dengan Dragon kecil ini. Aku memiliki keperluan penting yang perlu dibicarakan dengan Naofumi-dono."
"Iya~!"
"Kenapa kau menurutinya. Tapi, tidak denganku!"
Tahu tidak, sebenarnya kau adalah budakku! ....Terserahlah, dia akan membawa pergi beban yang sedang berada padaku ini. Aku memberikan bayi Dragon kepada Taniko dan mulai berbicara kepada Ksatria Wanita.
"Jadi, ada apa?"
"Ah, sebenarnya Ratu telah mengirimkan seorang Pelatih Tempur."
"Pelatih Tempur?"
"Kau tahu artinya, bukan?"
"Yaa... Seseorang yang melatih cara untuk bertempur, bukan? Sama seperti kau yang melatih penduduk desa."
"Kau benar. Tapi orang ini lebih baik dibandingkan aku."
Sepertinya Ksatria Wanita ingin segera mempertemukan aku dengan orang itu. Dia bahkan mulai menjelaskan kehidupan orang itu dengan senang.
"Dia adalah orang yang telah mewarisi seni bela diri legendaris, Hengen Musou. Orang ini dengan senang hati mengajukan dirinya untuk memberikan Iwatani-dono kekuatan."
"Hengen Musou? Apa itu? Seni bela diri macam apa itu?"
Ini terdengar seperti isi pemikiran seorang Chuunibyou. Sepintas aku ingin segera menolak pelatihan darinya.
"Pada zamannya, itu merupakan perguruan seni bela diri legendaris yang tidak pernah terkalahkan dalam pertarungan. Ketika aku masih kecil, aku sangat mengagumi seni bela diri itu. Orang terakhir yang mengusai seni bela diri itu sudah tidak pernah menunjukkan dirinya lagi karena menganggap kekuatannya sudah tidak diperlukan lagi oleh dunia. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak menyebarkan lagi seni bela diri tersebut. Tapi, setelah dibantu oleh Iwatani-dono beliau memutuskan untuk meneruskan kembali seni bela diri itu untuk kebaikan dunia."
"Hmm... jadi seni bela diri itu sangat kuat?"
"Tentu saja, seni bela diri tersebut telah tersimpan dalam sejarah dunia. Bisa dibilang kekuatannya seperti Keempat Hero Suci dan Ketujuh Hero Bintang."
"Jadi itu seni bela diri yang sangat terkenal, sudah dipastikan seni bela diri itu benar-benar hebat."
"Tetapi, setengah abad yang lalu, ada sebuah berita mengejutkan yang membuat pendekar seni bela diri itu meninggal dalam masalah. Yang masih hidup bersumpah untuk tidak mengajarkan orang lagi. Dan dia ini adalah orang terakhir yang mengusai seni bela diri tersebut."
Benarkah. Seni bela diri seperti apa ini? Aku membayangkan seperti ada saat suatu wilayah dikuasai oleh bandit, kemudian seseorang yang memiliki kemampuan bela diri hebat muncul untuk membebaskan wilayah tersebut. Seperti penguasa seni bela diri itu.
<TLN: Referensi Fist of The North Star>
"Orang tersebut sangat terkenal, dia pernah ikut membantu Melromarc dalam perang besar sebelumnya."
"Siapa dia?"
"Katanya dia sudah bertemu dan berkenalan denganmu, Iwatani-dono...."
Siapa dia? Apa aku pernah bertemu dengan orang seperti itu?
"Jika kau tidak dapat mengingatnya, sebaiknya kau cepat temui dia. Aku ingin segera membuatnya melatihku."
Tidak biasanya Ksatria Wanita bersifat seperti ini. Pasti orang tersebut sangatlah luar biasa. Ksatria Wanita memegang tanganku dan mulai menarikku.
"Iya aku akan segera kesana. Apa ada hal yang ingin kau laporkan Rat?"
"Aku telah membuat beberapa perkembangan terhadap Bio Plant, apa kau bisa datang kembali lagi untuk memeriksanya? Kurasa kau pasti ingin memodifikasinya."
"Baiklah, nanti aku akan kemari untuk memeriksanya."
"KyuA!"
"Kau harus.... pergi memberinya makan. Aku nanti akan membawanya pergi menaikkan level."
Taniko yang sedang memeluk Bayi Dragon mengangguk setelah mendengar perintahku. Kurasa saat ini dia akan mendengarkan perintahku. Dia tidak pernah protes dengan membunuh monster-monster liar. Filosofinya mirip dengan Survival of the Fittest. Apa tujuan dia sebenarnya?
<TLN: Survival of The Fittest itu seperti yang kuat memangsa yang lemah. Tapi disini Taniko kepribadiannya suka melindungi monster-monster. Jadi, Naofumi bingung sebenarnya dia tujuannya apa.>
"Mulai sekarang namamu adalah Gaelion."
"Jangan seenaknya memberikannya nama!"
"KyuA!"
Bayi Dragon mulai berteriak. Jadi dia menyukainya atau tidak? Para penduduk desa sudah mulai memikirkan nama untuk dragonku. Tapi setelah mendengar bahwa Taniko telah memberikannya nama, akhirnya mereka berkata tidak apa dengan raut kecewa.
Proofreader: Bajatsu
0 komentar:
Posting Komentar